Anda di halaman 1dari 30

Metabolisme Energi Saat Olahraga

Saat sedang berolahraga terdapat dua simpanan energi utama yang akan digunakan oleh tubuh untuk menghasil
energi yaitu simpanan karbohidrat dan lemak. Simpanan karbohidrat terdapat dalam jumlah yang terbatas di dala
tubuh yaitu sekitar 0.5 kg dan tersimpan dalam bentuk glikogen otot, glikogen hati dan glukosa darah. Sedangka
lemak dalam jumlah yang besar akan tersimpan di dalam jaringan adipose dan di dalam otot sebagai triasilgliser

Proses produksi energi di dalam sel otot akan berlangsung tepatnya di dalam mitokondria sel. Di dalam mitoko
lemak atau karbohdrat akan dioksidasi atau dalam istilah yang lebih popular akan di 'bakar' untuk menghasilkan
molekul energi ATP (adenosin trifosfat) yang merupakan sumber energi di dalam sel-sel tubuh.

Selama berolahraga, secara ideal energi harus dapat diperoleh oleh sel-sel otot dengan laju yang sama dengan
kebutuhannya. Adanya ketidakseimbangan antara laju pemakaian energi dengan pergantian atau jumlah persediaa
energi akan mengurangi kerja maksimal otot sehingga secara perlahan intensitas olahraga akan menurun dan
akan terasa lelah akibat dari terjadinya ketidakseimbangan neraca energi.

Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses metabolisme yaitu metabolisme aerobik
metabolisme anaerobik. Metabolisme energi pembakaran lemak dan karbohidrat dengan kehadiran oksigen (O2
akan diperoleh melalui proses pernafasan disebut dengan metabolisme aerobik.Sedangkan proses metabolisme en
tanpa kehadiran oksigen (O2) disebut dengan metabolisme anaerobik.

Metabolisme energi secara aerobik dapat menyediakan energi bagi tubuh untuk jangka waktu yang panjang seda
metabolisme energi anerobik mampu untuk menyediakan energi secara cepat di dalam tubuh namun hanya untuk
waktu yang tebatas yaitu sekitar 5-10 detik. Pada olahraga dengan intensitas rendah tubuh secara dominan aka
mengunakan metabolisme aerobic untuk menghasilkan energi. Dan apabila terjadi peningkatan intensitas olahrag
hingga mencapai titik dimana metabolisme energi aerobik tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan energi sesuai d
laju yang dibutuhkan, maka energi secara anaerobik akan diperoleh dari simpanan creatine phosphate (PCr) da
juga karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen di dalam otot. Metabolisme energi secara aerobik disebutkan
merupakan proses yang bersih karena tidak menghasilkan produk samping. Hal ini berbeda dengan sistem anae
yang akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang akumulasinya akan membatasi efektivitas kon
otot yang juga dapat menimbulkan rasa nyeri.

Olahraga seperti jalan kaki, jogging, lari jarak menengah


dan bersepeda merupakan olahraga yang cenderung
dilakukan dengan intensitas rendah-sedang pada waktu
panjang secara dominan akan mengunakan metabolisme
aerobic untuk menghasikan energi. Dan olahraga seperti
sprint, angkat berat atau jenis olahraga lain yang
membutuhkan energi besar secara cepat merupakan
olahraga yang dominan mengunakan metabolisme energi anaerobik. Sedangkan untuk olahraga beregu seperti
sepakbola, bola basket, hoki yang biasanya merupakan kombinasi antara komponen intensitas rendah-tinggi yan
diselingi dengan periode istirahat akan mengunakan kombinasi metabolisme aerobik dan anaerobik untuk
menghasilkan energi begitu pula dengan olahraga individual seperti tenis, bulutangkis atau juga squash.

Abstrak
Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan
tubuh. Terdapat tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Dari ketiga otot
tersebut, otot yang memiliki andil besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka.
Otot rangka yang bekerja dibawah pengaruh saraf. Otot rangka akan melakukan mekanisme
gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakan
adanya proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin. Perlu diingat, otot rangka adalah
jenis otot yang mudah lelah. Kelelahan otot tersebut dapat terjadi dikarenakan penumpukan asam
laktat akibat berbagai faktor, seperti: waktu istirahat yang kurang, kerja otot yang berat, kerja
enzim maupun sumber energi yang berkurang, dimana semuanya akan mengakibatkan
penimbunan asam laktat. Cara untuk mengurangi penimbunan tersebut adalah dengan menambah
pasokan oksigen atau dengan bantuan enzim yang ada di hati.
Kata kunci: sistem muskular, mekanisme gerak otot, kelelahan otot
Abstract
Muscular system (muscle) consists of a large number of muscle that responsible for body
movements. There are three types: smooth muscle, cardiac muscle, and skeletal muscle. From the
three muscles, the muscle that has a big contribution in the movement of human body is skeletal
muscle. Skeletal muscles are working under the influence of nerve. Skeletal muscle will do the
mechanism of muscle motion, they are contraction and relaxation. Put simply, contractions that
occur due to the sliding filament proteins actin and myosin. To remember, skeletal muscle is a
type of muscle that easily tired. Tersbeut Muscle fatigue may occur because of the buildup of
lactic acid due to various factors, such as lack of rest time, heavy muscular work, the energy
source or the enzyme is reduced, all of which will result in the buildup of lactic acid. How to
reduce the buildup is to increase the supply of oxygen or with the help of enzyme in the liver.
Keywords: muscular system, mechanism of muscle movement, muscle fatigue
Pendahuluan
Otot sering dikenal juga sebagai daging tubuh yang beratnya dapat mencapai 50% dari berat
tubuh. Otot ada tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka atau otot lurik. Dari
ketiga otot tersebut, otot yang memiliki andil besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot
rangka. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tubuh, mulai dari gerak yang sederhana hingga
gerakan yang kompleks, dilakukan oleh otot rangka. Otot rangka yang bekerja secara sadar
(dipengaruhi saraf) akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontrasi dan relaksasi. Untuk
melakukan gerak otot dibutuhkan energi yang akan didapat dari proses metabolosme otot dengan
melibatkan glukosa.
Namun perlu selalu diingat bahwa otot rangka sangat mudah lelah. Kelelahan otot tersebut dapat
terjadi dikarena penumpukan asam laktat akibat kurangnya pasokan oksigen untuk melakukan
glikolisis. Banyak orang yang ketika melakukan pekerjaan yang terlalu berat, tubuhnya menjadi

lelah dan lemas. Seperti pada kasus PBL kali ini, ada seorang perempuan yang mengalami lelah
dan lemas pada sekujur tubuhnya. Ia adalah seorang pedagang keliling yang sering menggunakan
otot (terutama otot bagian bawah tubuh). Melalui makalah ini, diharapkan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Ukrida dapat mengetahui jenis-jenis otot, bagaimana mekanisme kerja otot dan juga
metabolisme otot, serta dapat mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan kelelahan otot.
Pembahasan
1. Sistem Muskular (Otot)
Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan
tubuh.1 Otot sering dikenal sebagai daging tubuh dan tersusun dari banyak dinding organ
berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50% berat
tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut otot. Nantinya,
melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.2
Secara umum, otot memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: serabut mengandung banyak
miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil, nukleus sel-sel otot terbentuk
dengan baik, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, membran selnya disebut sarkolema, retikulum
endoplasma halus disebut retikulm sarkoplasma, dan serabut otot dapat membesar.2
1.1 Fungsi Sistem Muskular2
Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan, penopang tubuh, dan produksi panas.
Otot mengahasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot juga
menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk maupun
berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat mempertahankan
suhu normal tubuh.

1.2 Ciri-Ciri Otot


Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot akan memendek jika
sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kotraksi otot dapat terjadi apabila otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa otot memiliki 4 ciri, yaitu: kontraktilitas,
eksitabilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas.
Kontraktilitas adalah saat dimana serabut otot berkontaksi dan menegang, dalam kasus ini dapat
melibatkan pemendekan otot atau juga tidak. Pemendekan yang dihasilkan akan sangat terbatas
karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat. Pada eksitabilitas, serabut
otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf. Ekstensibilitas, serabut otot
memiliki kemampuan untuk meregang melebih panjang otot saat relaks. Sementara, elastisitas,
serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.2
2. Jenis-Jenis Otot
Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot diklasifikasikan atau digolongkan ke dalam tiga
golongan, yaitu: otot polos, otot rangka, dan otot jantung.2 Proses dasar kontraksi pada ketiga
jenis otot tersebut serupa, namun terdapat perbedaan yang penting, perbedaan-perbedaan tersebut
akan dibahas di bawah ini.
2.1 Otot Polos
Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan kerjanya involunter (tak sadar). Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding
tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi
dasar.2
Otot polos memiliki ciri-ciri: serabut ototnya berbentuk spindel dengan panjang yang bervariasi,
satu sel otot polos mengandung satu nukleus yang terletak di tengah (sentral), bekerja secara
tidak sadar, kontraksinya kuat dan lamban, serta tidak mudah lelah. 2 Jenis otot ini dapat
berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf (meskipun didberapa tempat di bawah pengendalian
saraf otonimik / tak sadar).3 Secara fisiologi, otot polos sangat berbeda dengan otot rangka.
Kontraksinya lambat namun tahan lama, otot polos juga dapat memendek sampai seperempat
panjangya dan dapat membangkitkan kekuatan.4

Gambar 1. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Polos3


2.2 Otot Jantung
Seperti namanya, otot jantung hanya ditemukan pada jantung. Otot ini bergaris atau memiliki
lurik seperti pada otot lurik. Perbedaanya adalah bahwa serabutnya bercabang dan saling
bersambung satu sama lain. Otot jantung memiliki kemmapuan khusus untuk mengadakan
kontraksi otmatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya rangsangan saraf. 3 Ciri lain
dari otot jantung adalah nukleusnya yang terletak di tengah dan panjangnya yang berkisar antara
85 mikron sampai 10 mikon dan diameternya sekitar 15 mikron, serta bekerja secara tak sadar.2

Gambar 2. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Jantung3

2.3 Otot Lurik / Otot Rangka


Otot lurik atau otot rangka merupakan otot volunter (bekerja secara sadar). Otot rangka melekat
pada rangka tubuh dan bertanggung jawab untuk pergerakan. Satu serabut panjangnya berkisar
antara 10mm sampai 40mm. Jumlah nukleus banyak dan dapat ditemukan di bawah sarkolema
pada bagian perifer sel (bagian tepi sel). Kontraksi otot rangka lebih cepat dan kuat namun
mudah lelah.2
Lurik yang terdapat pada otot rangka disebabkan oleh struktur protein yang membentuk otot.
Protein ini disebut aktin dan miosin. Nantinya, apabila otot berkontraksi, gambaran lurik akan
menyempit dan ini diperkirakan karena gerakan relatif satu protein terhadap protein yang lainnya
(teori pergeseran filamen sliding filamen).1

Otot lurik dikendalikan oleh otak yang sangat cepat reaksinya terhadap berbagai jenis
rangsangan seperti dingin, panas, angin, arus listrik, dll. Tiap otot mempunyai dua atau lebih
tendon yang melekat di tuang. Tendon yang elekat di tulang yang tidak bergerak disebut tendon
origo, sementara tendon yang melekat di tuang yang akan digerakan disebut tendon insertio.5

Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Rangka3


3. Otot-Otot Ekstremitas Bawah
Saat melakukan kegiatan berjalan, otot-otot yang bekerja adalah otot-otot yang berada di daerah
ekstremitas bawah. Otot-otot yang ada di tubuh bagian bawah antara lain: quadriceps,
hamstring, gastrocnemius, tibialis anterior, soleus, dll. Secara khusus, kegiatan berjalan lebih
banyak disokong oleh otot gastrocnemius dan otot soleus.6

Gambar 4. Otot-Otot Ekstremitas Bawah7


4. Mekanisme Kerja Otot
Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas kontraksi
dan relaksasi ini, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah bekerja sendiri,
walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana. Misalnya saja saat mengambil pensil,
memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan mungkin juga batang
tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot antagonis
harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus. Kerja harmonis otot-otot disebut koordinasi
otot. 1
Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek yaitu
saraf sensorik dan saraf motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot menuju ke saraf
pusat, sementara saraf motoik membawa impuls ke serat otot dari saraf pusat untuk memicu
kontraksi otot. Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam komu anterior substansia
grisea dalam medula spinalis.8

4.1 Kontraksi Otot1

Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik, dihantar ke
sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls sampai ke sambungan otot-saraf
yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang kemudian akan dilepaskan ke
dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika asetikolin yang dilepaskan menempel
pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke
seluruh sel otot.

Gambar 5. Proses Kontraksi Otot1


Proses ini kemudiaan diikuti dengan pelepasan ion Ca 2+ (kalsium) yang berada diantara sel otot.
Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkut troponin dan tropomiosin ke
aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang menyebar akan merangsang kegiatan
protein aktin dan miosin hingga keduanya akan bertempelan membentuk aktomiosin. Aktin dan
miosin yang saling bertemu akan menyebabkan otot memendek dan terjadilah peristiwa
kontraksi. Kejadian ini akan menyebabkan pergeseran filamen (sliding filamen) yang berujung
pada peristiwa kontraksi.

Gambar 6. Teori Pergeseran Filamen1


4.2 Relaksasi Otot 9
Apabila berlangsung normal, kontraksi otot akan selalu diikuti dengan relaksasi, yaitu proses
pemulihan sel otot ke keadaan istirahat. Relaksasi otot akan segera terjadi apabila pemberian
rangsangan atau penjalaran impuls ke sel otot dihentikan. Mekanisme relaksasi pada sel otot
mirip dengan proses repolariasi pada sel saraf.
Secara sederhana, peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila ATP pada kepala miosin telah
habis sehingga miosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin. Relaksasi otot diawali dengan
pengaktifan pompa kalsium yang akan membuat jumlah kalsium turun karena ion kalsium
kembali ke dalam plasma. Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi berikatan dengan
troponin dan tropomiosin. Hal ini menyebabkan aktin dan miosin kembali berpisah, otot kembali
memanjang, terjadilah relaksasi.
5. Metabolisme Kerja Otot
Kontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber, yaitu:
kretinin fosfat yang disimpan di otot, fosforilasi oksidatif bahan makanan yang disimpan di atau
ke otot, dan glikolisis aerob maupun anaerob.10 Saat kerja yang dilakukan otot tidak terlalu berat,
serabut otot dapat memenuhi energinya dengan proses aerob (dengan oksigen). Akan tetapi,
apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen tidak mencukupi, maka
energi akan didapat melalui proses anerob (tanpa oksigen).

Proses aerob dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan dipecah
menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh tubuh akan
dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama oksidasi, glikogen akan
menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 adenosin trifosfat (ATP). Nantinya, apabila
otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi adenosin difosfat (ADP). Hasil
sampingan dari proses ini adalah asam laktat.1
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, apabila kerja otot terlalu keras, akan menyebabkan
pasokan oksigen berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati proses anaerob (tanpa
oksigen). Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit (2ATP), proses anaerob
menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam laktat akan
menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.1
Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah akan merangsang pusat pernapasan sehingga
frekuensi dan kedalaman napas meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai jumlah
oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan
sempurna dengan mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk
membuang tumpukan asam laktat disebut oxygen debt.1
6. Kelelahan Otot
Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu istirahat otot yang
kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu lama, asam
laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim yang berkurang.
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontrasi) berlangsung dalam waktu
yang

cukup

lama,

maka

otot

dapat

kehabisan

energi

(ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus
berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi
dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat yang
merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan pegal linu
dalam otot ataupun dapat menyebabkan kecapaian otot. Kecapaian atau kelelahan otot
biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada di hati.
Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa oleh

enzim-enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat adalah dengan
menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi akan
mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.
7. Pembahasan Kasus
Pada PBL kali ini, kelompok kami mendaptkan kasus tentang seorang perempuan berusia 34
tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemas dan lelah pada sekujur tubuhnya sejak satu
minggu yang lalu. Perempuan tersebut adalah seorang pedagang kue keliling. Dari anamnesa
diketahui bahwa ia sudah beberapa kali mengalami keadaan seperti ini.
Berdasarkan materi yang telah disampaikan diatas, keluhan lemas dan lelah pada sekujut tubuh
perempuan tersebut, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan otot yang dialami oleh
perempuan ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat. Peningkatan asam laktat dapat
terjadi karena perempuan tersebut tidak memberikan waktu istirahat yang cukup pada otot
(terutama otot-otot pada tubuh bagian bawah), padahal hampir setiap waktu otot-otot tersebut
berkontraksi atau melakukan kerja.
Kerja yang terlalu berat pada otot, membuat otot tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan
ATPnya dengan cara aerob. Maka untuk menghasilkan ATP, otot akan melakukannya dengan
jalan anaerob yang justru memberikan lebih banyak hasil sampingan asam laktat, yang kemudian
menjadi penyebab kelelahan otot.
Kesimpulan
Keluhan lemas dan lelah pada kasus, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan otot yang
dialami oleh perempuan ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat. Peningkatan asam
laktat dapat terjadi karena tidak ada cukup waktu istirahat dan kerja otot yang terlampau berat.
Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa keluhan lemas dan lelah yang dialami
oleh perempuan dalam kasus, diakibatkan karena kelelahan otot dapat dibenarkan.
Daftar Pustaka
1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.

3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2005.h.15-7.
4. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h.236-7.
5. Handoko P. Pengobatan Alternatif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008.h.118.
6. Pangkalan Ide. Seri diet korektif: diet atkins. Jakarta: PT Elex Media Komputindo;
2007.h.201.
7. Putz R, Pabst R. Atlas anatomi manusia: sobotta (jilid 2). Ed 22. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006.h.308-9.
8. Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan penginderaan.
Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13.
9. Isnaeni W. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2010.h.104-5.
10. Cowin JE. Buku saku patofisiologi. Ed 3 (rev). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h.320-1.
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan
bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus)
pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat.
Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan
perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per
detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls,
karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat
berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan
impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka
impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan
jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis.
Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma
tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang
disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut postsinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur
dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter

berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan
impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf
simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran postsinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf
berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot
terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran postsinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama
dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

Tubuh kita memiliki jaringan komunikasi yang menghubungkan jaringan yang satu dengan
jaringan yang lain. Sistem komunikasi kita memiliki pusat pengendali, yaitu otak dan
sumsum tulang belakang. Otak berfungsi seperti sentral otomatis pada sistem
telekomunikasi telepon. Sedangkan urat saraf atau tali saraf berfungsi seperti kabel telepon.
Urat saraf merupakan gabungan dari sel-sel saraf. Pesan komunikasi yang diterima reseptor
(penerima rangsang) diubah dan dikirim dalam bentuk impuls saraf.
Sistem saraf manusia dapat dibagi menjadi sestem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Alat tubuh yang berfungsi
sebagai reseptor rangsangan adalah indera. Indera adalah bagian tubuh yang memiliki
ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik akan

meneruskan rangsang dari indera kesaraf pusat. Dari saraf pusat, reaksi atau tanggapan
akan disampaikan keefektor melalui saraf motorik. Efektor adalah organ atau jaringan yang
bereaksi terhadap rangsangan, misalnya otot dan kelenjar. Reaksi atau tanggapan oleh
efektor dapat berupa gerakan, ucapan, dan sekresi kelenjar.
Rangsangan adalah perubahan lingkungan yang dapat diterima oleh reseptor.
Rangsang dibedakan menjadi 2, yaitu rangsangan dari luar tubuh dan rangsangan dari
dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh misalnya suara, cahaya, bau, panas, dll.
Sedangkan rangsang dari dalam tubuh misalnya lapar, haus, rasa nyeri, dll. Menurut
jenisnya, rangsangan dibedakan menjadi rangsang mekanis, kimiawi dan fisis. Rangsangan
mekanis misalnya sentuhan dan tekanan. Rangsangan kimiawi misalnya rasa manis, asam,
pahit dan bau. Sedangkan rangsang fisis berupa suhu, listrik, gravitasi, dll.
URUTAN JALANNYA RANGSANG :
Rangsang Reseptor Saraf Sensorik Saraf Pusat Saraf Motorik Efektor gerak/
ucapan/ kelenjar/ kesan
A. SEL SARAF (Neuron)
Sel saraf adalah sel yang peka terhadap rangsang dan mampu menghantarkan rangsang.
Bentuk dan ukuran sel saraf bernacam-macam tergantung pada letak dan fungsinya
didalam tubuh. Sel saraf memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
a. Badan sel, merupakan pengendali kerja sel saraf, mempunyai ijjnti sel dan sitoplasma
yang banyak mengandung mitokondria.
b. Dendrit,merupakan tonjolan protoplasma pada badan sel dan bercabang-cabang,
berfungsi untuk menerima dan menghantarkan impuls saraf dari luar ke sel saraf.
c. Neurit, disebt juga akson. Merupakan juluran yang panjang dari badan sel dan
berfungsi menghantarkan rangsangan dari badan sel ke sel saraf yang lain.
Neurit disebut juga serabut saraf. Neurit dibungkus oleh selubung mielin. Selubung
mielintersusun dari lemak dan dekat permukaan luarnya terdapat sel-sel schwann.
Selubung mielin tidak membungkus sepanjang neurit. Ada bagian-bagian tertentu yang
tidak terselubungi dan terjadi suatu penyempitan yang disenut Nodus Ranvier. Selubung
mielin juga tidak menyelubungi ujung neurit. Ujung neurit sel saraf lain akan bersambung
dengan ujung dendrit. Persambungan tersebut disebut sinapsis.
Kumpulan neurit atau serabut saraf membentuk tali saraf. Kumpulan tali saraf
membentuk urat saraf atau saraf.
B. MACAM-MACAM SEL SARAF
Berdasarkan fungsinya, terdapat 3 macam sel saraf, yaitu :
1. Sel saraf sensorik
Merupakan sel saraf yang berfungsi menghantarkan impuls saraf dari indera ke otak atau ke
sumsum tulang balakang. Oleh karena itu, sel saraf sensorik disebut sel saraf indera. Pada
sel saraf sensorik, dendrit berhubungan dengan indera untuk menerima rangsang,
sedangkan neurit berhubungan dengan sel saraf lain.
2. Sel saraf motorik
Merupakan selsaraf yang berfungsi menyampaikan perintah dari otak atau sumsum tulang
belakang menuju ke efektor, yaitu otot atau kelenjar tubuh. Sal saraf ini disebut juga
sebagai sel saraf penggerak.pada sel saraf motorik, dendrit berhubungan dengan neurit
lain, sedangkan neurit berhubungan dengan efektor.

3. Sel saraf konektor


Merupakan sel saraf yang berfungsi meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel
saraf motorik. Sel saraf ini disebut juga sebagai sel saraf perantara atau penghubung. Ujung
dendrit sel saraf yang satu berhubungan dengan ujung neurit sel saraf yang lain, demikian
seterusnya membentuk serabut saraf.
Ujung neurit akan menyampaikan rangsang menuju dendrit sel saraf lain membentuk
tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Antara tombol sinapsis dengan dendrit
dipisahkan oleh celah sempit yang dinamakan celah sinapsis. Pada sitoplasma tombol
sinapsis terdapat zat pengantar (neurotransmitter). Neurotransmitter merupakan suatu zat
kimia yang berfungsi menghantarkan impuls ke neuron atau sel saraf berikutnya. Pada
tempat tertentu, badan sel saraf terkumpul membentuk simpul saraf yang disebut ganglion.
Disebut simpul saraf karena bentuk saraf ini menyerupai simpul dari tali.
C. SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tengkorak. Sumsum tulang belakang dilindungi oleg ruas-ruas tulang belakang. Sistem saraf
pusat tersebut dilindungi oleh selaput meningia. Meningia terdiri dari 3 lapisan, yaitu
piameter, arakhnoid, dan durameter.
1. Piameter
Piameter merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan
sumsum tulang belakang. Lapisan piameter banyak mengandung pembuluh darah. Piameter
berperan memberi oksigen dab zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
2. Arakhnoid
Arakhnoid berupa selaput jaringan yang lembut. Arakhnoid terletak diantara piameter dan
durameter.
3. Durameter
Durameter merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta menyatu dengan
tengkorak.
Rongga antara lapisan arakhnoid dan piameter terisi cairab serebrospinal. Cairan ini
berfungsi sebagai bantalan bagi otak untuk melindungi otak terhadap benturan pada
tengkorak
1. OTAK

Otak merupakan pusat saraf utama dan terletak didalam rongga tengkorak. Volume otak
orang dewasa sekitar 1500 cm3. Pada waktu embrio, otak manusia dapat debedakan
menjadi 3 bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Seiring dengan
pertumbuhannya, otak manusia pun berkembang. Otak depan berkembang dan membentuk

otak besar (sereburm). Otak tengah berukuran kecil dan merupakan penghubung antara
otak depan dengan otak belakang. Otak belakang terdiri dari otak kecil (serebelum) dan
sumsum lanjutan. Pada orang dewasa, yang tampak adalah bagian otak besar, otak kecil
dan sumsum lanjutan.
a. Otak besar
Otak besar atau serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia. Otak besar terdiri
dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Belahan kiri mengatur dan melayani tu buh
bagian kanan. Sebaliknya, belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri. Jika
otak besar belahan kiri terganggu maka tubuh bagian kanan akan lumpuh. Otak besar
tersusun atas 2 lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam.
a) Lapisan luar merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu. Lapisan ini berisi badan sel
saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaannya menjadi lebih
luas.pada lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf.
b) Lapisan dalam merupakan lapisan yang berwarna putih. Lapisan dalam banyak
mengandung serabut saraf, yaitu dendrit dan neurit.
Fungsi otak besar :
Otak besar merupakan pusat saraf utama yang mengendalikan kegiatan tubuh. Otak besar
berfungsi untuk :

Berfikir, pusat kesadaran dan kemauan kita

Pusat ingatan

Pengendalian kesadaran kita, misalnya untuk bergerak, mendengar, dan bereaksi


b. Otak kecil
Otak kecil terdiri atas 2 belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Belahan kanan dan
kiri dihubungkan oleh jembatan varol yang terletak dibagian depan otak kecil.
Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan otot-otot
sebagai alat gerak. Benturan pada otak kecil dapat mengganggu keseimbangan seseorang.
Jika otak kecil terpukul, keseimbangan seseorang akan tergganggu.
c. Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otrak kecil dengan sumsum tulang
belakang. Oleh karena itu sumsum lanjutan disebut juga sumsum penghubung. Sumsum
lanjutan terletak dibawah otak besar, didepan otak kecil. Bagian luar sumsum lanjutan
berwarna putih yang berisi densrit dan neurit. Bagian dalam berwarna abu-abu dan
mengandung sel saraf. Fungsi sumsum lanjutan adalah mengatur denyut jantung,
kecepatan pernapasan, suhu tubuh, tekanan darah dan kegiatan tubuh lain yang tidak
disadari.
2. SUMSUM TULANG BELAKANG (SUMSUM SPINAL)

Sumsum tulang belakang terletak didalam rongga ruas-ruas tulang belakang. Sumsum
tulang belakang memanjang mulai dari ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang
yang kedua. Susunan sumsum tulang belakang sama seperti susuna tulang lanjutan, yakni
yersusun atas 2 lapisan. Lapisan luar berwarna putih berisi dendrit dan neurit, sedangkan
lapisan dalam berwarna abu-abu dan mengandung banyak sel saraf.
Dibagian dalam sumsum tulang belakang terdapat bagian yang berbentuk seperti sayap
kupu-kupu mengarah kedepan dan kebelakang. Bagian sayap depan disebut akar ventral,
sayap belakang disebut akar dorsal. Akar ventral banyak mengandung sel saraf motorik.
Sedangkan akar dorsal banyak mengandung sel saraf sensorik. Sel saraf motorik dan sel
saraf sensorik dihubungkan oleh sel saraf konektor.
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai :
a. Pusat gerak reflek
b. Penghantar impuls sensorik dan indera ke otak
c. Penghantar impuls motorik dan otak ke otot tubuh
D. SISTEM SARAF TEPI
Sistem saraf tepi merupakan saraf penghubung antara sistem saraf pusat dengan organorgan tubuh.sistem saraf tepi terdiri atas urat saraf dan ganglion. Sistem saraf tepi meliputi
alur saraf sensorik dan motorik. Alur saraf motorik dibagi menjadi sistem saraf sadar
(somatik) dan sistem saraf tak sadar (autonom). Sistem saraf tak sadar terbagi menjadi
sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
1) Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar menghantarkan impuls berdasarkan perintah kesadaran dan kemauan
kita. Sistem saraf sadar terdiri atas :
a. Sistem saraf kepala (kranial), terdiri atas 12 pasang saraf otak yang keluar dari otak
dan menuju ke alat tubuh atau otot tertentu. Misalnya menuju ke indera pendengar,
penglihatan, pembau, pengecap dan kulit.
b. Sistem saraf tulang belakang (spinal), terdiri atas 31 pasang saraf sumsum tulang
belakang yang keluar secara berpasangan dari sela-sela ruas tulang belakang. Saraf
sumsum tulang belakang merupakan gabungan saraf sensorik dan saraf motorik dan
menjadi satu berkas saraf. Tiap saraf menghubungkan sumsum tulang belakang dengan alat
tubuh, misalnya tangan dan kaki.

2) Sistem saraf tak sadar (autonom)


Sistem saraf tak sadar bekerja secara otomatis dan tidak dibawah kehendak saraf pusat.
Saraf tak sadar terletak isumsum tulang belakang. Sistem saraf autonom terdiri atas sistem
saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik.
a. Sistem saraf simpatetik
Sistem saraf simpatetik terdiri dari 25 pasang simpul saraf (ganglion). Ganglion terletak
disepanjang tulang belakang sebelah depan, mulai dari ruas tulang leher sampai dengan
tulang ekor. Ganglion-ganglion itu bersambungan membentuk 2 deretan, yaitu deretan kiri
dan deretan kanan. Pada sistem saraf simpatetik ini, tiap tiap ganglion memepunyai urat
saraf yang keluar menuju ke paru-paru, ginjal, jantung, pembuluh darah dan alat
pencernaan.
Fungsi sistem saraf simpatetik adalah :
Mempercepat denyut jantung
Memperkecil diameter
Memperbesar pupil mata
Menghambat kerja lambung
Memperbesar bronkus
Menghambat penkreas
b. Sistem saraf parasimpatetik
Sistem saraf parasimpatetik merupakan jaringan sistem saraf yang berhubungan dengan
ganglion yang tersebar diseluruh tubuh. Urat sara parasimpatetik menuju ke organ tubuh
yang dikuasai oleh sistem saraf simpatetik. Fungsi susunan saraf parasimpatetik merupakan
kebalikan dari fungsi saraf simpatetik. Apabila saraf simpatetik berfungsi meningkatkan laju
pernapasan, maka saraf parasimpatetik berfungsi memperhambat laju pernapasan.
E. GERAK REFLEKS DAN GERAK SADAR
Kita sering melakukan gerak secara spontan dan tanpa kita sadari. Misalnya jika tiba-tiba
menginjak paku, kama dengana cepat kita mengangkat kaki. Gerakan seperti ini dilakukan
tanpa disadari dan kita baru menyadarinya setelah terjadi. Gerakan seperti ini dinamakan
dengan gerak refleks.
Berlari, makan, menari merupakan gerak yang disengaja. Gerakan yang dilakukan dengan
kesadaran kita dinamakan geraksadar atau gerak biasa. Gerakan itu terkadang berlangsung
secara spontan. Mula-mula gerak sadar akhirnya menjadi gerak refleks. Didalam tubuh kita
berlangsung proses penghematan (efisiensi). Otak tidak memerintah terus-menerus agar
tidak terjadi kelelahan.
F. MEKANISME JALANNYA IMPULS SARAF
Mekanisme jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan tidak sederhana. Rangsangan itu
di ubah dalam bentuk aliran listrik yang disebut impuls saraf. Selanjutnya, impuls saraf di
alirkan sepanjang urat saraf. Pada gerak biasa atau gerak sadar, prosesnya adalah sebagai
berikut. Misalnya ada bangkai yang mengeluarkan bau busuk. Bau itu ditangkap oleh
hidung. Rangsangan bau ini di ubah dalam bentuk impuls saraf dan di alirkan melalui saraf
sensorik dari reseptor menuju ke otak. Otak akan mengolah dan menentukan tanggapan.
Misalnya otak akan memerintahkan tangan menutup hidung. Pesan dari otak dialirkan
melalui urat saraf motorik menuju ke otot jari-jari tangan dan akhirnya jari-jari tangan
menutup hidung.
Gerak refleks terjadi karena adanya rangsangan yang mendadak atau berbahaya. Pada
gerak refleks, impuls tidak dialirkan ke otak. Impuls melewati saraf sensorik menuju ke
neuron perantara. Dari neuron perantara, lalu kesaraf motorik dan akhirnya timbul gerakan
tanggapan. Mekanisme jalannya impuls dapat ditulis pada skema berikut :

Diagram mekanisme gerak biasa :

Rangsang urat saraf sensorik otak yrat saraf motorik- gerak


Diagram mekanisme gerak refleks :Rangsang utar saraf sensorik neuron perantara
urat saraf motorik gerak
G. FUNGSI SARAF
Fungsi saraf adalah sebagai berikut :
a) Menerima rangsangan (oleh indera)
b) Meneruskan impuls saraf ke sistem saraf pusat (oleh saraf sensorik)
c) Mengolah rangsangan untuk menentukan tanggapan (oleh sistem saraf pusat)
d) Meneruskan rangsangan dari sistem saraf pusat ke efektor (oleh saraf motorik).

A. Gerak Refleks
Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang tidak
memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan
mata atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian
tubuh.Terdapat banyak komponen komponen tubuh yang terlibat dalam grak iniBaik itu
disadari maupun tidak disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar
tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf.
Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi dengan perangkat tubuh
yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang siergis.
Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap Semua indera kita pun
akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita
menabrak sesuatu. Dalam keadaan seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan
menjerit.Denyut jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu
contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita.
a. Mekanisme gerak refleks
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem
saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron.

Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2
jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Refleks adalah aktivitas yang cepat, otomatis, dan tidak disadari sebagai respons terhadap suatu
rangsangan pada suatu organ atau sistem organ. Misalnya, bila kaki kita menginjak paku, secara
otomatis kita akan menarik kaki dengan cepat dan berteriak. Refleks juga terjadi saat kita
membaui makanan yang enak, dengan keluarnya air liur tanpa kita sadari.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf
penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam
otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum
tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut.
Gerak refleks berbeda dengan gerak biasa karena rangsang tidak diolah di otak terlebih dahulu.
Jalur pergerakan gerak refleks adalah:
Rangsangan reseptor neuron sensori sumsum tulang belakang neuron motorik
efektor

b. Lengkung Refleks
Lengkung refleks sederhana, melibatkan sejumlah struktur reseptor yaitu organ indera yang
khusus bagian akhir kulit atau fusus neuromuskularis yang perangsangannya memprakarsai suatu

impuls neoron aferent yang mentransmisi impuls melalui suatu saraf perifer ke susunan saraf
pusat, tempat di mana saraf bersinaps dengan suatu neuron interkalasi, satu atau lebih neuron
interkalasi menyampaikan impuls ke saraf eferent. Neoron eferent berjalan keluar dalam saraf
dan menyampaikan impuls ke suatu efektor. Dan efektor yaitu otot ( otot polos, lurik, atau otot
jantung ) atau kelenjar yang memberikan respon.
Sementara kesatuan anatomik susunan saraf adalah neuron, maka kesatuan fungsionalnya adalah
lingkungan refleks ini merupakan dasar anatomik untuk kegiatan kegiatan refleks diluar
pengendalian kemauan kita, ini berarti reaksi reaksi yang lebih kurang bersifat otomotik dan
tidak berubah-ubah yang tidak melibatkan pusat-pusat fungsional susunan saraf pusat yang lebih
tinggi.
c. Komponen Lengkung Refleks
Komponen-komponen utama suatu lengkungan refleks yang paling sederhana terdiri atas unsurunsur sebagai berikut :
1.

Suatu

reseptor,

yang

peka

terhadap

suatu

macam

rangsangan.

2. Suatu neuron aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf
pusat

(medula

spinalis

atau

batang

otak),

dan

mengadakar

synapsis.

3. Suatu neuron eferen (motorik) yang dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.


4. Suatu alat efektor, yang merupekan tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat diwakili oleh
suatu serat otot atau sel kelenjar.
Di dalam suatu lengkungan refleks sederhana seperti tersebut diatas, suatu rangsangan yang
mengenai reseptor akan dapat menimbulkan suatu impuls saraf yang pada akhirnya dapat
diantarkan ke alat efektor, yaitu serat otot atau kelenjar, dan menimbulkan reaksi dalam bentuk
kontraksi atau sekresi. Akan tetapi, sebenarnya banyak kegiatan-kegiatan refleks yang dapat
terjadi pada orang hidup mempunyai dasar anatomik yang jauh lebih rumit.
Pada lengkung refleks ada yang disebut monosinaps dan polisinaps, jumlah sinaps dalam
lengkungan bervariasi dari 2 sampai beratus-ratus. Pada kedua jenis lengkung refleks ini, tetapi
terutama pada lengkung refleks polisinaps, aktivitasdi ubah oleh fasilitasi spesial dan temporal
oklusi efek subliminimal dan efek lainnya. Refleks monosinaps: refleks regang. Apabila otot
kerangka dengan saraf yang utuh diregangkan otot akan berkontraksi. Jawaban ini di namakan
refleks regang. Rangsangan yang membangkitkan refleks ini adalah regangan otot, dan
jawabannya adalah kontraksi otot yang di regangkan tersebut.

Organ sensoriknya adalah kumparan otot. Impuls yang berasal kumparan di hantarkan ke SSP
oleh serabut-serabut sensorik yang cepat dan langsung melintas ke neuron-neuron motorik yang
menyerafi otot yang sama. Refleks regang adalah satu-satunya refleks monosinaps dalam tubuh.
Contoh-contoh dari dalam klinik, ketokan pada urat patela menimbulkan sentakan lutut, yaitu
suatu refleks regang dari m.quadriceps femoris sebab ketokan pada urat meregangkan otot
tersebut.
Gerak refleks berjalan sangat ceapt dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan,
tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan dapat terjadi tanpa di
pengaruhi kehendak atau tanpa di sadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu di mulai dari reseptor
penerima rangsangan, kemudian di teruskan oleh penerima rangsangan, kemudian di teruskan
oleh saraf sensorik ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah
didalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu
otot atau kelenjar.
Penghantar impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan patensial listrik antara bagian luar bagian dalam
sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian dalam sel saraf. Penghantar
impuls melalui sinapsis, titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis.

d. Karakteristik refleks
1.

Dapat diramalkan, artinya jika satu kali terjadi respons dari satu organ terhadap rangsang

spesifik, kita bisa meramalkan bahwa jika diberi rangsang spesifik yang sama, responnya akan
sama pula.
2. Mempunyai tujuan tertentu
3.

Pada refleks terdapat reseptor tertentu dan respons terhadap rangsang terjadi pada efektor

tertentu.
4. Refleks memerlukan waktu antara stimulus dan mulainya terjadi respons pada efektor.
5. Umumnya spontan
6. Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan pengatur dan sangat penting dalam tingkah laku
hewan.
7. Respons yang terus menerus menyebabkan terjadinya kelelahan.
Ada dua macam gerak refleks yaitu:

1.

Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak,
misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.

2.

Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara
yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu
yang runcing.
B. SISTEM SARAF TEPI (SARAF PERIFER)
Saraf tepi terdiri dari pasangan saraf kranial dan spinal yang keluar dari otak dan sum-sum tulang
belakang serta menghubungkannya dengan tiap reseptor dan efektor dalam tubuh. Sistem saraf
tepi dibagai menjadi sistem sensori somatik dan sistem autonom.
1. Saraf Sensori Somatik
Sistem ini terdiri atas 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Saraf-saraf ini
meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, juga meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot-otot rangka tubuh. Sistem saraf somatik menghasilkan gerakan hanya di
jaringan otot rangka.

a.

Saraf kranial

Dari ke 12 nama saraf kranial, saraf nomor I, II, dan VIII terdiri atas neuron-neuron sensori.
Saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII terdiri atas neuron-neuron motor. Sedangkan V, VII dan IX
merupakan gabungan neuron motor dan sensori. Saraf nomor X mempunyai daerah jelajah luas
sehingga disebut saraf pengembara.
b. Saraf spinal
Urat saraf sum-sum tulang belakang berjumlah 31 pasang dan terdapat di dalam tulang belakang.
Urat saraf ini merupakan gabungan neuron sensori dan motor.

Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai tulang belakang di atasnya :


8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8
12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12
5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5
5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5

1 pasang saraf spinal koksigeal; C0


2. Saraf Autonom
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem
saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam,
misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos
pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu
saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
Fungsinya mengontrol kediatan organ-organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot perut,
pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi. Stimulasi dari saraf simpatik pada umumnya berakibat
merangsang kerja organ. Sebaliknya, stimulasi oleh saraf parasimpatik umumnya bersifat
menghambat kerja organ. Jadi, efek kedua sistem saraf ini bersifat antagonis. Efek yang berbeda
ini disebabkan oleh neurotransmiter yang dihasilkan juga berbeda. Neurotransmiter saraf
simpatik adalah noradrenalin sedangkan neurotransmiter saraf parasimpatik adalah asetil kolin..
Sistem saraf otonom terbagi dua:
1. Saraf simpatis
Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel
pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post
ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan
serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion.
Contoh Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan,
merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil
bronkus dan mengembangkan kantung kemih.
Saraf simpatik terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan saraf
otonom sacral.. Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut-serabut saraf.
Fungsinya :
a. Mensarafi otot jantung
b. Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
c. Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
d. Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat

e. Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit


f. Mempertahankan tonus semua otot sadar
Saraf simpatik terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut saraf. Tersusun dari ganglion2 pada daerah :
a. 3 psg ganglion servikal
b. 11 psg ganglion torakal
c. 4 psg ganglion lumbal
d. 4 psg ganglion sakral
e. 1 psg ganglion koksigen
Saraf simpatik sering disebut sistem saraf torakolumbar

2. Saraf parasimpatif
Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di
seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada sebuah
ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang
panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor
yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.
Contoh saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat proses
pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil,
mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung
Fungsi saraf parasimpatis adalah
a. Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis dan kelenjarkelenjar dalam mukosa rongga hidung
b. Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
c. Menpersarafi kelenjar ludah
d. Mempersarafi parotis
e. Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pancreas, lien,
hepar dan kelenjar suprarenalis
f. Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin

g. Miksi dan defekasi


Saraf parasimpatis disebut sistem saraf kraniosakral. System saraf ini terbagi menjadi 2 bagian
a. Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7 (fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)
b. Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4 membentuk urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2
SS simpatis membentuk pleksus yang mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih

Anda mungkin juga menyukai