Anda di halaman 1dari 9

SIAPAKAH ORANG PALESTINA ?

APA & DI MANA PALESTINA?Pertanyaan-pertanyaan di atas akan terjawab setelah


anda membaca artikel di bawah ini. Bagaimanapun, fakta-fakta sejarah harus
ditegakkan sekarang. Tidak pernah ada sebuah peradaban atau sebuah bangsa yang
merujuk pada Palestina dan dugaan sebuah negara Arab Palestina yang memiliki
bukti-bukti kuno merujuk ke Tanah Suci dari zaman dahulu sekali adalah salah satu
cerita bohong terbesar yang pernah dibuat di dunia ini! Tidak ada, atau tidak pernah
ada, sebuah kebudayaan atau bahasa Palestina yang jelas. Lebih lanjut, tidak pernah
ada sebuah negeri Palestina yang dipimpin oleh seorang Palestina Arab dalam sejarah,
atau tidak ada sebuah gerakan nasional Palestina-Arab yang serius sebelum tahun
1964 tiga tahun SEBELUM orang-orang Arab dari Palestina kehilangan Tepi
Barat [Yudea dan Samaria] dan Jalur Gaza sebagai hasil dari Perang Enam-Hari tahun
1967 (yang dimulai oleh bangsa-bangsa Arab). Bahkan apa yang disebut sebagai bekas
pemimpin bangsa Palestina, alm. Yasser Arafat, adalah seorang MESIR! Singkatnya,
apa yang disebut sebagai Palestina Arab adalah bangsa buatan sebuah bangsa
tanpa sejarah dan tanpa otentisitas (keaslian) yang tujuan keberadaannya sematamata adalah untuk menghancurkan Negara Yahudi!
Israel pertama kali menjadi sebuah negara pada tahun 1312 Sebelum Masehi (SM),
2000 tahun sebelum munculnya Islam! 726 tahun kemudian pada tahun 586 SM orangorang Yahudi kuno ini di Tanah Israel [Yudea] diserbu dan Bait Suci Yahudi
PERTAMA milik Israel (di Gunung Bait Kota Tua Yerusalem) dihancurkan oleh
Nebukadnezar, raja Babylonia kuno. Banyak dari orang-orang Yahudi dibunuh atau
dibuang; walaupun demikian banyak juga yang diperbolehkan untuk tetap tinggal di
sana. Orang-orang Yahudi inilah bersama dengan anak-cucu mereka dan orang-orang
Yahudi lain yang datang kembali untuk tinggal 500 tahun kemudian, membangun
kembali Negara Israel dan juga Bait Suci Kedua di Yerusalem di atas Gunung Bait.
Dengan demikian klaim bahwa bangsa Yahudi tiba-tiba muncul 50 tahun yang lalu
persis setelah peristiwa Holocaust (pembantaian etnis Yahudi selama Perang Dunia II)
kemudian ramai-ramai datang ke Palestina dan mengusir bangsa Arab adalah gila,
sama sekali tidak masuk akal!
Kemudian pada tahun 70 Masehi (M) (hampir 2000 tahun yang lalu), giliran
Kekaisaran Romawi yang memasuki Israel kuno dan menghancurkan Bait Suci Yahudi
KEDUA, membantai atau mengusir banyak dari populasi bangsa Yahudi. Banyak
orang-orang Yahudi meninggalkan harta bendanya sebab tidak tahan akan kondisi
kehidupan di sana dalam berbagai hal walaupun demikian ribuan orang Yahudi
tetap tinggal di sana dan memberontak selama berabad-abad dengan tujuan untuk
membangun kembali sebuah Negara Yahudi di Tanah Suci ini.
Selama 3250 tahun, berbagai macam Bangsa, Agama dan Kekaisaran menduduki
Yerusalem, ibukota kuno milik Israel. Wilayah itu berturut-turut dikuasai oleh bangsa
Ibrani [Yahudi], Assyria, Babylonia, Persia, Yunani (Makedonia), Makkabe [Yahudi],
Romawi, Byzantium, Arab, Mesir, Eropa prajurit Perang Salib, Mameluk, Turki (yang

menguasainya tapi kurang perhatian, membuatnya menjadi terbelakang, mengabaikan


daerah itu dari abad ke-16 sampai Inggris mengusir mereka selama Perang Dunia I)
dan kemudian sekali lagi oleh bangsa Yahudi pada tahun 1948. Tidak satupun dari
mereka yang berupaya keras, atau setidaknya memiliki sedikit niat, untuk membangun
sebuah Negara milik mereka sendiri KECUALI bangsa Yahudi!
Haruslah dicatat bahwa pada tahun 636 M, ketika orang-orang Arab perampok datang
ke tanah itu dan beranak-pinak bahkan melebihi orang-orang Yahudi, mereka tidak
membentuk satupun negara Arab di sana dan tentu saja tidak sebuah negara
Palestina. Mereka hanyalah orang-orang Arab yang, seperti dilakukan juga oleh
bangsa-bangsa lain sebelum mereka, berpindah ke sebuah area geo-politik bernama
Palestina! Dan ingatlah satu fakta ini orang-orang Yahudi tidakmerebut (kata
kesukaan dari orang-orang Arab pelaku propaganda) tanah tersebut dari orang-orang
Arab. Jika mau jujur, orang-orang Arab-lah pada tahun 636 M yang menyerbu dan
mencurinya dari orang-orang Yahudi!
Kesimpulan:
Tidak ada negara, selain negara kuno Israel dan kemudian lagi pada tahun 1948
dengan kelahiran kembali Negara ke-2 Israel, pernah memimpin sebagai sebuah entitas
nasional berdaulat di atas tanah ini. Kekaisaran Yahudi yang perkasa menguasai dalam
jangka waktu panjang seluruh area ini bahkan sebelum bangsa-bangsa Arab dan
Islam mereka pernah dilahirkan! Bangsa Yahudi memiliki salah satu Akte Kelahiran
paling sah daripada bangsa-bangsa apapun di dunia. Setiap dilakukan penggalian
arkeologi di Israel, hanyalah mendukung fakta bahwa Bangsa Yahudi telah berada di
sana selama 3.000 tahun. Koin mata uang nasional, barang-barang pecah belah, kotakota, tulisan-tulisan Ibrani kuno semuanya mendukung klaim ini. Ya, bangsa-bangsa
lain juga telah mendiaminya, tetapi tidak ada fakta yang keliru bahwa bangsa Yahudi
berada di tanah itu secara terus-menerus selama lebih dari 3.000 tahun. Hal ini
mendahului dan tentunya mengecilkan klaim-klaim yang dimiliki bangsa-bangsa lain di
wilayah itu. Bangsa Filistin kuno sudah punah. Banyak bangsa-bangsa kuno lainnya
sudah punah. Mereka tidak memiliki garis tanpa putus sampai saat ini seperti yang
dimiliki orang-orang Yahudi. Dan jika anda ingin membicarakan agama, baik. TUHAN
MEMBERI Tanah Israel kepada Bangsa Yahudi. Dan TUHAN melakukannya bukan
kebetulan!
PALESTINA?
Istilah Palestina datang dari nama yang diberikan oleh penjajah Kekaisaran Romawi
kepada Tanah Israel kuno dalam usahanya untuk menghapus dan menghilangkan
keabsahan keberadaan Yahudi di Tanah Suci. Nama Palestina ditemukan pada tahun
135 SM. Sebelumnya dikenal sebagai Yudea, yang merupakan kerajaan selatan dari
Israel kuno. Penguasa Romawi yang bertanggungjawab atas daerah Yudea-Israel
begitu marah terhadap orang-orang Yahudi dengan pemberontakan mereka sehingga ia

memanggil para ahli sejarahnya dan bertanya kepada mereka siapa musuh bebuyutan
dari bangsa Yahudi di dalam sejarah masa lalu mereka. Para ahli tulisan berkata,
bangsa Filistin. Maka, Penguasa mendeklarasikan bahwa Tanah Israel selanjutnya
akan disebut Filistia [selanjutnya diharam-zadahkan menjadi "Palaistina"] untuk
mempermalukan bangsa Yahudi dan menghapuskan sejarah mereka.
Karena itu namanya Palestina.
Satu hal lagi. Sangatlah sering seseorang mendengar para pelaku revisi dan
propaganda menemukan hubungan sejarah kuno antara Filistin (Penyerbu dalam
bahasa Ibrani) dan Arab Palestina. Tidak ada kebenaran terhadap klaim ini!
Bangsa Filistin adalah salah satu dari sejumlah Bangsa Pelaut yang mencapai wilayah
Mediterranea timur kira-kira pada tahun 1250-1100 SM. Mereka sebenarnya
merupakan sebuah campuran dari beberapa kelompok etnis, terutama dari laut Aegea
dan asal usul Eropa tenggara [Yunani, Kreta dan Turki Barat] dan mereka meninggal
lebih dari 2.500 tahun yang lalu! Para Filistin tersebut bukanlah Arab dan begitu
juga Delilah dan Goliat! Melainkan orang Eropa. Para Arab Palestina hanyalah
Arab! Dan jika para Arab Palestina ini memiliki akar sejarah dengan bangsa Filistin
kuno itu sama saja seperti menghubungkan Yasser Arafat dengan bangsa Eskimo!
Para penduduk kuno dari Palestina sudah lama punah dari bumi. Bangsa Kanaan,
Fenisia (Libanon kuno) dan Filistin, semuanya dikalahkan oleh bangsa Israel sebelum
tahun 1060 SM. Kebanyakan dari identitas-identitas budaya ini lenyap pada era neoBabylonia, atau, abad ke-6 SM. Bangsa-bangsa Arab bahkan tidak berada di Palestina
sampai pertengahan abad ke-7 M, setelah seribu tahun kemudian, setelah sejarah
Yahudi 1.300 tahun di Palestina. Bangsa-bangsa Arab yang kemudian tinggal di
Palestina tidak pernah membangun diri mereka sendiri atau tanah tersebut, melainkan
tetap sebagai pengembara dan pura-pura primitif.
Bahkan kata Palestina tidak punya arti dalam bahasa Arab setiap kata dalam
bahasa Arab memiliki arti yang berasal dari Al Quran, tetapi kata Palestina tidak.
Jika mau jujur, nama Palestina selalu di-asosiasikan dengan orang-orang Yahudi.
Dalam tahun-tahun yang menuju kepada kelahiran kembali Israel pada tahun 1948,
mereka yang berbicara mengenai Palestina hampir selalu merujuk kepada penduduk
Yahudi di wilayah itu. Sebagai contoh, surat kabar Palestine Post [menjadi
Jerusalem Post yang sekarang] dan the Palestine Symphony Orchestra semua
anggotanya orang Yahudi. Resimen Brigade Palestina secara eksklusif terdiri dari
para sukarelawan Yahudi di Angkatan Darat Inggris untuk Perang Dunia II. Dalam
kenyataannya, para pemimpin Arab menolak gagasan identitas unik Arab Palestina,
malahan bersikeras bahwa Palestina hanyalah bagian dari Suriah Raya.
KEMBALI KE ZION (SION)
Kembali melalui baik ruang dan waktu ke tanah leluhur mereka. Zion adalah
gunung/bukit tempat kota Yerusalem.

Tanah Israel tidak pernah tanpa orang Yahudi sama sekali, walaupun pada beberapa
waktu jumlahnya hanya puluhan ribu. Ini disebabkan tanah itu sebenarnya tak dapat
dihuni ketika orang-orang Yahudi sekali lagi memulai hak pemberian TUHAN dan
kewajiban untuk kembali secara besar-besaran ke tanah dari nenek moyang mereka
(Gerakan Zionis) dalam tahun 1880-an.
Retorik lucu tentang keberadaan Arab dalam jumlah besar yang diserbu oleh orangorang Yahudi yang menginvansi dengan cepat terhapuskan oleh Mark Twain, yang
mengunjungi daerah itu pada tahun 1867. Dari bukunya, The Innocents Abroad
Sebuah Negara terpencil yang tanahnya cukup kaya, namun seluruhnya cocok untuk
berkabung sebuah permukaan luas untuk berdukacita yang sunyi. sebuah
ketandusan. kami tidak pernah melihat seorang manusiapun di seluruh rute
perjalanan. nyaris tidak ada pohon atau semak belukar di manapun. Bahkan pohon
zaitun dan kaktus, tanaman-tanaman pendamping puasa dari sebuah tanah yang tak
berharga, nyaris meninggalkan negeri itu.
Orang-orang Yahudi tidak menggantikan siapapun, sebab sangat sedikit orang-orang
yang benar-benar memiliki tanah itu. Kebanyakan merupakan para pemilik yang tidak
berada di tempat itu, yang tinggal di tempat lain. Fakta yang lain yang hampir tidak
diperlihatkan oleh para ahli sejarah baru adalah bahwa orang-orang Yahudi yang
tiba di sana tidak pernah mengusir seseorang dari tanah itu. Semua tanah dibeli secara
legal dari para pemilik semula apakah mereka dari Palestina itu sendiri ataupun
dari tempat lain. Lagi pula, jumlah dolar yang banyak dibayarkan untuk tanah itu
yang, dalam banyak kasus, tidak berpenghuni dan hampir tidak lebih dari tanah rawarawa dan daerah berbatu-batu. Hanya sekitar 120.000 orang Arab tinggal di sebuah
daerah yang sekarang membentuk Negara Israel, Yordania dan yang disebut sebagai
Tepi Barat [Yudea dan Samaria] di antaranya. Pada tahun 1890, jumlah orang
Yahudi yang telah menetap di Palestina mencapai 50.000 jiwa, pada tahun 1907,
berjumlah 100.000 jiwa. Di Yerusalem sendiri orang-orang Yahudi berjumlah lebih dari
25.000 jiwa, dari total populasi di kota tersebut yang hanya berjumlah 40.000 jiwa
orang Yahudi, Kristen dan Arab. Orang-orang Arab, bagaimanapun, memang adalah
penduduk mayoritas di pinggiran negeri yang jarang penduduknya, yang berbatasan
dengan Yerusalem.
Dari tahun 1888 sampai tahun 1915 terdapat sekitar enam kali wabah belalang yang
membuat tanah itu hampir tidak dapat dihuni. Pada tahun 1915 sebuah wabah
belalang menyebabkan sekitar 40.000 orang meninggal dan sejumlah besar orangorang Yahudi dan Arab meninggalkan tanah itu. Mereka-mereka yang kembali tidak
melakukannya sampai sekitar tahun 1922 ketika uang para Zionis untuk mengklaim
kembali tanah itu mulai datang dan sebuah jalur pipa dipasang. Kemudian mulailah
berdatangan baik orang-orang Arab dan Yahudi dalam jumlah besar.
Para Zionis Yahudi di Palestina mula-mula adalah para pelopor idealistis yang tiba di
pra-negara Israel itu dengan itikad untuk tinggal dengan damai bersama tetangga Arab
mereka dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua penduduk tanah itu. Para Zionis
pra-Israel (dan kemudian menjadi Israel) telah mencoba untuk membangun secara

damai bagi manfaat bersama Yahudi dan Arab di tanah itu. Tetapi kepemimpinan Arab
selalu, dimulai di masa-masa awal, mengambil jalan hina dengan bersikeras bahwa
solusi satu-satunya adalah orang-orang Yahudi harus keluar dari tanah itu, bahkan jika
itu berarti melanjutkan kemiskinan dan stagnasi. Jika permintaan Arab tidak
dipenuhi, mereka selalu mengambil jalan dengan kekerasan.
Mayoritas jumlah besar dari orang-orang Arab datang ke daerah itu setelah para
pelopor Zionis pertama-tama ini mulai mengeringkan rawa-rawa yang terinfeksi
malaria dan membajak tanah itu! Dalam melakukannya, orang-orang Yahudi ini
menciptakan peluang-peluang ekonomi dan ketersediaan medis yang menarik orangorang Arab baik dari teritori di sekeliling dan daratan-daratan yang jauh! Dalam
kenyataannya, 90% dari orang-orang Arab bermigrasi ke sana dalam 100 tahun
terakhir. Kebanyakan dari orang-orang Arab di Palestina merupakan para
penyelundup dan penduduk liar yang berasal dari Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan
daratan-daratan lain yang hanya mengambil kepemilikan bagian-bagian tanah. Hal ini
begitu melemahkan klaim mereka bahwa mereka telah berada di sana sejak zaman
dahulu kala! Orang-orang Arab ini datang dari kumpulan suku-suku yang tak teratur
dengan tradisi saling menteror terus-menerus dan mencoba untuk merampas tanah
dari tetangga mereka. Kebanyakan dari mereka merupakan orang-orang buangan
sosial dan para pelaku kriminal yang tidak dapat menemukan pekerjaan di negaranegara mereka sendiri maka mereka mencari keberuntungan mereka di tempat lain.
Sayangnya, para imigran Arab ini memasukkan ke dalam Tanah Suci kebudayaan tua
mereka menteror tetangga untuk merampas tanah. Dalam kenyataannya, bangsa
Palestina Arab yang sekarang, yang dipimpin oleh Ismail Haniyah dan Hamas-nya
(Hamas tidaklah lebih dari Sebuah Jaringan Para Pembunuh Menyamar Sebagai
Pemerintah!) tetap tidaklah lebih dari para penjahat kejam jalanan, penggertak dan
Saddam Kecil yang dibangun di suatu tempat di seluruh kebanyakan dari dunia Arab.
Sementara itu PLO (Palestine Liberation Organization / Organisasi Pembebasan
Palestina) sekarang sudah tidak pernah kedengaran lagi sepak terjangnya.
Namun sementara para Yahudi yang kembali sangat termotivasi untuk memperbaiki
tanah itu, para Arab dibakar oleh rasa iri hati dan kebencian karena ketiadaan mereka
dalam hal kepemimpinan untuk menginspirasi dan memotivasi mereka akan
keberadaan mereka di sana, dalam kenyataannya, mereka adalah orang asing secara
sejarah terhadap tanah itu! Tidak seperti para Yahudi, orang-orang Arab itu yang
berimigrasi ke sana tidak memiliki bukti-bukti kuno yang mengarah ke tanah itu atau
kenangan-kenangan sejarah tanah kampung halaman Tanah kuno orang Yahudi ini!
Masalah nyata yang dihadapi para Arab itu saat ini adalah ketiadaan sebuah tanah
kampung halaman. Sebab-akibat sejarah dari masalah mereka dan rasa frustrasi
adalah fakta bahwa negara-negara tempat mereka berasal tidak bersedia menerima
mereka kembali. Inilah sebabnya mengapa begitu banyak dari mereka tinggal, sampai
saat ini, di dalam kamp-kamp pengungsi, di negara-negara Arab tetangga, tanpa hakhak sipil yang fundamental. Dalam rasa frustrasi, mereka merasa bahwa satu-satunya

harapan dan pilihan yang dimiliki mereka adalah mencoba dan mencuri negara orang
lain!
Kesimpulan:
Tidak ada sejarah orang Palestina Arab sebelum orang-orang Arab membuatnya
dengan singkat setelah tahun 1948, dan kemudian khususnya setelah bulan Juni 1967
Perang Arab-Israel! Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Belanda Trau (31
Maret 1977), anggota komite eksekutif PLO Zahir Muhsein berkata, Bangsa Palestina
itu tidak ada. Penciptaan sebuah negara Palestina hanyalah cara untuk melanjutkan
perjuangan kami menentang negara Israel bagi persatuan Arab. Dalam kenyataan
sekarang tidak ada perbedaan antara orang Yordania, Palestina, Suriah dan Libanon.
Hanya untuk alasan politis dan taktis kami sekarang berbicara tentang eksistensi dari
sebuah bangsa Palestina, semenjak kepentingan nasional Arab mengharuskan kami
menerima eksistensi dari sebuah bangsa Palestina yang jelas untuk menentang
Zionisme. Telah ada juga sebuah perang konsep untuk kepemilikan istilah
Palestina yang telah dipindahkan kepada Arab di mana, sebelum tahun 1967,
Palestina selalu sinonim dengan negara Eretz Israel dan Tanah Israel.
Situs-situs Arkeologi sampai hari ini terus berlanjut untuk menghasilkan artifakartifak dengan tulisan Ibrani (bahasa Yahudi), bukan teks fiksi Palestina atau huruf
Arab!
Apa yang disebut sebagai bangsa Arab Palestina hanyalah, sebagaimana mereka
sekarang, adalah bangsa Arab yang tidak berbeda secara budaya, sejarah ataupun etnis
dari bangsa Arab lain yang tinggal di mana saja dari ke-24 negara-negara Arab tempat
asal mereka beremigrasi. Gagasan bahwa bangsa Palestina adalah semacam subkelompok dari bangsa-bangsa Arab dengan identitas unik mereka sendiri adalah fiksi
murni! Propaganda hebat namun tetaplah fiksi murni! Dan jika para Arab TIDAK
melanjutkan pencucian otak generasi demi generasinya untuk percaya OMONG
KOSONG SEJARAH ini tentang kaitan Palestina Arab kuno dengan Tanah Suci,
kebanyakan dari mereka mungkin telah mendapati diri mereka sendiri adanya sebuah
kehidupan nyata yang sekarang dengan sedikit pertumpahan darah dan keprihatinan
penderitaan bagi setiap orang!
Ingat: Ketika kami menggunakan bahasa mereka (contoh: Tepi Barat bukannya
Yudea-Samaria, wilayah yang dijajah bukannya tanah-tanah Yahudi yang
dibebaskan, perkampungan-perkampungan bukannya komunitas Yahudi,
Palestina bukannya Arab, Haram esh Sharif bukannya Gunung Bait, dll.), kami
mengizinkannya dipakai untuk mendefinisikan isu-isu, menciptakan atau mengubah
sejarah dan mengendalikan debat.
KESERAKAHAN, KESOMBONGAN, IRI HATI!

Bangsa-bangsa Arab dan/atau Muslim saat ini mengendalikan 22 negara 99 persen


dari KESELURUHAN tanah besar Timur Tengah sementara Israel menduduki hanya
1/2 dari 1 persen bintik noda di atas peta yang sama ini. Tetapi bagian itu tetaplah
terlalu banyak bagi orang-orang Arab untuk dibagikan. Mereka menginginkan
semuanya. Seberapa sering kita mendengar tangisan terkenal mereka, Kami akan
berjuang sampai titik darah terakhir untuk setiap butir tanah terakhir! Dan itulah
yang pada akhirnya dipersoalkan di semua peperangan sekarang ini. Dan seberapapun
banyaknya konsesi-konsesi tanah yang mungkin dibuat oleh orang-orang Israel bagi
perdamaian, itu tidaklah pernah cukup! Perjanjian damai apapun antara Israel dan
dunia Arab pada akhirnya tidak berarti. Perjanjian yang baru-baru ini diadakan, yaitu
Persetujuan Damai Oslo tahun 1993 tidak membawa hasil apapun kecuali para
pembom pembunuh ke dalam Israel. Bahkan perjanjian-perjanjian damai Israel-Mesir
dan Israel-Yordania dibuat dengan sebuah berkas tunggal dan, jika anda membaca
surat-surat kabar mereka, yang dikendalikan oleh pemerintah, anda akan berpikir
mereka masih berperang dengan Israel!
PERDAMAIAN ITU TIDAK MUNGKIN!
Tidak Ada Lagi Moderat di Timur Tengah
Sejak Bangsa Yahudi membangun kembali kedaulatan di tanah kuno kampung
halaman mereka, mereka mencari perdamaian sejati dengan para tetangga mereka.
Sayangnya, para tetangga mereka tidak berkeinginan untuk berbagi eksistensi secara
damai bersama mereka. Mereka, seperti Bin Laden saat ini, merasa bahwa mereka
memiliki kewajiban agama untuk menghancurkan Negara Yahudi non-Arab/Muslim
(dan, untuk hal itu, SEMUA pemerintahan non-Arab/Muslim di dunia). Kampanye
Arab melawan Israel tidaklah berakar di dalam segala keluhan-keluhan yang bisa
dinegosiasikan, melainkan di dalam sebuah perlawanan dasar terhadap eksistensi
kedaulatan Yahudi di dalam wilayah yang mereka rasa sebagai Timur Tengah
MEREKA! Tujuan akhir para Arab adalah menghapus sejarah Yahudi dari
Palestina dan kemudian menghapus Israel dari permukaan Bumi.
Ketika PLO dibentuk pada tahun 1964, tujuan utamanya adalah menghancurkan
Israel. Setelah Perang Arab-Israel 1967, tujuan mereka menjadi dua-jalur: Selain (1)
menghancurkan Israel sekaligus (sama dengan tujuan sebelum tahun 1967) juga (2)
membentuk negara Palestina-Arab untuk digunakan sebagai tempat landasan untuk
menghancurkan negara Israel. Strategi-strategi yang berbeda, namun tujuan akhir
sama sebuah negara TANPA BERDAMPINGAN dengan ISRAEL, tetapi DI
TEMPAT ISRAEL. Itu saja sangat sederhana!
YERUSALEM DAN GUNUNG BAIT
Selama 3.300 tahun sejarah, Yerusalem merupakan ibukota hanya untuk Bangsa
Yahudi. Bangsa Yahudi selalu tinggal di Yerusalem, kecuali ketika mereka dibantai atau
diusir. Terdapat, bagaimanapun, keberadaan Yahudi yang nyaris tak putus-putus di

Yerusalem untuk masa 1.600 tahun terakhir. Dan sejak permulaan tahun 1800an,
populasi Yerusalem telah didominasi oleh orang-orang Yahudi. Bahkan ketika orangorang Yordania merebut dan menduduki Yerusalem dari tahun 1948-1967, mereka
(orang-orang Yordania) tidak pernah berupaya untuk mengubahnya menjadi ibukota
mereka (menggantikan Amman) ataupun menjadikannya ibukota dari semua bangsa
Palestina-Arab. Bahkan selama 19 tahun Yordania menduduki sebagian besar
Yerusalem, para pemimpin Arab dari negara-negara Arab yang lain nyaris tidak
pernah berupaya untuk mengunjungi kota ini! Hanya kepada bangsa Yahudi-lah
Yerusalem memiliki arti khusus yang mendalam!
Kenyataannya adalah bahwa Yerusalem tidak pernah menjadi sebuah ibukota Arab
dan ia tidak pernah menjadi, jika orang-orang Yahudi memperbaikinya, sebuah kota
propinsi yang berdebu yang sukar memainkan peranan ekonomi, sosial ataupun politik.
Ada mitos yang lain sehubungan dengan isu Yerusalem dan Gunung Bait-nya. Mitos itu
adalah bahwa Yerusalem adalah benar-benar sebuah kota Arab dan maka ia adalah
fokus pusat Islam. Sesungguhnya adalah bahwa bangsa-bangsa Arab memperlihatkan
sedikit ketertarikan (interest) terhadap Yerusalem sebelum tahun 1967 setelah Perang
Enam-Hari. Lagi pula, Mekkah dan Medinah (keduanya di Arab Saudi) adalah kota
paling suci Islam!
Kitab Suci Al Quran Islam menyebut Mekkah 2 atau 3 kali (secara tidak langsung,
namun tidak benar-benar tertulis). Ia menyebut Medinah 5 kali. Ia tidak pernah
menyebut nama Yerusalem. Tidak ada bukti sejarah yang mendukung gagasan
Muhammad pernah mengunjungi Yerusalem! Dan jika ia benar-benar mengunjungi
Yerusalem, tidaklah mungkin sampai 6 tahun setelah kematiannya. Oleh karena itu,
dugaan bahwa Muhammad naik ke Surga (Isra Miraj) dari sebuah bukit batu di
Yerusalem (Dome of the Rock yang sekarang) adalah sangat menggelikan!
Satu hal lagi tentang Yerusalem secara umum dan Gunung Bait-nya secara khusus.
Yerusalem muncul di dalam Alkitab Yahudi 669 kali dan Zion (yang biasanya berarti
Yerusalem, kadang-kadang Tanah Israel) 154 kali, atau 823 kali seluruhnya. Alkitab
Kristen menyebut Yerusalem 154 kali dan Zion 7 kali. Semuanya diberitahukan, di
Perjanjian Lama (Alkitab Ibrani) dan Perjanjian Baru, istilah Yehuda atau Yudea
muncul 877 kali, dan Samaria digunakan di 123 kejadian.
Ini makin lebih baik lagi. Lihatlah lebih dekat Al Quran Suci mereka, kami telah
mengungkap sesuatu yang sangat menakjubkan. Para Muslim ini mungkin sebenarnya
lebih bersifat Yahudi dari pada Muslim! Al Quran menyebut Israel 47 kali,
Yahudi 26 kali! Bahkan Kristen memperoleh 15 penyebutan!
OK, jadi mungkin Muhammad hanya lupa untuk menyebut Yerusalem. Mungkin ia
juga lupa menyebut Haram-esh-Sharif, nama versi mereka untuk Gunung Bait
Yudaisme. Mungkin ini adalah sebuah kelalaian yang jujur. Panasnya padang gurun
pasir bisa melakukan hal-hal aneh terhadap otak seseorang. Tetapi seharusnya

Palestina disebut-sebut di seluruh Al Quran. Lagi pula, bangsa Palestina kuno


kembali pulang, benar? SALAH. Palestina dan bangsa Palestina tidak dapat
ditemukan di manapun. Mungkin inilah sebabnya dengan apa yang disebut Palestina
Arab ini yang katanya memiliki akar sejarah kuno SEMUA KEMBALI PULANG pada
bulan Juni 1967!
Begitu banyak hubungan kuno agama dan fisik bagi orang-orang Arab, Muslim atau
Palestina kepada satu ons lempengan tanah di tempat yang disebut wilayah yang
diduduki!
Dari tahun 1948 sampai 1967, ketika Yerusalem Timur dan Gunung Bait diduduki
oleh Pasukan Yordania menyusul Perang Arab-Israel 1948-9, Yerusalem sendiri
diabaikan oleh dunia Arab. Tidak ada pemimpin Arab pernah berkunjung, bahkan
tidak berdoa di Mesjid al-Aqsa atau Dome of the Rock (keduanya berlokasi di Gunung
Bait YAHUDI). Juga perlu dicatat selama periode 19 tahun pendudukan Yordania ini,
tidak seorangpun Yahudi diizinkan di sana tidak ada yang bisa dilihat bagi mereka
karena orang-orang Arab menghancurkan 58 buah sinagog-sinagog Yahudi di
Yerusalem! Bahkan para Arab dari Palestina menempatkan prioritas yang begitu
rendah terhadap Yerusalem di mana piagam pendirian PLO, Perjanjian Nasional
Palestina tahun 1964, tidak membuat keterangan apapun tentang Yerusalem. Hanya
ketika kaum Yahudi merebutnya kembali setelah Perang Enam Hari 1967 (yang
dimulai oleh bangsa-bangsa Arab) dunia Arab TIBA-TIBA menjadi bergairah dengan
Yerusalem!
Dapatkah siapa saja satu orang Muslim di dunia ini menghasilkan bukti yang dapat
dipercaya mengenai hubungan mereka dengan tempat suci ini, selain mimpi
Muhammad? Percaya atau tidak, ada satu dan hanya satu-satunya sumber bagi klaim
Muslim terhadap Yerusalem dan tempat Gunung Suci ini, adalah penyebutan di Al
Quran mengenai mimpi Muhammad akan tempat jauh yang tidak diketahui.
Mungkin tempat jauh ini adalah Gedung Putih di Washington DC atau peternakan
ayam di Nevada?
Sesungguhnya, Dome of the Rock dan mesjid Al-Aqsa hanyalah dua dari ratusan ribu
mesjid-mesjid Muslim di seluruh dunia. Kecuali untuk dua mesjid kecil, Yerusalem
sendiri tidak punya arti penting bagi Islam. Dalam kenyataannya, terdapat lebih
banyak tempat-tempat suci umat Kristen di Yerusalem dari pada milik Muslim!

Anda mungkin juga menyukai