@siapakah Orang Palestina
@siapakah Orang Palestina
memanggil para ahli sejarahnya dan bertanya kepada mereka siapa musuh bebuyutan
dari bangsa Yahudi di dalam sejarah masa lalu mereka. Para ahli tulisan berkata,
bangsa Filistin. Maka, Penguasa mendeklarasikan bahwa Tanah Israel selanjutnya
akan disebut Filistia [selanjutnya diharam-zadahkan menjadi "Palaistina"] untuk
mempermalukan bangsa Yahudi dan menghapuskan sejarah mereka.
Karena itu namanya Palestina.
Satu hal lagi. Sangatlah sering seseorang mendengar para pelaku revisi dan
propaganda menemukan hubungan sejarah kuno antara Filistin (Penyerbu dalam
bahasa Ibrani) dan Arab Palestina. Tidak ada kebenaran terhadap klaim ini!
Bangsa Filistin adalah salah satu dari sejumlah Bangsa Pelaut yang mencapai wilayah
Mediterranea timur kira-kira pada tahun 1250-1100 SM. Mereka sebenarnya
merupakan sebuah campuran dari beberapa kelompok etnis, terutama dari laut Aegea
dan asal usul Eropa tenggara [Yunani, Kreta dan Turki Barat] dan mereka meninggal
lebih dari 2.500 tahun yang lalu! Para Filistin tersebut bukanlah Arab dan begitu
juga Delilah dan Goliat! Melainkan orang Eropa. Para Arab Palestina hanyalah
Arab! Dan jika para Arab Palestina ini memiliki akar sejarah dengan bangsa Filistin
kuno itu sama saja seperti menghubungkan Yasser Arafat dengan bangsa Eskimo!
Para penduduk kuno dari Palestina sudah lama punah dari bumi. Bangsa Kanaan,
Fenisia (Libanon kuno) dan Filistin, semuanya dikalahkan oleh bangsa Israel sebelum
tahun 1060 SM. Kebanyakan dari identitas-identitas budaya ini lenyap pada era neoBabylonia, atau, abad ke-6 SM. Bangsa-bangsa Arab bahkan tidak berada di Palestina
sampai pertengahan abad ke-7 M, setelah seribu tahun kemudian, setelah sejarah
Yahudi 1.300 tahun di Palestina. Bangsa-bangsa Arab yang kemudian tinggal di
Palestina tidak pernah membangun diri mereka sendiri atau tanah tersebut, melainkan
tetap sebagai pengembara dan pura-pura primitif.
Bahkan kata Palestina tidak punya arti dalam bahasa Arab setiap kata dalam
bahasa Arab memiliki arti yang berasal dari Al Quran, tetapi kata Palestina tidak.
Jika mau jujur, nama Palestina selalu di-asosiasikan dengan orang-orang Yahudi.
Dalam tahun-tahun yang menuju kepada kelahiran kembali Israel pada tahun 1948,
mereka yang berbicara mengenai Palestina hampir selalu merujuk kepada penduduk
Yahudi di wilayah itu. Sebagai contoh, surat kabar Palestine Post [menjadi
Jerusalem Post yang sekarang] dan the Palestine Symphony Orchestra semua
anggotanya orang Yahudi. Resimen Brigade Palestina secara eksklusif terdiri dari
para sukarelawan Yahudi di Angkatan Darat Inggris untuk Perang Dunia II. Dalam
kenyataannya, para pemimpin Arab menolak gagasan identitas unik Arab Palestina,
malahan bersikeras bahwa Palestina hanyalah bagian dari Suriah Raya.
KEMBALI KE ZION (SION)
Kembali melalui baik ruang dan waktu ke tanah leluhur mereka. Zion adalah
gunung/bukit tempat kota Yerusalem.
Tanah Israel tidak pernah tanpa orang Yahudi sama sekali, walaupun pada beberapa
waktu jumlahnya hanya puluhan ribu. Ini disebabkan tanah itu sebenarnya tak dapat
dihuni ketika orang-orang Yahudi sekali lagi memulai hak pemberian TUHAN dan
kewajiban untuk kembali secara besar-besaran ke tanah dari nenek moyang mereka
(Gerakan Zionis) dalam tahun 1880-an.
Retorik lucu tentang keberadaan Arab dalam jumlah besar yang diserbu oleh orangorang Yahudi yang menginvansi dengan cepat terhapuskan oleh Mark Twain, yang
mengunjungi daerah itu pada tahun 1867. Dari bukunya, The Innocents Abroad
Sebuah Negara terpencil yang tanahnya cukup kaya, namun seluruhnya cocok untuk
berkabung sebuah permukaan luas untuk berdukacita yang sunyi. sebuah
ketandusan. kami tidak pernah melihat seorang manusiapun di seluruh rute
perjalanan. nyaris tidak ada pohon atau semak belukar di manapun. Bahkan pohon
zaitun dan kaktus, tanaman-tanaman pendamping puasa dari sebuah tanah yang tak
berharga, nyaris meninggalkan negeri itu.
Orang-orang Yahudi tidak menggantikan siapapun, sebab sangat sedikit orang-orang
yang benar-benar memiliki tanah itu. Kebanyakan merupakan para pemilik yang tidak
berada di tempat itu, yang tinggal di tempat lain. Fakta yang lain yang hampir tidak
diperlihatkan oleh para ahli sejarah baru adalah bahwa orang-orang Yahudi yang
tiba di sana tidak pernah mengusir seseorang dari tanah itu. Semua tanah dibeli secara
legal dari para pemilik semula apakah mereka dari Palestina itu sendiri ataupun
dari tempat lain. Lagi pula, jumlah dolar yang banyak dibayarkan untuk tanah itu
yang, dalam banyak kasus, tidak berpenghuni dan hampir tidak lebih dari tanah rawarawa dan daerah berbatu-batu. Hanya sekitar 120.000 orang Arab tinggal di sebuah
daerah yang sekarang membentuk Negara Israel, Yordania dan yang disebut sebagai
Tepi Barat [Yudea dan Samaria] di antaranya. Pada tahun 1890, jumlah orang
Yahudi yang telah menetap di Palestina mencapai 50.000 jiwa, pada tahun 1907,
berjumlah 100.000 jiwa. Di Yerusalem sendiri orang-orang Yahudi berjumlah lebih dari
25.000 jiwa, dari total populasi di kota tersebut yang hanya berjumlah 40.000 jiwa
orang Yahudi, Kristen dan Arab. Orang-orang Arab, bagaimanapun, memang adalah
penduduk mayoritas di pinggiran negeri yang jarang penduduknya, yang berbatasan
dengan Yerusalem.
Dari tahun 1888 sampai tahun 1915 terdapat sekitar enam kali wabah belalang yang
membuat tanah itu hampir tidak dapat dihuni. Pada tahun 1915 sebuah wabah
belalang menyebabkan sekitar 40.000 orang meninggal dan sejumlah besar orangorang Yahudi dan Arab meninggalkan tanah itu. Mereka-mereka yang kembali tidak
melakukannya sampai sekitar tahun 1922 ketika uang para Zionis untuk mengklaim
kembali tanah itu mulai datang dan sebuah jalur pipa dipasang. Kemudian mulailah
berdatangan baik orang-orang Arab dan Yahudi dalam jumlah besar.
Para Zionis Yahudi di Palestina mula-mula adalah para pelopor idealistis yang tiba di
pra-negara Israel itu dengan itikad untuk tinggal dengan damai bersama tetangga Arab
mereka dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua penduduk tanah itu. Para Zionis
pra-Israel (dan kemudian menjadi Israel) telah mencoba untuk membangun secara
damai bagi manfaat bersama Yahudi dan Arab di tanah itu. Tetapi kepemimpinan Arab
selalu, dimulai di masa-masa awal, mengambil jalan hina dengan bersikeras bahwa
solusi satu-satunya adalah orang-orang Yahudi harus keluar dari tanah itu, bahkan jika
itu berarti melanjutkan kemiskinan dan stagnasi. Jika permintaan Arab tidak
dipenuhi, mereka selalu mengambil jalan dengan kekerasan.
Mayoritas jumlah besar dari orang-orang Arab datang ke daerah itu setelah para
pelopor Zionis pertama-tama ini mulai mengeringkan rawa-rawa yang terinfeksi
malaria dan membajak tanah itu! Dalam melakukannya, orang-orang Yahudi ini
menciptakan peluang-peluang ekonomi dan ketersediaan medis yang menarik orangorang Arab baik dari teritori di sekeliling dan daratan-daratan yang jauh! Dalam
kenyataannya, 90% dari orang-orang Arab bermigrasi ke sana dalam 100 tahun
terakhir. Kebanyakan dari orang-orang Arab di Palestina merupakan para
penyelundup dan penduduk liar yang berasal dari Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan
daratan-daratan lain yang hanya mengambil kepemilikan bagian-bagian tanah. Hal ini
begitu melemahkan klaim mereka bahwa mereka telah berada di sana sejak zaman
dahulu kala! Orang-orang Arab ini datang dari kumpulan suku-suku yang tak teratur
dengan tradisi saling menteror terus-menerus dan mencoba untuk merampas tanah
dari tetangga mereka. Kebanyakan dari mereka merupakan orang-orang buangan
sosial dan para pelaku kriminal yang tidak dapat menemukan pekerjaan di negaranegara mereka sendiri maka mereka mencari keberuntungan mereka di tempat lain.
Sayangnya, para imigran Arab ini memasukkan ke dalam Tanah Suci kebudayaan tua
mereka menteror tetangga untuk merampas tanah. Dalam kenyataannya, bangsa
Palestina Arab yang sekarang, yang dipimpin oleh Ismail Haniyah dan Hamas-nya
(Hamas tidaklah lebih dari Sebuah Jaringan Para Pembunuh Menyamar Sebagai
Pemerintah!) tetap tidaklah lebih dari para penjahat kejam jalanan, penggertak dan
Saddam Kecil yang dibangun di suatu tempat di seluruh kebanyakan dari dunia Arab.
Sementara itu PLO (Palestine Liberation Organization / Organisasi Pembebasan
Palestina) sekarang sudah tidak pernah kedengaran lagi sepak terjangnya.
Namun sementara para Yahudi yang kembali sangat termotivasi untuk memperbaiki
tanah itu, para Arab dibakar oleh rasa iri hati dan kebencian karena ketiadaan mereka
dalam hal kepemimpinan untuk menginspirasi dan memotivasi mereka akan
keberadaan mereka di sana, dalam kenyataannya, mereka adalah orang asing secara
sejarah terhadap tanah itu! Tidak seperti para Yahudi, orang-orang Arab itu yang
berimigrasi ke sana tidak memiliki bukti-bukti kuno yang mengarah ke tanah itu atau
kenangan-kenangan sejarah tanah kampung halaman Tanah kuno orang Yahudi ini!
Masalah nyata yang dihadapi para Arab itu saat ini adalah ketiadaan sebuah tanah
kampung halaman. Sebab-akibat sejarah dari masalah mereka dan rasa frustrasi
adalah fakta bahwa negara-negara tempat mereka berasal tidak bersedia menerima
mereka kembali. Inilah sebabnya mengapa begitu banyak dari mereka tinggal, sampai
saat ini, di dalam kamp-kamp pengungsi, di negara-negara Arab tetangga, tanpa hakhak sipil yang fundamental. Dalam rasa frustrasi, mereka merasa bahwa satu-satunya
harapan dan pilihan yang dimiliki mereka adalah mencoba dan mencuri negara orang
lain!
Kesimpulan:
Tidak ada sejarah orang Palestina Arab sebelum orang-orang Arab membuatnya
dengan singkat setelah tahun 1948, dan kemudian khususnya setelah bulan Juni 1967
Perang Arab-Israel! Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Belanda Trau (31
Maret 1977), anggota komite eksekutif PLO Zahir Muhsein berkata, Bangsa Palestina
itu tidak ada. Penciptaan sebuah negara Palestina hanyalah cara untuk melanjutkan
perjuangan kami menentang negara Israel bagi persatuan Arab. Dalam kenyataan
sekarang tidak ada perbedaan antara orang Yordania, Palestina, Suriah dan Libanon.
Hanya untuk alasan politis dan taktis kami sekarang berbicara tentang eksistensi dari
sebuah bangsa Palestina, semenjak kepentingan nasional Arab mengharuskan kami
menerima eksistensi dari sebuah bangsa Palestina yang jelas untuk menentang
Zionisme. Telah ada juga sebuah perang konsep untuk kepemilikan istilah
Palestina yang telah dipindahkan kepada Arab di mana, sebelum tahun 1967,
Palestina selalu sinonim dengan negara Eretz Israel dan Tanah Israel.
Situs-situs Arkeologi sampai hari ini terus berlanjut untuk menghasilkan artifakartifak dengan tulisan Ibrani (bahasa Yahudi), bukan teks fiksi Palestina atau huruf
Arab!
Apa yang disebut sebagai bangsa Arab Palestina hanyalah, sebagaimana mereka
sekarang, adalah bangsa Arab yang tidak berbeda secara budaya, sejarah ataupun etnis
dari bangsa Arab lain yang tinggal di mana saja dari ke-24 negara-negara Arab tempat
asal mereka beremigrasi. Gagasan bahwa bangsa Palestina adalah semacam subkelompok dari bangsa-bangsa Arab dengan identitas unik mereka sendiri adalah fiksi
murni! Propaganda hebat namun tetaplah fiksi murni! Dan jika para Arab TIDAK
melanjutkan pencucian otak generasi demi generasinya untuk percaya OMONG
KOSONG SEJARAH ini tentang kaitan Palestina Arab kuno dengan Tanah Suci,
kebanyakan dari mereka mungkin telah mendapati diri mereka sendiri adanya sebuah
kehidupan nyata yang sekarang dengan sedikit pertumpahan darah dan keprihatinan
penderitaan bagi setiap orang!
Ingat: Ketika kami menggunakan bahasa mereka (contoh: Tepi Barat bukannya
Yudea-Samaria, wilayah yang dijajah bukannya tanah-tanah Yahudi yang
dibebaskan, perkampungan-perkampungan bukannya komunitas Yahudi,
Palestina bukannya Arab, Haram esh Sharif bukannya Gunung Bait, dll.), kami
mengizinkannya dipakai untuk mendefinisikan isu-isu, menciptakan atau mengubah
sejarah dan mengendalikan debat.
KESERAKAHAN, KESOMBONGAN, IRI HATI!
Yerusalem untuk masa 1.600 tahun terakhir. Dan sejak permulaan tahun 1800an,
populasi Yerusalem telah didominasi oleh orang-orang Yahudi. Bahkan ketika orangorang Yordania merebut dan menduduki Yerusalem dari tahun 1948-1967, mereka
(orang-orang Yordania) tidak pernah berupaya untuk mengubahnya menjadi ibukota
mereka (menggantikan Amman) ataupun menjadikannya ibukota dari semua bangsa
Palestina-Arab. Bahkan selama 19 tahun Yordania menduduki sebagian besar
Yerusalem, para pemimpin Arab dari negara-negara Arab yang lain nyaris tidak
pernah berupaya untuk mengunjungi kota ini! Hanya kepada bangsa Yahudi-lah
Yerusalem memiliki arti khusus yang mendalam!
Kenyataannya adalah bahwa Yerusalem tidak pernah menjadi sebuah ibukota Arab
dan ia tidak pernah menjadi, jika orang-orang Yahudi memperbaikinya, sebuah kota
propinsi yang berdebu yang sukar memainkan peranan ekonomi, sosial ataupun politik.
Ada mitos yang lain sehubungan dengan isu Yerusalem dan Gunung Bait-nya. Mitos itu
adalah bahwa Yerusalem adalah benar-benar sebuah kota Arab dan maka ia adalah
fokus pusat Islam. Sesungguhnya adalah bahwa bangsa-bangsa Arab memperlihatkan
sedikit ketertarikan (interest) terhadap Yerusalem sebelum tahun 1967 setelah Perang
Enam-Hari. Lagi pula, Mekkah dan Medinah (keduanya di Arab Saudi) adalah kota
paling suci Islam!
Kitab Suci Al Quran Islam menyebut Mekkah 2 atau 3 kali (secara tidak langsung,
namun tidak benar-benar tertulis). Ia menyebut Medinah 5 kali. Ia tidak pernah
menyebut nama Yerusalem. Tidak ada bukti sejarah yang mendukung gagasan
Muhammad pernah mengunjungi Yerusalem! Dan jika ia benar-benar mengunjungi
Yerusalem, tidaklah mungkin sampai 6 tahun setelah kematiannya. Oleh karena itu,
dugaan bahwa Muhammad naik ke Surga (Isra Miraj) dari sebuah bukit batu di
Yerusalem (Dome of the Rock yang sekarang) adalah sangat menggelikan!
Satu hal lagi tentang Yerusalem secara umum dan Gunung Bait-nya secara khusus.
Yerusalem muncul di dalam Alkitab Yahudi 669 kali dan Zion (yang biasanya berarti
Yerusalem, kadang-kadang Tanah Israel) 154 kali, atau 823 kali seluruhnya. Alkitab
Kristen menyebut Yerusalem 154 kali dan Zion 7 kali. Semuanya diberitahukan, di
Perjanjian Lama (Alkitab Ibrani) dan Perjanjian Baru, istilah Yehuda atau Yudea
muncul 877 kali, dan Samaria digunakan di 123 kejadian.
Ini makin lebih baik lagi. Lihatlah lebih dekat Al Quran Suci mereka, kami telah
mengungkap sesuatu yang sangat menakjubkan. Para Muslim ini mungkin sebenarnya
lebih bersifat Yahudi dari pada Muslim! Al Quran menyebut Israel 47 kali,
Yahudi 26 kali! Bahkan Kristen memperoleh 15 penyebutan!
OK, jadi mungkin Muhammad hanya lupa untuk menyebut Yerusalem. Mungkin ia
juga lupa menyebut Haram-esh-Sharif, nama versi mereka untuk Gunung Bait
Yudaisme. Mungkin ini adalah sebuah kelalaian yang jujur. Panasnya padang gurun
pasir bisa melakukan hal-hal aneh terhadap otak seseorang. Tetapi seharusnya