Pokemon Go dikembangkan developer Niantic yang berbasis di San
Francisco, resmi rilis pada 6 Juli 2016 di AS, Australia, dan Selandia Baru. Pendiri dan CEO-nya adalah pria asal Texas, John Hanke. Dia ini yang berperan besar dalam penciptaan Pokemon Go. Dari rekam jejaknya, Hanke sudah malang melintang di jagat teknologi, dan kini John Hanke menjadi CEO dari perusahaan Niantic yang meluncurkan game Pokemon Go. Nama Niantic Labs terinspirasi dari kapal besar bernama Niantic selama masa penambangan emas dan berpengalaman terseok-seok di lautan. Dari proses tersebut akhirnya terbentuk San Fransisco. Dunia nampak keren terlihat dari atas, meski melalui internet. Dan kamu tidak pernah mengetahui kapan kesuksesan akan tercipta dari hal itu. Di balik kesuksesan Pokemon Go yang seakan diraih sekejap, Hanke mengalami proses jatuh bangun selama lebih kurang 20 tahun. Semua bermula pada tahun 1996, ketika Hanke masih duduk di bangku sekolah. Kala itu ia berhasil mengembangkan game berjenis massively multiplayer online (MMO) dengan nama Meridien 59. Hanke kemudian menjual game itu kepada perusahaan konsol game 3D. Dana yang terkumpul digunakan untuk mewujudkan ambisi utamanya mengembangkan peta digital. Pada tahun 2000, Hanke akhirnya mendirikan perusahaan pemetaan digital 3D bertajuk Keyhole. Google melihat potensi teknologi yang dikembangkan Keyhole dan mencaplok perusahaan itu pada 2004. Teknologi Keyhole menjadi cikal bakal Google Earth. Hanke diposisikan sebagai nakhoda dalam divisi Google Geo yang membawahkan tiga layanan, yakni Google Earth, Google Maps, dan Google Street View. Hanke berkarier di Google selama enam tahun hingga 2010. Pada satu titik, Hanke memutuskan untuk membuat startup sendiri bernama Niantic Labs yang didanai Google. Startup itu fokus menciptakan game berbasis peta sesuai dengan impian Hanke. Game pertama yang diluncurkan Niantic adalah Ingress. Menurut Hanke, ide game tersebut terinspirasi dari khayalannya untuk pulang dan pergi dari rumah ke kantor Google. Sayangnya, percobaan pertama Hanke gagal di pasaran. Ingress tak mendapat penerimaan sebagaimana diharapkan. Hanke tidak menyerah begitu saja, pada tahun 2014 ada peluang besar dari Google dan Pokemon Company. Singkat cerita Hanke membuat game yang memuat pokemon dalam Goole Maps. Hanke sadar idenya mewujudkan Pokemon Go lewat Niantic butuh dukungan investor. Ia pun mendekati Pokemon Company dan Nintendo pada 2015. Pendekatan ke dua perusahaan itu dilakukan dengan strategi berbeda.
Pokemon Company lebih mudah didekati dengan bekal Hanke sebagai
pekerja Google yang bersinggungan langsung dalam proyek April Mop pada 2014. Hubungan Hanke dan Pokemon Company diperkuat karena CEO Pokemon Company Tsunekazu Ishihara adalah gamer sejati Ingress. Komunikasi di antara mereka terjalin lebih santai. Pokemon Company pun mengucurkan dana dan merestui langkah Hanke membuat Pokemon Go. Tujuan Hanke merancang game ini adalah memaksa gamer bergerak ke sana kemari dengan cara menyenangkan, yakni mencari monster-monster virtual di dunia nyata. Gerakan fisik pemain pun dibayar dengan temuan Pokemon dan item-item bermanfaat yang tersebar pada titik-titik Pokestop. Selain mendorong gamer agar bergerak, Hanke juga ingin mengajak pemain untuk mengeksplor lingkungan sekitar. Dengan begitu, pemain bisa terus belajar dan mendapat pencerahan dari hal-hal yang terjadi di sekeliling. Terakhir, Hanke berharap para pemain Pokemon Go bisa berkenalan dengan sesama komunitas pemain. Hal itu bisa terjadi saat sama-sama hendak mencari Pokemon di jalan, lalu berlanjut mengobrol hal-hal lainnya.