Sudah barang tentu orang yang semacamn ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat. Sebaliknya kalau ada orang yang amalnya baik tapi umurnya
pendek masyarakat akan merasa kehilangan. Rasulullah juga
mengatakan,"Seburuk-buruknya manusia yaitu mereka yang panjang
umurnya tapi jelek perbuatannya".
Jadi sebenarnya kalau ada orang semacam itu mendingan umurnya
pendek saja, supaya masyarakat sekitarnya tidak banyak menderita dan
agar ia tidak terlalu berat tanggung jawabnya di hadapan Allah. Orang
yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya itulah orang yang
baik.
Permasalahannya sekarang bagaimana agar kita mendapat umur yang
panjang. Sementara orang ragu, bukankah Allah telah menentukan umur
seseorang sebelum lahir? Pernyataan ini memang benar, tapi jangan lupa
Allah adalah Maha Kuasa menentukan umur yang dikehendaki-Nya.
Adapun resep agar umur panjang sebagaimana resep Rasulullah :
Secara lahiriyah, kita semua sependapat untuk hidup sehat, harus hidup
teratur, makan yang bergizi serta menjaga kondisi dengan berolahraga
yang teratur.
Secara spiritual orang yang ini panjang umur ada dua resepnya:
1. Pertama : Suka bersedekah yakni melepaskan sebahagian hartanya di
jalan Allah untuk kepentingan masyarakat, anak yatim, fakir miskin
maupun untuk kepentingan agama. Dengan kata lain orang yang kikir
atau bakhil sangat mungkin umurnya pendek.
2. Kedua : Suka silahturahmi, Silah berarti hubungan dan rahmi berati
kasih sayang, jadi suka mengakrabkan hubungan kasih sayang dengan
sesama, saling kunjung atau dengan saling kirim salam.
Sementara para ahli tafsir menyatakan sekalipun bukan umur itu yang
bertambah misalnya 60 tahun, karena sering silahturahmi meningkat
menjadi 62 tahun, banyak sedekahnya menjadi 65 tahun. Kalau bukan
umurnya yang bertambah, setidak-tidaknya berkah umur itu yang
bertambah. Umurnya tetap tapi kualitas dari umur itu yang bertambah.
3. Ketiga : Rasul pernah ditanya, orang yang paling beruntung itu yang
bagaimana? Rasul Menjawab :
Yang artinya : "Barang siapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya
lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang beruntung".
serba lemah. Jadi kalau seoarang suami memiliki akhlak yang tidak baik
maka penderitaan sang isteri luar biasa. Hal ini perlu kita ingat karena
segala sukses yang dicapai oleh sang suami pada hakekatnya adalah
karena andil sang isteri. Demikian juga andil isteri yang membantu
mencarikan nafkah.
5. Kelima : Rasul pernah ditanya, "Wahai Rasulullah! Orang yang benar itu
yang bagaimana? Rasul menjawab,"Apabila dia berbuat salah segera
bertaubat, kembali kepada jalan yang benar. Oleh karena itu para filosof
mengatakan, "Orang yang benar adalah bukan orang yang tak pernah
melakukan kesalahan, tapi orang yang benar adalah mereka yang
sanggup mengendalikan diri dari perbuatan yang terlarang dan bila
terlanjur melakukannya, ia memperbaiki diri dan tidak mengulangi
perbuatan yang salah itu. Ibarat anak sekolah mengerjakan soal, kalau
salah tidak jadi masalah, asal setelah dikoreksi tidak mengulangi
kesalahannya. Sampai-sampai ada ungkapan yang tidak enak didengar
tapi benar menurut tuntunan Islam, yaitu: Bekas maling itu lebih baik dari
pada bekas santri. Kita tahu bahwa santri adalah orang yang taat
beragama, sedangkan maling penjahat, pemerkosa, dan sebagainya tapi
setelah bertaubat menjadi orang yang baik, kembali ke jalan yang benar.
Orang yang demikian matinya menjadi khusnul khotimah. Memang yang
ideal, orang yang baik itu dari muda sampai tua baik terus, tapi hal itu
jarang.
Kesalahan yang sudah terlanjur, selama masih mau bertaubat tidak jadi
masalah. Oleh karena itu, segala hukuman, seperti hukuman administrasi
dalam kepegawaian, selalu didasarkan atas beberapa pertimbangan.
Apakah kesalahannya tidak bisa ditolerir, apakah orang tersebut perlu
diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya atau tidak. Apakah
kesalahannya terpaksa atau karena kebodohannya? Maka berbagai
pertimbangan perlu dilakukan sehingga ada kesempatan bagi orang
tersebut untuk memperbaiki kesalahannya, agar dia bisa kembali menjadi
orang yang baik. Nabi Muhammad SAW bersabda :
Yang artinya: "Walaupun engkau pernah melakukan kesalahan sehingga
langit ini penuh dengan dosamu, asal saja kamu bertaubat, pasti akan
terima oleh Allah".
6. Keenam : Suka memberi. Sabda Nabi :
Yang artinya : "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah".
Orang yang suka memberi, martabatnya lebih terhormat daripada orang
yang suka menerima. Allah berfirman :