Anda di halaman 1dari 2

PENGATURAN

METABOLISME (INTERNAL
DAN EKSTRENAL)
INTERNAL
1. Jalur metabolic diatur pada tiga tahap
Pertama, yang paling cepat memberikan
respon
adalah
melalui
kerja
enzim
alosterik. Mampu mengubah aktivitas
kataliknya sebagai respon terhadap molekul
efektor
pemberi
rangsangan
dan
penghambat rangsangan. Biasanya terletak
di dekat permulaan suatu multienzim dan
mengkatalis
tahap
yang
membatasi
kecepatan rekasinya, bersifat irreversible.
Pada lintas katabolic, produk akhir ATP
sering jadi penghambat alosterik pada
tahap awal katabolisme. Pada lintas
anabolic, produk akhir biosintetik (co: asam
amino) sering jadi penghambat alosterik
pada tahap awal. Enzim ini bersifat
responsive
secara
spesifik
terhadap
senyawa antara atau produk dari lintasan
metabolic lain. Dengan ini, kecepatan
sisitem
enzim
yang
berbeda
dapat
terkoordinasi satu sama lain.
Kedua, control metabolic dilakukan oleh
hormon.
(a) Hormon Adrenalin
Disekresikan
medulla
adrenal
dan
diangkut darah menuju hati. Adrenal
merangsang pemecahan glikogen jadi
glukosa sehingga meningkatkan kadar
glukosa
darah.
Juga
merangsang
pemecahan glikogen otot dan rangka
menghasilkan laktat dan energy dalam
bentuk ATP. Caranya dengan mengikat
sisi reseptor adrenalin yang spesifik
pada permukaan sel otot dan hati.
Pengikatan ini merupakan isyarat yang
disampaikan ke bagian dalam sel yang
menyebabkan perubahan kovalen dari
bentuk glikogen fosforilase yang kurang
aktif jadi lebih aktif.
(b) Hormon T3, T4
Bila sekresi hormone tiroid banyak,
kecepatan metabolism basal meningkat
hingga 60-100% di atas nilai normal.
Kecepatan
penggunaan
makanan
sebagai
energi
juga
meningkat.
Kerjanya:
(1).
Hormon
tiroksin
meningkatkan jumlah dan aktivitas
mitokondria
yang
selanjutnya
meningkatkan kecepatan pembentukan
ATP
(2).
Hormon
tiroid
menyebabkan
membrane
sel
terksitasi
sehingga
mudah dilewati oleh ion Na selanjutnya
mengaktifkan poma aktif Na, lebih jauh
lagi meningkatkan pembentukan panas.

(3)
Hormon
tiroid
meningkatkan
kecepatan
penggunaan
glukosa,
sehingga
meningkatkan
glukoneogenesis, glikolisis, dll.
(4) Hormon tiroid juga menurunkan
konsentrai kolesterol dalam plasma
dengan cara meningkatkan kecepatan
sekresi kolesterol secara bermakna di
dalam empedu sehingga meningkatkan
jumlah kolesterol yang hilang melalui
feses.
(c) Hormon Kortisol
Terhadap
metabolisme
karbohidrat
hormone
ini
merangsang
glukoneogenesis
dengan
cara
(1)
meningkatkan
enzim-enzim
untuk
mengubah asam amino menjadi glukosa
dalam sel hati dan menyebabkan (2)
banyak asam amino diangkut dari
jaringan ekstrahepatik, terutama otot.
Selanjutnya, menurunkan pemakaian
glukosa pada sel.
Ketiga,
control
metabolic
dilakukan
pengontorlan konsentrasi enzim tertentu di
dalam sel. Contoh: Jika seseorang diberi diet
karbohidrat tinggi, protein rendah, maka,
enzim hati yang normalnya menguraikan
asam amino menjadi asetil Ko-A menjadi
sangat rendah. Hal ini disebut induksi
enzim.

EKSTERNAL
Pengaturan
Asupan
Makanan
dan
Penyimpanan Energi
Pada dasarnya 27% energi yang
diperoleh mencapai sistem fungsional sel
dalam keadaan normal. Sisanya diubah
menjadi
panas yang
dikeluarkan
ke
lingkungan. Kelebihan masukan energi akan
diubah menjadi lemak, sedangkan defisit
masukan
energy
menyebabkan
berkurangnya massa total tubuh.
Pusat saraf yang mengatur asupan
makan, kenyang, dan lapar berada di
hipotalamus.
Nukleus
lateral
hipotalamus
berfungsi
sbg
pusat
makan.
Nukleus
ventro
medial
berfungsi sbg pusat kenyang. Nukleus
paraventricular,
dorsomedial,
dan
arkuata di hipotalamus juga berperan
penting dalam pengaturan asupan
makanan. Hipotalamus menerima sinyal
saraf dari saluran pencernaan mengenai isi
lambung, sinyal kimia dan zat nutrisi dalam
darah, rasa kenyang, sinyal hormone
gastrointestinal,
sinyal
hormone
dari
jaringan lemak, dan sinyal dari korteks
serebri
yang
mempengaruhi
perilaku
makan.
Secara garis besar ada 2 zat yang
mempengaruhi asupan makan; (1) zat
oreksigenik = menstimulasi rasa lapar. (2)

zat anoreksigenik
lapar.

menghambat

rasa

NEURON DI HIPOTALAMUS YANG MENGATUR


RASA LAPAR
(1). Neuron proopiomelanokortin (POMC)
yang memproduksi -MSH dan CART
(2).
Neuron
yang
memproduksi
zat
oreksigenik neuropeptida Y (NPY) dan AGRP.
Aktivitas neuron POMC akan mengurangi
asupan
makan
dan
meningkatkan
pengeluran enrgi. Sedangkan aktivitas NPYAGRP meingkatkan asupan makan dan
menurangi pengeluaran energy.
PUSAT SARAF YG MEMPENGARUHI PROSES
MEKANIK MAKAN
Mekanika proses makan yang sesungguhnya
diatur oleh pusat saraf di batang otak.
Fungsi mengatur jumlah asupan makanan
dan membangkitkan pusat-pusat makan
tersebut agar kerja mekanik proses makan
dapt dilakukan. Pengaturan nafsu makan
lewat saraf olfaktori juga berperan amigdala
dan korteks prefrontal yang berdekatan
dengan hipotalamus.
FAKTOR-FAKTOR
YG
MEMPENGARUHI
JUMLAH ASUPAN MAKANAN
a. Jangka pendek
Pengisian
saluran
cerna
akan
menghambat
perilaku
makan.
Ini
disebabkan karena distensi dinding
saluran ceran (terutama lambung dan
duodenum) menyebabkan dikirimnya
sinyal melalui nervus vagus untuk
menekan pusat makan
Faktor hormonal saluran cerna menekan
perilaku
makan.
Kolestokinin
berkontribusi terhadap rasa kenyang dan
lapar. Mencagah makan berlebihan tetapi
tidak
berpengaruh
besar
terhadap
frekuensi makan. Peptida YY disekresikan
di seluruh saluran penceranaan terutama
di ileum dan kolon. Mencapai puncak
pada 1-2 jam setelah makan. Kadar
dipengaruhi jumlah kalori.
Adanya makanan di dalam usus akan
merangsang
GLP
yang
akan

meningkatkan
produksi
insulin,
menimbulkan rasa kenyang, mengurangi
asupan makan lebih lanjut.
Hormone Ghrelin dilepaskan sel oksintik
lambung di usus juga ada sedikit.
Berfungsi merangsang keinginan makan.
Biasanya meningkat saat puasa.
Reseptor di mulut mengatur jumlah
asupan makanan. Biasanya setelah
mengunya, akan timbul sinyal kenyang di
hipotalamus sleama 20-40 menit.
b. Jangka menengah dan panjang
Teori
glukostatik,
aminostatik
dan
lipostatik. Bila ketiga zat kurang akan
meningkatkan
nafsu
makan.
(1)
peningkatan kadar gula darah akan
meningkatkan
kecepatan
bangkitan
neuron glukoreseptor di pusat kenyang di
nucleus ventrolateral dan paraventrikular
hipotalamus. (2) Peningkatan kadar gula
darah
juga
menurunkan
neuron
glukosensitif di pusat lapar hipotalamus
lateral.
Pengaturan suhu dan asupan makan
Sinyal umpan balik dari jaringan adipose
mengatur asupan makanan
Hipotalamus
mendeteksi
proses
penyimpanan energy melalui krja leptin.
Bila jumlah jaringan lemak meningkat,
leptin akan banyak dihasilkan dan
dilepaskan ke aliran darah. LEptin
kemudian bersirkulasi ke otak menembus
sawar darah-otak menempati reseptor
leptin
pad
berbagai
tempat
di
hipotalamus terutama neuron POMC.
Sitmulasi reseptor leptin mengawali
peristiwa yang mengurangi penyimpanan
lemak, (1) pengurangan produksi NPY
dan AGRP (2) aktivitas neuron POMC
melepaskan
-MSH
(3)
peninkatan
peroduksi zat hipotalamus co: CRH (4)
peningkatan aktivitas saraf simpatik yang
meningkatkan kecepatan metabolism dan
pengeluaran
energy
(5)
Penurunan
sekresi insulin dari sel beta pankreas.

Anda mungkin juga menyukai