Anda di halaman 1dari 8

IKATAN HIDROGEN

Ikatan Hidrogen merupakan ikatan antar molekul yang memiliki atom H yang terikat pada
atom yang memiliki keelektronegatifitas yang tinggi. Ikatan Hidrogen juga dapat
didefenisikan sebagai sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik
parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya
antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Ikatan
hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van der Waals. Perbedaannya adalah muatan
parsial positifnya berasal dari sebuah atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan
muatan parsial negatifnya berasal dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang
memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N).
Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang dimilikinya.
Perhatikan gambar
Gambar. Muatan parsial yang berasal dari atom yang memiliki pasangan elektron bebas.
2.2. Asal Mula Ikatan Hidrogen
Molekul-molekul yang memiliki kelebihan ikatan adalah:
Catatan: Garis yang tebal menunjukkan ikatan berada pada bidang atau pada kertas. Ikatan
putus-putus mengarah ke belakang bidang atau kertas berarti menjauh dari kamu, dan bentuk
baji (wedge-shaped) mengarah ke arah kamu.
Harus diperhatikan bahwa tiap molekul tersebut:
Hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling elektronegatif,
menyababkan hidrogen memperoleh jumlah muatan positif yang signifikan
Tiap-tiap unsur yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif secara signifikan,
tetapi juga memiliki satu-satunya pasangan elektron bebas yang aktif.
Pasangan elektron bebas pada tingkat-2 memiliki elektron yang dikandungnya pada volume
ruang yang relatif kecil yang mana memiliki densitas yang tinggi muatan negatif. Pasangan
elektron bebas pada tingkat yang lebih tinggi lebih tersebar dan tidak terlalu atraktif pada
sesuatu yang positif.
2.3. Klasifikasi Ikatan Hidrogen
Berdasarkan adanya ikatan hidrogen pada senyawa, terdapat 2 jenis:
Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada molekul yang
berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O dengan Cl-(aq) terdapat beberapa
ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul, yaitu H+ dan Cl- sebanyak pasangan elektron
bebas disekitar ion Cl. (4 pasang elektron bebas)

Gambar. Ikatan hidrogen yang terbentuk melalui ikatan intermolekular (antarmolekul).

Ikatan Hodrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada satu molekul

(dalam satu senyawa). Contohnya molekul air (H2O), dalam air terdapat ikatan hidrogen
sejumlah pasangan elektron bebas pada pusat senyawa.
Gambar. Ikatan hidrogen yang terbentuk dalam senyawa air (H2O).
Ikatan hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam makromolekul seperti protein dan
asam nukleat dimana ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama yang
berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
2.4. Contoh Ikatan Hidrogen
Air, sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Gaya tarik antara molekul
polar yang mengandung hidrogen dengan pasangan elektron bebas dari molekul oksigen.
Pada ikatan polar setiap atom hidrogen bermuatan agak positif sehingga dapat menarik
elektron. Ikatan hidrogen menyebabkan titik didih dan titik leleh air tinggi bila dibandingkan
molekul lain yang kecil tapi molekulnya nonpolar.
Banyak organik (karboksilat) asam membentuk ikatan hidrogen dimer dalam keadaan
padat.
Beberapa gugus hidroksil memberikan banyak kesempatan untuk ikatan hidrogen dan
mengarah pada viskositas tinggi zat-zat seperti gliserin dan sirup gula.
2.5. Fakta Eksperimen
Senyawa-senyawa organik yang mengandung gugus hidroksi OH atau gugus amino NH2
relatif lebih larut dalam air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul
air.
Dimerisasi asam karboksilat seperti asam asetat CH3COOH juga merupakan contoh yang
sangat baik adanya ikatan hidrogen.
Secara fisika titik didih suatu molekul seharusnya bergantung pada berat molekulnya, yakni
semakin berat molekul suatu senyawa maka makin sulit menguap maka semakin tinggi titik
didihnya. Namun fakta eksperimen titik didih senyawa hidrida unsur-unsur golongan VA,
VIA, VIIA menunjukkan adanya penyimpangan sebagaimana ditunjukkan Gambar 5.1
dibawah ini:
Berdasarkan grafik plot titik pada Gambar tampak:
Titik didih senyawa hidrida golongan IVA semakin tinggi dengan urutan: CH4 < SiH4 <
GeH4 < SnH4. Urutan kenaikan titik ini sesuai dengan konsep bahwa semakin besar berat
molekul semakin tinggi titik didihnya.
Pada senyawa hidrida golongan VA tampak titik didih semakin tinggi dengan uurutan: PH3
< AsH3 < SbH3 < NH3 seharusnya titik didih molekul NH3 paling rendah karena berat
molekulnya paling ringan. Titikdidih NH3 dibandingkan dengan molekul lainnya yang berat
molekulnya lebih besar merupakan fakta:
Diantara molekul NH3 terjadi ikatan hidrogen sehingga untuk bisa menguap diperlukan
energi tambahan untuk memutuskan ikatan hidrogen yang terbentuk antara molekul NH3.

Kasus serupa terjadi pada titik didih senyawa hidrida golongan VIA dan VIIA. Berdasarkan
urutan bertambahnya berat molekul,seharusnya titik didih semakin tinggi dengan urutan:
H2O < H2S < H2Se < H2Te, tetapi fakta eksperimen menunjukkan:
Titik didih H2O paling tinggi.
HF < HCL < HBr < HI, fakta eksperimen menunjukkan:
Titik didih HF paling tinggi.
Tingginya titik didih H2O dibandingkan dengan senyawa hidrida lainnya dalam satu
golongan dan tingginya titik didih HF dibandingkan senyawa hidrida lainnya dalam satu
golongan merupakan fakta terjadinya ikatan hidrogen antara molekul H2O dan antara
molekul HF.
Kekuatan ikatan hidrogen sangat dipengaruhi oleh perbedaan elektonegativitas antara atomatom dalam molekul.
Semakin besar perbedaan elektronegativitasnya, semakin besar kekuatan ikatan hidrogen
yang terbentuk.
Oleh karena itu berdasarkan perbedaan elektronegatifannya maka ikatan hidrogen antar
molekul HF > H2O > NH3, seharusnya titik didih HF lebih tinggi dari H2O dan NH3.
Namun fakta eksperimmen menunjukkan:
Ternyata titik didih H2O lebih tinggi dari pada titik didih HF.
Hal itu disebabkan karena tiap molekul air berpotensi membentuk empat ikatan hidrogen
dengan molekul air sekelilingnya, maka titik didih H2O lebih tinggi dari titik didih senyawa
HF meskipun ikatan hidrogen pada HF lebih kuat dari ikatan hidrogen pada H2O.
Pada hidrogen fluorida yang muncul adaleh kekurangan hidrogen sehingga tiap molekul HF
hanya bisa membentuk satu ikatan hidrogen dangen molekul HF yang lainnya. Pada kasus
amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi oleh fakta bahwa tiap atom nitrogen hanya
mempunyai satu pasang elektron.
Air dapat digambarkan sempurna sebagai sistem ikatan yang sempurna karena pada tiap
molekul air terdapat 2 pasang elektron bebas dan 2 atom hidrogen. Oleh karena itu tiap
molekul air dapat membentuk empat ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya.

2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya tarikan antara molekul (atom H dan atom lain):
Elektronegativitas, adalah suatu ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan
elektron ikatan. Jika atom-atom memiliki elektronegatifitas yang setara, keduanya memiliki
kecenderungan yang sama untuk menarik pasangan elektron ikatan, dan karena itu akan
ditemukan setengah rata-rata antara kedua atom, sebagai contoh, pada molekul H2 atau Cl2.
semakin besar perbedaan keelektronegatifan atom dalam suatu molekul atau antarmolekul,
maka semakin kuat ikatan hidrogen
Polaritas, adalah kepolaran suatu unsur yang berikatan dengan unsur lain dan masih
terdapat pasangan elektron bebas pada pusat molekulnya..

Semakin banyak pasangan elektron bebas (pasangan elektron tak berikatan), maka semakin
mudah membentuk ikatan hidrogen

2.7. Pengaruh Dari Ikatan Hidrogen Pada Senyawa


Titik didih Hidrida (C)
Jumlah Elektron Hidrida Gol. 14 Titik didih Hidrida Gol. 15 Titik didih Hidrida Gol. 16 Titik
didih Hidrida Gol. 17 Titik didih
10 CH4 -164 NH3 -75 H2O 100 HF 20
18 Si H4 -112 PH3 -87 H2S -61 HCl -85
36 Ge H4 -90 AsH3 -55 H2Se -41 HBr -67
54 Sn H4 -52 SbH3 -18 H2Te -2 HI -35

Pengertian Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen adalah sebuah interaksi tarik-menarik (dipol-dipol) antara atom yang bersifat
elektronegatif dengan atom hidrogen yang terikat pada atom lain yang juga bersifat
elektronegatif. Jadi, ikatan hidrogen tidak hanya terjadi pada satu molekul, melainkan bisa
antara molekul satu dengan molekul yang lainnya. Ikatan hidrogen selalu melibatkan atom
hidrogen. Inilah gambar ilustrasi ikatan hidrogen:

Sifat Kekuatan Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen bersifat lebih kuat dibandingkan gaya van der Waals, tetapi lebih lemah
dibandingkan ikatan kovalen maupun ikatan ion.

Pembentukan Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen sangat dominan dalam kimia air, larutan air, pelarut hidroksilik, spesies yang
mengandung gugus -OH umumnya, dan penting juga dalam sistem biologi misalnya sebagai
penghubung rantai polipetida dalam rantai protein dan pasangan basa dari asam nukleat.
Apabila atom hidrogen terikat pada atom lain, terutama F, O, N, atau Cl, sedemikian sehingga
ikatan X-H bersifat sangat polar dengan daerah positif pada atom H, maka atom H ini dapat

berinteraksi dengan spesies negatif lain atau spesies kaya elektron membentuk ikatan
hidrogen (X- - H+Y ; HY = ikatan hidrogen). Walaupun detilnya sangat bervariasi,
tetapi umumnya dipercaya bahwa sifat khas gaya elektrostatik yang besar antara atom H dan
Y. Konsekuensinya, jarak ikatan X-H dengan ikatan hidrogen akan menjadi lebih panjang,
sekalipun tetap sebagai ikatan kovalen tunggal, daripada panjang ikatan normal X-H tanpa
ikatan hidrogen. Demikian juga jarak HY umumnya lebih panjang daripada jarak ikatan
normal H-Y. Dalam hal ikatan hidrogen sangat kuat, jarak XY menjadi sangat pendek dan
panjang ikatan antara X-H dan HY keduanya menjadi pendek dan hampir sama.

Bukti Adanya Ikatan Hidrogen


Bukti adanya peran ikatan hidrogen yang mana cukup signifikan adalah perbandingan sifat
fisik titik didih abnormal dari senyawa-senyawa NH 3, HF, dan H2O. Kekuatan ikatan
hidrogen dalam molekul-molekul secara berurutan adalah H2O > HF > NH3. Penyimpangan
titik didih NH3, HF, dan H2O dalam hubungannya dengan titik didih senyawa-senyawa
kovalen hidrida dari unsur-unsur dalam golongan yang sama menunjukkan peran ikatan
hidrogen yang sangat jelas seperti gambar berikut ini:

Titik didih normal senyawa biner hidrogen golongan p


Dari studi kristalografik dapat diketahui bahwa dalam es setiap atom oksigen dikelilingi oleh
empat atom-atom oksigen yang lain secara tetrahedral dan keempat atom-atom hidrogen
terletak antara atom-atom oksigen sekalipun tidak tepat di tengahnya. Jadi, setiap atom O
mengikat dua atom H dengan jarak yang sama ~1,01 dan dua atom H yang lain dengan
jarak yang lebih panjang, ~1,75 , sebagai ikatan hidrogen. Jadi, jarak O-O ~2,76 . Struktur
es ini terbuka dan distribusi ikatan hidrogen terbentuk secara acak. Jika es meleleh, maka
sebagian ikatan hidrogen terputus sehingga struktur es tidak lagi dapat dipertahankan dan
berakibat naiknya densitas air.

Ikatan Hidrogen pada Spektroskopi

Bukti adanya ikatan hidrogen yang lebih signifikan adalah melalui studi kristalografik - sinar
X, difraksi neutron, demikian juga spekrum infra merah dan Nuclear Magnetic Resonance
(NMR) baik untuk padatan cairan, maupun larutan. Di dalam spektrum inframerah, untuk
senyawa X-H yang mengandung ikatan hidrogen, maka energi vibrasi - stretching X-H akan
menjadi melemah hingga akan muncul pada spektrum dengan frekuensi yang lebih rendah
dan melebar - tumpul.

Pengertian Isomer dan Contohnya


Isomer adalah senyawa kimia yang memiliki rumus molekul yang sama yang berarti bahwa
mereka terdiri dari jumlah yang sama dari jenis atom yang sama tetapi memiliki struktur
atau pengaturan yang berbeda dalam ruang. Misalnya, pentana adalah senyawa organik terdiri
dari lima atom karbon dan 12 atom hidrogen. Dua isomer pentana termasuk pentana tidak
bercabang, di mana karbon yang diatur dalam rantai linear, dan isopentana atau metilbutana,
di mana empat karbon yang diatur dalam rantai linear sedangkan cabang kelima lepas dari
salah satu bagian atom karbon. Kedua hal ini memiliki rumus molekul yang sama, tetapi
pengaturan aktual atom mereka yang berbeda. Isomer adalah penting karena senyawa dengan
struktur yang berbeda, bahkan jika mereka mengandung atom yang sama, dapat memiliki
sifat kimia yang berbeda secara drastis.

Senyawa dengan rumus molekul yang sama mungkin berbeda secara struktural dalam dua
cara. Pertama, isomer struktural berbeda dalam pengaturan struktural sebenarnya atom.
Kelompok-kelompok fungsional yang membentuk senyawa yang tergabung dalam cara yang

berbeda dan dalam pengaturan yang berbeda. Stereoisomer, di sisi lain, diatur dengan cara
yang sama dalam hal posisi kelompok fungsional tetapi berbeda dalam posisi relatif mereka
di ruang angkasa. Dua molekul mungkin, misalnya, memiliki atom yang sama dan struktur
yang sama tetapi mungkin juga tidak tumpang tindih bayangan cermin satu sama lain dan
akan, karena itu, menjadi isomer.
Isomer adalah sangat penting karena senyawa yang berbeda, bahkan jika mereka memiliki
rumus molekul yang sama, dapat memiliki sifat kimia yang berbeda. Ini bahkan berlaku
untuk stereoisomer, yaitu, sepintas, hampir identik. Satu senyawa mungkin, misalnya,
menjadi bahan aktif yang penting dalam obat sementara yang yang tidak tumpang tindih
gambar cermin isomer mungkin benar-benar efektif atau bahkan berbahaya. Senyawa dengan
pengaturan yang berbeda sering bereaksi dengan cara yang drastis berbeda dengan atom dan
senyawa lainnya. Mereka mungkin berbeda di mana bahan kimia mereka bereaksi dengan
atau di tingkat di mana mereka bereaksi dengan berbagai bahan kimia.
Banyak reaksi kimia menghasilkan campuran isomer berbeda hal ini terutama berlaku dari
stereoisomer jadi kimiawan harus sering menggunakan berbagai metode untuk mengisolasi
isomer tertentu di mana mereka tertarik. Banyak metode yang berbeda berdasarkan berbagai
sifat kimia dapat digunakan untuk isomer terpisah. Beberapa senyawa dengan rumus molekul
identik mungkin, misalnya, mendidih pada temperatur yang berbeda, sehingga distilasi dapat
digunakan untuk memisahkan mereka. Lainnya bereaksi dengan senyawa yang berbeda,
sehingga reaksi kimia dapat digunakan untuk menghapus satu isomer sementara
meninggalkan senyawa tujuan tidak berubah.

Pengertian Polimer kimia


Polimer kimia adalah studi dan manipulasi bahan kimia sintetis dan organik yang dikenal
sebagai polimer. Polimer adalah rantai berulang dari molekul yang bergabung untuk
membentuk apa yang disebut makromolekul. Polimer adalah zat serbaguna, memiliki
berbagai sifat fleksibilitas, ringan, kekerasan, dan daya tahan. Cara yang ditemukan oleh ahli
kimia polimer untuk mengisolasi dan mengembangkan properti ini. Selain itu, mereka
mengidentifikasi konduktif unik dan sifat kimia polimer yang diberikan untuk keperluan
industri dan medis.
Dalam satu bentuk atau lain, cabang kimia telah hadir di bidang ilmu pengetahuan sejak
pertengahan abad ke-19. Nitroselulosa, suatu polimer awal, dikembangkan menggunakan
penelitian Henri Braconnot dan Christian Schonbein, masing-masing. Selama tahun-tahun
berikutnya, nitroselulosa dan turunannya digunakan dalam berbagai cara, termasuk sebagai
luka yang efektif berpakaian selama Perang Saudara Amerika.
Pabrik manufaktur pertama untuk serat sintetis dibuka pada tahun 1884 oleh seorang
industrialis Perancis bernama Hilaire de Chardonnet. Ini menghasilkan kain polimer disebut
rayon viskosa, yang digunakan sebagai pengganti murah untuk sutra. Sejak saat itu, bidang
kimia polimer telah berkembang pesat, mencapai puncaknya pada awal abad 20 dengan
perkembangan Kevlar dan nilon. Pengembangan bahan tersebut mengakibatkan sejumlah

besar bunga yang berlanjut hingga hari ini. Beberapa ribu zat dengan aplikasi praktis telah
diproduksi sejak awal abad ke-20 sebagai akibat dari kemajuan dalam kimia polimer.
Penggunaan polimer tersebar luas di masyarakat modern, menyediakan komponen kimia
penting dari banyak benda orang menggunakan setiap hari. Ban, kantong plastik, compact
disc, dan lensa kontak sekali pakai semuanya mengandung bahan yang dikembangkan oleh
bidang ilmu ini. Setiap tahun, semakin banyak barang yang mengandung polimer sintetis dan
organik diperkenalkan ke pasar. Karena kebanyakan polimer sintetis, produk memanfaatkan
mereka umumnya memerlukan jumlah yang lebih kecil dari sumber daya tak terbarukan bila
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka terbuat dari bahan lain.
Penelitian Polimer kimia adalah multi-miliar US Dollar industri dengan sendirinya. Hal ini
disebabkan penerapan luas di hampir setiap bidang industri dan ilmiah. Seringkali kebutuhan
itu dapat dipenuhi oleh polimer pertama kali diidentifikasi, dan kemudian diikuti dengan
pendanaan untuk mengembangkan polimer yang cocok untuk tujuan tertentu. Setelah polimer
dikembangkan, maka dapat dieksplorasi oleh ahli kimia polimer untuk menemukan
kemungkinan aplikasi lainnya, serta derivatif yang mungkin memiliki kegunaan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai