Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
Gangguan metabolik adalah gangguan yang disebabkan oleh adanya masalah
dengan proses kimia di dalam tubuh. Gangguan metabolik pada prinsipnya
melibatkan ketidak seimbangan dalam DNA, protein, lipid atau karbohidrat. Biasanya
terkait dengan adanya kekurangan atau kelebihan dari enzim tertentu yang berperan
dalam jalur metabolisme. Hampir semua gangguan metabolik memiliki latar
belakang kelainan genetik, dan sebagian kecil lainnya dapat disebabkan faktor
makanan, infeksi, racun dan sebagainya. Penyakit metabolik genetik disebut juga
sebagai gangguan metabolik sejak lahir atau gangguan metabolik bawaan.1
Gangguan metabolik bawaan merupakan kondisi genetik yang mengakibatkan
masalah metabolisme. Kebanyakan orang dengan gangguan metabolisme mewarisi
gen yang rusak yang mengakibatkan gangguan kekurangan enzim. Ada ratusan
gangguan metabolisme genetik yang berbeda, dan gejala yang timbul, penanganan,
dan prognosis bervariasi.1,2
Penyakit metabolik yang disebabkan kelainan gen ini mempunyai variasi
yang luas pada aspek klinis dan patogenesisnya, mengakibatkan gangguan pada
beberapa enzim dan protein tertentu yang pada akhirnya terjadi kelainan metabolik
tubuh. Pada 25 tahun belakangan ini jumlah penyakit ini meningkat secara drastis.
Sejak tahun 1975 hampir 500 penyakit kelainan saraf dan saraf-otot yang

kelainannya telah jelas karena adanya defek enzim atau protein. Gangguan metabolik
bawaan atau gangguan metabolik kongenital relatif jarang dijumpai, namun tidak
jarang menimbulkan gangguan yang berat pada anak bahkan dapat berakhir dengan
kematian. Skrining yang dini dan terapi yang tepat memberi hasil memuaskan dalam
penanganan penyakit metabolik. 1,2,3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit metabolik merupakan penyakit yang timbul akibat ketidakmampuan
tubuh untuk memproses lemak, protein, gula atau asam nukleat. Kebanyakan kondisi
ini merupakan kelainan metabolik bawaan, yang berarti diturunkan secara genetik
dari keluarga melalui proses mutasi gen sehingga mengakibatkan disfungsi atau
hilangnya enzim yang dibutuhkan sel untuk melangsungkan proses metabolik.1,4
Jalur metabolik utama untuk protein, karbohidrat dan lemak sangat
bergantung terhadap molekul kunci seperti asetil ko-enzim melalui mekanisme yang
kompleks. Defek genetik pada jalur metabolik utama dikenal sebagai kelainan
metabolik kongenital. 4
Kelainan metabolik kongenital dapat dibagi atas 3 kelompok berdasarkan
patofisiologinya : 2,4
1. Kelainan yang mengganggu sintesis atau katabolisme dari molekul
kompleks dengan gejala yang permanen, progressive, dan kambuhan serta
tidak bergantung pada asupan makanan. Diantaranya kelainan lisosom,
kelainan peroksisom dan gangguan transpor dan proses intraseluler.
2. Kelainan yang menyebabkan akumulasi akut dan progresif senyawa
beracun sehingga berakibat pada blok metabolik. Kondisi ini meliputi
gangguan metabolisme asam amino (phenylketonuria, homocystinuria,

maple syrup urine disease), organic acidurias, congenital urea cycle


defect dan intoleransi glukosa (galaktosemia).
3. Kelainan dengan gejala akibat defisiensi

produksi

energi

atau

pemanfaatannya dalam hepar, miokardium, otot atau otak. Termasuk


diantaranya asidemia laktat kongenital, defek oksidasi asam lemak, defek
gluconeogenesis dan gangguan rantai respirasi mitokondria.
JALUR METABOLISME

1. KELAINAN YANG MENGGANGGU SINTESIS ATAU KATABOLISME


DARI MOLEKUL KOMPLEKS
a. Gangguan Penyimpanan Lisosom
Lisosom adalah ruang dalam sel yang memecah produk-produk limbah
metabolisme. Berbagai kekurangan enzim di dalam lisosom dapat mengakibatkan
penumpukan zat beracun, menyebabkan gangguan metabolisme termasuk:
- Sindrom Hurler (struktur tulang yang abnormal dan keterlambatan
-

perkembangan)
Penyakit Niemann-Pick (pada bayi terjadi pembesaran hati, kesulitan

makan, dan kerusakan saraf)


Penyakit Tay-Sachs (kelemahan progresif pada anak yang lebih tua,
berlanjut pada kerusakan saraf parah; anak biasanya hanya hidup sampai

usia 4 atau 5 tahun)


Penyakit Gaucher (nyeri tulang, pembesaran hati, dan trombosit yang

rendah jumlahnya, sering ringan, pada anak-anak atau orang dewasa)


Penyakit Fabry (nyeri pada ekstremitas di masa kecil, dengan ginjal dan
penyakit jantung dan stroke di masa dewasa, hanya laki-laki yang

terpengaruh)
Penyakit Krabbe (kerusakan saraf yang progresif, keterlambatan
perkembangan pada anak-anak; kadang-kadang orang dewasa yang

terpengaruh) 4
Penyakit Pompe
Penyakit Pompe atau disebut juga Glikogenosis tipe 2 diambil dari

nama J.C Pompe pada tahun 1932, merupakan penyakit autosomal resesif
yang jarang yang ditandai dengan akumulasi glikogen pada lisosom sel-sel
jaringan tertentu terutama pada otot rangka, jantung, hati dan CNS. Mutasi
gen menyebabkan berkurangnya atau tereliminasinya enzim yang esensial ini.
Diperkirakan kasusnya 1 : 40.000 kelahiran.
Patologi Biokimia
5

Hers (1963) pertama kali melaporkan adanya defisiensi dari aktifitas


enzim lisosom acid maltase (alpha-1,4- glucosidase). Kode genetik telah
dipetakan dan terdapat pada kromosom 17q25,2-q25,3. Normalnya enzim ini
memecah glikogen menjadi glukosa yang merupakan sumber energi utama
sel. Mutasi utama pada gen membuat gen mengurangi bahkan sama sekali
tidak mampu menghidrolisis glikogen, sehingga glikogen tidak dapat dipecah
dan tertimbun di dalam sel. 3
Mutasi genetik pada gen acid alfa-glukosidase bisa menghasilkan
beberapa efek : produksi enzim normal tetapi fungsinya menurun, atau
penurunan jumlah produksi enzim tanpa kerusakan fungsi, atau mutasi
spesifik yang mengakibatkan tidak ditranskripsinya urutan asam amino yang
dibutuhkan untuk memproduksiprotein acid alfa-glukosidase. Karena jalur
utama degradasi glikogen tidak mengalami kelainan, maka produksi energi
tidak mengalami gangguan dan tidak terjadi hipoglikemia. Namun defisiensi
enzim ini mengakibatkan akumulasi glikogen. Penumpukan glikogen yang
berlebihan dalam lisosom akan mengganggu fungsi normal organel-organel
sel mengakibatkan cedera sel. Sebagai akibatnya, terjadi pembesaran dan
disfungsi organ yang terlibat.
Karakteristik klinik

Spektrum klinis penyakit Pompe sangat bervariasi, tetapi berdasarkan


onset usia terjadinya dan progresivitasnya, penyakit Pompe dibagi atas 3
bentuk : tipe infantile, tipe Juvenil, dan tipe dewasa, namun belakang ada
kecenderungan untuk membagi penyakit ini hanya dalam dua kelompok yaitu
infantile onset dan onset lambat.3
Pada bayi biasanya perkembangannnya normal untuk beberapa
minggu sampai beberapa bulan

dan bermanifestasi sebagai hipotoni dan

kelemahan. Pergerakan spontan berkurang dan terdengar tangisan lemah, dan


didapatkan sekresi berlebihan di orofaring posterior.) Akibat kelemahan dan
gangguan pada otot bantu napas, menyebabkan gangguan bernapas. Selain itu
berkembang kardiomegali massif dengan bising sistolis. Sianosis intermitten
terjadi akibat gangguan respirasi dan kardiovaskulker. 3
Laboratorium
Kuantitas

glikogen

dan

aktifitas

enzimyang

mempengaruhi

metabolisme glikogen dapat dimonitor menggunakan teknik vakum kulit


(skin-blistering) atau pertumbuhan fibroblast dari biopsy material kulit. Baik
antara fibroblast dan cairan sel amnion baik

untuk menilaiaktivitas acid

maltase. Hug dan kawan-kawan (1984) telah melaporkan diagnosis prenatal


dengan menggunakan cairan sel amnion dan studi biokimia biopsy villi corion
dengan menggunakan maltose sebagai substrat. 3

Foto thorax digunakan untuk menilai kardiomegali massif. Dari ECG


didapatkan depresi segmen ST, gelombang T inverted, dan pemendekan
interval PR. Keadaan ini bisa mirip dengan miokarditis. Pada elektromiografi
didapatkan adanya miopati, potensial polifasik, dan gambaran low voltage.
Pada pemeriksaan nervus perifer juga didapatkan adanya perubahan. 3
Penatalaksanaan
Karena penyakit Pompe menyebabkan degenerasi muscular yang
progresif dan kematian premature, penatalaksanaan penyakit Pompe masih
difokuskan untuk mempertahankan fungsi sebisa mungkin dan bukan untuk
pemulihan. Penanganan sebaiknya dilakukan oleh sekelompok tim yang
berpengalaman sehingga bisa member perawatan suportif dan simptomatik.
Komplikasi jantung dan pernapasan yang terjadi masih ditangani secara
simptomatis. Kebanyakan penderita mendapatkan terapi suportif untuk
menangani gejala yang dialami.
Pengobatan dengan recombinant human acid a-glukosidase (rhAGLU)
masih dalam evaluasi. Terapi sulih enzim (enzyme replacement therapy)
dalam uji klinis dengan pasien-pasien onset infantile menunjukkan perubahan
signifikan pada jantung yaitu ukuran LVMI (Left Ventricular Mass Index)
jantung mengecil, fungsi jantung membaik. Demikian juga untuk fungsi otot,
berkurangnya akumulasi glikogen memperbaiki tonus dan kekuatan otot.

b. Gangguan Peroxisomal
Mirip dengan lisosom, peroksisom adalah ruang kecil diisi dengan enzim di
dalam sel. Fungsi enzim yang menurun dalam

peroksisom dapat

menyebabkan penumpukan produk beracun dari metabolisme. Gangguan


peroxisomal meliputi:
- Sindrom Zellweger (fitur wajah yang abnormal, pembesaran hati, dan
kerusakan saraf pada bayi)
- Adrenoleukodystrophy
Merupakan kasus yang jarang namun menyebabkan kelainan
genetik yang serius akibat akumulasi asam lemak rantai panjang dalam
otak dan korteks adrenal, yang timbul akibat ketidakmampuannya
memproduksi enzim yang dapat memecah asam lemak. Hal ini
menyebabkan

pengrusakan

selubung

myelin.

Kondisi

ini

juga

menyebabkan kelenjar adrenal mensekresi kortisol, yang mengatur


metabolisme glukosa, tekanan darah dan pelepasan insulin untuk menjaga
tekanan darah. Gejala kerusakan saraf dapat berkembang di masa kanakkanak atau dewasa awal
2. KELAINAN

YANG

MENYEBABKAN

AKUMULASI

AKUT

DAN

PROGRESIF SENYAWA BERACUN SEHINGGA BERAKIBAT PADA


BLOK METABOLIK
a) Gangguan Metabolisme Asam Amino
PHENILKETONURIA (PKU)

Fenilketonuria adalah penyakit metabolik bawaan yang dapat


menimbulkan kelainan neurologis yang serius. Merupakan kelainan yang
disebabkan kurangnya enzim fenilalanin hidroksilase. Insidens FKU cukup
tinggi,

1 : 4500 kelahiran di Irlandia, dan 1 : 10.000 kelahiran di

AmerikaSerikat, sedangkan untuk Indonesia sendiri belum ada data yang


jelas.
- Patologi Biokimia
FKU merupakan kelainan resesif autosomal yang mengakibatkan
ketidakmampuan tubuh menghidrolisis fenilalanin menjadi tirosin.

FKU merupakan bentuk gangguan metabolik bawaaan yang dapat


menimbulkan kelainan neurologis yang serius. Hal yang penting diperhatikan
bahwa kelainan genetik ini menghalangi tubuh merubah fenilalanin menjadi
tirosin. Pada manusia fenilalanin merupakan unsur pokok untuk sintesis
protein. Perubahan fenilalanin menjadi tirosin adalah irreversible dan tidak
dapat digantikan dengan fenil alanin dalam makanan. 2,3
Hidroksilase fenilalanin (HFA) normal didapatkan pada hati, ginjal,
dan pancreas, tetapi tidak pada otak atau kulit. Gen enzim ini telah dilokalisasi

10

pada lengan panjang kromosom 12 sehingga memudahkan melakukan analisis


genetik molekular pasien FKU.
Fenilalanin merupakan asam amino esensial. Tubuh mendapatkan
asupan fenilalanin dari asupan makanan yang mengandung protein, misalnya
telur, tempe dan tahu. Dalam keadaan normal tiga perempat darifenilalanin
diubah menjadi tirosin dengan bantuan enzim phenylalanine hidroksilase
(PAH) dan koenzim tetrahidrobiopterin. Sedangkan seperempat bagian
fenilalanin lainnya akan membentuk protein di dalam tubuh. Karena adanya
defisiensi enzim phenylalanine hidroksilase (PAH) dalam tubuh, kadar
phenylalanin dalam tubuh pun meningkat. Hal ini disebabkan karena rantai
mayor fenilalanin yang berarti proses pengubahan fenilalanin menjadi tirosin
menjadi terhambat bahkan berhenti. Penumpukan fenilalanin dalam tubuh
dalam kadar yang tinggi menyebabkan terhambatnya asam amino ke dalam
sel, sehingga terdapat kekurangan serebrosid dalam otak yang menyolok
sehingga menyebabkan retardasi mental. 5
-

Manifestasi Klinis
Bayi fenilketonuria tampak normal saat lahir. Selama 2 bulan

kehidupannya, bayi sering memperlihatkan irritable, muntah yang kadang


proyektil sifatnya. Pada umur 4-9 bulan keterlambatan intelektual menjadi
lebih jelas. Kasus yang tidak mendapat pengobatan dapat mempunyai IQ di
bawah 50. 1,2
Pada ibu hamil, kandungan berlebih fenilalanin dalam tubuh
menyebabkan rusaknya otak dari bayi, selain itu system urat sarafnya pun

11

tidak sempurna. Akibat defisiensi fenilalanin hidroksilase dalam tubuh, terjadi


krisis tirosin. Bila terjadi krisis tirosin dalam tubuh, epinefrin dan melanin
menjadi sukar terbentuk. Kekurangan melanin menyebabkan hipopigmentasi
pada bagian tubuh, seperti rambut seperti rambut jagung, kulitnya bule, dan
mata kebiru-biruan. Secara fisik, gejala tersebut mirip dengan penderita
albino. Namun, pada penderita albino hipopigmentasi bersifat permanen. 5
Gejala eksema juga sering terjadi pada sepertiga anak dengan
fenilketonuria. Beberapa pasien juga memiliki bau yang khas akibat ekskresi
asam fenilacetad. Gejala lain berupa kejang yang biasanya bersifat tonik
klonik atau nioklonik. Pada gambaran EEG sering didapatkan abnormalitas
berupa adanya gelombang spike dan wave. Sering didapatkan penderita
mikrosefalus, dan dari pemeriksaan CT scan dapat diperoleh gambaran atropi
kortikal yang diifus. Beberapa pasien dengan defisiensi enzim fenilalanin ini
tidak berkembang menjadi retardasi mental, namun ada beberapa yang
menderita autism. 3
-

Diagnosis
Diagnosis fenilketonuria dapat diperkirakan dari gambaran klinis dan

pemeriksaan urin pasien dengan tes feri klorida. Bukti awal dapat diperoleh
dengan didapatkannnya fenilalanin plasma atau kurva toleransi fenilalanin
yang abnormal.

Peningkatan kadar fenilalanin pada bayi laki-laki yang

menderita fenilketonuria biasanya lebih cepat meningkat dibandingkan bayi


perempuan. 3 Kriteria untuk diagnosis fenilketonuria meliputi :

12

Peningkatan konsentrasi serum sekitar 20 mg/dl setelah minggu pertama


kelahiran dimana kadarnya lebih rendah dari konsentrasi serum tirosin

normal.
Didapatkan asam fenilpiruvit dan asam hidroksifenilasetic pada konsentrasi
fenilalanin serum yang melebihi 15 mg/dl
Tidak didapatkan peningkatan konentrasi serum tirosin setelah intake oral
fenilalanin (0,1 gram/kg BB). Tes ini sebaiknya ditunda sampai usia bayi
beberapa bulan. 3
Pengobatan
Dua cara pengobatan fenilketonuria yang dapat diusahakan yaitu
memodifikasi ekspresi fenotip dari gen yang defek dan secara definitive
dengan mengkoreksi gen yang defek tersebut. Untuk praktek klinik yang
digunakan adalah pengobatan pertama. 1,2
Pada skrining pertama seorang bayi dengan konfirmasi hasil positif,
tahap pertama dengan menilai kuantitas serum fenilalanin dan level tirosin.
Jika konsentrasi fenilalanin darah lebih dari 10 mg/dL dan konsentrasi tirosin
rendah atau normal (1-4 mg/dL) harus segera dimulai diet rendah fenilalanin. 2
Terapi untuk FKU yang klasik dengan pengaturan diet rendah
fenilalanin dalam formula makanannya. Kontrol diet dilakukan selama
mungkin, dan beberapa center mengatakan mempertahankan pada kadar 6
mg/dL. Sedangkan untuk FKU yang ringan dapat berhasil diterapi dengan
tetrahydrobiopterin (BH4 10-20 mg/kg per hari) 2
Terapi diet ini sangat efektif untuk mencegah retardasi mental pada
anak dengan FKU berat. Selain itu hasil luarannya tergantung oleh beberapa
faktor. Smith dan Coworkers menemukan bahwa IQ penderita rata-rata

13

berkurang 4 point setiap bulan antara kelahiran dan mulainya pengobataan.


Konsentrasi fenilalanin rata-rata saat awal terapi juga mempengaruhi luaran.
Selain itu, penggunaan diet suplemen dengan tirosin, meskipun beberapa
center melakukannnya, tetapi belum nampak perbaikan

pada tes

neurofisiologis. Dengan mempertahankan diet, akan mengurangi kejadian


kejang dan gambaran EEG kembali normal. Jika ada mikrosefal, dapat
terkoreksi sendiri dan warna rambut yang abnormal dapat berubah ke warna
alami. Sedangkan jika diet distop, dalam penelitian Waisbren dan Coworkers
sepertiga anak-anak akan menurun tingkat IQ nya 10 point dalam 5 tahun. 2,3
Jika terapi diet tidak adekuat, diperlukan pendekatan definitive dalam
penanganan FKU. Transplantasi sumsum tulang allogenic dan autologeus
dapat digunakan untuk terapi variasi genetik. Pendekatan lain dengan
pengenalan gen PAH pada sel hepar, yang diharapkan dapat menerima dan
meneruskan ekspesi enzim, sehingga dapat menurunkan level fenilalanin. 2,3
ALKAPTONURIA
Alkaptonuria disebut juga onchorosis, merupakan kasus gangguan metabolik yang
jarang ditandai oleh arthritis pada dewasa dan urine warna coklat tua atau hitam,
timbul saat pasien tidak mampu memecah tirosin, salah satu jenis asam amino, hal ini
disebabkan oleh defek pada enzim yang mengatur homogenistik asam yang terlepas
dalam urin.
CYSTINOSIS

14

Penyakit metabolic ini ditandai oleh akumulasi abnormal asam amino cysteine
dalam tubuh, menyebabkan cysteine menumpuk dalam ginjal, mata, otot, pancreas
dan otak, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan organ.
MAPLE SYRUP URINE DISEASE
Penyakit metabolic yang disebabkan oleh defisiensi enzim yang dibutuhkan
untuk memecah asam amino; asam amino dapat meningkat hingga bersifat racun
dalam tubuh, dan dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf progresif.

b). GANGGUAN METABOLISME DAN TRANSPORT KARBOHIDRAT


Galaktosemia
Hepatomegali, splenomegali, dan gangguan tumbuh kembang yang
diakibatkan oleh eksresi dari galaktose, pertama kali dilaporkan oleh von
Reus pada tahun 1908. Galaktosemia merupa gangguan transmisi autosomal
resesif. Di Amerika Serikat dilaporkan insidensnya 1 dari 62.000, di Austria 1
dari 40.000-46.000 dan di inggris 1 dari 72.000.

Untuk pertama kalinya,

galaktosemia ditemukan oleh Goppert pada tahun 1975. Pada tahun 1935,
mason dan Turner memberikan gambaran mengenai defisiensi galactose 1fosfat uridyltransferase (GALT) sebagai defisiensi enzim terbanyak yang
menyebabkan galaktosemia.6
Galaktosemia merupakan kelainan metabolisme galaktosa herediter
oleh transmisi suatu gen resesif autosomal, yang menyebabkan terjadinya
hambatan pada transformasi galaktosa menjadi glukosa, sebagai akibat dari
15

defisiensi salah satu dari tiga enzim yang berperan dalam metabolisme
galaktosa menjadi glukosa, sehingga kadar galaktosa meningkat dalam tubuh
sapai level toksik. Tiga enzim yang berperan adalah Galaktokinase (GALK),
galactose-1- phosphatase uridyl transferase (GALT) dan uridine-diphosphate
galactose-4 epimerase (GALE) 6
Patologi Anatomi
Lesi patologi utama pada penderita galaktosemia dapat ditemukan di
hati dan otak. Di hati dapat terlihat beberapa stadium. Awalnya membesar,
difus, dan terjadi metamorphosis lemak. Sel hati tampak membesar, pucat, dan
vakuola berisi lemak. Jika penyakit ini tidak ditangani, sel hati akan
bertransformasi menjadi struktur pseudoglandular, dan tahap akhir akan
menjadi sirosis pseudolobular. Di otak akan nampak altelerasi serebral
nonspesifik. Gambaran edema, gliosis fibrous, dan berkurangnya neuron
kortikal dan sel purkinye juga akan tampak. 2,3
Manifestasi Klinis
Saat kelahiran, bayi dengan galaktosemia terlihat normal, meskipun
dalam darah umbilikalnya mengandung konsentrasi tinggi galaktose-1- fosfat
yang abnormal. Dalam waktu singkat ada beberapa yang langsung menderita
katarak dan sirosis hepatis, kemungkinan adalah dampak dari galaktosemia
intrauterine. Pada beberapa kasus yang berat, manifestasi klinis dapat terlihat

16

dalam minggu pertama kelahiran, meliputi muntah, diare, gangguan


pendengaran, ikterus, dan gagal tumbuh. Dapat terlihat juga peningkatan
tekanan intracranial akibat edema serebral citotoksik. Pada usia 2 minggu
kelahiran, sudah dapat terdeteksi adanya hepatosplenomegali dan opafikasi
lenticuler. Katarak dapat bersifat kortikal atau nuclear. Bayi-bayi Nampak
hipotoni dan kehilangan reflex moro. Sepsis akibat paparan tinggi dari
Escherichia Coli merupakan penyebab penting kematian pada usia neonatus.
Selain itu efek sekunder dari gangguan metabolisme galaktos adalah
kegagagalan tumbuh ovarium dan atrofi testis. Pada pemeriksaan MRI
biasanya didapatkan multiple area dengan peningkatan signal pada massa
putih otak, predominan di region periventrikular. 2,3
Jika galaktosemia tidak teratasi, gagal tumbuh akan memberat dan
terjadi sirosis hepatis yang progresif. Tetapi pada beberapa bayi dengan kasus
yang lebih ringan, gejala ini tidak bermanifestasi sampai usia 3 6 bulan,
dengan gejala awal dapat berupa gangguan perkembangan fisik dan mental.
Kejadian sirosis akan terjadi lebih lanjut. Sedangkan pada beberapa grup
lainnya, diagnosis hanya ditegakkan setelah usia beberapa tahun dengan
evaluasi adanya retardasi mental.

2,3

Diagnosis

17

Defek enzim dapat dinilai dengan mengukur aktifitas GALT eritrosit.


Beberapa metode dapat digunakan untuk skrining. Di Austria pada program
skrining oleh Item dan Coworkers, hanya 1 dari 190 anak yang positif pada
awal

skrining

yang

menderita

galaktosemia.

Beberapa

diantaranya

galaktosemia karier atau Duarte galaktosemia. 2


Galaktosuria, biasanya dikombinasi oleh glukosuria atau fruktosuria
dapat terlihat pada gangguan hati yang berat. Diagnosis antenatal
galaktosemia dapat dilakukan dengan menilai aktifitas GALT pada kultur
amnion atau villi chorion. 2,3
Terapi
Pada penderita galaktosemia, defek kognitif biasanya terlihat. 70%
galaktosemia yang diterapi saat kelahiran, memiliki IQ 90 atau lebih, namun
rata-rata 50% diantaranya memiliki defisit persepsi dan visual, dan 33%
dengan gambaran EEG abnormal. Diperkirakan, defisit kognitif dan bahasa ini
dihasilkan dari formasi in utero dan potensial akibat neurotoksik galaktose 1fosfat. 2,3
Penderita galaktosemia ditangani dengan eliminasi galaktosa dari diet.
Sumber galaktosa yaitu susu dan produk susu harus dihindari. Susu soya,
formula dengan dasar daging (meat-based formula), formula bebas laktosa
lain dan formula dengan dasar hidrolisat casein dapat direkomendasikan.

18

Intervensi bedah diperlukan untuk penanganan katarak, sedangkan pemberian


obat-obatan bukan merupakan komponen standar dalam penanganan
galaktosemia.6
3. KELAINAN DENGAN GEJALA AKIBAT DEFISIENSI PRODUKSI
ENERGI ATAU PEMANFAATANNYA DALAM HEPAR , MIOKARDIUM
DAN OTAK.
Mutasi genetic juga dilaporkan terjadi pada protein mitokondria yang dikode
oleh DNA inti, termasuk enzim dalam siklus asam

trikarboksilat, dan pada

banyak subunit rantai transport electron dan kompleks ATP sintase yang dikode
oleh DNA inti.
Mutasi ini tidak memperlihatkan pola pewarisan maternal. Pada umumnya,
gejala defek ini akan tampak pada satu atau lebih jaringan dengan kebutuhan ATP
yang paling tinggi ; jaringan saraf , jantung, otot rangka dan ginjal.

BAB III
KESIMPULAN

19

Penyakit metabolik merupakan penyakit yang timbul akibat ketidakmampuan


tubuh untuk memproses lemak, protein, gula atau asam nukleat akibat kekurangan
atau kelebihan enzim tertentu yang berperan dalam jalur metabolisme. Hampir
semua gangguan metabolik memiliki latar belakang kelainan genetik, dan sebagian
kecil lainnya dapat disebabkan faktor makanan, infeksi, racun dan sebagainya.
Penyakit metabolik genetik disebut juga sebagai gangguan metabolik sejak lahir atau
penyakit metabolik bawaan.
Berdasarkan patofisiologinya penyakit metabolik dapat dibagi atas 3
kelompok yaitu kelainan yang mengganggu sintesis atau katabolisme dari molekul
kompleks, kelainan yang menyebabkan akumulasi akut dan progresif senyawa
beracun sehingga berakibat pada blok metabolic, kelainan dengan gejala akibat
defisiensi produksi energi atau pemanfaatannya dalam hepar, miokardium, otot atau
otak.

DAFTAR PUSTAKA

20

1. Widodo, Dwi Putro. Penyakit Metabolik Susunan saraf. Buku Ajar


neurologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, 1999 : 175-89.
2. Menkes,JH, Sarnat,HB, Maria,BL. Inherited Metabolic Disease of the
Nervous System. Child Neurology. Seventh Edition. Lippincott Williams
and Wilkins, Philadelpia, USA.2006: 29-120..
3. Swaiman, KF, Ashwai Stephen. Aminoacidopathies and Organic Acidemia
Resulting

from

Deficiency

of

Enzyme

Activity

and

Transport

Abnormalities. Pediatric Neurology. Principles and Practise. Third


Edition. Mosby.1999: 377-409.
4. Designer M. Inherited Metabolic Disorders. WebMD. 2014. Access on
19th

Sepetember

2016.

From

inheritedmetabolicdisorders,page=3
5. Glycogen
Storage

Disease

http://www.webmd.com/
Type

II.

Htpp://en.Wikipedia.org/wiki/Glycogen_ Storage_Disease_ Type II. 2008


6. Behrman,RE, Kliegman,RM, Jenson HB.Metabolic Disease. Nelson
pediatrics.

16th

Philadelphia.2000; 343-418.
7. Kark,PR, Ramachandran

TS.

Textbook

of

Edition.WB.
Inherited

saunders
Metabolic

Company.
Disorders.

www.eMedicine.specialties. 2006

21

Anda mungkin juga menyukai