Usaha
12.58
Febrian Chandra
0
A. Hak dan kewajiban konsumen
Hak dan kewajiban konsumen diatur dalam pasal 4 dan 5 UU No. 8 / 1999, sebagai berikut:
Hak konsumen antara lain:
1) hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
2) hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3) hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa;
4) hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
5) hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut;
6) hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7) hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8) hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
9) hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban konsumen adalah:
1) membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang
dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2) beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3) membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4) mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen.
Hak-hak Konsumen
Sesuai dengan Pasal 4 Undang-undang Perlindungan Konsumen (UUPK), Hak-hak Konsumen
adalah :
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa;
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban Konsumen
Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Kewajiban Konsumen adalah :
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
Siapa yang akan mengurus saya sebagai pelanggan? Bayangkan diri Anda sebagai
pelanggan di sebuah salon. Tidakkah Anda akan mengharap bahwa orang yang
mengurus Anda adalah orang yang kompeten, mengetahui apa yang dilakukannya,
ramah, dan mengutamakan kenyamanan Anda? Sama seperti itu pula pelanggan
lain mengharapkan pelayanan yang akan ia dapatkan .
7. Waktu
Waktu adalah hal yang penting. Apalagi saat seperti sekarang ini. Pelanggan butuh
pelayanan yang cepat. Siapa yang mau menunggu lama untuk dilayani? Penuhi
kebutuhan pelanggan dengan waktu yang singkat.
8. Bukti
Pelanggan adalah iklan berjalan. Tak percaya? Coba ingat-ingat, jika Anda pernah
mengalami sebuah pengalaman pelayanan atau produk yang menyenangkan dan
baik, tidakkah Anda akan merekomendasikan kepada orang lain? Pelanggan butuh
bukti. Saat mereka terpuaskan, niscaya ia akan bawa orang lain ke tempat itu.
Banyak pegawai yang ingin keluar dari pekerjaan dan merintis bisnisnya sendiri. Seringkali
keuntungan yang ditawarkan sebuah bisnis bisa sangat menggiurkan dan menggoda para
peminatnya. Sayangnya, berbisnis belum tentu menjamin kecukupan hidup Anda secara
finansial.
Seperti dilansir Liputan6.com, dibandingkan bekerja, berbisnis dapat lebih berisiko daripada
bekerja pada orang lain.
Memang bekerja di bawah pantauan atasan seringkali mengundang rasa tidak nyaman. Terlebih
lagi rutinitas yang monoton mengundang kejenuhan tersendiri.
Namun sebelum Anda memulai bisnis, pastikan Anda memiliki rencana matang dan menutup
berbagai celah menuju kerugian. Berikut empat hambatan yang membuat Anda takut memulai
bisnis sendiri:
1. Pendapatannya tidak tetap
Dalam berbisnis, pendapatan Anda setiap bulan tidak tetap. Kadang memperoleh keuntungan
besar, tapi bulan berikutnya laba yang Anda peroleh jauh lebih kecil. Guna mengamankan
keuangan, Anda dapat merencanakan bisnis sampingan sambil tetap bekerja di kantor. Kerugian
dari usaha sampingan tak berpengaruh besar. Jangan jadikan bisnis sebagai mata pencaharian
utama. Baiknya Anda memiliki pengetauan dan gagasan yang matang sebelum memulai sebuah
bisnis.
2. Modal
Setiap bisnis memerlukan investasi. Modal yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha dan strategi
mempertahankannya sangat bergantung pada rencana bisnis. Maka jika rencananya gagal, bisnis
Anda tak akan berjalan dengan baik. Anda harus siap menghadapi kerugian besar saat modal
yang Anda gelontorkan tak kembali.
3. Tak ada jaminan keuangan
Saat menjadi pegawai, Anda memiliki jaminan keuangan setiap bulan. Jika tak bertindak macammacam, pekerjaan tersebut dapat terus berada dalam genggaman. Sebaliknya dalam berbisnis,
Anda menghabiskan banyak uang di awal tanpa ada kepastian modalnya akan kembali. Ingat,
dalam bisnis hanya ada dua pilihan, untung atau rugi.
4. Pasar
Bisnis sangat bergantung pada pasar. Anda harus pandai membaca situasi ekonomi guna
menentukan strategi bisnis yang harus dilakukan. Kerugian masih bisa diprediksi tapi tetap tak
ada jaminan Anda akan memperoleh untung dari usaha yang dijalankan. Kondisi pasar yang
fluktuatif akan berdampak besar pada sebuah bisnis khususnya saat negara tengah mengalami
resesi ekonomi. (as)
Berikut daftarnya:
1. Sumber Daya Manusia
Seorang enterpreneur membutuhkan tim kerja dan spesialisasi untuk mengembangkan
perusahaannya. Untuk itu, seorang enterpreneur harus terus berinvestasi pada manusia untuk
membesarkan perusahaan.
Ia mencontohkan PT Astra International Tbk. Astra fokus dalam manajerial sumber daya manusia,
sehingga apa pun bisnis Astra, dapat berkembang. "Awalnya, Astra hanya bisnis perakitan mobil.
Tapi, sekarang bisnisnya di mana-mana, dari sawit hingga air bersih," kata Poltak dalam
Enterpreneur Festival di Jakarta, Jumat 22 Juni 2012.
2. Pengembangan Produk
Poltak menjelaskan, banyak pebisnis pemula salah dalam menentukan bisnis yang akan diterjuni.
Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat produk yang tidak dibutuhkan masyarakat. Ia
memberi saran agar membuat produk "demand driven", yaitu produk-produk yang dibutuhkan
masyarakat.
Poltak mencontohkan bagaimana Hewlett-Packard terus meluncurkan produk-produk yang
dibutuhkan masyarakat, karena adanya masukan dan saran dari masyarakat. Pengembangan produk
penting untuk keberlangsungan perusahaan.
3. Memetakan Kompetisi
Poltak menyarankan agar setiap calon pengusaha untuk melakukan riset SWOT (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dan terus mengawasi para pesaing. Penyusunan rencana sangat
penting bila kompetisi terus terjadi.
Salah satu contoh perusahaan yang tidak melakukan perencanaan yang baik adalah Kodak. "Kodak
penemu foto digital pertama dan kuat di fotografi. Namun, karena mereka kuat menjadi tidak
waspada disalip kompetitor, sehingga Kodak bangkrut tahun lalu," kata analis pasar modal ini.
4. Permintaan
Pelanggan adalah raja. Untuk itu, seorang enterpreneur harus menentukan siapa yang menjadi
prioritas atas produk yang dijual. Penentuan segmentasi ini untuk mengetahui karakteristik
pelanggan.
Poltak mencontohkan Wal-Mart yang memposisikan untuk pelanggan kelas bawah dengan
menyediakan barang-barang generik dan dengan harga paling murah. Positioning ini membuat
demand Wal-Mart menjadi elastis. Saat
ekonomi bagus, masyarakat kelas bawah belanja di Wal-Mart, dan saat ekonomi sulit, masyarakat
kelas atas juga ikut belanja di Wal-Mart.
5. Pricing
Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh seorang yang baru terjun dalam
dunia bisnis. Menurut dia, harga yang telah ditentukan harus dapat berubah menyesuaikan situasi
perekonomian, atau berinovasi dengan menciptakan produk baru yang terjangkau.
Unilever, lanjutnya, merupakan contoh yang bagus. Produk Unilever sangat kuat di konsumen kelas
atas. Namun, dengan strategi brilian, Unilever juga dapat menjangkau kelas bawah dengan membuat
kemasan sachet.
"Ketika produk dikecilkan, ternyata margin lebih besar produk normal," katanya.
6. Siklus Penjualan
Seorang pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan produknya, apakah tahan lama
atau tidak. Enterpreneur juga harus memperhatikan lamanya suatu produk di pasaran dengan terus
berinovasi mengeluarkan produk-produk baru.
Sebagai contoh, Nokia terus mengeluarkan produk baru setiap tujuh bulan, sehingga para pesaing
tidak dapat mengejar inovasi yang dilakukan Nokia.
"Sayangnya, masalah Nokia cuma operating system yang tetap bertahan dengan Symbian yang tidak
terbuka seperti Android," katanya.
7. Perencanaan modal
Seorang yang berjiwa enterpreneur selalu membuat perencanaan modal dan target. Dengan
perencanaan modal yang kuat, para pengusaha terus memutarkan modalnya untuk mengembangkan
usaha. "Yang terpenting bagi orang yang berjiwa enterpreneur adalah sukses, berfoya-foya itu nomor
sekian, yang penting besar dulu," katanya.
Contohnya adalah General Electric yang terus memutarkan modalnya untuk ekspansi di bisnis yang
baru. GE selalu menargetkan bisnis yang baru dimasukinya harus sukses menjadi tiga besar dalam
lima tahun.
8. Eksekusi
Ia menjelaskan, eksekusi suatu produk merupakan hal tersulit. Seorang wirausaha harus taat pada
jadwal yang telah ditentukan. Selain itu, produk yang akan dieksekusi sudah terbukti dibutuhkan dan
orang yang menjadi sasaran produknya dapat menggunakan.
"Bill Gates setiap mau meluncurkan produk berprinsip harus bisa digunakan oleh neneknya. Kalau
neneknya tidak bisa menggunakan alat tersebut, harus disempurnakan lagi hingga bisa," katanya.
(art)
Jika kita ingin menjadi pemilik bisnis yang sukses, kuncinya adalah menguasai
waktu. Startups membutuhkan pengorbanan banyak waktu dan harus bersedia
menyerahkan sebagian hari-hari keluarganya untuk memulai bisnis. Percaya,
silahkan coba :)
Tidak ada Manfaat: Mari kita hadapi masalah ini, sebagain kita mulai ragu untuk
memulai usaha karena merasa bisnis ini tidak ada manfaatnya. Tentu saja buang
jauh pikiran itu, faktor utama dalam berdagang adalah karena kegunaan/kemanfaat.
Misal Anda mau usaha laundry tentu salah satu manfaatnya adalah mampu
meringankan orang dalam mencuci pakaian orang, dst. Intinya berbisnis harus kita
lihat kemanfaatan untuk penggunanya.
Tidak ada Dukungan Keluarga: Sepertinya point ini cukup sulit untuk memulai
bisnis. Kita tahu tanpa dukungan dari keluarga dan teman-teman perjuangan terasa
berat. Kita perlu waktu untuk melakukan pendekatan dan menjelaskan prospekprosperk bisnis kepada mereka.
Tidak ada Keberanian: Coba gali secara dalam alasan apa saja kita untuk
memulai usaha. Hambatan terbesar untuk mengatasina adalah dari tekad diri
sendiri. Kadang ketakutan kegagalan sering menghinggapi para calon pengusaha.
Ketakutan adalah motivator terkuat dalam masalah ini. Karena kita tahu dalam
berbisnis cuma ada 2 kemungkinan saja, sukses dan gagal. Tidak ada 3
kemungkinan
Sudah jutaan pemilik usaha berhasil. Dengan banyak mengambil risiko-resiko yang
ada mari saatnya kita bergabung dengan para revolusioner kewirausahaan di
Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia. - See more at:
http://irgimnur.blogspot.com/2013/05/5-kendala-untuk-memulai-bisnis-strategiwirausaha.html#sthash.xCNn5tYu.dpuf