Sejarah Beton
Sejarah Beton
TINJAUAN PUSTAKA
waduk tahan air bawah tanah. Waduk dirahasiakan dan salah satu alasan
Nabataea yang mampu tumbuh subur di padang pasir.Dalam pembuatan beton,
Nabataea yang memahami kebutuhan untuk menjaga campuran sebagai kering
atau kemerosotan serendah mungkin,karena kelebihan air memperkenalkan
void dan kelemahan ke beton. Praktek bangunan mereka termasuk tamping
beton baru ditempatkan dengan alat khusus.
Proses tamping menghasilkan lebih gel, yang merupakan bahan pengikatyang
dihasilkan oleh reaksi kimia yang terjadi selama hidrasi yang ikatan partikel
dan agregat bersama.
Seperti Romawi memiliki 500 tahun kemudian, Nabataea memiliki
bahan yang tersedia secara lokal yang dapat digunakan untuk membuat semen
Mereka tahan air. Dalam wilayah mereka deposito permukaan utama pasir
silika halus. Tanah merembes melalui silika dapat mengubahnya menjadi bahan
pozzolan, Yang merupakan abu vulkanik berpasir. Untuk membuat semen,yang
terletak Nabataea deposito dan meraup materi ini dan dikombinasi kan dengan
kapur, kemudian dipanaskan dalam tanur sama mereka digunakan untuk
membuat tembikar mereka, karena suhu sasaran berbaring dalam kisaran yang
sama.
Adapun negara terdahulu yang menemukan beton yaitu:
-Mesir
Sekitar 3000 SM, orang Mesir kuno menggunakan lumpur dicampur dengan
jerami untuk membentuk batu bata. Lumpur dengan jerami lebih mirip dengan
adobe dari beton. Namun, mereka juga Menggunakan mortir gipsum dan
kapur dalam membangunpiramida, meskipun sebagian besar dari kita
berpikir mortar dan beton sebagai dua bahan yang berbeda. Piramida Besar
di Gizadiperlukan sekitar 500.000 ton mortar, yang digunakan sebagai bahan
Tempat tidur untuk batu casing yang membentukpermukaan terlihat dari
piramida selesai. Hal ini memungkinkan tukang batu untuk mengukir dan
mengatur casing batu sendi dengan membuka tidak lebih luas dari 1/50-inch.
- Cina
Tentang hal ini saat yang sama, Cina utara menggunakan bentuk semen di
perahu-bangunan dan dalam membangun Tembok Besar. Spektrometer
pengujian telah mengkonfirmasi bahwa bahan utama dalam mortar yang
digunakan dalam Great Wall dan struktur lain Cina kuno glutenous,
ketan. Beberapa struktur ini telah bertahan dalam ujian waktu dan telah
menolak bahkan upaya yang modern di pembongkaran.
- Roma
Pada 600 SM, orang Yunani telah menemukan bahan pozzolan alami yang
dikembangkan sifat hidrolik bila dicampur dengan kapur, tapi orang-orang
Yunani adalah tempat dekat sebagai produktif dalam membangun dengan beton
sebagai Roma. Pada 200 SM, Roma sedang membangun sangat berhasil
menggunakan beton, tapi itu tidak seperti beton kita gunakan saat ini. Itu bukan
plastik, bahan dituangkan ke dalam bentuk yang mengalir, tetapi lebih seperti
BAB II
DEFENISI DAN PENGERTIAN
2.1 DEFENISI BETON
Beton adalah pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu
pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan
secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung.
Agregat halus dan kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran yang merupakan komponen utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan ( durability )
beton merupakan fungsi dari banyak faktor diantaranya adalah nilai banding
campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur, dan kondisi perawatan pengerasannya.
Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya,
dan beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar
9% 15% saja dari kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai komponen
struktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja
sebagai bahan yang dapat bekerja sama dan membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan tarik. Dengan demikian tersusun pembagian
tugas, dimana batang tulangan bertugas memperkuat dan menahan gaya tarik,
sedangkan beton hanya diperhitungkan untuk menahan gaya tekan. Komponen
ini disebut dengan beton bertulang. Dalam perkembangannya, didasarkan pada
tujuan peningkatan kemampuan kekuatan komponen, sering juga dijumpai beton dan tulangan baja bersama-sama ditempatkan pada bagian struktur dimana
keduanya menahan gaya tekan.
Dengan sendirinya untuk mengatur kerja sama antar dua macam bahan
yang berbeda sifat dan perilakunya dalam rangka membentuk satu kesatuan
perilaku struktural untuk mendukung beban, diperlukan cara perhitungan yang
berbeda dengan apabila hanya digunakan satu macam bahan saja seperti halnya
pada struktur baja, kayu, aluminium dan sebagainya.
Kerja sama antara bahan beton dan baja tulangan hanya dapat terwujud
dengan didasarkan pada keadaan seperti berikut :
1. Lekatan sempurna antara batang tulangan baja dengan beton keras yang
membungkusnya sehingga tidak terjadi penggelinciran diantara keduanya.
Beton yang mengelilingi batang tulangan baja bersifat kedap air sehingga
mampu melindungi dan mencegah terjadinya karat baja.
2. Angka muai kedua bahan yang hampir sama, dimana untuk setiap kenaikkan suhu satu derajat celcius angka muai beton 0,000010 sampai 0,000013
sedangkan baja 0,000012 sehingga tegangan yang timbul karena perbedaan
nilai dapat diabaikan.
Sebagai konsekuensi dari lekatan yang sempurna antara kedua bahan didae
rah tarik satu komponen struktur akan terjadi retak-retak beton didekat
baja tulangan. Retak yang halus demikian dapat diabaikan sejauh tidak
mempengaruhi penampilan struktural komponen yang bersangkutan.
10
Kelas
Mutu
BO
Non Struktural
II
B1
Struktural
III
K - 125
Struktural
K 175
bk kg/cmMinimum
bk = bm 1,64 S
Tujuan Pemeriksaan
Struktural
K 225
Struktural
K > 225
Struktural
Pada proyek ini beton yang digunakan pada gambar kerja, kekuatan dan
penggunaan beton adalah beton structural yang meliputi pekerjaan beton biasa.
Keterangan :
bk
bm
= Standar deviasi
11
http://arifahdhaufani.files.wordpress.com/2012/12/k.jpg
Bahan Baku Semen dan Senyawa-Senyawa Semen
Magnesia (MgO)
Sulfur (SO3)
12
13
dapat digunakan untuk bangunan-bangunan drainase di tempat yang memiliki sulfat agak tinggi.
- Jenis III
Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (hogh-early-strength-portland-cement). Jenis ini memperoleh kekuatan besar delam waktu singkat,
sehingga dapat digunakan untuk perbaikan bangunan-bangunan beton
yang perlu segara digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas.
- Jenis IV
Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low-heat portlandcement). Jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yag memerlukan panas hidrasi serendah-rendahnya. Kekuatannya tumbuh lambat. Jenis ini digunakan untuk bangunan beton massa seperti bendunganbendungan garavitasi besar.
- Jenis V
Semen portland tahan sulfat (sulfate-resisting portland cement). Jenis ini
merupakan jenis khusus yag maksudnya hanya untuk penggunaan pada
bangunan-bangunan yang kena sulfat, seperti di tanah atau air tang tinggi
kadar alkalinya. Pengerasan berjalan lebih lambat daripada semen portlan
biasa.
2.2.2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pen-
14
gisi dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk dan beton
dapat juga didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi atau
pengkurus, dipakai bersama dengan bahan perekat, dan membentuk suatu
massa yang keras, padat bersatu, yang disebu adukan beton.
2.2.2.1. Klasifikasi Agregat dari Besar Butirannya
Pengukuran besar butiran agregat didasarkan atas suatu pemeriksaan
yang dilakukan dengan menggunakan alat yang berupa ayakan dengan besar lubang yang telah ditetapkan. Ukuran butir agregat, tanpa memperhatikan bentuknya, didefinisikan sebagai butiran yang dapat lolos pada suatu
ukuran ayakan tertentu. Dengan demikian jika misalnya suatu butiran lolos
pada ayakan dengan ukuran 3 mm, maka ukuran butiran itu adalah 3 mm.
Jika suatu agregat telah lolos pada ayakan 4 mm dan tertahan (tertinggal)
pada ayakan 3 mm, maka agregat tersebut memiliki butiran yang besarnya
antara 3 mm dan 4 mm. Dengan demikian agregat dapat dibedakan menjadi tiga, yakni;
1. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya menembus ayakan
dengan lubang 4,8 mm.
15
16
- Pasir Laut
Pasir laut adalah pasir yang diambil dari pantai. Bentuk butirannya
halus dan bulat, karena proses gesekan. Pasir jenis ini banyak
mengandung saram, oleh karena itu kurang baik untuk bahan bangunan.
Garam yang ada dalam pasir ini menyerap kandungan air dari udara,
sehingga mengakibatkan pasir selalu agak basah, dan juga
menyebabkan penembangan setelah bangunan selesai dibangun. Oleh
karena itu, sebaiknya pasir jenis ini tidak digunakan untuk bahan
bangunan.
2. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat dengan butir-butir tertinggal di atas ayakan
dengab lubang 4,8 mm, tetapi lolos ayakan 40 mm.
sumber gambar:http://arifahdhaufani.files.wordpress.com/2012/12/k.jpg
3. Batu
Batu adalah agregat yang besar butirannya lebih besar dari 40 mm. Cara yang
17
paling banyak dilakukan untuk membedakan jenis agregat, adalah dengan didasarkan atas besar butiran-butirannya. Jadi yang umum digunakan adalah
agregat kasar dan agregat halus. Adapun istilah batu umumnya digunakan
pada batuan yang bukan berbentuk (berfungsi sebagai agregat).
4. Gradasi
Agregat
sumber
gambar:http://arifahdhaufani.files.wordpress.com/2012/12/k.jpg
Gradasi Agregat adalah distribusi ukuran butiran agregat. Dapat juga disebut
pengkelompokkan agregat dengan ukuran yang berbeda sebagai persentase
dari total agregat atau persentase kumulatif butiran yang lebih kecil atau lebih
besar dari masing-masing seri bukaan saringan.
Gradasi agregat juga berguna untuk menentukan proporsi agregat halus terhadap total agregat. Gradasi agregat akan mempengaruhi luas permukaan agregat yang sekaligus akan mempengaruhi jumlah pasta/air yang lebih sedikit
karena luas permukaan lebih kecil. Apabila ditinjau dari volume pori (ruang
kosong) antara agregat maka butir yang bervariasi akan mengakibatkan
volume pori lebih kecil dengan kata lain kemampatan menjadi tinggi. Hal ini
berbeda dengan ukuran agregat yang seragam yang akan mempunyai volume
ruang kosong yang lebih besar.
18
19
20
BAB III
SIFAT-SIFAT DAN KLASIFIKASI BETON
3.1. SIFAT-SIFAT UMUM BETON
Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka
pengetahuan tentang sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton setelah
mengeras perlu diketahui. Sifat-sifat tersebut antara lain;
1. Tahan Lama (Durability)
Merupakan kemampuan beton bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan.
Dalam hal ini perlu pembatasan nilai faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosisi semen minimum yang digunakan sesuai dengan
kondisi lingkungan.sifat tahan lama pada beton dapat dibedakan dalam
beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
21
22
beton.
5. Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat dimana beton mengalami deformasi terus
menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.
6. Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan.
7. Kemampuan Dikerjakan (Workability)
Workability adalah bahwa bahan-bahan beton setelah diaduk bersama,
menghasilkan adukan yang bersifat sedemikian rupa sehingga adukan
mudah diangkut, dituang atau dicetak, dan dipadatkan menurut tujuan
pekerjaannya tanpa terjadinya perubahan yang meninbulkan kesukaran atau
penurunan mutu. Sifat mampu dikerjakan (workability) dati beton sangat
terganggu pada sifat bahan, perbandinagn campuran, dan cara pengadukan
serta jumlah seluruh air bebas. Dengan kata lain, sifat dapat mudah
dikerjakan suatu adukan beton dipengaruhi oleh:
1. Konsistensi normal PC
2. Mobalitas, setelah aliran dimulai (sebaliknya adalah sifat kekasaran atau
perlawanan terhadap gerak)
3. Kohesi atau perlawanan terhadap pemisahan bahan-bahan
4. Sifat saling lekat (ada hubungannya dengan kohesi), berarti bahan penyusunanya tidak akan terpisah-pisah sehingga memudahkan pengerjaan-pen-
23
24
25
26
27
BAB IV
KESIMPULAN
Beton merupakan pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar
yaitu pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai bahan pembantu guna
keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Agregat halus dan kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran
yang merupakan komponen utama beton.
Nilai kekuatan serta daya tahan ( durability ) beton merupakan fungsi
dari banyak faktor diantaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan
susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur, dan
kondisi perawatan pengerasannya.
28