Kelas
: XII IPA 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya sehingga
penyusunan makalah agama yang bertemakan iman kepada qadha dan qadar.
Makalah ini membahas tentang definisi dari iman kepada qadha dan qadar, serta makna
dari qadha dan qadar itu sendiri. Isi dari makalah bukan semata atas pikiran penulis namun
berdasarkan beberapa sumber serta ayat-ayat al-Quran yang membahas tentang qadha dan qadar.
Dengan buku ini penulis berharap agar pembaca dapat lebih memahami makna dari qadha dan
qadar.
Segala upaya yang terbaik telah penulis lakukan untuk membuat makalah ini menjadi
baik, namun penulis menyadari bahwa disana masih banyak kekurangan. Seperti kata pepatah
tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanya
milik Allah SWT jadi penulis minta maaf jika ada yang salah.
Lubuklinggau, 27 Februari 2012
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
II
MACAM-MACAM TAKDIR
DAFTAR PUSTAKA
II
Artinya
Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan contoh. Saat ini
Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum Abdurofi lahir, bahkan sejak zaman azali
Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdurofi akan melanjutkan pelajarannya
di SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya
disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.
beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitabkitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula
kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk.
Lelaki tersebut berkata Tuan benar. (H.R. Muslim)
Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama
kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaekat Jibril
itu berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan qadar.
Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus
yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.
Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di
dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: Siapa yang tidak ridha
1
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak selalu sesuai
dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita
beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir
yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima
dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang
terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.
Artinya
:dan
Artinya
2
Firman Allah SWT
Artinya
4. Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan
jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah
kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia
bersabar dan berusaha lagi.
Firman Allah SWT
Artinya
Artinya
: Dan
Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah, yaitu Qadar atau
takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang tersebut mengatakan, SUDAH TAKDIR,
maksudnya qadha dan qadar.
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu,
namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan
terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar
dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdoa. Dengan berdoa kita
kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang
terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.
PERTAMA
: QADAR
Qadar, menurut bahasa yaitu: Masdar (asal kata) dari qadara-yaqdaru-qadaran, dan
adakalanya huruf daal-nya disukunkan (qa-dran). Ibnu Faris berkata, Qadara: qaaf, daal dan
raa adalah ash-sha-hiih yang menunjukkan akhir/puncak segala sesuatu. Maka qadar adalah:
akhir/puncak segala sesuatu. Dinyatakan: Qadruhu kadza, yaitu akhirnya. Demikian pula alqadar, dan qadartusy syai aqdi-ruhu, dan aqduruhu dari at-taqdiir. Qadar (yang diberi harakat
pada huruf daal-nya) ialah: Qadha (kepastian) dan hukum, yaitu apa-apa yang telah ditentukan
Allah Azza wa Jalla dari qadha (kepastian) dan hukum-hukum dalam berbagai perkara.
Takdir adalah: Merenungkan dan memikirkan untuk menyamakan sesuatu. Qadar itu
sama dengan Qadr, semuanya bentuk jamanya ialah Aqdaar. Qadar, menurut istilah ialah:
Ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk, sesuai dengan ilmu Allah yang telah
terdahulu dan dikehendaki oleh hikmah-Nya. Atau: Sesuatu yang telah diketahui sebelumnya dan
telah tertuliskan, dari apa-apa yang terjadi hingga akhir masa. Dan bahwa Allah Azza wa Jalla
telah menentukan ketentuan para makhluk dan hal-hal yang akan terjadi, sebelum diciptakan
sejak zaman azali. Allah Subhanahu wa Taala pun mengetahui, bahwa semua itu akan terjadi
pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan pengetahuan-Nya dan dengan sifat-sifat ter-tentu pula,
maka hal itu pun terjadi sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya. Atau: Ilmu Allah, catatan
(takdir)-Nya terhadap segala sesuatu, kehendak-Nya dan penciptaan-Nya terhadap segala sesuatu
tersebut.
KEDUA : QADHA
Qadha, menurut bahasa ialah: Hukum, ciptaan, kepastian dan penjelasan. Asal
(makna)nya adalah: Memutuskan, memisahkan, menen-tukan sesuatu, mengukuhkannya,
menjalankannya dan menyele-saikannya. Maknanya adalah mencipta.
5
2. Dikatakan pula sebaliknya, bahwa qadha ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang dengannya
Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialah terjadinya penciptaan sesuai timbangan
perkara yang telah ditentukan sebelumnya.Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, Mereka, yakni
para ulama mengatakan, Qadha adalah ketentuan yang bersifat umum dan global sejak
zaman azali, sedangkan qadar adalah bagian-bagian dan perincian-perincian dari ketentuan
tersebut.
3. Dikatakan, jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, di mana masing-masing dari
keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yang telah diutarakan dalam dua pendapat
sebelumnya. Jika keduanya terpisah, maka keduanya berhimpun, di mana jika salah satu dari
kedunya disebutkan sendirian, maka yang lainnya masuk di dalam (pengertian)nya.
MACAM-MACAM TAKDIR
Macam-macam Takdir :
1.
Takdir muallaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang
siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia
belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi
insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya
2.
Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau
tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan
mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://rumahmadina.com/blog-artikel-islam/definisi-qadhadan-qadar-serta-kaitan-di-antara-keduanya/
http://hbis.wordpress.com/2007/12/10/iman-kepadaqadha-dan-qadar/
http://id.shvoong.com/humanities/religionstudies/2051322-pengertian-qada-dan-qadar/
http://recyclearea.wordpress.com/2009/09/16/pengertianakidah-serta-iman-kepada-qada-dan-qadar/
http://ariefhikmah.com/search/ayat-ayat-al-quranmengenai-qada-dan-qadar
http://www.dudung.net/quran
http://www.dakwatuna.com/2008/02/389/iman-kepadaqadha-dan-qadar/