MODUL AJAR
INDERAJA & SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS
BEKERJA DENGAN ARC.GIS 9.2
Analisis Rawan Longsor (Landslide)
Kabupaten Purworejo
Oleh
ABDUR RAHMAN, S.Pi, M.Sc
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Penulis panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkah,
rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga laporan Praktikum ini dapat diselesaikan.
Modul Ajar SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS DAN APLIKASINYA
merupakan Penuntun Praktikum yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi SKS Mata
Kuliah Inderaja dan Sistim Informasi Geografis Perairan.
Banjarbaru,
Agustus 2011
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB 1.
BAB 2.
BAB 3.
23
BAB 4.
30
BAB 5.
37
BAB 6.
45
BAB 7.
69
78
iii
BAB
MANAJEMEN GEODATABASE
Abdur Rahman
rc.Catalog adalah salah satu program dari ArcGIS yang bisa digunakan antara lain
Klik Kanan
5. Buat Feature Dataset di dalam Geodatabase dengan nama Peta Dasar dan Tematik
Feature Kelas dengan nama Tematik dengan cara : Klik Kanan > New > Feature
Dataset > Next > Projected Coordinate System > UTM > WGS 1984 > WGS
1984 UTM Zona 49S > XY Tolerance > Finish. Pada XY toleransi tertulis 0,001
meter, ini mempunyai titik akan melakukan snap pada jarak 0,1 cm.
1
2
6. Salah satu input data yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan import data.
Cara ini dilakukan untuk data geologi, dan tataguna lahan (landuse). Cara yang
dilakukana yaitu ; pada Tematik > Klik Kanan > Import > Feature Class
Isikan
data
yang
akan
diimport
menjadi
Feature
Class
dari
D:\SIG_S2\Landslide\Landuse.
Pada
Output
diisi
dengan
D:\SIG_S2
\Longsor_Purworejo.mdb\tematik, OK.
7. Setalah import data selesai, lakukan pekerjaan yang sama untuk data curah hujan di
dalam Feature datasets Tematik.
Isikan Nama dengan Hujan, Alias bisa diabaikan pada Type of Feature pilih Polygon
Features > Klik Next, maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut :
10
Klik Kanan
Pada Kolom Data Type Klik Kanan, Pilih Text, Klik Finish. Lakukan cara yang sama
untuk data Depth Soil, Permeabilitas, dan Tekstur.
11
BAB
INPUT DATA
Abdur Rahman
ntuk membuka database yang telah dibangun dengan menggunakan fasilitas Arc.
1. Mulai ArcMap dengan klik Start > Programs > ArcGIS > ArcMap atau dengan
klik ikon ArcMap pada desktop, atau dapat dilakukan dengan mengklik ikon
,
2. Pada saat ArcMap dijalankan, maka akan terlihat kotak dialog Startup yang akan
memberi pilihan untuk memulai sebuah sesi pekerjaan. Kita dapat memilih antara
lain: membuka Project baru (open new map), membuka format yang telah
disediakan (template), atau membuka sebuah Project document yang telah ada atau
Project yang telah dibuat sebelumnya. Pilih A new Empty, klik OK.
12
2. Drag file Hujan1 dari database Feature Class Tematik, masukkan ke dalam layer
yang terdapat pada Arc.Map. Drag juga Layer rain.BMP, sebagai acuan untuk
melakukan proses Geoference dan Digitasi on Screen
13
3. Setelah peta diaktifkan dengan cara dicentang pada box, kemudian aktifkan menu
Geoference dengan cara Klik kanan pada menu Toolbar, kemudian centang
Geoferencing.
Menambah titik ikat
(Control point)
Rotasi
6. Isikan koordinat X dan Y sesuai dengan koordinat yang terdapat pada peta acuan
(dalam hal ini peta rain.BMP). Dibawah ini diilustrasikan pemberian titik ikat
(control point) untuk 4 (empat) titik ikan pada layer rain.BMP, yang akan dijadikan
acun untuk proses digitasi on screen Hujan1.
14
7. Setelah melakukan penentuan empat titik kontrol pada Layer rain.BMP, jangan lupa
lakukan proses Geoference Update.
15
6. Seleksi layer rain.BMP, jangan lupa layer Target pilih Hujan1. Layer Hujan1 siap
didigitasi.
7. Lakukan Langkah 1 5 untuk Peta Permeabilitas
8. Langkah kerja untuk proses digitasi (langkah 1 5 ) divisualisasikan sebagai
berikut :
Menselect
Data
Tipe pengeditan
Split
Rotasi
:
:
:
:
:
:
16
17
18
Gambar : Mengaktifkan Menu Arc.Scan melalui Tools > Extensions > Centang
Arc.Scan.
19
6. Aktifkan menu Edit dengan cara ; Editor > Start Edit > Pilih Kedalaman Tanah.
Setelah Semua terseleksi lakukan Tracing dengan menggunakan Vectorization1).
Setelah selesai, hapus hasil tracing sampai diperoleh hasil seperti gambar di bawah.
1)
8.
20
Agar hasil polygon Kedalaman_Tanah tidak bocor atau ada garis yang tidak
snap/Undangled dicek dengan menggunakan fasilitas topologi. Fasilitas topologi
dapat dimunculkan dengan cara : Klik Kanan pada Feature dataset Tematik >
New > Topology. Klik Next.
9. Pada Enter a name for your topology ketik Tematik_Topology (tanpa spasi,
diperbolehkan menggunakan underscore). Enter a cluster tolerance biarkan pada
default. Klik Next.
21
10. Beri tanda centang pada Feature Class Kedalaman_Tanah dan Tekstur. Klik
Next.
22
13. Pilih Rule Must Not Have Dangles untuk feature class Kedalaman_Tanah, Klik
OK. Pada specify the rules for topology akan muncul rule yang sudah dipilih.
Klik Next.
23
24
14. Program akan melakukan proses Creating new topology, dan hasil dari topology
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
14.
Setelah membangun Rule Polygon, klik Editor > Stop Editing. Masuk ke Arc.
Catalog, pilih menu
. Menu ini digunakan untuk mengubah Feature Dataset
Kedalaman_Tanah
yang berbentuk Raster ke bentuk Polygon. Pada
Menu Search Ketik Feature to Polygon > Double Klik Feature to Polygon. Pada
Kota dialog Feature to Polygon, pada kotak input masukkan data
D:\Gusdur_ArcGis\Longsor_Purworejo.mdb\Tematik\Kedalaman_Tanah (Data ini
secara otomatis terinput bila kita memilih feature class Kedalaman_Tanah).
15.
16.
Gambar :
25
26
BAB
RULE OF POLYGON
Abdur Rahman
dari dunia nyata lebih mirip dengan aslinya. Dalam pengolahan Data dengan
Menggunakan Sistim Informasi Geografis seperti ArcGis selain dapat terdiri dari data
Attribut juga terdapat data Geometri dan Behaviour. Behaviour dalam Arc.ViewGis
ditetapkan dalam rule-rule/aturan-aturan yang menghubungkan antara dataset didalam
feature datasets dari sebuah geodatabase. Rule-rule ini berlaku untuk feature class
tertentu apakah berbentuk titik (point), garis (line) maupun area (polygon). Beberapa
jenis rule tersebut antara lain :
A. Feature Class Titik (Point)
Beberapa aturan (rule) yang ditetapkan untuk feature class berbentuk titik (point)
antara lain :
1. Must be Covered by Boundary of
Feature titik dari sau layer harus bersinggungan dengan batas dari
feature poligon lainnya. Bila feature dari layer titik berada di luar
poligon, titik tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan (error)
Feature titik pada suatu layer harus berada di ujung feature garis atau
layer lainnya. Bila feature titik berada di ujung/tepi feature garis,
maka titik tersebut dianggap sebagai error.
27
Feature titik harus tercover oleh feature garis atau feature lainnya.
Titik yang tidak berada di atas feature garis dianggap sebagai error.
Suatu feature garis tidak boleh mengoverlap garis lain pada layer
yang sama. Garis yang mengoverlap dianggap sebagai error.
28
Garis dari suatu layer harus serupa dengan garis lain dari layer
lainnya. Garis pada layer pertama yang tidak serupa dengan garis
lain pada layer kedua dianggap sebagai error.
Garis dari satu layer harus tidak overlap dengan garis layer lainnya.
Garis yang merngoverlap dianggap sebagai error.
Feature garis dari satu layer harus sejajar dengan tepi/batas feature
area dari layer poligon yang ada. Garis yang tidak sejajar dengan
batas feature poligon dianggap sebagai error.
Garis pada suatu layer garis kedua ujungnya harus menyentuh garis
pada layer yang sama. Suatu garis yang tidak menyentuh garis
lainnya dianggap sebagai error.
29
Ujung garis paa suatu layer harus menyentuh lebih dari satu garis
dari layer yang sama. Titik ujung dimana garis menyentuh titik
ujung garis lainnya dianggap sebagai error.
Feature garis pada suatu layer tidak boleh memotong (intersect) atau
menumpang (overlap) dirinya sendiri. Garis yang menumpang dirinya
diaggap sebagai error
Feature garis pada suatu layer tidak boleh memotong featur itu sendiri.
Garis yang menumpang (overlap) feature itu sendiri, atau titik dimana
feature itu memotong dirinya sendiri dianggap sebagai error.
Feature garis pada suatu layer tidak boleh terdiri lebih dari satu bagian.
Feature garis yang memiliki lebih dari satu garis dianggap sebai error.
30
Garis pada suatu layer harus menyentuh ujung garis dari layer yang
sama. Garis yang menumpang (overlap) atau titik perpotongan
dianggap sebagai error.
Ujung suatu garis pada suatu layer harus ditutup oleh feature titik
layer yang lain. Ujung garis yang tidak ditutup oleh feature titik
dianggap sebagai error.
31
Ruanng kosong tidak boleh ada diantara dua poligon pada satu layer.
Batas/tepi ruang kosong yang ada dianggap sebagai error
3.
4.
Feature/area poligon pada suatu layer harus menutupi poligon dari layer
yang berbeda. Area dimana feature pada layer kedua tidak ditutupi oleh
feature pada layer pertama dianggap sebagai error.
Feature area/poligon paa satu layer dan feature area pada laer lainnya
harus saling menutupi satu sama laain. Area dimana feature dari kedua
layer tidak menutupi layer lainnya dianggap sebagai error.
32
6. Must Be Covered By
Feature poligon pada suatu layer harus tercakup dalam feature dari
layer yang lainnya. Area pada layer pertama yangtidak tercakup dalam
feature pada layer kedua dianggap sebagai error.
7.
Tepi suatu poligon dari suatu layer harus ditutupi oleh garis dari layer
yang lain. Batas feaatre poligon yang tidak sejajar degan feature garis
dianggap sebagai error
8.
Batas/tepi suatu feature poligon pada suatu layer harus ditutupi oleh
batas/tep dari efature poligon dari layer yang lain. Batas dari suatu
feature yang tidak ditutupi oleh tepi dari poligon lainnya dianggap
sebagai error.
9.
Contains Points
33
BAB
EDITING DATA ATTRIBUTES
Abdur Rahman
diting data Attribut (input data) di dalam Arc.Gis dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu secara langsung pada data spasial yang telah ada dan dengan cara
mengedit melalui Domain yang telah dibuat dalam Geodatabase.
Pada Praktikum Landslide Kabupaten Purworejo dilakukan dua cara pengeditan
data attribute : 1) Data Curah hujan, Permeabilitas, Kedalaman_Tanah dan Tekstur
Tanah diedit langsung melalui data spasial dan 2) Data Landuse, Geology dan Slope
(kemiringan Lereng) dilakukan editing data melalui Attribute.
4.1. Data Curah Hujan
Langkah-Langkah Kerja untuk Editing data adalah sebagai berikut :
1. Tampilkan data spasial Hujan1.
2. Untuk melakukan editing pada data attribut, Klik Kanan pada layer Hujan1 > Open
Attribute Table . . .
34
1. Tambahkan Field baru Hujan1 dan Skore_Hjn dengan cara ; Option > Add Field >
Ketik Skore_Hjn > Type Text untuk Hujan1 dan Short Integer untuk Skore_Hjn
> OK
Catatan : Untuk menambah Field Baru, Modus Editing harus non aktif . Sedangkan
untuk mengisi data/menambah data, Modus Editing harus Aktif
Klik Option
35
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
< 1000
1000 1500
1500 2000
2000 2500
> 2500
1
2
3
4
5
2. Mengisi Field Skore_Hjn yang telah dibuat di atas dapat dilakukan dengan cara ;
Klik Option > Select by Attribute > Get Unique Value
3. Pada kotak dialog SELECT *FROM Tematik Hujan1 WHERE ; otomatis akan
terketik bila kita memilih pada Get Unique Value dengan cara double klik logika
[Hujan1]=>2500 > Klik Apply
4. Pada Field Skore_Hjn > Klik Kanan > Field Calculator > pada Kotak dialog
Skore_Hjn= ketik angka skore misalnya 5 > OK
5. Isikan sampai semua Field Skore_Hujan sampai semua field terisi.
Langkah kerja 2 5 diilustrasikan pada Gambar di bawah ini.
Klik Kanan
36
6. Setelah pekerjaan editing dan pengisian data attribute selesai, jangan lupa modus
Editing di non aktifkan dengan memilih Editor > Stop Editing. Simpan hasil
editing atribut dengan klik Save Edit pada editor toolbar atau setelah Stop Editing
pilih Yes
7.
Slope
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
08%
8 15 %
15 25 %
25 45 %
> 45 %
1
2
3
4
5
Geologi
Coastal Deposit
Alluvium
Andesit, Breccia Formation, Dacite
Colluviums, Jonggrangan Formation, Sentolo Formation
Form. Andesit Tua/Form. Bemelen, Peniron Formation
Halang Formation
Skor
0
1
2
3
4
5
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
< 1000
1000 1500
1500 2000
2000 2500
> 2500
1
2
3
4
5
37
Landuse
Water body
Grass
Bush, Open Space
Forest, Mix Garden
Settlement, Dry Land
Paddy Field
Skor
0
1
2
3
4
5
Permeabilitas Tanah
Excessive
Moderate, Poor
Well
Skor
1
3
5
Tekstur Tanah
Sandy
Silt
Clay
Skor
1
3
5
Skor
1.
2.
3.
4.
> 120
90 120
60 9 0
30 60
1
2
3
4
38
39
Area
Terseleksi
40
BAB
OVERLAY DAN QUERY
Abdur Rahman
( Data Intensitas Curah Hujan), Teknik Tracing (Kedalaman Tanah dan Tekstur Tanah)
dan Teknik Konversi (Data Geologi, Kemiringan Lereng, dan Landuse), akan ditumpang
susun (Overlay) dengan menggunakan permodelan Aritmatik untuk mengetahui Daerah
Rawan Longsor untuk Kabupaten Purworejo.
Model merupakan representasi dari realita. Tujuan pembuatan model adalah
untuk membantu mengerti, menggambarkan, atau memprediksi bagaimana suatu
fenomena bekerja di dunia nyata (real world) melalui penyederhanaan bentuk fenomena
tersebut. Permodelan spasial terdiri atas sekumpulan proses yang dilakukan pada data
spasial untuk menghasilkan informasi, umumnya dalam bentuk peta. Peta tersebut dapat
digunakan sebagai informasi untuk pembuatan keputusan, kajian ilmiah atau sebagai
informasi umum. Gambar di bawah adalah Skema untuk menyusun model Aritmatik
untuk Rawan Longsor (Landslide) Kabupaten Purworejo.
41
5.1. Overlay
Langkah-langkah kerja untuk melakukan Overlay adalah sebagai berikut :
1.
2.
Agar dapat dilakukan Overlay, Hilangkan tanda centang pada box, dan pastikan
tidak ada layer yang terseleksi dengan mengklik ikon
..
3.
Klik Ikon
pilih Intersect
42
4.
5.
6.
Pada Layar Layer akan terbentuk Layer Baru dengan nama Rawan, beri centang
() untuk melihat hasil proses. Layer siap untuk dilakukan operasi Queri seperti
arahan model Aritmatik untuk Landslide Kabupaten Purworejo.
Komputer akan
43
5.2. Query
Setelah proses tumpang susun (Overlay) dengan menggunakan fasilitas Intersect
selesai, maka tugas selanjutnya adalah membuat klasifikasi Landslide sesuai dengan
faktor berat (Weighting Factor) dan Derajat Rawan Longsor seperti Tabel bawah ini
dengan menggunakan fasilitas Query.
Tabel 1. Weighting Factor Untuk Permodelan Rawan Longsor
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Variabel
Slope
Rainfall
Landuse
Geology
Depth of Soil
Soil Permeability
Soil Texture
Weight Factor
3
2
2
1
1
1
1
44
Klik Kanan
45
4. Tambahkan Field baru Rawan ; Klik Option > Add Field > Ketik Rawan > Type
Text > OK.
Rawan Longsor
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Skor Total
11 19,8
19,9 28,6
28,7 37,4
37,5 46,2
46,3 - 55
46
Klik
Kanan
47
Gambar : Hasil Akhir Proses Overlay Aritmatik untuk Landslide Kabupaten Purworejo
48
BAB
LAYOUT DAN PENCETAKAN PETA
Abdur Rahman
6.1. Menampilkan dan Mengatur Peta
1. Tampilkan file Latih6, Rawan_Longsor
2. Klik kanan pada Rawan_Longsor > Properties > Symbology. Atau klik dua kali
pada file yang dipilih.
3. Pilih Categories > Unique Values.
4. Pilih RAWAN_LONGSOR pada kolom Value Field.
5. Klik Add Values, pilih Rawan
49
6. Pindahkan ke Layout View. Caranya, klik View > Layout View. Atau klik ikon di
bagian bawah halaman data.
7. Setelah mengganti ke Layout View, maka peta akan disajikan pada halaman layout.
Halaman layout ini menyajikan satu atau lebih data frame.
Data Frame
Halaman
Layout
8. Layout toolbar memuat tools yang dipakai untuk mengedit layout. Tools tersebut
antara lain Zoom In, Zoom Out, Pan dan beberapa tools standar lain.
50
Keterangan :
Pan
:
:
Zoom Control
:
:
51
52
2. Langkah yang lain adalah dengan meng-klik menu File > Page and Print Setup.
Kemudian akan muncul kotak dialog Page and Print Setup.
53
3. Kotak dialog Page and Print Setup digunakan untuk mengubah orientasi cetakan,
portrait menjadi landscape atau sebaliknya. Ukuran halaman dapat diubah dengan
mengeditnya di kotak Properties.
4. Elemen-elemen penting lain yang wajib dicantumkan pada sebuah peta, antara lain
skala, legenda, panah penunjuk arah, judul dan koordinat peta.
54
10950'0"E
1100'0"E
720'0"S
730'0"S
740'0"S
740'0"S
750'0"S
750'0"S
80'0"S
80'0"S
10940'0"E
10950'0"E
1100'0"E
11010'0"E
55
3. Pada kotak dialog Data Frame Properties > Grids > New Grid.
4. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Grids and Graticules Wizard. Kotak dialog
Grid and Graticules Wizard akan membimbing Anda melewati 4 tahap untuk
melengkapi peta dengan garis koordinat dan koordinatnya. Pada tahap pertama,
Anda akan memilih jenis koordinat dan garis koordinat yang diinginkan. Klik Next.
56
5. Tahap kedua akan membimbing Anda untuk membuat garis koordinat dan
menentukan interval garis koordinat pada peta. Atur interval koordinat pada 2 menit,
bila Anda merasa interval terlalu rapat ubah dengan interval yang lebih besar. Lalu
klik Next.
6. Tahap ketiga adalah untuk mengedit label koordinat dan garis koordinat. Atur ukuran
huruf menjadi 8, dengan mengubah di kotak Text Style. Atau sesuaikan ukuran
huruf sesuai yang Anda inginkan. Klik Next.
57
6. Tahap keempat untuk membuat batas kotak koordinat pada peta. Setelah selesai, klik
Finish.
58
2. Kotak dialog Scale Bar Selector akan muncul. Skala dapat diedit dengan mengklik
Properties.
59
7. Teks skala dapat diubah dengan memilih Properties. Setelah Anda memilih jenis
skala yang diinginkan, klik OK.
60
2. Selanjutnya, kotak dialog North Arrow Selector akan muncul. Panah penunjuk
arah dapat diedit dengan mengklik tombol Properties.
2. Selanjutnya, kotak dialog North Arrow Selector akan muncul. Panah penunjuk arah
dapat diedit dengan mengklik tombol Properties.
3. Pilih panah penunjuk arah yang diinginkan, lalu klik OK.
4. Klik panah penunjuk arah, tarik ke halaman kosong di halaman layout.
61
2. Tulis judul yang mewakili peta pada kotak judul. Untuk mengubah bentuk dan
ukuran judul sesuai kebutuhan, klik kanan pada kotak judul dan pilih Properties.
Setelah itu akan muncul kotak Properties. Ketiklah judul pada kolom text yang telah
disediakan.
62
2. Akan muncul kotak Insert Object. Anda dapat memilih tipe objek yang akan di
tampilkan pada layout. Bila objek gambar telah ada, klik Create From File, dan
pilih objek yang ingin ditampilkan pada layout.
63
2. Kemudian akan muncul kotak teks pada halaman layout. Klik kanan pada kotak teks
tersebut, dan pilih Properties. Akan muncul kotak dialog Properties.
3. Tulis teks untuk ditampilkan pada layout peta. Untuk mengatur jenis tulisan, klik
Change Symbol. Kemudian muncul kotak dialog Symbol Selector.
4. Klik OK
64
2. Klik kanan pada layer peta yang lebih besar, lalu klik Properties.
65
3. Akan muncul kotak dialog Data Frame Properties. Klik Extent Rectangles, lalu
pilih data yang akan dijadikan inset peta di kotak Other Data Frames. Klik
untuk memasukkan data satu per satu atau
jika seluruh data ingin dijadikan
inset, klik OK.
4. Setelah itu, pada halaman layout akan tampil peta dan peta inset.
66
2. Kotak dialog Legend Wizard akan muncul. Kotak ini akan membimbing Anda
melalui 5 tahap dalam membuat legenda sesuai dengan yang diinginkan.
1. Pertama akan membimbing pengguna untuk memilih data-data yang ingin
ditampilkan pada kotak legenda. Pilih data yang diinginkan untuk ditampilkan di
kotak legenda. Klik Next.
2.
Kedua membimbing Anda untuk membuat judul legenda sesuai dengan yang
diinginkan.
67
3. Tahap ketiga adalah untuk membuat kotak legenda sesuai yang ada diinginkan.
Klik menu Drop Down Border untuk menambah bingkai kotak legenda. Pilih
border garis hitam dengan ketebalan 3. Lalu klik menu Drop Down
Background untuk memilik warna latar. Pilih warna latar olive.
4. Keempat untuk mengedit ukuran dan bentuk lambang yang mewakili setiap data
sesuai yang Anda inginkan. Misalnya, lambang untuk data persil dapat diubah
ukurannya dan bentuknya menjadi oval, lingkaran atau kotak.
68
5. Tahap terakhir membimbing pengguna untuk menentukan jarak antara bagianbagian yang disajikan pada legenda peta. Klik Finish setelah menyelesaikan
Legend Wizard.
69
70
71
Maka akan tampil kotak dialog Print untuk memilih printer, ukuran kertas dan kualitas
cetakan.
72
BAB
TIP DAN TRIK
Abdur Rahman
Pada saat Feature Datasets akan dioverlay, kadang-kadang terdapat batas
administrasi terluar atau batas poligon terluar tidak sama antara yang satu dengan yang
lain (Overlap). Atau untuk menghemat waktu, kita kadang-kadang ingin mempercepat
proses pekerjaan seperti mendigitasi batas terluar dengan metode Digitasi On Screen.
Berikut ini diberikan contoh Tip dan Trik membuat batas poligon terluar dengan
cepat dan menyamakan antara poligon yang satu dengan yang lain.
Siapkan Layer yang akan di Copy, dalam contoh memakai Hujan1 dan
Permeabilitas.
Buat Feature Class yang baru dengan cara pada Tematik Klik Kanan > New >
Feature Class > Permeabilitas > Polygon Features > Text > Finish
73
3. Aktifkan Modus Editor dengan Start Editing > Pilih Poligon Hujan1
4. Pada Layer Huja1 Klik Kanan > Copy (Perhatikan Layer Target harus
Permeabilitas)
74
5. Arahkan ke Layer Permeabilitas Kemudian Klik Paste, Akan tercopy Layer Baru.
Poligon
Lama
Poligon Baru
75
6. Arahkan kursor ke layer yang baru (Permeabilitas), kemudian klik Editor > Merge
> Pada Kotak Dialog Merge Pilih Hujan1-1 > OK. Maka akan terbentuk Poligon
terluar yang sama dengan Poligon terluar Hujan1.
7. Hapus poligon lama dengan cara memilih poligon , lalu klik Delete.
76
Poligon lama
Di Delete
Poligon Baru
Catatan :
Poligon terluar ini tidak boleh didigitasi, Poligon siap ditumpang susun dengan
Permeabiliy.BMP. Lakukan Proses Digitasi On Screen
77
7.2. Membuat Batas Poligon Terluar Bergeoferensi dengan Teknik Export Data
Pada Praktikum untuk menganalisis Landslide Kabupaten Purworejo, antara
Feature Class Hujan, Permeabilitas, Kedalaman Tanah (Depth Soil) dan Tektur, apabila
di overlay dengan Landuse, Geologi dan Kemiringan Lereng (Slope), terjadi batas
Poligon yang overlapping seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah.
Untuk itu diperlukan Batas poligon yang sama untuk memudahkan analisis
visual. Batas Poligon yang dijadikan acuan adalah ; Geologi, Landuse dan Kemiringan
lereng (Slope).
Langkah-Langkah Kerja :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Siapkan Layer Slope dan Layer yang akan disamakan batas terluarnya yaitu
Kedalaman Tanah (Depth Soil).
Klik Kanan pada Layer Slope > Data > Export Data > OK
Akan Muncul layer Baru dengan nama Export Output. (Cara ini digunakan untuk
mengamankan data asli agar tidak berubah).
Hidupkan Mode Editor > Start Editing
Pada Layer Export Output > Klik Kanan > Copy (Pada Layer Target adalah
Depth Soil)
Klik Pada Layer Depth_Soil > Paste > Editor > Merge
Maka akan terbentuk Batas Poligon baru untuk Depth Soil.
8.
9.
78
Untuk Mencopy Depth_Soil yang masih berbentuk Feature line, terlebih dahulu
diubah featurenya menjadi poligon (Bab 2, Raster to Vector dengan Arc. Scan),
agar mempunyai dimensi yang sama.
Stop Editing > Save Edit, untuk mengakhiri proses
79
80
DAFTAR PUSTAKA
Modul Ajar Sistim Informasi Geografis & Aplikasinya
81
GIS Consortium Aceh-Nias. 2007. Modul Pelatihan Arc.GIS Tingkat Dasar. Penerbit
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam Nias (BRR
NAD-Nias). Situs: www.e-aceh-nias.org
Taufiq, H.P., dan Suharyadi, 2008.
Landslide Risk Spatial Modeling Using
Geographical Information System. Tutorial Landslide. Laboratorium Sistim
Informasi Geografis. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. 9 halaman
Wibowo, S, dkk., 2007. Modul Pelatihan Sistim Informasi Geografis dengan
Arc.View.GIS 9.2.
Laboratorium Sistim Informasi Geografis. Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada. 48 halaman.
82