Objek 3 Biokim
Objek 3 Biokim
PRAKTIKUM BIOKIMIA
PENENTUAN GULA REDUKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI
NAMA
: RIRI ANGGRAINI
NO. BP
: 1310412053
JURUSAN
: KIMIA
FAKULTAS
: MIPA
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
: VI (ENAM)
REKAN KERJA
(1310411011)
(1310411042)
3. LENNY RAHMAWATI
(1310411103)
4. RAJIATUL AULIA
(1310411073)
ASISTEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan.
Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa
kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lipid atau lemak. Dari ketiga unsur utama
tersebut karbohidrat memegang peranan yang sangat penting karena merupakan
sumber tenaga bagi kegiatan kita sehari-hari. Tanpa karbohidrat tersebut
kemungkinan besar segala aktivitas yang kita lakukan ditiap harinya akan
terhambat.
Karbohidrat terdiri dari beberapa golongan penting seperti monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Pengklasifikasian tersebut berdasarkan jumlah
atom karbon. Gula yang mengandung gugus fungsional aldehid disebut aldosa dan
jika mengandung gugus fungsional keto disebut ketosa. Glukosa sendiri masuk
dalam monosakarida dan memiliki gugus aldehid. Karena gugus aldehid inilah
glukosa memiliki kemampuan dalam mereduksi suatu senyawa.
Glukosa merupakan salah satu jenis karbohidrat penting dan termasuk
dalam kelompok gula reduksi. Glukosa dapat digunakan untuk mereduksi ion
kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini dapat digunakan sebagai dasar di dalam
penentuan glukosa dan dilakukan dengan berbagai metode antara lain: Luff
Schrool, Munson-Walker, Lane-Eynon dan Somogy-Nelson. Untuk lebih
memahami dan membuktikan atau mengaplikasikannya secara langsung teori
tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan
1. Menentukan gula reduksi dari sampel.
2. Memahami prinsip spektrofotometri dalam biokimia.
1.3 Manfaat
1. Menentukan gula darah dalam penentuan penyakit diabetes
2. Menentukan kadar gula dalam sampel yang diinginkan
BAB II
LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan meliputi
kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan
pada senyawa-senyawa tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa
CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidratasi. Di
alam, karbohidrat merupakan hasil sintesa CO2 dan H2O dengan pertolongan
sinar matahari dan hijau daun (chlorophyll). Hasil fotosintesa ini kemudian
mengalami polimerisasi menjadi pati dan senyawa-senyawa bermolekul besar lain
yang menjadi cadangan makanan pada tanaman. Secara alami, ada tiga bentuk
karbohidrat yang terpenting yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Polisakarida merupakan kelompok karbohidrat yang paling banyak terdapat di
alam. Polisakarida merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari banyak
sekali satuan (unit) monosakarida. Jumlah polisakarida ini terdapat jauh lebih
banyak daripada oligosakarida maupun monosakarida.
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan
sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi
menjadi empat golongan yaitu :
1. Gula yang sederhana atau monosakarida
Kebanyakan adalah senyawa-senyawa yang mengandung lima dan enam
atom karbon. Karbohidrat yang mengandung 6 karbon disebut heksosa.
Gula yang mengandung 5 karbon disebut pentosa. Kebanyakan gula
sederhana adalah merupakan polihidroksi aldehida yang disebut aldosa dan
polihidroksi keton disebut ketosa.
2. Oligosakarida
Senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh
pembentukan asetal antara gugus aldehida dan gugus keton dengan gugus
hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga
diperoleh trisakarida dan seerusnya ikatan penggabungan bersama-sama
gula ini disebut ikatan glikosida.
3. Polisakarida
Terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan dalam ikatan
glikosida. Polisakarida meliputi pati, sellulosa dan dekstrin.
4. Glikosida
Dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa mereka
mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh
ikatan glikosida.
Salah satu monosakarida yang amat penting adalah glukosa atau sering
dikenal dengan dekstrosa. Glukosa adalah gula yang mempunyai enam atom
karbon dan dengan demikian disebut heksosa. Karbohidrat lima karbon dikenal
sebagai pentosa dan selanjutnya. Kenyataan bahwa gugus karbonil adalah sebuah
aldehida yang ditunjukkan dengan menggolongkan glukosa sebagai aldoheksosa.
Monosakarida yang amat penting yaitu D-glukosa sering dikenal sebagai dektrosa.
CHO
H
OH
HO
OH
OH
CH2OH
D glukosa
Rumus proyeksi Fischer adalah cara umum untuk menggambarkan molekul
monosakarida. Proyeksinya biasa digambar dengan sebuah rantai karbon vertikal
dan gugus karbonil paling dekat dengan puncak.
Gula reduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan
untuk mereduksi dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton
bebas. Aldehid dapat teroksidasi langsung melalui reaksi redoks.
Namun, gugus keton tidak dapat teroksidasi secara langsung,
gugus keton, tetapi harus diubah menjadi aldehid dengan
perpindahan tautomerik yang memindahkan gugus karbonil ke
bagian akhir rantai. Monosakarida yang termasuk gula reduksi
antara lain glukosa, fruktosa, gliseraldehida, dan galaktosa.
dicirikan
dengan
tidak
adanya
struktur
rantai
reduksi.
Umumnya
gula
pereduksi
yang
dihasilkan
dengan
dextrose
equivalent
(DE).
Rumus
umum
Penentuan gula reduksi dan gula total dapat dilakukan dengan Metode
Nelson-Somogyi. Metode ini mendasarkan pada daya reduksi sederhana terhadap
ion tembaga menjadi kuprooksida dan senyawa-senyawa gula lain. Bila kemudian
kuprooksida direaksikan dengan arsenomoblidat akan membentuk senyawa
molibdenum (senyawa kompleks berwarna biru) yang dapat ditera pada
spektrofotometer.
Metode ini juga mengisyaratkan perlunya menghilangkan senyawa protein
dari larutan yang dapat dilakukan dengan cara penambahan bahan pengumpul
zink hidroksida (dengan menambah BaOH dan ZnSo4) dan kemudian
disentrifugasi untuk memisahkan endapan proteinnnya. Penentuan gula total pada
prinsipnya sama dengan penentuan gula reduksi, tetapi gula non reduksi yang ikut
ditera diuraikan dulu menjadi komponen penyusunnya agar sifat reduksinya
muncul.
Penentuan monosakarida yang dihasilkan dapat dengan salah satu cara
sebagai berikut :
1.
2.
Cara Munson Walker, penentuan gula cara ini adalah dengan menentukan
banyaknya koprooksida yang terbentuk dengan cara penimbangan atau
dengan melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan
tiosulfat. Jumlah kuprooksida yang terbentuk ekuivalen dengan banyaknya
gula reduksi yang ada dalam larutan.
3.
Cara Lane-Eynon, penentuan gula cara ini adalah dengan cara menitrasi
resgen Soxhlet (larutan CuSO4, K-Na-tartrat) dengan larutan gula yang akan
diselidiki.
reagen Soxhlet dapat diketahui banyaknya gula yang ada dengan melihat
tabel Lane-Eynon. Agar diperoleh penentuan yang tepat maka reagen
Soxhlet perlu distandarisasi dengan larutan standar. Standarisasi ini
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3.1.2
Alat
Alat
Labu ukur 100 ml
Labu ukur 20 ml
Tabung reaksi
Termometer
Rak tabung rekasi
Spektrofotometer
Pipet takar 1 mldan 10 ml
Kuvet
Beker gelas
Fungsi
Wadah pengenceran
Wadah pengenceran
Wadah larutan
Alat ukur suhu
Tempat tabung reaksi
Alat ukur serapan
Mengambil larutan
Wadah untuk mengukur serapan
Wadah larutan
Bahan
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bahan
Fungsi
Larutan standar glukosa 1000
Sebagai larutan standar
ppm
Reagen Nelson
Sebagai senyawa pengoksidasi
Akuades
Sebagai pelarut
Reagen Fosfomolibdat
Sebagai pengompleks
Larutan Laktosa
Sebagai larutan sampel
Larutan Fruktosa
Sebagai larutan sampel
Dipanaskan 20 menit
Ditambah
mL
akuades,
dikocok
pada
panjang
sampai homogen
Campura
n
-
Diukur
serapan
gelombang 540 nm
Kurva larutan standar
Diambil 1 mL
Diukur serapan
= V2 x N2
V1 x 1000 ppm
V1
= 10 mL
B. Pengenceran Bertingkat
-
V1 x N1
V2
x N2
V1 x 100
mL x 80
mL x 40
V1
= 16
V1
mL
-
x N1
= V2 x N2
V1 x 60
= 20
= 20
V1
13,3 mL
-
V1 x N1
V2
x N2
V1 x 80
= 20
= V2 x N2
V1 x 40
= 15
= 20 mL x 20
V1
= 10
mL x 60
-
V1
mL
V1
x N1
mL
- 4.1.2
Kon
sentrasi
-
bsorban
Pema
nasan
reagen Nelson
(pp
Penamba
han reagen
Fosfomolibdat
m)
-
100
0,
+++++
361
-
80
281
++++ -
+++++
++++ -
++++
+
0,
++++
60
0,
+++
+++
+++
0,
++
++
++
0,
0,
0,
322
-
40
411
-
20
387
-
Sam
pel 1
249
Sam
pel 2
359
- 4.1.3
Persamaan Regresi
XY
100
0,361
36,1
10000
80
0,281
28,1
6400
60
0,322
32,2
3600
40
0,411
41,1
1600
20
0,387
38,7
400
1,762
176,2
300
-
0,3524
60
-
X2
XY
Y
X
x
X 2
n x
= - 9,1 x 10-4
= y Bx
22000
(60)
-
= A + BX
= 0,407 + 9,1 x 10-
= 0,407
Glukosa
Fruktosa
mL
V1 x N1
N2
20 mL x ppm= 9 mL x
100 ppm
V1
V2
mL
V1 x N1 = V2 x N2
- 20 mL x ppm= 2,5 mL x
-
100 ppm
-
= 45 ppm
V1
= 12,5ppm
- 4.1.4
Grafik
Kosentrasi
VsLinear
Absorban
YValues
(YValues)
No
Cara Kerja
Pengamatan
1.
konsentrasi 0, 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm terbentuk warna akibat penambahan berguna untuk melihat hubungan
Terlihat
pada
larutan -
Analisa
dihasilkan
dengan
menggunakan
2.
fosfomolibdat dikocok.
Warna
yang
berbeda
4.2
Pembahasan
- Pada percobaan yang dilakukan yaitu penentuan gula
reduksi
secara
spektrofotometri.
Percobaan
dilakukan
persamaan regresi yang didapatkan, yaitu y = 0,407 + 9,1 x 10X. Dimana konsentrasi dari larutan sampel glukosa yang
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Aldosa
Karbohidrat yang
mempunyai
gugus
aldehid
- Ketosa
Karbohidrat yang
mempunyai
gugus
keton
2. Sebutkan
kelompok
karbohidrat
berdasarkan
penguraiannya!
-
Monosakarida
Glukosa,
fruktosa,
galaktosa,
fosfomolibdat
berfungsi
Reagen
Prinsip
kerja
metode
Metode
ini
digunakan
untuk
Metode
ini
digunakan
untuk
menentukan
kadar
yang
arsenomolibdat.
-
akan
membentuk
warna
biru
DAFTAR PUSTAKA