Pengenalan Marmer
Pengenalan Marmer
MARMER
Disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil proses metamorphose kontak atau regional dari
jenis batu gamping. Oleh sebab itu, jenis dari marmer sangat tergantung dari jenis batuan asal.
Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor yang justru membuat marmer
menjadi menarik. Mineral pengotor antara lain grafit memberi warna hitamcoklat, pyrite,
ilmenit memberi warna coklat-kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jumlah sedikit
mineral lain yaitu dolomite, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas, epidote, diopsid, piroksen, termolit,
walastonite, visuvianite, forsterite, olivine, talk, brucit, serpentin dan periklas. Di samping itu
tingkat metamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi berawal dari zeolite facies hingga
granulite facies dan ini tampak pada sayatan petrografi. Berdasarkan atas kegunaannya marmer
dibagi menjadi 2 jenis yaitu marmer ordinario untuk bangunan dan marmer statuario untuk seni
pahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles menunjukkan gambaran yang bervariasi dan dikenal
dengan istilah tekstur. Berdasarkan atas teksturnya marmer diklasifikasi sebagai berikut :
Statuary marble
Ornamental marble
Onix marble
Cipdin marble
Ruin marble
Breccia marble
Shell marble
: terdapat fosil
Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap pola tekstur,
bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Di samping itu rekahan rambut sering terjadi
pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitas marmer. Untuk mengetahui
adanya rekahan rambut pada permukaan marmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila
terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus. Marmer
tidak tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer seyogyanya
terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.
Tempat Ditemukan
Marmer terbentuk sabagai akibat metamorfose regional ataupun metamorfose kontak. Pada
metamorfose kontak tingkat metamorfosenya bertahap makin rendah apabila menjauhi instrusi
batuan beku. Oleh karenanya sering masih terlihat struktur asli dari batu gampingnya.
Kenampakan demikian yang menunjukkan batu gamping sudah berubah menjadi meta sedimen.
Gradasi metamorfose yang demikian tidak akan didapatkan pada marmer yang terjadi sebagai
akibat proses metamorfose regional.
Teknik Penambangan
Tujuan utama penambangan marmer adalah memperoleh block marmer sebesar-besarnya.
Hal inilah yang membedakan dengan penambangan lainnya. Cara penambangan dapat dilakukan
dengan alat sederhana atau dengan gergaji yang diawali dengan pembuatan lubang. Metode
penambangan dengan system kuari berjenjang akan mencegah kerusakan.
Kegiatan penambangan :
1. Pembersihan Lokasi
Merupakan serangkaian pekerjaan membersihkan permukaan kerja dari semak-semak dan
batuan-batuan yang ada maupun dari pepohonan dengan menggunakan tenaga manusia.
Sedangkan untuk pembuatan jalan tambang dan permukaan kerja dengan menggunakan peralatan
mekanis excavator yang berfungsi membersihkan lapangan (tempat kerja) dari batuan yang ada
(lapuk), lapisan tanah penutup, mengisi tempat-tempat yang berlubang yang dianggap dapat
mengganggu aktivitas penambangan nantinya.
2. Pembongkaran
Pembongkaran blok marmer dari batuan induknya dilakukan dengan pemboran dan pemotongan
dengan peralatan Diamond Wire Sawing.
3. Pembuatan blok
Pemotongan dengan menggunakan Diamond Wire Sawing terlebih dahulu harus dilakukan
pemboran horizontal sebagai jalur untuk memasukkan kawat intan (sling) dengan panjang kawat
intan disesuaikan dengan keliling marmer yang akan dipotong. Pemotongan dengan
menggunakan alat ini lebih fleksibel karena bias dilakukan pemotongan searah dengan arah yang
dinginkan dengan jangkauan kawat yang dapat diatur sesuai dengan keinginan.
1.
Pemotongan awal pada bagian atas dari block marmer sehingga didapatkan bagian yang
rata.
Pengaturan posisi daun gergaji sehingga didapat ukuran lebar dan tebal hasil pemotongan
yang diinginkan.
Setelah posisi daun gergaji sesuai dengan ukuran yang diinginkan selanjutnya dilakukan
pemotongan yang mana setelah pemotongan satu lembar dilakukan pendinginan mata
gergaji.
Pada keadaan tertentu dilakukan penyanggaan agar lembaran marmer yang telah digergaji tidak
jatuh dan patah. Guna meningkatkan produktifitas gergaji besar maka harus sesuai dengan factorfaktor sebagai berikut :
Pemilihan gergaji yang tepat yang sesuai dengan bahan baku yang akan dipotong. Pada
pemotongan dengan menggunakan gergaji mesin block cutter didapatkan lebar yang
bervarisi sesuai dengan keinginan yaitu 30cm, 40cm, 60cm dengan tebal rata 5 cm.
2.
Hasil pemotongan dari mesin Block Cutter berupa lembaran marmer dengan ukuran tersebut,
selnjutnya dimuat dengan Whell Loader ketempat mesin potong ujung dengan tujuan untuk
meratakan kedua ujung dari lembaran marmer tersebut. Proses ini menggunakan air sebagai
media pembilas.
3.
Mesin Pembagi (Multi blades splitting machine)
Mesin ini berfungsi membagi hasil pemotongan lembaran marmer menjadi dua bagian. Dalam
pemotongan dengan mesin pembagi perincian pemotongannya sebagai berikut :
Untuk ketebalan 5 cm dimasukkan kemesin yang hasilnya keluar dengan ukuran 2,2 cm.
Untuk ketebalan 3 cm dimasukkan kemesin spliting dan hasilnya keluar dengan ukuran
1,2 cm.
Hasil dari belahan tersebut kemudian dimasukkan kedalam mesin penghalus dengan cara
didorong diatas jalur rel yang ada.
4.
Kaliberasi ketebalan dan penghalusan (Grinding Machine)
Pada proses ini lembaran marmer yang telah terbagi tersebut kemudian dikupas / dihaluskan
permukaannya untuk mendapatkan ketebalan yang pas dan sesuai dengan permintaan.
5.
Pengeringan, Pendempulan dan Pemanasan (Plastering Line)
Proses ini terdiri dari tiga tahapan dimana lembaran marmer yang ada telah melewati proses
penghalusan kemudian dikeringkan dengan menggunakan angin yang berasal dari blower.
Kemudian lubang didempul dengan tenaga manusia, setelah itu lembaran marmer melewati dua
buah oven yang bertujuan untuk mempercepat proses pengerasan.
6.
Pemolesan (Polishing Machine)
Proses pemolesan dikerjakan dengan mesin poles yang terdiri dari beberapa batu poles dengan
tingkat kehalusan yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan kilap yang sempurna batu poles diatur
disusun berurutan sesuai dengan tingkat kehalusannya serta pengaturan tekanan yang sesuai.
7.
Mesin Potong Pas (Double hydraulic squaring machine)
Proses ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahap pertama pemotongan untuk panjang yang
dinginkan kemudian masuk ketahap kedua yaitu pemotongan untuk lebar yang dinginkan.
8.
Mesin Pengering dan Pembersih (Drying and Clearing Machine)
Setelah melalui proses potong pas, pekerjaan selanjutnya adalah pada mesin poles wax yang
gunanya sebagai proses pembersihan dan pengeringan. Bagian bawah dari marmer yang telah
kering kemudian dilem yang berguna untuk menghindari rembesan semen pada waktu marmer
akan dipasang dan sekaligus sebagai proses akhir dari beberapa proses pemotongan dalam
pabrik.
9.
Proses Packing
Proses ini dilakukan secara manual yang bertujuan untuk meratakan permukaan serta pinggiranpinggiran dari marmer untuk mendapatkan hasil yang lebih indah. Proses selanjutnya adalah
pemeriksaan Quality Control dimana proses ini bertujuan untuk memisahkan marmer
berdasarkan kelasnya.
Pemanfaatan
Setelah block marmer diperoleh kemudian digergaji dengan bentuk yang diinginkan dan dipoles
dalam bentuk tegel, baik untuk dinding ataupun lantai.
Industri rumah tangga ; sesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk patung, hiasan
ataupun meja. Pechan dari marmer dimanfaatkan untuk tegel campuran semen
http://koleksiilmutambang.blogspot.co.id/2015/03/pengenalan-marmer-tempatditemukan.html