Anda di halaman 1dari 7

PUSAT URBAN FARMING DI DENPASAR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Seminar Tugas Akhir Pada
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Dosen Kordinator :
Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP.

Dosen Pembimbing 1 :
Prof. Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT

Mahasiswa :
Gedhe Nugraha (121925177 )

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya perkembangan sebuah kota memiliki beberapa karakteristik
seperti diantaranya tingkat konsumsi yang tinggi, masyarakat perkotaan cenderung
telah terbiasa bergantung pada pasar konvensional untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya terutama pada sektor pangan pertanian. Karakter masyarakat perkotaan
yang umumnya memiliki berkecenderungan sifat konsumtif terutama dalam
kebutuhan pangan, hal tersebut tentunya juga menimbulkan masalah baru yaitu
ketahanan pangan dapat menyebabkan inflasi yang biasanya bersumber dari
sejumlah kebutuhan pokok yang harganya kerap bergejolak, harga komoditas yang
kerap mengalami fluktuasi harga di antaranya beras, cabai, bawang merah, bawang
putih, sayur mayur, bumbu dapur pokok lainnya.
Dalam mengatasi masalah ketahanan pangan tersebut pemerintah dan
beberapa komunitas menggencarkan gerakan urban farming yang dimaksudkan
untuk mengatasi masalah ketahanan pangan yang menyebabkan inflasi khususnya
dalam masyarakat perkotaan. Urban farming atau dalam bahasa indonesia pertanian
di perkotaan itu sendiri ialah praktek aktivitas pertanian atau bercocok tanam.
Urban Farming sebenarnya tidak terbatas hanya pada aktivitas pertanian atau
bercocok tanam saja, namun didalamnya juga terdapat aktivitas berternak, serta
proses terkait lainnya seperti

produksi dan distribusi, pemasaran dari hasil

produknya yang masih dalam lingkup area perkotaan. Konsep Urban Farming
merupakan pemanfaatan lahan tidur di perkotaan kemudian diubah menjadi lebih
produktif dan menghasilkan, yang dilakukan oleh masyarakat dan komunitas
sehingga dapat memberikan manfaat.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis memiliki usulan untuk mengangkat
judul PUSAT URBAN FARMING DI DENPASAR dengan harapan dapat
teratasinya masalah ketahanan pangan yang menimbulkan inflasi terutama di dalam
masyarakat perkotaan dengan konsep memberikan wadah sarana untuk
mengedukasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan akan kebutuhan
pangan dari sektor pertanian agar dapat belajar produktif dan tidak konsumtif

mengandalkan komoditi pertanian yang cenderung dapat mengalami inflasi dalam


waktu-waktu tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Apa saja fasilitas yang dibutuhkan pada pusat pelatihan urban farming yang
akan menunjangnya?
2. Bagaimana konsep desain yang akan diterapkan pada pusat pelatihan urban
farming?
3. Bagaimana pemograman dan organisai ruang dari pusat pelatihan urban
farming ?
4. Dimana lokasi yang tepat dan sesuai untuk pusat pelatihan urban farming ?
5. Apa tema dan konsep yang nantinya akan diterapkan pada pusat pelatihan
urban farming ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui apa saja fasilitas fasilitas yang terdapat pada pusat pelatihan
urban farming.
2. Dapat merencanakan konsep-konsep desain yang akan diterapkan pada
pusat pelatihan urban farming tersebut.
3. Dapat Menentukan pemograman dari pusat urban farming tersebut.
4. Menentukan lokasi yang tepat dan sesuai untuk urban farming ini.
5. Dapat menentukan tema dan konsep yang akan diterapkan pada pusat
pelatihan urban farming.

1.4 Metode Penelitian


Metode penelitian ini digunakan untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam penyusunan laporan untuk pengumpulan data-data yang diperlukan

dengan. Metode ini dilakukan melalui beberapa pase, yaitu teknik pengumpulan
data, pengolahan data sampai teknik penyimpulan data.

1.4.1. Teknik Pengumpulan Data


Data yang akan diperoleh dalam pengumpulan data terdiri dari 2 jenis yaitu
data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Beberapa cara yang
dilakukan dalam memperoleh data primer ini, antara lain :
a. Wawancara
Data diperoleh melalui wawancara dengan pihak-pihak yang paham
mengenai data-data yang berhubungan dengan Urban Farming tersebut.
b. Observasi
Dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap lokasi tapak yang akan
digunakan sebagai lokasi pusat pelatihan Urban Farming.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang didapat secara tidak langsung dari sumber, melainkan
telah dikumpulkan oleh pihak lain. Adapun cara yang dilakukan dalam
mendapatkan data sekunder mengenai, yaitu :
a. Studi Literatur
Pengumpulan data atau materi dari buku atau literatur yang berkaitan dengan
Urban Farming. Data tersebut di peroleh dari perpustakaan, browsing
internet, Bappeda dan Badan Pusat Statistik.
b. Mengkaji Proyek sejenis
Dengan memahamai proyek serupa, dapat dilakukan dengan melakukan
survey ke proyek sejenis atau mendekati secara langsung ataupun melalui
media internet yang bertujuan akan didapatkan gambaran mengenai proyek
serupa atau mendekati. Hal ini bertujuan agar mendapatkan perbandingan
yang mampu menjadi literatur terkait kebutuhan yang diperlukan dalam
proses pereancangan.

1.4.2 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu


konsep yang akan digunakan dalam perancangan. Metode yang digunakan dalam
teknik analisis data, antara lain :
1. Deskripsi yaitu memaparkan hal-hal yang berhubungan secara sistematis dan
berurutan sesuai dengan data yang diperoleh baik data literatur maupun data
instansi yang berhubungan dengan ilmu Urban Farming.
2. Komparasi yaitu melakukan perbandingan terhadap bangunan/ proyek sejenis
yang digunakan sebagai data pendukung. Data-data yang diperoleh dari metode
penelitian diatas digunakan untuk mendukung proses perancangan. Metode yang
digunakan dalam menyusun laporan seminar ini adalah sebagai berikut ;
3. Pemrograman yaitu penyusunan program fungsional, perfomansi dan
arsitektural. Terlebih dahulu dilakukan identifikasi pelaku (civitas),
identifikasi kegiatan (aktivitas) yang akan mempengaruhi kebutuhan ruang.
4. Analisis tapak yaitu dimulai dari proses penentuan kriteria lokasi, kriteria
tapak, alternatif tapak, pemilihan tapak, data tapak dan menganalisis tapak
terpilih dalam menganalisis tapak dilakukan evaluasi terhadap tapak dan
rekomendasi untuk pemecahan permasalahan yang ada di dalam tapak.

1.5 Pemahaman Terhadap Proyek


Urban Farming adalah praktek aktivitas pertanian atau bercocok tanam yang
didalamnya juga terdapat aktivitas berternak, serta proses terkait lainnya seperti
produksi dan distribusi, pemasaran dari hasil produknya yang masih dalam lingkup
area perkotaan dengan konsep pemanfaatan lahan tidur di perkotaan kemudian
diubah menjadi lebih produktif dan menghasilkan, yang dilakukan oleh masyarakat
dan komunitas sehingga dapat memberikan manfaat. Bersamaan dengan Judul
PUSAT URBAN FARMING DI DENPASAR yang proyeknya direncanakan
dibangun di Denpasar yang memiliki fasilitas-fasilitas utama seperti gedung utama
dan area terbuka sebagai pewadahan kegiatan dari aktivitas Urban Farming
meliputi:
1. Fasilitas edukasi dan wisata Urban Farming.
2. Fasilitas produksi dan pengepakan hasil panen dari Urban Farming tersebut

3. Pasar Sayuran dan buah organik serta penjualan media Urban Farming
(Hydroponic).
4. Tempat piknik taman tanaman tropis.
5. Fasilitas ruang penunjang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Petunjuk Pelaksanaan Program Urban Farming 2012 Kota Surabaya.


Dinas

Pertanian Kota Surabaya.

Industri Bisnis. Ketahanan pangan jabar galakkan pemanfaatan halaman rumah


jadi kebun. http://industri.bisnis.com/read/20130416/99/9005

Anda mungkin juga menyukai