A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2 September sampai 7 September 2016
mengenai hubungan anemia dengan pola makan dan kecacingan pada siswi SMPN 230 Pondok
Ranggon dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jumlah penderita anemia sebanyak 26 siswi dari 66 siswi yang menjadi responden dan 40
siswi lainnya tidak mengalami anemia. Untuk kriteria anemia dilihat dari kadar Hb setiap
siswi yang dijadikan responden. Bila kadar Hb dibawah 12 mg/dl maka dinyatakan
anemia.
2. Jumlah siswi yang memiliki pola makan yang baik sebanyak 43 siswi dari 66 siswi yang
dijadikan responden dan 23 siswi lainnya memiliki pola makan yang buruk. Kriteria pola
makan dilihat secara kuantitas dan kualitas. Kuantitas dinilai dari berapa kali siswi
tersebut makan dalam sehari dan kualitas dinilai dari gizi seimbang.
3. Jumlah siswi yang terinfeksi cacing sebanyak 8 siswi dari 66 siswi yang dijadikan
responden dan 58 siswi lainnya tidak terinfeksi cacing. Kriteria siswi yang terinfeksi
cacing dilihat dari pemeriksaan feses.
4. Terdapat hubungan antara pola makan dengan anemia. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pengujian chi-square pada SPSS dengan hasil p value = 0,0001, dimana lebih kecil dari
nilai yang telah ditetapkan yaitu 0,005.
5. Terdapat hubungan antara infeksi cacing dengan anemia. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pengujian chi-square pada SPSS dengan hasil p value = 0,003, dimana lebih kecil dari
nilai yang telah ditetapkan yaitu 0,005.
6. Variabel pola makan adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan kadar
Hb, dengan OR 25,670. Hal ini berarti bahwa responden yang mempunyai pola makan
yang baik berpeluang 25 kali tidak mengalami anemia dibandingkan dengan responden
yang memiliki pola makan yang buruk setelah dikontrol variabel infeksi cacing.
B.
Saran