Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 4, No.

2, (2014) ISSN: 2301-9271

EVALUASI FIRE PROTECTION SYSTEM PADA FUEL SUPPLY


SYSTEM, UTILITY WORK MENGGUNAKAN SOFTWARE PIPE FLOW
EXPERT (STUDY KASUS PT.PERTAMINA DPPU JUANDA
Bagus Faisal DarmaArif dan Wawan Aries Widodo
Laboratorium Mekanika dan Mesin Fluida
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail:faisalbagus12@gmail.com
PT. Pertamina DPPU Juanda (Depo Pengisian
Pesawat Udara) adalah perusahaan BUMN yang menyediakan
bahan bakar untuk pesawat pada bandara International Juanda
Surabaya. Bahan bakar yang disimpan pada DPPU ini adalah
Avtur jet-1(aviation turbin) . Jenis bahan bakar ini memiliki
titi a ar pa a 38 C , sehingga menjadikan bahan bakar ini
termasuk type bahan bakar yang mudah terbakar. Sistem
proteksi kebakaran harus selalu berfungsi dan siap digunakan
dalam waktu 24 jam. NFPA (National Fire Protection
Ascociation) adalah standar yang digunakan pada
pembangunan DPPU juanda. NFPA menyebutkan komponen
sistem pemadam kebakran pada umumnya terdiri dari pompa,
pipa, hydrant, nozlle dan tangki pemadam. DPPU Juanda
memiliki 4 buah tangki timbun dengan kapasitas 2000kL
setiap tangki. Dalam beberapa bulan mendatang akan
dibangun 4 tangki timbun baru dengan kapasitas yang sama
dengan tangki sebelumnya yaitu 2000kL setiap tangki.
Evaluasi ulang sistem pemadam dilakukan karena sistem
pemadam sebelumnya adalah sistem yang digunakan untuk
melayani 4 tangki timbun. Dalam melakukan perancangan ini
digunakan software pipeflow expert. Sistem pemadam
kebakaran yang baru memiliki 22 hydrant, dimana kapasitas
yang digunakan adalah kapasitas minimum menurut NFPA
Standard 250 gpm, sedangkan sprinkler 12 gpm. Pompa yang
digunakan adalah pompa yang sudah terpasang sebelumnya
dengan kapasistas 305 m3/jam. Dari hasil evaluasi ini
didapatkan dalam kondisi existing pompa pemadam, hydrant
pipa 45 adalah sebesar 9.8 bar. Daya pompa yang dihasilkan
sebesar 177.35 kW dengan head pompa 79.979 m. Dengan
penambahan 4 buah tangki timbun sehingga total menjadi 8
tangki timbun. Dengan menggunakan 1 pompa pemadam
tekanan pada titik terjauh yaitu pipa no 45 adalah 3.2 bar.
Pemasangan pompa parallel untuk proses pemadaman pada 8
tangki timbun menghasilkan tekanan keluaran hydrant pada
pipa 47 adalah sebesar 4.9869 bar. Daya pompa yang
dihasilkan sebesar 177.06 kW dengan head pompa 79.337 m.
Tekanan operasi minimum yang dihasilkan hydrant adalah
sebesar 4.5-6.9 bar NFPA standard 14.
kata kunci : hydrant,sprinkle,tangki timbun,pompa
pemadam
I. PENDAHULUAN

Terminal Juanda 2 adalah salah satu terminal milik


PT. Angkasa Pura yang mulai beroperasi 14 Februari
2014. Pembangunan Terminal Juanda 2 ini dikarenakan
sudah terjadi kelebihan kapasitas pada terminal 1.
Terminal 1 yang memiliki kapasitas 6 JPT (juta
penumpang pertahun), telah mengalami over capacity
dengan total 17,662,593 penumpang di tahun 2013
dengan peningkatan 15 % selama tahun 2009-2013,
Pemanfaatan kembali terminal lama Bandara Juanda

(Terminal 2) bertujuan untuk mengurangi kelebihan


kapasitas pada terminal 1 Juanda.
Peningkatan jumlah penunmpang ini berpengaruh
terhadap banyaknya pesawat yang transit pada bandara
Juanda. Kebutuhan bahan bakar pesawat juga semakin
meningkat seiring dengan banyaknya pesawat yang
transit. Depo pengisian pesawat udara (DPPU) Juanda
Surabaya adalah perusahaan yang menyediakan jasa
pengisian bahan bakar pesawat udara pada bandara
Juanda. DPPU Juanda memiliki 4 buah tangki timbun
dengan kapasitas 2000 kL setiap tangki. Bahan bakar
yang disimpan dalam tangki timbun adalah jenis avtur
jet-A1 (aviation turbin jet-A1) yang memiliki titik bakar
r n ah yaitu 38 C. Jumlah tangki timbun yang sudah
terpasang adalah 4 buah dirasa kurang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakar yang semakin
meningkat, sehingga dalam jangka waktu beberapa
bulan ke depan akan dibangun 4 buah tangki timbun
baru dengan kapasitas masing-masing tangki sama
dengan tangki sebelumnya yaitu 2000kL setiap tangki.
Avtur jet-A1 (aviation turbin) adalah jenis bahan
bakar yang mudah terbakar dengan flash point hanya
38 C. Bahaya kebakaran adalah bahaya yang paling
dekat dengan tangki-tangki penyimpanan ini. Sistem
proteksi pemadam kebakaran harus siap dalam waktu
24jam. Komponen sistem pemadam kebakaran harus
lengkap,dan sesuai dengan standart yang digunakan.
NFPA (National Fire Protection Association) adalah
standard yang digunakan untuk perancangan sistem
pemadam kebakaran. Menurut NFPA standard
komponen pemadam yang harus terpasang diantaranya
pompa (NFPA 20) , hydrant (NFPA 14), sprinkle
(NFPA 13), hose dan nozzle ( NFPA1962). Tujuan dari
penelitian ini adalah mengevaluasi sistem pemadam
kebakaran pada kondisi existing apakah sistem ini
mampu memadamkan api selama minimal 30 menit
(NFPA standard 20). Mengevaluasi sistem pemadam
kebkaran dengan penambahan 4 tangki timbun baru
sehingga total menjadi 8 tangki timbun dengan
menggunakan 1 pompa pemadam, jika tekanan yang
dibutuhkan tidak mencukupi maka akan ditambah 1
pompa baru dengan kapasitas yang sama dengan pompa
existing kemudian di-install secara parallel.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 4, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


1. Sprinkler
Menurut NFPA standard 13 Kapasitas air
pemadam kebakaran yang dialirkan oleh sprinkler
sebesar 13 gpm dan semua sprinkler bekerja pada
tekanan kerja minimum sebesar 0.5 bar.
2. Hydrant
. Hydrant biasanya bekerja dengan tekanan operasi
4.5 - 6.9 bar. Kapasitas air yang dapat dialirkan oleh
hydrant pilar bisa mencapai 250gpm (NFPA14).
3. Hose & Nozzle
NFPA standard 1962 menyebutkan bahwa hose
harus terbuat dari bahan yang non collapsible, artinya
bahan yang tidak mudah hancur,dan lentur. Bagian luar
dari hose dilengkapi dengan jacket yang disebut dengan
covered hose, yang digunakan untuk melindungi hose
jika terkena api. Nozzle adalah bagian ujung dari hose
yang digunakan untuk mengatur debit air yang keluar.
Terdapat dua nozzle yang biasa digunakan dalam sistem
pemadam kebakaran, yaitu nozzle type jet dan spray.
4. Tangki Pemadam Kebakaran
Tangki pemadam ada dua yaitu tangki untuk
menyimpan fresh water dan tangki untuk menyimpan
foam. kedua tangki ini saling terhubung dengan sistem
perpipaan. Ukuran dari tangki foam lebih kecil dari pada
tangki fresh water karena foam dalam proses
pemadaman hanya dibutuhkan sekitar kurang lebih 3 %
(NFPA11)
5. Foam Concentrate
Foam concentrate adalah campuran yang digunakan
untuk memadamkan api tersebut. Foam concentrate
berupa cairan kimia yang digunakan untuk
memadamkan api pada minyak.
B. POMPA SERI DAN PARALLEL
Pemasangan pompa secara parallel bisa digunakan,
saat pompa bantu siap untuk digunakan, artinya dengan
dua pompa, 2 discharge yang kemudian dihubungkan
oleh pipa menjadi 1 discharge, maka akan
mengahasilkan jumlah debit yang besar. Pompa
pemasangan secara seri pada pompa 1 sisi discharge
akan masuk pada pompa yang lain, kemudian
ditingkatkan tekananya. Pada pompa pemasangan secara
seri digunakan untuk meningkatkan head.

Gambar 1. Pemasangan pompa seri dan parallel


(sumber : www.centrifugalpump.com)

C. Aliran Dalam Pipa


.

Gambar 2. Rangkaian sistem perpipaan

Dimana :
= berat jenis fluida

= headloss total (m)


= head loss mayor (m) + head loss minor (m)
=
=
= tekanan fluida pada titik 1 & 2 pada kondisi
absolut (N/ )
=kecepatan rata rata padaa titik 2 (m/s)
= kecepatan rata rata pada instalasi perpipaan
(m/s)
& = elevasi antara titik 1 dan 2 (m)
= head pompa (m)
D. KERUGIAN DALAM PIPA
1.
Mayor Losses
Kerugian yang dialami pipa berdasarkan panjang
pipa yang terinstalasi. bisa dihitung dengan rumus :
hL =
dimana ;
f = koeffisien gesek pipa

L = panjang pipa (m)


D = diameter pipa (m)
= kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
= percepatan gravitasi (m/s2)
Nilai kekasaran pipa bisa dilihat pada table dibawah ini :
Table 1. Nilai kekasaran pipa
(sumber : Introduction to Fluid Mechanics)

2. Minor Losses

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 4, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271

kerugian yang diakibatkan asesoris pada sistem


perpipaan disebut dengan head loss minor. Head loss
minor dirumuskan sebagai berikut :
Hlm = K
K adalah nilai koefisien berdasarkan asesoris dari sistem
perpipaan tesebut,bisa dilihat pada table dibawah ini ;
Tabel 2. Koefisien acesoris pipa hazen williams
Fitting
Valves
Globe, fully
Open
Angle, Fully
Open
Gate, Fully
Open
Gate, 1/4
Closed
Gate, 1/2
Closed
Gate, 3/4
Closed
Swing check,
forward flow

10
2
0.15
0.26
2.1
17

Fitting
Ellbows
Regullar 90,
flanged
Regullar 90,
treaded
Long radius
90, flanged
Long radius
90, treatded
Long radius
45, treatded
regullar 45,
treatded

0.3
1.5
0.2
0.7

Fitting
Tees
Line Flow,
Flanged
Line Flow,
treatded
Branch Flow,
Flanged
Branch Flow,
Treatded

0.2
0.9
1
2

0.2

Q=

AT

2. Foam Monitor System


foam monitor sistem yaitu sama dengan foam
portable sistem, yang membedakan dari kedua sistem ini
adalah untuk foam monitor sistem nozzle tidak dapat
dipindahkan atau fixed sistem,sedangkan pada foam
portable sistem nozzle dapat dipindahkan. Untuk
mendapatkan kebutuhan kapasitas air yangdibutuhkan
dapat digunakan rumus sebagai berikut :
x D x 8.42
3. Sprill fire protection
Sprill fire protection adalah sebuah sistem yang
digunakan apabila ada kebakran yang terjadi akibat dari
cairan dari tangki timbun yang tumpah.untuk
menghitung kebutuhan kapasitas air digunakan rumus
sebagai berikut :

0.4

Tabel 3. Koefisien minor losses untuk pipa masuk


(sumber : Introduction to Fluid Mechanics)

4. Cooling system
Sistem ini digunakan untuk mendinginkan tangki
yang berada pada sekitar tangki timbun yang terbakar,
hal ini dimaksudkan supaya panas yang ditimbulkan
oleh tangki timbun yang terbakar tidak mengakibatkan
fluida yang ada di dalam tangki timbun disekitarnya
menjadi terbakar. Perhitungan kapasitas yang dibuthkan
bisa menggunakan rumus sebagai berikut
xD
F. DAYA POMPA
1. Daya Air (WHP)
Water horse power adalah besarnya daya yang
diterima fluida ketika keluar dari discharge pompa.
Nilai WHP dihitung dengan perumusan sebagai berikut :
WHP =
Dimana :
WHP
: water horse Power (kW)
: berat jenis fluida (N/m3)
Q
: kapasitas aliran (m3/s)
H
: head pompa (m)

Gambar 3. Koefisien minor losses untuk pembesaran


dan pengecilan pipa
(sumber : Introduction to Fluid Mechanics)
E. KEBUTUHAN AIR UNTUK TANGKI PEMADAM

2. Daya Poros Pompa (BHP)


Brake horse power adalah besarnya daya pompa
yang diperlukan untuk menggerakan poros pompa. Nilai
BHP dapat dihitung dengan menggunakan perumusan
sebagai berikut :
BHP =

Kapasitas air yang diperlukan untuk memadamkan


tangki timbun (NFPA 11).

Dimana :
BHP

1. Foam portable system


Foam portable system adalah sistem pemadam
dengan menggunakn nozzle/hose yang dapat berpindah
pindah. Berdasarkan NFPA 11 untuk foam protection
mempunyai kebutuhan kapasitas yang berbeda beda,
hal ini berdasarkan dengan kapasitas tangki timbun.
Kapasitas air untuk Titik jangkauan terjauh untuk
portable system ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus dibawah ini :

3. NPSHA (Net Positive Suuction Head Available)


NPSHA (net positive suction head)
adalah
kebutuhan minimum pompa untuk bekerja secara
normal.
NPSH = Hpa - Hss Hvp Hlf
Dimana :
Hpa
: atmospheric head
Hss
: head suction statis
Hvp
: vapor head fluida

: Brake horse power (kW)


: efisiensi pompa

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 4, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271

Hlf

: friction head

4. Net Positif Suction Head Requarement (NPSHR)


Pada umumnya NPSHR mempunyai nilai yang
tercantum pada pompa.

BAB III METODOLOGI


A. LOKASI DPPU JUANDA

Pembuatan model instalasi sesuai desain yang telah


dirancang untuk sistem pemadaman pada tangki
timbun pada PT.Pertamina DPPU Juanda.
Pemberian (pengaturan) ukuran harga properties
instalasi seperti diameter (D), panjang pipa (L),
serta elevasi lengkap dengan satuanya.
Pemberian (pengaturan) aksesoris instalasi sistem
pemadam kebakaran seperti valve, fitting, reducer,
dan lain-lain. Beserta harga K dari tiap-tiap
aksesoris tersebut.
Pemberian (pengaturan) sejumlah komponen
kapasitas dan tekanan dari masing-masing alat
pemadam, beserta harga kebutuhan dari kapasitas
tekanan alat pemadam tersebut.
Pemberian (pengaturan komponen pompa lengkap
dengan kapasitas yang dialirkan dan putaran pompa
(rpm) dan sebagainya.

Gambar 4. Lokasi tangki timbun


Tabel 4. Dimensi dan kapasitas tangki timbun
ukuran
kode

nama

T 01

kapasitas
Safe
(kL)
2389

Dst
(kL)
198

D(m)

T(m)

Tangki Timbun 1

17.4

105

full
(kL)
2482

T 02

Tangki Timbun 2

17.4

105

2414

2393

201

T 03

Tangki Timbun 3

17.4

105

2416

2395

203

T 04

Tangki Timbun 4

17.4

105

2408

2389

198

T 05

Tangki Timbun 5

17.4

105

2416

2395

204

T 06

Tangki Timbun 6

17.4

105

2415

2396

201

T 07

Tangki Timbun 7

17.4

105

2420

2394

202

T 08

Tangki Timbun 8

17.4

105

2461

2397

203

T 701

tangki pemadam

9.8

10.8

700

D 701

tangki foam

1.2

2.2

B1

Loading sistem

B2

Workshop

B3

Genset room

B4

Office.

B5

Office

P 07

Pompa Pemadam

H 1 - 11

Hydrant Pillar

Berdasarkan standar operasional prosedur untuk


kondisi existing system asumsi tangki yang terbakar
adalah 2 tangki yaitu tangki 03 dan 04. Hydrant yang
digunakan adalah 2 hydrant fresh water untuk
mendinginkan tangki timbun dan 3 hydrant foam untuk
memadamkan api. Pada kondisi 8 tangki timbun, asumsi
tangki terbakar adalah tangki 3, 4, 6, 7. Hydrat fresh
water yang digunkan sejumlah 4 buah, sedangkan
hydrant foam sejumlah 6 buah. Sprinkler pada tangki
timbun yang terbakar tidak bisa digunakan karena ikut
terbakar.
B. PIPE FLOW EXPERT
Software pipe flow expert digunakan untuk
checking harga head pompa,head loss, daya pompa, dsb
berikut langkah-langkahnya :

Gambar 5. Permodelan sistem perpipaan pada software


pipe flow expert
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. SISTEM PERPIPAAN PADA PIPE FLOW EXPERT
1. Ilustrasi Sistem Perpipaan Pada Pipe Flow Expert
Dalam permodelan pada software pipe flow expert
akan terlebih dahulu dilakukan kalkulasi apakah
software sudah sesuai dengan teori yang sudah ada.
Berikut ini adalah permodelan sederhana pada software
pipe flow expert.

Gambar 6. Contoh Permodelan Pada Software Pipe


Flow Expert
Table 5. Hasil dari software pipe flow expert
Properties

Satuan

Pump

Flow Demand
Velocity
Friction Loss
Fitting loss
Pump Head
NPSHa
NPSHr
Efficiency

m3/s
m/s
m
m
m
m
m
%

0.0127
0.982
0.733
0.006
21.175
20.032
2.091
51

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 4, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271


Pump Power

kW

5.16

Dari hasil perhitungan secara manual akan


dibandingkan dengan hasil software, dapata dilihat pada
tabel dibawah ini :
Table 6. Hasil perbandingan software dengan
perhitungan manual

2.

Properties

Satuan

Debit
Kecepatan
aliran
Head Loss

m3/s

Pipe Flow
Expert
0.0127

m/s

0.98

0.984

0.736

0.738

Head Pompa

21.174

21.124

BHP

kW

5.164

5.16

NHPSa

20.032

20.057

Perhitungan
0.0127

Gambar 8. Hasil running software dari 8 tangki


timbun dengan 1 pompa
Dari hasil running yang dilakukan pada software
pipe flow expert didapatkan tekanan pada titik terjauh
yaitu pipa no 45 adalah 3.2 bar. NFPA standart
menyebutkan bahwa tekanan operasi untuk hydrant
pillar adalah 4.5-6.9 bar. Penurunan tekanan ini
disebabkan karena pressure drop yang terjadi sepanjang
aliran pipa menjadi semakin besar, sehingga jika terjadi
penambahan 4 tangki timbun baru, pompa pemadam
yang ada sekarang tidak dapat digunakan. Sehingga
perlu dilakukan penggantian pompa baru dengan daya
yang lebih besar, atau dengan menambahkan pompa
baru kemudian dirangkai secara parallel.

Analisa Existing System

Gambar 7. Hasil running software pada existing sistem


Tekanan pada titik terjauh adalah pada pipa no 45
yaitu hydrant, tekanan pada hydrant ini adalah sebesar
9.8 bar, hal ini sudah sesuai dengan dimana tekanan
operasi hydrant pillar adalah sebesar 4.5-6.9 bar (NFPA
14). Daya pompa sebesar 107 kW dengan head pompa
95 sudah sesuai dengan spesifikasi pompa.

3. Analisa 8 Tangki Timbun Dengan 1 Pompa

4. Analisa 8 Tangki Timbun Dengan Menggunakan 2


Pompa Pemadam

Gambar 9. Hasil running software parallel pump dengan


8 tangki timbun
Pada proses pemadaman 4 tangki timbun yang
terbakar, jika menggunakan 1 pompa pemadam yang
sudah terpasang sebelumnya, tekanan pada titik terjauh
pipa yaitu pada pipa no 45 tidak memenuhi NFPA
standart. Tekanan pada pipa 45 adalah 3.2 bar. NFPA
standart menyebutkan bahwa tekanan operasi untuk
hydrant pillar adalah 4.5-6.9 bar
Penambahan pompa baru dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tekanan pada ujung pipa,
kemudian kedua pompa ini akan dirangkai secara
parallel. Dari hasil yang didapat hydrant pada titik
terjauh yaitu pipa no 47 mampu menghasilkan tekanan
8.9869 bar, hal ini sudah sesuai dengan NFPA Standart
yaitu tekanan minimal yang bekerja pada hydrant adalah
4.4-6.9 bar. Daya pompa sebesar 215 kW dengan head
pompa 95,21 sudah sesuai dengan spesifikasi pompa.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 4, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271

4.5-6.9 bar. Daya pompa yang dihasilkan sebesar


177.06 kW dengan head pompa 79.337 m.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ucapakan terima kasih banyak kepada dosen
penguji dan dosen pembahas yang telah memberikan kritik
dan saran dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini, terutama
kepada Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa sehingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA

Fox Ro rt W. an MC Donal Alan T : Intro uction


to Flui M chanics, Fiv E ition, John Will y an sons
inc. , USA, 1994
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan ketiga analisa yang telah
dilakukan, yaitu analisa existing system, kemudian
penambahan 4 tangki timbun baru tetapi tetap
menggunakan 1 pompa pemadam dibandingkan dengan
penambahan pompa pemadam yang kemudian dirangkai
secara parallel,dari hasil yang telah didapat dari
software pipe flow expert, didapatkan beberapa
kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pada kondisi existing system tekanan yang
dihasilkan pada titik terjauh yaitu hydrant pipa 45
adalah sebesar 9.8 bar hal ini sudah sesuai dengan
NFPA standart, dimana tekanan operasi minimal
yang dihasilkan hydrant pillar adalah sebesar 4.56.9 bar. Daya pompa yang dihasilkan sebesar
177.35 kW dengan head pompa 79.979 m.
2. Dari hasil running yang dilakukan pada software
pipe flow expert penambahan 4 tangki timbun baru
sehingga total menjadi 8 tangki timbun didapatkan
tekanan pada titik terjauh yaitu pipa no 45 adalah
3.2 bar. Tekanan ini berada di bawah tekanan
operasi minimum. NFPA standart menyebutkan
bahwa tekanan operasi untuk hydrant pillar adalah
4.5-6.9 bar.
3. Pemasangan pompa parallel untuk pemadaman 8
tangki timbun menghasilkan tekanan keluaran
hydrant pada pipa 45 adalah sebesar 4.9869 bar.
Sesuai dengan NFPA standart, tekanan operasi
minimum yang dihasilkan hydrant adalah sebesar

General Catalog Ebara Pump Europe , Ebara


Coorporation
NFPA 13 ; 2000. Stan ard for installation of Sprinkle
Syst m. Quincy : NFPA Han o Pu lication
NFPA 14 ; 2000. Stan ard for installation of
Stan pip , privat Hy rant, an Hos Syst m. Quincy :
NFPA Hand bokk Publication
NFPA 30 ; 2000. Flamma l an Com usti l Liqui s
Co . Quincy : NFPA Han o Pu lication
NFPA 1962 ; 1998. Stan ard for the Care, Use, and
Service
T sting of Fir Hos Inclu ing Couplings an Nozzl s.
Quincy : NFPA Hand bokk Publication
NFPA 11 ; 1998. Stan ard for Low-Expansion Foam.
Quincy: NFPA Hand bokk Publication
NFPA 20 ; 2007. Stan ard for the Instalation of
Stationary Pumps for Fir Prot ction. Quincy: NFPA
Hand bokk Publication
www.pipeflow.co.uk, pip flow xp rt, Softwar . 2006
Kh tagurov, M. :Marin Auxiliary Machin ry an
Syst m , Peace Publisher. Moscow

Anda mungkin juga menyukai