Han Eas Lo Individu
Han Eas Lo Individu
Fakta Hukum
Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi Astutik, S.Pd., M.Pd.,
merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sidoarjo.
Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., merupakan Sekertaris Daerah
Kabupaten Sidoarjo (Eselon IIa), sedangkan Dewi Astutik, S.Pd., M.Pd.,
merupakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo
(Eselon IIb).
Pada kampanye pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2013, Dr.
Ahmad Rusydianto, S.H., M.H.,
memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden dengan cara sebagai peserta kampanye yang diadakan di GOR
Sidoarjo.
Dalam kampanye tersebut, Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi
Astutik, S.Pd., M.Pd., menggunakan seragam dinas dan pergi ke GOR
Sidoarjo dengan menggunakan mobil dinas masing-masing.
Dalam kampanye tersebut, Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi
Astutik, S.Pd., M.Pd., juga mendapatkan hadiah dari salah satu tim sukses
Presiden dan Wakil Presiden berupa uang sebesar Rp. 10.000.000,00 sebagai
balasan atau ucapan terima kasih karena sudah membantu persiapanpersiapan pelaksanaan kampanye.
Karena keterlibatan tersebut, Bupati Sidoarjo yang merupakan Pejabat
Pembina Kepegawaian PNS di Kabupaten mengeluarkan SK No.
10/Bup/2014 tentang Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS atas
nama Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan SK No. 11/Bup/2014 tentang
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS atas nama Dewi Astutik,
S.Pd., M.Pd.
Sebelum keluarnya SK
No. 10/Bup/2014
tersebut, Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi Astutik, S.Pd.,
M.Pd., keduanya dipanggil secara patut untuk membela diri dalam
pemeriksaan.
Analisis fakta hukum di atas, sesuai dengan isu hukum di bawah ini:
1. Apakah SK Bupati Sidoarjo No. 10/Bup/2014 tentang Pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS atas nama Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan
SK No. 11/Bup/2014 tentang Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
atas nama Dewi Astutik, S.Pd., M.Pd., termasuk Keputusan Tata Usaha Negara?
2. Apakah SK Bupati Sidoarjo No. 10/Bup/2014 tentang Pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS atas nama Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan
SK No. 11/Bup/2014 tentang Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
atas nama Dewi Astutik, S.Pd., M.Pd., sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku?
Sudah, karena
3. Apakah PTUN berwenang untuk mengadili kedua SK Bupati Sidoarjo tersebut?
4. Apakah Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi Astutik, S.Pd., M.Pd.,
mempunyai hak gugat dalam kasus di atas?
Dasar Hukum
1. Peraturan pemerintah no 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil
2. Undang Undang No.51 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas undang
undang nomor 5 tahun 1986 tentang peradilan tata usaha negara
3. Undang Undang No. 32 tahun tentang pemerintahan daerah
menggunakan fasilitas negara dalam hal ini ahmad dan dewi terbukti
melanggar karena pada saat kampanye kedua orang tersebut menggunakan
mobil dinas masing-masing yang digunakan pada saat kampanye . Dalam
kampanye tersebut, Ahmad dan Dewi juga menerima uang sebesar Rp.
10.000.000,00 sebagai balasan atau ucapan terima kasih karena sudah
membantu persiapan-persiapan pelaksanaan kampanye . dalam hal tersebut
ahmad dan dewi ternyata ikut serta membantu dalam persiapan-persiapan
kampanye dalam Pp no 53 tahun 2010 pasal 4 ayat 12 huruf a berisikan setiap
PNS dilarang ikut serta sebagai pelaksana kampanye dalam hal ini terbukti
ahmad dan dewi telah melanggar aturan . di tambah lagi ahmad dan dewi
menerima uang sebesar Rp. 10.000.000,00 dalam Pp no 53 tahun 2010 pasal 4
ayat 8 berisikan tentang setiap PNS dilarang menerima hadiah atau suatu
pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan
dan/atau pekerjaannya . hal ini membuktikan bahwa ahmad dan dewi teah
melanggar aturan karena ahmad dan dewi menerima uang tersebut sebesar Rp.
10.000.000,00
dimana
uang
tersebut
sebagai
hadiah
yang di berikan kepada keduanya dari salah satu capresiden dan cawapres tahun
2013 .
Peraturan daerah kabupaten sidoarjo nomor 17 tahun 2006 pasal 18 ayat 1
berisikan tentang sekretaris daerah diangkat dan diberhentikan oleh gubernur
atas usul bupati sesuai peraturan perundang undangan dari pegawai negeri
sipil yang memenuhi syarat . ini menunjukan bahwa bupati tidak memiliki
wewenang untuk memberhentikan kedua orang tersebut karena yang
mempunyai wewenang adalah gubernur
Berdasarkan pasal 1 angka 9 UU No.51 Tahun 2009. Unsur-unsur KTUN
adalah
Dr. Ahmad
(6) Serta menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
Dari semua unsur diatas, SK No. 10/Bup/2014 dan SK No. 11/Bup/2014
yang dikeluarkan oleh bupati sidoarjo tersebut termasuk Keputusan Tata
Usaha Negara ( KTUN )
Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Bupati Sidoarjo No. 10/Bup/2014
tentang Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS atas nama Dr.
Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan SK No. 11/Bup/2014 tentang
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS atas nama Dewi Astutik,
S.Pd., M.Pd., tidak sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku karena dalam UU No. 32 Tahun 2004 pasal 130 yang berisikan
tentang
(1) Pengangkatan , pemindahan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan
enselon II pada pemerintah daerah provinsi ditetapkan oleh gubernur
(2) Pengangkatan , pemindahan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan
enselon II pada pemerintah daerah kabupaten/kota ditetapkan oleh
bupati/walikota setelah berkonsultasi kepada gubernur
Apakah PTUN berwenang untuk mengadili kedua SK Bupati Sidoarjo
tersebut?
PTUN berwenang untuk mengadili kedua SK Bupati Sidoarjo tersebut
karena terjadi kesalahan di KTUN . SK tersebut di keluarkan oleh
bupati . sebagaimana yang dikatakan pada undang undang nomor 51
tahun 2009 angka 8 bahwa badan atau pejabat tata usaha negara adalah
badan atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintah berdasarkan
peraturan perundang undangan yang berlaku . dilihat dalam pasal
tersebut bahwa kasus ini urusan pemerintahan PTUN berwenang
mengadili kedua SK tersebut .
Apakah Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi Astutik, S.Pd.,
M.Pd., mempunyai hak gugat dalam kasus diatas?
Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi Astutik, S.Pd., M.Pd.,
mempunyai hak gugat dalam kasus tersebut. sebagaimana yang dikatakan
pada undang undang nomor 51 tahun 2009 angka 11 . bahwa gugatan
adalah permohonan yang berisi tuntutan terhadap badan atau pejabat tata
usaha negara dan diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan putusan dan
keduanya bebas dari pemecatan .
Kesimpulan
1. Kesimpulan dari kasus tersebut adalah Surat yang di keluarkan oleh bupati
sidoarjo terhadap Dr. Ahmad Rusydianto, S.H., M.H., dan Dewi Astutik,
S.Pd., M.Pd., TIDAK SAH yang berhak memberhentikan kedua orang
tersebut adalah gubernur atau menteri dalam negeri. Surat kepala badan
kepegawaian negara penjabat kepala daerah tidak memiliki kewenangan
mengambil atau menetapkan keputusan yang memiliki akibat hukum ( civil
effect ) pada aspek kepegawaian untuk melakukan mutasi pegawai yang
berupa pengangkatan , pemindahan , dan pemberhentian dalam/dan jabatan
atau pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
pegawai negeri sipil . kecuali setelah mendapat persetujuan tertulis dari
menteri dalam negeri .
Soal 2
Fakta Hukum:
Seorang PNS bernama Ahmad Zuhairy mempunyai jabatan struktural Sekertaris
Daerah Provinsi Jawa Timur. Pada tanggal 7 April, Ahmad Zuhairy menerima
Isu Hukum:
1. Apakah Keputusan Menteri Dalam Negeri tersebut KTUN?
kepegawaian sebagai akibat pelanggaran terhadap peraturan disiplin pegawai
negeri sipil diselesaikan melalui upaya banding administratif kepada badan
pertimbangan kepegawaian (pasal 35 ayat 2 UU No. 43 tahun 1999 tentang
pokok-pokok kepegawaian) banding administratif disini dapat diartikan
sebagai penjualan keberatan atas suatu hukuman disiplin yang diajukan melalui
saluran hirarki .
2. Apakah KTUN tersebut sah menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku?
pasal 1 butir 9 UU No.51 tahun 2009, tentang perubahan atas UU No.5 tahun
1986 bahwa keputusan TUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh badan atau pejabat TUN yang berisi tindakan hokum TUN yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bersifat konkrit,
individual dan final yang menimbulakan akibat hokum bagi seseorang atau
badan hokum perdata. Beschikking merupakan perbuatan hukumadministratif,
karena bentuknya suatu keputusan tertulis dengan syarat terdapat badan atau
pejabat mana yang mengeluarkan, isi dari keputusan tersebut jelas apa maksud
dan tujuannya, jelas alamat yang dituju, dapat menimbulkan suatu akibat
hokum. berdasarkan hal tersebut, maka ciri-ciri suatu beschikking (penetapan
tertulis) adalah bersifat hokum public, bersifat sepihak dan bersifat konkrit ,
individual dan final.
3. Apakah Ahmad Zuhairy dapat mengajukan gugatan ke PTUN?
Upaya keberatan di bidang kepegawaian diatur dalam peraturan pemerintah (PP)
53 tahun 2010 tentang peraturan Disiplin pegawai negeri sipil . Beberapa
pengertian yang perlu ditegaskan dalam peraturan pemerintah ini yaitu mengenai
upaya administrative, keberatan dan banding administratif. Upaya administrative
adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh pegawai negeri sipil yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau
banding administrative (pasal 6).Keberatan sendiri merupakan adalah upaya
administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman
disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada atasan
pejabat yang berwenang menghukum (pasal 7).Banding administratif adalah upaya
administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman
disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh pejabat
yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan kepegawaian (pasal 8).
Penyelesaian sengketa kepegawaian sebelum diajukan ke PTUN, terlebih dahulu
diajukan banding administrasi (pasal 7 ayat (4) huruf c dan d). Banding
administrasi dibidang kepegawaian (BAPEK), PNS yang dapat mengajukan adalah
PNS yang berpangkat pembina golongan ruang IV/a kebawah yang dijatuhi
hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri
sebagai
PNS
atau
pemberhentian
tidak
hormat
sebagai
PNS.
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin oleh pimpinan atau pejabat pembina
maupun
tidak
dengan
hormat,
karena
membawa
dampak
di
menjatuhkan
putusan
terhadap
sengketa
tersebut
dapat
pengadilan
yang
berwenang.
Pengajuan gugatan harus dilakukan secara tertulis dan ditujukan kepada pengadilan
yang berwenang. Gugatan diajukan kepada pengadilan tempat kedudukan tergugat
(pasal 54 Undang-undang No. 5 tahun 1986). Apabila tergugat lebih dari satu
daerah hokum, maka gugatan diajukan kepada pengadilan tempat salah satu
tergugat. Dalam hal tergugat tidak berada dalam daerah hukum pengadilan tempat
kediaman penggugat untuk selanjutnya diteruskan kepada pengadilan yang
kasasi
kepada
mahkamah
agung.
Proses tersebut didalam ilmu hokum disebut peradilan semu. dikatakan sebagai
peradilan, karena memenuhi unsur-unsur layaknya suatu badan pihak-pihak yang
bersengketa, adanya pihak-pihak yang bersengketa, adanya pejabat yang
berwenang menyelesaikan sengketa dan adanya sanksi. Namun dikatakan semu
karena proses peradilan tersebut dilaksanakan didalam internal lingkungan
pemerintahan tetapi tata caranya sama dengan suatu badan peradilan, kegiatan
peradilan dilakukan oleh suatu badan atau komisi atau dewan atau panitia, dan
bukan dilaksanakan oleh lembaga peradilan independen diluar lingkungan
pemerintahan. Berdasarkan penjabaran ditas, dapat diketahui bahwa upaya
keberatan melalui banding administrasi, dilakukan melalui badan pertimbangan
kepegawaian (BAPEK). Hal tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut ini :
sengketa kepegawaian golongan IVA ke bawah berdasarkan PP 53 tahun 2010.
Keterangan Bagan : Pejabat yang berwenang mengeluarkan KTUN tentang
hukuman disiplin berat kepada pegawai negeri sipil gol ruang IV a ke bawah.
pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman disiplin, berat paling lam 14 hari sejak
KTUN tersebut diterima diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan secara
tertulis kepada BAPEK dengan disertai alas an keberatan. BAPEK sebagai
peradilan tingkat I dan sebagai lembaga banding administrasi pejabat yang
berwenang memutuskan atas keberatan yang diajukan, apabila BAPEK dalam
waktu 90 hari tidak ada keputusan dari BAPEK, maka dapat mengajukan ke
PTTUN.
Dasar Hukum:
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil Dalam Jabatan Struktural.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Hukuman Disiplin
Pegawai Negeri Sipil
Kesimpulan:
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pemberhentian Tidak dengan
Hormat sebagai PNS atas nama Ahmad Zuhairy termasuk KTUN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009 dan tidak termasuk
KTUN yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, Pasal 48 dan
Pasal 49 UU No. 51 Tahun 2009.
2. Keputusan Menteri Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pemberhentian
Tidak dengan Hormat sebagai PNS atas nama Ahmad Zuhairy adalah