dan Kuantitatif
Posted on November 12, 2012 by Taufik Rahmatullah (Javanica)
BAB II
PEMBAHASAN
1.
1.
Pengertian Metode Kualitatif Dan Metode Kuantitatif
Berdasarkan jenis data dan cara pengolahannya, secara umum, penelitian
dapat dibedakan atas penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Sebelum kita memperbincangkan kedua objek kajian tersebut alangkah
baiknya kita mencari tahu dari manakah kata itu berasal?. Dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) disebutkan bahwa kata kualitatif
merupakan satu kata dengan Kualitas yang memiliki arti tingkat baik
buruknya sesuatu berdasarkan kadar. Sementara kata kuantitatif satu
kata dengan Kuantitas yang memiliki arti banyaknya, dalam artian benda
berdasarkan jumlahnya.
Dan penelitian itu sendiri berarti penyelidikan yang hati-hati dan kritis
dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang amat
cerdik untuk menetapkan sesuatu.[1] Karena penelitian adalah
terjemahan dari kata Inggris research yang berasal dari kara re yang
berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian,
arti sebenarnya dari research adalah mencari kembali. Dan tidak lepas
dari pembahasan diatas, kita sering menemukan kata metodologi, yang
mana metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan
untuk mendekati problem dan mencari jawaban.[2]
1.
A.
Definisi Kualitatif
Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13), yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk
penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan
menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti
dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami
apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan
sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. Bogdan dan Taylor
(1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah
satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang
diamati.[3]
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang
mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati
dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu dalam
suatu seting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif[i], dan holistis[ii]. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan
sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan
terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap
kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan analisis
tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang
sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan.
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya
bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan
pengamatan kuantitatif.[4] Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif[iii].
Artinya, data yang dianalisis dari gejala-gejala yang diamati, yang tidak
harus selalu berbentuk angka atau koefisien[iv] antar variabel[v]. Dan
terkadang pada penelitian kualitaatif, memungkinkan adanya data
kuantitatif. Akan tetapi, pada penelitian kualitatif, pengumpulan dan
pengolahan data umumnya bersifat pengamatan awal hingga akhir. Maka,
penyajian analisis data pun akan sedikit berbeda dengan penelitian jenis
1.
Statregi Pengumpulan Data
Metode kuantitatif cenderung bersifat numeric, variable dioperasionalkan,
kode dikuantifikasikan, statistical, dihitung dan diadakan pengukuran.
Sementara metode kualitatif, Pengumpulan dokumen, pengmatan
berperan serta (participant observation), wawancara tidak terstruktur dan
informal, mencatat lapangan secara intensif, menilai artifak[xiv].[10]
1.
Masalah
Metode kuantitatif selalu mengutamakan mengontrol variable, validitas.
Sementara kuantitatif cenderung Memakan waktu, prosedur tindakan
baku, reliabilitas-keabsahan data.
1.
3.
Korelasi Antara Metode Kualitatif Dan Metode
Kuantitatif
Kebanyakan orang memandang setiap perbedaan memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing, dan memiliki fanatisme berpikir terhadap
paradigma yang ada, serta mempertahankan apa yang diyakini, memakai
satu landasan berpikir dan mengabaikan yang lain tanpa terbuka untuk
mencari tahu apakah korelasi[xv] yang terjadi diantara keduanya. Setelah
kita memahami pengertian metodologi kualitatif dan metodologi
kuantitatif serta penjelasan tentang perbedaan dan keunggulan masingmasing perlu digaris bawahi juga mengenai korelasi antara kedua
metodologi ini, yang merupakan penjabaran yang lebih dalam untuk
memahami keunikan dan hubungan yang terjalin antara keduanya,
apakah metode satu lebih unggul dari yang lainya ataukah kedua metode
ini saling melengkapi.
Manusia adalah mahluk dua dimensi jika di pandang dalam kacamata
filsafat dan tasawuf, oleh karena itu manusia memiliki dua dimensi yang
tidak bisa terlepas dari unsur manusia. Manusia adalah mahluk matrealis,
atau terkandung di dalam diri manusia sebagai mahluk materi dan juga
mahluk spiritualis, karena tidak bisa kita menafikkan bahwa manusia
memiliki jiwa yang tidak berhubungan dengan dunia materi.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa untuk memahami manusia dan
segala tindakan atau akibat yang ditimbulkan manusia, kita tidak bisa
terlepas dari kedua dasar landasan ini. Seperti yang telah kita singgung
diatas bahwasanya kedua paradigma ini memeliki dasar filosoifis masingmasing, yaitu aliran positivisme[xvi] dan rasionalisme[xvii]. Aliran
4.
Manfaat Metodologi Kualitatif Dan Metodologi
Kuantitatif
Metodologi penelitian yang memiliki peran sebagai cara, proses, prinsip,
prosedur atau tuntuna sistematis[xxiii] untuk menemukan pengetahuan
agar menjadi karya ilmiah yang bisa dikaji dan di analisis kebenaranya
sehingga menjadi bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
memiliki peran yang signifikan untuk menemukan pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang ada. Maka dari itu, baik metodologi
kualitaif dan dan metodologi kuantitatif mempunyai tujuan masing-masing
dan manfaatnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Seperti yang telah di uraikan di atas mengenai peran yang unik masingmasing ilmu metodologi ini, kedua metodologi ini memiliki tujuan
penelitiannya masing-masing. Metode kualitatif ditujukan untuk empat
hal, yaitu sebagai berikut:
1.
Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif.
2.
Mengembangkan realitas yang kompleks.
3.
Memperoleh pemahaman makna.
4.
Menemukan teori[13].
Sementara itu, untuk penlitian kuantitatif tujuanya adalah untuk
menunjukkan hubungan antar-variabel, menguji teori, dan mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Glesne dan Peshkin (1992)
dalam Alting (2010: 143), yaitu bahwa penelitian kuantitatif memiliki
tujuan melakukan generalisasi atas temuan penelitian sehingga darinya
dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain.
Penelitian kuantitatif menjelaskan pula sebab-akibat antar variable yang
diteliti. Sedangkan, penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan
realitas secara konrtekstual. Dalam konteks ini, interpretasi berperan
besar pada pemahaman peneliti terhadap fenomena yang menjadi
perhatiannya, dan pada pemahaman partisipan terhadap masalah yang
diselidiki[14].
Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari metodologi kualitatif adalah
untuk meneliti kondisi objek yang bersifat alamiah, sedangkan metodologi
Penelitian kuantitatif adalah metode untuk membuat deskripsi objektif
tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat
dikontrol melalui beberapa intervensi atau tidak. Dan tujuan dari semua
penelitian yaitu untuk menjelaskan, meramalkan atau mengira-ira dan
mengontrol kejadian.
BAB III
KESIMPULAN
Hal paling penting yang harus diingat terkait dengan penggarapan
penelitian adalah menemukan sesuatu yang bisa kita nikmati untuk
dikerjakan. Dan cara penggarapannya adalah berdasarkan jenis data dan
cara pengolahannya, yang secara umum, penelitian dapat dibedakan atas
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Perbedaan dari kedua jenis penelitian ini sangat mendasar yaitu bias kita
lihat dari paradigma yang membedah penelitian tersebut. Dalam
penelitian kualitatif, paradigma yang dipakai adalah paradigma alamiah
yang bersumber dari pandangan fenomenologis. Berbeda halnya dengan
[1] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal.
12.
[2] Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 145.
[3] Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif
Rancangan Penelitian, (Depok: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 22.
[4] Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 2.
[5] Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif
Rancangan Penelitian, (Depok: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 36.
[6] Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2001), hal. 45.
[7] Jane Stokes, How To Do Media and Cultural Studies-Panduan untuk
Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya, (Yogyakarta:
Benteng, 2003), hal. 18.
[8] Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 56.