Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL PENELITIAN

Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah


Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan Diastol
Bryan Rizaldi,1 Adjat S. Rasjad,2 Tinni Rusmartini2
1
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
2
Bagian Ilmu Fisiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Bandung
Abstrak
Kenaikan berat badan sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian
hipertensi pada orang obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi tentang
korelasi antara lingkar pinggang dengan gula darah sewaktu, tekanan darah sistol
dan terkanan darah diastol. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara
random sampling, serta teknik ststistik menggunakan correlation spearman.
Didapatkan korelasi bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah
sistole (nilai p = 0,004) dengan arah korelasi positif, dan kekuatan korelasi sedang
(nilai r = 0,429). Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang
dengan tekanan darah diastole (nilai p = 0,798). Kesimpulan Semakin bertambah
lingkar pinggang, maka semakin tinggi pula kadar gula darahnya dan semakin
tinggi tekanan darah sistolnya.
Kata kunci : Lingkar Pinggang, Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah Sistol,
Tekanan Darah Diastol.

The Correlation of Waist Circumference with Blood


Glucose, Sistolic and Diastolic Blood Pressure
Abstract
The increase of body weight was often followed by increasing of fat and was further
followed by another risk such as hypertension or diabetes. This aims of this research
were to obtain the correlation between the waist circumference as with blood
glucose, systolic and diastolic. The technique collection by the sampling method, as
well as using correlation spearman statistic techniques. Meaningful correlation
between the waist circumference with the systolic blood pressure (value p = 0,004),
with the positive correlation, and the moderating correlation (value r = 0,429).
There are no meaningful correlation between the waist circumference with diastolic
blood pressure (value p = 0,798). Conclusion rising in waist circumference, hence
the higher the blood glucose and the higher systolic blood pressure. There is no
meaningful correlation between the waist circumference by the diastoilc blood
pressure.
Key words

: waist circumference, blood sugar, systolic blood pressure, diastolic


blood pressure.

Korespodensi: bryanrizaldi@ymail.com

Pendahuluan
Obesitas

didefinisikan

sebagai

akumulasi

lemak

berlebihan

yang

menyebabkan risiko kurang baik bagi kesehatan. Untuk mengukur obesitas


adalah dengan Body Mass Index (BMI), berat badan seseorang (dalam
kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badannya (dalam meter). Seseorang
dengan BMI 30 atau lebih umumnya dianggap obesitas. Seseorang dengan
BMI sama atau lebih dari 25 dianggap kelebihan berat badan. 1
Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit
kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker. Awalnya hanya
dianggap masalah di negara-negara berpenghasilan tinggi, namun obesitas
sekarang secara dramatis meningkat di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah, terutama di perkotaan.1
Peningkatan

Body Mass Index (BMI) erat kaitannya dengan

penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan


berat badan (BB) sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian
hipertensi pada orang obesitas, akan tetapi mekanisme terjadinya hal
tersebut belum dipahami secara jelas namun diduga pada orang yang
obesitas terjadi peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan
meningkatkan tekanan darah. Berdasarkan laporan dari Swedish Obese
Study di Swedia telah diketahui bahwa angka kejadian hipertensi pada
penderita obesitas sebesar 13,6%.2
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, 35%
dari orang dewasa berusia >20 tahun kelebihan berat badan (BMI 25
kg/m2) (34% laki-laki dan 35% perempuan). Prevalensi obesitas di seluruh
dunia telah hampir dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008. Pada tahun
2008, 10% pria dan 14% wanita di dunia mengalami obesitas (BMI 30
2

k /m2), dibandingkan dengan 5% untuk pria dan 8% untuk wanita pada


tahun 1980. diperkirakan 205 juta orang pria dan 297 juta perempuan di
atas usia 20 adalah obesitas total lebih dari 500 juta orang dewasa di seluruh
dunia.1
Prevalensi nasional obesitas umum (usia >15 tahun) di Indonesia
diperkirakan sebesar 19,1% (8,8% overweight dan 10,3% obes) dan
prevalensi obesitas sentral sebesar 18,8%. Prevalensi obesitas nasional di
Indonesia lebih besar pada wanita (23,8%) dibanding pria (13,9%) Di
Indonesia angka prevalensi hipertensi berkisar antara 0,65-28,6%, Biasanya
kasus terbanyak ada pada daerah perkotaan. Angka tertinggi tercatat di
daerah Sukabumi, diikuti daerah Silungkang, Sumatera barat (19,4%) serta
yang terendah didaerah lembah Bariem, Irian Jaya.4,9
Lingkar pinggang adalah pengukuran antropometri yang dapat
digunakan untuk menentukan obesitas, dengan menentukan ukuran lingkar
pinggang dan kriteria untuk asia pasifik yaitu >90 cm untuk pria, dan >80
cm untuk wanita. Pada penelitian populasi di Singapura, dengan
menggunakan kriteria NCEP-ATP III, Tan dan kawan-kawan melaporkan
prevalensi sindroma metabolik sebesar 17,9%.3
Penelitian yang dilakukan oleh Himpunan Studi Obesitas Indonesia
(HISOBI) pada 6000 orang membuktikan bahwa prevalensi obesitas di
Indonesia semakin meningkat. Apabila dibandingkan dengan data pada
tahun 1998, angka kejadian obesitas pada pria meningkat hingga mencapai
9,16% (1998 : 2,5%) dan 11,02% pada wanita (1998 : 5,9%). 4
Menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia)
tahun 2006, kadar glukosa darah puasa yang berkisar 80-100 mg/dL

dinyatakan normal. Seseorang dikatakan menderita Diabetes Melitus (DM)


jika memiliki kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL.5-7
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia.
Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan
disimpan sebagai glikogen di hati dan otot. Kadar glukosa darah dipengaruhi
oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu faktor humoral
seperti hormon insulin, glukagon dan kortisol sebagai sistem reseptor di otot
dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi serta aktivitas yang dilakukan.5-7
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem
sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi
homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya
dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena,
sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap.8
Berdasarkan paparan diatas dan berdasarkan pengamatan yang
menunjukkan adanya peningkatan berat badan pada mahasiswa tingkat
akhir peneliti tertarik untuk mengetahui peranan lingkar pinggang terhadap
gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol pada
mahasiswa tingkat akhir difakultas kedokteran universitas islam bandung.

Metode
Metode penelitian yang digunakan dengan cara observasional analitik
dengan metode cross-sectional dengan tujuan untuk mencari hubungan
antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah sewaktu, tekanan darah
sistol dan tekanan darah diastol pada mahasiswa tingkat akhir di FK unisba.

Penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan subjek penelitian


Mahasiswa FK Unisba dengan cara random sampling, subjek peneitian
harus berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sebelum dilakukan
pengisian data subjek penelitian makan dilakukan informed consent
terhadap subjek yang setuju dengan penelitian ini. Pengukuran lingkar
pinggang diukur dengan pita ukur, gula darah sewaktu dengan NESCO GCU
dan tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer.
Untuk menguji hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar
gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol pada
mahasiswa tingkat akhir di FK unisba dengan menggunakan uji normalitas
untuk variabel responden ini dapat dilakukan dengan menggunakan
kolmogorov-smirnov dan shapiro-wilk.
Penelitian ini dilakukan ruang Laboratorium FK Unisba yang
berada di Jalan Hariangbanga No 2 bandung pada bulan Maret hingga Juni
tahun 2015. Terdapat beberapa aspek etik penelitian dalam skripsi ini yang
harus diperhatikan adalah.27 Informed consent

merupakan bentuk

persetujuan dari subjek penelitian setelah subjek mengetahui tujuan,


prosedur, keuntungan dan kerugian ataupun resiko penelitian yang akan
dilakukan. Merahasiakan identitas pasien. Aspek etik lainnya yaitu
Beneficence subjek mendapatkan manfaat dari penelitian ini yaitu
mengetahui

penatalaksanaan

dari

resiko

beberapa

penyakit

dari

pemeriksaan yang dilakukan. Autonomy subjek dapat menolak dan


menerima tindakan dari penelitian ini. Non-malficence subjek tidak
dirugikan atas tindakan penelitian yang dilakukan. Menggunakan data
pasien hanya untuk kepentingan penelitian saja.
5

Hasil

Tabel 1 Uji Normalitas Variabel pada Responden LingkarPinggang


dengan Gula Darah Sewaktu,Tekanan Darah sistol dan
Tekanan Darah diastol

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti df
Sig. Statistic df
c
.209
44
.000 .854
44

Lingkar
Pinggang
Gula darah .270
TD_Sistole .273
TD_Diastole .421

44
44
44

.000 .898
.000 .783
.000 .599

44
44
44

Sig.
.000
.001
.000
.000

Sebelum dilakukan uji statistik untuk jenis data numerik maka dilakukan uji
normalitas. Tujuannya untuk melihat distribusi data apakah residual data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas untuk variabel responden ini
dapat dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dan shapirowilk.

Korelasi antara lingkar pinggang dengan gula darah sewaktu, tekanan darah
sistol dan tekanan darah diastol pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung yang menjadi responden penelitian dapat dilihat
pada tabel 2 bahwa antara lingkar pinggang dengan gula darah sewaktu,
tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol ada korelasi. Masalahnya
apakah korelasi tersebut nyata atau tidak, perlu dianalisis lebih lanjut
dengan menggunakan uji korelasi spearman.

Tabel 2 Uji Korelasi Spearman antara Lingkar Pinggang dengan


Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah sistol dan Tekanan
Darah diastol
KoeffKorelasi (r)

Nilai p

Lingkar Pinggang Gula Darah Sewaktu

0,441

0,003*

Lingkar Pinggang TD Sistol

0,429

0,004*

Lingkar Pinggang TD Diastol

0,040

0,798

Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan


gula darah (nilai p = 0,003) dengan arah korelasi positif, (nilai r = 0,441).
Artinya semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi kadar gula
darahnya.
Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan
(nilai p = 0,004), dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,429). Artinya
semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi tekanan darah
sistolnya. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang
dengan tekanan darah diastol (nilai p = 0,798).
Pembahasan
7

Korelasi antara Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan


Darah Sistol dan Tekanan Darah Diastol dapat dilihat pada tabel 4.2. pada
tabel ini Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan
gula darah (nilai p = 0,003) dengan arah korelasi positif, dan kekuatan
korelasi sedang (nilai r = 0,441). Artinya semakin bertambah lingkar
pinggang, semakin tinggi kadar gula darahnya.
Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan
(nilai p = 0,004), dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,429). Artinya
semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi tekanan darah
sistolnya. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang
dengan tekanan darah diastol (nilai p = 0,798).
Hal ini dapat terjadi karena umber utama lain dari asam lemak
rantai panjang adalah sintesis lipogenesis dari karbohidrat, dalam jaringan
adiposa dan hati. Triasilgliserol jaringan adiposa adalah cadangan bahan
bakar utama tubuh. Hal ini dihidrolisis (lipolisis) gliserol dalam bentuk
glukosa dan dapat menyebabkan glukosa darah meningkat dan asam lemak
bebas yang dilepaskan ke dalam sirkulasi mengganggu peredaran darah,
mengakibatkan jantung bekerja lebih cepat sehingga pada pemeriksaan
denyut jantung tekanan darah meningkat.
Gliserol merupakan substrat untuk glukoneogenesis. Dalam hati
triasilgliserol timbul akibat lipogenesis, asam lemak bebas, dan sisa-sisa
kilomikron disekresikan ke dalam sirkulasi dalam bentuk Very low density
lipoprotein (VLDL).10
Peningkatan

Body Mass Index (BMI) erat kaitannya dengan

penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan


berat badan (BB) sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian
8

hipertensi pada orang obesitas, akan tetapi mekanisme terjadinya hal


tersebut belum dipahami secara jelas namun diduga pada orang yang
obesitas terjadi peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan
meningkatkan tekanan darah. Berdasarkan laporan dari Swedish Obese
Study di ketahui bahwa angka kejadian hipertensi pada penderita obesitas
sebesar 13,6%.2
Pada uji korelasi spearman korelasi yang bermakna antara lingkar
pinggang dengan gula darah (nilai p = 0,003) dengan arah korelasi positif,
dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,441). Artinya semakin bertambah
lingkar pinggang, semakin tinggi kadar gula darahnya. Penelitian yang
dilakukan oleh Adam, 2005 di klinik menemukan ada hubungan antara
obesitas dan kadar glukosa plasma, dimana terlihat semakin tinggi lingkar
pinggang semakin tinggi kadar gula darah, dengan p<0,000.28
Massa tubuh berlebih mempunyai hubungan terhadap tekanan
darah. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianingsih
di Semarang pada tahun 2012 yaitu indeks massa tubuh berhubungan
dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Resiko terkena
hipertensi dengan berat badan lebih berpeluang dua sampai tiga kali
dibandingkan dengan berat badan yang normal atau kurus.
Demikian juga dengan penelitian Liu di China menunjukan bahwa
responden obesitas mempunyai resiko 3,9 kali lebih tinggi menjadi
hipertensi dibandingkan dengan responden yang memiliki indeks massa
tubuh kurang dari 25 kg/m.29-30
Pada uji korelasi spearman didapatkan korelasi yang bermakna
antara lingkar pinggang dengan

(nilai p = 0,004), dan kekuatan korelasi

sedang (nilai r = 0,429). Artinya semakin bertambah lingkar pinggang,


semakin tinggi tekanan darah sistolnya. Tidak terdapat korelasi yang
9

bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol (nilai p =


0,798).
Hal ini sesuai dengan banyaknya penelitian yang menyatakan ada
hubungan yang bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah,
karena pada studi prospektif menunjukan bahwa lingkar pinggang
berhubungan erat dengan penyakit kardiovaskuler.31
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lingkar pinggang
mempengaruhi kadar gula darah, tekanan darah sistol dengan arah korelasi
postif dan kekuatan korelasi sedang. Sedangkan untuk hubungan antara
lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol yang diukur dengan uji
korelasi spearman adalah tidak terdapat hubungan.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba
menarik simpulan sebagai berikut : Semakin bertambah lingkar pinggang,
maka semakin tinggi pula kadar gula darahnya. Semakin bertambah lingkar
pinggang, semakin tinggi tekanan darah sistolnya. Dengan kekuatan
korelasinya sedang. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar
pinggang dengan tekanan darah diastol.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mangucapkan terima kasih kepada Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti program pendidikan sarjana Kedokteran di Universitas Islam
Bandung. Kepada Lab Biomedik FK Unisba atas kerjasama dan waktunya.
10

Daftar Pustaka
1) World Health Organization (WHO) 2014. Commission on Ending
Childhood Obesity. Geneva, World Health Organization,
Departement of Noncommunicable disease surveillance.
2) Sihombing
M.
Hubungan
perilaku
merokok
konsumsi
makanan/minuman dan aktivitas fisik dengan penyakit hipertensi.
Majalah kedokteran Indonesia, Volume 60,2010.
3) Executive summary of the third report of the National Cholesterol
Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment
Panel III). 2010. JAMA. 285:2486-2497.
4) Forum Diagnosticum no 52012 25 ohd. Resistensi Insulin dan
Inflamasi
pada
pria
Obesitas
Sentral.
Tersedia
dari:
https://infolaboratoriumkesehatan.com/2013/02/06/
5) Marks DB, Marks AD, Smith CM. Metabolisme Karbohidrat. Dalam:
Suyono J, Sadikin V, Mandera L, editor edisi bahasa Indonesia.
Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC, 2010; p.381-4.
6) Dewi DAP. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada
Masyarakat Dusun Samu Mambal Kabupaten Badung. Journal
Pengabdian kepada Masyarakat. 2008;7.
7) PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2008. Jakarta: PERKENI; 2008.
8) Ibnu M. Dasar-dasar fisiologi kardiovaskuler. Jakarta : EGC, 1996.
9) Boedhi D. Mengamati perjalanan epidemiologi hipertensi di
Indonesia.Medika 2010; 7: 442-448.
10)Kronenberg, Henry. II. Williams, Robert Hardin. III. Body fat and
lipid metabolism. In: Kronenberg, penyunting. Williams Textbook of
Endocrinology. Edisi ke-11. Philadelphia, PA 19103-2899; 2008.
Hlm. 1563-1580.

11) David G. Gardner, Dolores S. Greenspans Basic and Clinical


Endocrinology. Edisi ke 4. US: McGraw-Hill; 2007.
11

12) L Goldman, Dennis A. Goldman: Cecil Medicine. Edisi ke-23.


Philadelphia; 2007.
13) Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, Loscalzo.
Harrisons Principles of Internal Medicine. Edisi ke-17. US; 2008.
14) Jackson RS, Creemers JWM, Farooqi IS, et al: Small intestinal
dysfunction accompanies the complex endocrinopathy of human
proprotein convertase 1 deficiency. J Clin Invest 2010; 112:15501560.
15) Kronenberg, Henry. II. Williams, Robert H. III. Body fat and lipid
metabolism. In: Kronenberg, penyunting. Williams Textbook of
Endocrinology. Edisi ke-11. Philadelphia, PA 19103-2899; 2008. Hlm
1503
16) Yeo GS, Connie HCC, Rochford J, et al: A de novo mutation affecting
human associated with severe and developmental delay. Nat
Neurosci 2008; 7:1187-1189.
17) Farooqi IS, O'Rahilly S: Monogentic
Med 2008; 56:443-458.

in

18) Goldstone AP: Prader-Willi syndrome:


pathophysiology
and
treatment.
Metab 2004; 15:12-20.

humans.
advances
Trends

Annu

Rev

in genetics,
Endocrinol

19) Prusse L, Rankinen T, Zuberi A, et al: The human gene map: the
2004 update. Obes Res 2005; 13:381-490.
20)
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS): Pedoman Pengukuran
Dan Pemeriksaan. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI Jakarta 2007.
21) WebMD Medical Reference from Healthwise: Diabetes Health
Center. Blood Glucose. [Last Updated: October 07, 2013]. Tersedia
dari: http://www.webmd.com/diabetes/blood-glucose
22)American Heart Association (AHA). Understanding Blood Pressure
Readings.
[Updated:
Nov
17,2014].
Tersedia
dari:http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPres
sure/AboutHighBloodPressure/Understanding-Blood-PressureReadings_UCM_301764_Article.jsp#
23)LS.Bickley. Bates Guide to Physical Examination & History Taking.
Edisi ke-8. US; 2001.

12

24)

RK. Murray, DK. Granner, VW. Rodwell. Harper's Illustrated


Biochemistry27th Edition. Section II. Bioenergetics & the
Metabolism of Carbohydrates & Lipids. Overview of Metabolism &
the Provision of Metabolic Fuels.

25)Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis,


Edisi 4. Sagung seto; 2011.
26)

Chen Y, Reme D, Cormier YF, Dosman J. Waist circumference is


associated with pulmonary function in normal-weight, overweight,
and obese subject. Am J clin Nutr. 2007;85:35-9.

27)Sujanto M. Etika penelitian. In: Jasaputra DK,editor, Metodelogi


penelitian biomedik. Edisi 2. Bandung: Danamarta Sejahtera
Utama;2008. P. 23.
28)
Adam FMS, Adam JMF. Adiponektin, resistensi insulin pada
obesitas. Penelitian pendahuluan. Dari penelitian East Indonesia
Diabetes Epidemilogy Group (EIDEG). Naskah lengkap the 4th
National Obesity Symposium and the 2nd National Symposium on
Metabolic Syndrome. Makassar; 2005. 254-269.
29)

Pinzon R. Indeks Massa Tubuh sebagai Faktor Risiko hipertensi


pada Usia Muda. Cermin Dunia Kedokteran; 1999,123:9-11.

30)
Novianingsih, Eva, Apoina K. Hubungan Antara Beberapa
Indikator Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Remaja. Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran; 2012.
31) Supariasa I, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. Buku kedokteran
EGC. Jakarta; 2012. Hal 59-60.

13

Anda mungkin juga menyukai