Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI)
Tujuan utama pendidikan nasional diarahkan pada pengembangan dan
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), yakni manusia Indonesia
seutuhnya yang memiliki wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
memiliki keterampilan (skill) serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan suatu program
pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar
ada keterkaitan yang baik antara dunia pendidikan dengan dunia industri
dalam hubungan yang saling membutuhkan, melengkapi, dan saling
mendukung proses pencapaian pembangunan nasional.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (FT-UNP) sebagai salah satu
lembaga pendidikan yang bertugas menghasilkan tenaga kerja yang
profesional di bidang supervisi, mengemban tugas dan amanah sebagaimana
yang dirumuskan dalam tujuan nasional. Selain itu juga berupaya
melaksanakan program pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang
tidak saja memahami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tapi juga mampu
mempraktekkan serta mengembangkannya baik di dunia pendidikan maupun
di dunia usaha/industri.
Program Studi D3 Teknik Pertambangan merupakan salah satu program
pendidikan yang memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang dunia
pertambangan, dan salah satu sumber daya untuk menciptakan tenaga ahli
pertambangan yang profesional.
Dunia pertambangan sebagai arena yang akan ditekuni mahasiswa
Teknik Pertambangan selalu berkaitan erat dengan berbagai hal yang
membutuhkan ketekunan dan keakuratan tinggi, baik menyangkut hal
ekonomis maupun teknis. Kemajuan kinerja akan mempengaruhi tingkat
produksi, yang selalu menjadi titik acuan untuk selalu menjadi lebih baik.
Untuk mempersiapkan mahasiswa D3 Teknik Pertambangan sebagai
lulusan yang siap dan mampu bekerja di bidangnya, maka dibuatlah suatu
kurikulum akademik berupa Praktek Lapangan Industri (PLI). PLI ini
mengharuskan
mahasiswa
untuk
ikut
serta
dalam
semua
aktivitas
dalam
bentuk
hubungan
yang
saling
membutuhkan,
pendidikan
yang
melaksanakan
konsep
link
and
match
B.Deskripsi Perusahaan
1. P PT. Semen Padang
PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia yang
didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch
Indische Portland Cement (NV NIPCM). Alasan pendirian pabrik ini
karena ditemukan cadangan batukapur dan silika di Bukit karang Putih dan
Ngalau pada tahun 1906. Oleh seorang perwira Belanda berkebangsaan
Jerman yang bernama Ir. CarlCristoperLau. Kedua jenis batu tersebut
dibawa ke Belanda untuk diteliti kemudian hasil penelitian menunjukkan
bahwa kedua jenis bahan baku tersebut dapat dijadikan bahan baku untuk
membuat semen. Sedangkan bahan baku yang satunya lagi yaitu tanah liat
terdapat di perkampungan Indarung.
Ketiga bahan baku utama tersebut memiliki cadangan yang terbesar
sehingga pemerintah Belanda yang berkuasa saat itu untuk mendirikan
pabrik semen. dengan kegigihan dan kerja keras Ir. Carl Christoper Lau
yang menghimpun kerja sama dangan perusahaan besar seperti Fa.
Gebroeders Veth, Fa. Yarman dan Soon serta pihak swasta lainnya, maka
tanggal 18 maret 1910 berdirilah pabrik semen ini dengan notaries
JohannesPiederSmith di Amsterdam dengan nama NV.Nedherlandsch
NV
Padangs
Portland
Cement
Maatschappij
(NVPPCM)
yang
kemampuan
rekayasa
dan
engineering
mensinergikan
untuk
sumberdaya
4. Jam Kerja
Jam kerja perusahaan PT Semen Padang disesuaikan dengan
jenjang pendidikan yang dimiliki. Sebagian besar karyawan yang
dipekerjakan sebagai pelaksana yang berijazah SMA atau sederjat
dengan jam kerja sebagai berikut :
a. Shift I
b. Shift II
c. Shift III
: 07.00 14.30
: 14.30 21.30
: 21.30 07.00
}
1 04' 30 LS sampai
}
100 10' 30
}
1 06' 30 LS dan
}
100 15' 30
BT sampai
}
} LS
}
'
'
sampai dengan
}
100 28' 51,79 BT.
Bukit Ngalau
Pabrik Indarung
10
11
Nama Umum
Nama Ilmiah
No.
1
1.
Kuini
Mangifera indica
Ambacang
Mangifera foetida
Sirsak
Annona Muricata
Buah Nona
Annona Reticula
Kenanga
Canangium Frusticosum
Pisang pisangan
Polyathia Oblonga
Kamboja
Plumeieria Acuminata
Bunga bangkai
Amorphophalus
2
2.
3
3.
4
4.
5
5.
6
6.
7
7.
8
8.
Campanulatus
9
9.
Durian
Durio Zibethinus
Kayu minyak
Shorea Sumatrana
Buah Seri
Muntingia Calabura
Kemiri
Aleurites Moluccana
Kayu Manis
Cinnamomum Burmannii
Waru
Hibiscus Tiliaceus
1
10.
1
11
1
12.
1
13.
1
14.
12
Nama
Nama Ilmiah
Umum
1
Kambing
1.
Nemorthaidus Sumatrensis
Hutan
2
2.
Kijang
Muntiacus Muntjak
Rusa
Cervus Eguinus
Tapir
Tapirus Indicus
3
3.
4
4.
5
Harimau
5.
Sumatera
Panthera
Sumatrensis
6
6.
Simpai
Presbytis Melalophus
Beruk
Macacca Nemestrina
7
7.
8
Kera Ekor
8.
Panjang
9
Mecacca Fascicularis
Tigris
13
9.
Siamang
Hylobates Syndactylus
1
10.
Enggan
Sumber : Data PT. Semen Padang 2014
Bucceros
kisaran temperatur
efektivitas
14
a. Dataran Rendah
Topografi di daerah ini sedikit bergelombang atau relatif datar
dengan ketinggian antara (130 250) meter di atas permukaan air laut
dan terdapat di bagian Timur Laut Bukit Karang Putih. Batuannya
terdiri dari alluvial berupa pasir dan lempung dari sungai Batang Idas,
bongkah-bongkah batuan vulkanik, batu gamping, batu kersikan dan
batu sabak.
b. Daerah Perbukitan Rendah
Daerah ini mempunyai ketinggian (250 450) meter dari
permukaan air alaut dan terletak pada ujung Barat Daya, Selatan,
Timur dan Tenggara daerah penambangan. Daerah ini merupakan
padang ilalang dan hutan sekunder yang bersifat musiman.
c. Daerah Perbukitan Tinggi
Daerah ini berupa bukit-bukit terjal yang terdiri dari bukit
Karang Putih dengan ketinggian 550 meter. Bukit Gadang dengan
ketinggian 586 m dan Bukit Tajarang dengan ketinggian 750 m di atas
permukaan air laut. Batuan pembentuk daerah ini adalah batu
gamping dan andesit yang memebentuk dinding terjal. Peta topografi
PT. Semen Padang dapat dilihat pada Lampiran M.
5. Keadaan Geologi
Batu kapur
15
daerah
Karang
Putih
berdasarkan
ciri-ciri
16
17
Batu kapur
81%
18
Pasir silica
Clay/ tanah Liat
5%
10%
Gypsum
Pasir besi
Sumber : PT. Semen Padang
1%
3%
Karbonat
(CaCO3).
Batu
kapur
ini
diambil
dari
c. Tanah Liat
19
7. Sistem Penambangan
PT Semen padang menerapkan sistem tambang terbuka pada
saat memproduksi batu kapur. Cadangan batu kapur yang sangat besar
di bukit Karang Putih mempermudah pengambilan untuk pemenuhan
bahan
pembuatan
semen
untuk
PT Semen
padang.
Proses
20
21
merupakan
alat
yang
berfungsi
untuk
22
23
24
dan
efisien
dengan
memperhatikan
K3LH
serta
berperan
penting
dalam
mengetahui
perubahan
25
geomorfologi
daerah
penambangan
dan
kemajuan
penambangan.
2) Pembersihan lahan (land clearing)
Land clearing bertujuan untuk membersihkan areal
yang akan ditambang dari vegetasi berupa tumbuh-tumbuhan,
semak belukar dan pohon yang berdiameter kecil didorong
dengan bulldozer agar tumbuhan yang berukuran kecil tidak
lengket dan tertinggal di tanah yang lunak. Untuk pohon yang
berdiameter besar ditebang dengan gergaji mesin. Kegiatan ini
dilakukan pada saat pembukaan tambang.
D. Perencanaan
Kegiatan
Tanggal
Kegiatan
16 Maret 2015
17 s/d 21 Maret
Kedatangan di perusahaan
Orientasi lapangan dan
2015
23 s/d 31Maret
pengenalan.
ikut serta dalam aktivitas
2015
1 s/d 15 April
penambangan dilapangan.
Pengambilan data
Tanggal dan
lama kegiatan
2
3
4
Catatan
ini dapat
berubah
26
sesuai kondisi
perusahaan
5
16 s/d 24 2015
Pengolahan Data
dengan
kegiatan
penambangan
di
PT.
Semen
intruksi,
tata
pelaksanaan,
aturan
dan
lokasi
27
2. Kegiatan Lapangan
PT. Semen Padang melakukan kegiatan penambangan
menggunakan system tambang terbuka (surface mining)
dengan metoda Quarry, adapun kegiatan kegiatan yang
diamati selama di lapangan sebagai brikut :
a) Perencanaan penambangan
Perencanaan (planning) adalah penentuan persyaratan teknik
untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang sangat penting
serta urutan teknis pelaksanaannya. Oleh sebab itu perencanaan
merupakan gagasan pada saat awal kegiatan untuk menetapkan apa
dan mengapa harus dikerjakan, oleh siapa, kapan, di mana dan
bagaimana melaksanakannya.
Perencanaan penambangan (mine planning) dapat mencakup
kegiatan-kegiatan prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan (feasibility
study) yang
dilengkapi
dengan
Analisis
Mengenai
Dampak
28
galian
2) Data cadangan bahan
galian
3) Tata letak tambang
4) Peralatan
Tambang
yang dipergunakan
5) Pengolahan dampak
lingkungan
b) Pembersiahan lahan (dizing)
Kegiatan ini bertujuan untuk membuat jalan yang datar
dan aman
agar mesin
bor
dapat
ditempatkan
pada
lokasi
29
30
31
32
33
34
transportasi
para
crew
blasting,
seperti
35
36
connector
merupakan
sumbu
nonel
yang
37
38
39
ini
didasarkan
dari
perbandingan
berat
40
di
permukaan
(surface
delay).
PT Semen
Padang
41
42
dapat
dilakukan.
Adapun
proses
pekerjaan
43
banyak
berterbangan.
Maka
Foreman
44
45
pekerja.
Kegitan
reklamasi
ini
bertujuan
untuk
banyak
ditemui
46
antrian
alat
muat
(excavator)
pada
fron
penambangan.
2. Pada siang hari
terjadi kabut yang
disebabkan
oleh
sehingga
jarak
pandang
menipis
dapat
menganggu proses
kerja.
3. Masyarakat
setempat
leluasa
47
penambangan
untuk
mengambil
batu
kontruksi
tanpa menggunakan
safety yang dapat
menimbulkan
banyak
resiko
karena
tidak
mematuhi peraturan
dalam keselamatan
kerja.
4. Terdapatnya
jalan
tambang
yang
bergelombang,
yang
dapat
memperlambat
proses
pengangkutan
sehingga
dapat
mempengaruhi
produksi.
5. Untuk menghemat
biaya
Masyarakat
yang
mengambil
48
batu
konstruksi
melakukan
pemuatan
tanpa
menggunakan
memuat
alat
tetapi
hanya
dengan
menggunakan
tenaga
manusia
(dengan
menggunakan
tangan).
6. Pengawasan
kurang
disiplin
terhadap
alat
yang
operator
berat
melalaikan
kerja.
yang
jam
Kejadian
terlambat
49
7. Sering
terjadinya
50
BAB II
TEORI DASAR
A. Kajian teoritis
Penambangan Batukapur di PT. Semen Padang dilakukan dengan sistem
tambang terbuka (surface mining) dengan metoda Quary yang mengunakan
alat-alat berat untuk penambangan, kegiatan penambagan mencakup kegiatan
pengeboran lubang ledak, peledakan,pemuatan batu kapur,pengangkutan batu
kapur, peremukan batu kapur, proses pengolah di pabrik
Dalam kegiatan penambangan dapat kita lihat tahap-tahap penambangan
yaitu eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, transportasi dan pemasaran.
Namun dalam hal tersebut tidak luput dari permasalahan, maka diperlukan
landasan teori untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam perbandingan
excavator ini perlu diketahui berbagai macam jenis excavator dari segi
penggeraknya dan jenis bucket yang dipakainya.
1. Jenis-jenis excavator dan dump truck
a. Excavator.
Excavator adalah alat gali dan alat muat yang digunakan
sesuai dengan kondisi kerja yang dihadapi pada front
51
tenaga
penggali
yang
kecil
karena
52
53
54
pengaruh
yang
besar
terhadap
kelancaran
55
3) Tanjakan
maksimum
dan
jarak
pengangkutan
Tanjakan maksimum biasanya dinyatakan dengan persen (%).
Biasanya untuk jalan tambang yang baik besar tanjakan maksimum
adalah 8%. Artinya jalan tambang naik sebesar 8 m setiap jarak
mendatar 100 m.
b. Pola penggalian dan pemuatan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka
pola pemuatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu
edar alat. Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi
lapangan operasi pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan
asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk (Bucket) alat gali
muat sudah terisi penuh dan siap ditumapahkan.
Setelah alat angkut di terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan
dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat
56
angkut maupun pada alat gali/muatnya. Pola pemuatan dapat dilihat dari
beberapa keadaan yang ditunjukan alat gali muat dan alat angkut, yaitu:
1) Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang
berada diatas atau dibawah jenjang (gambar 15).
a) Top loading, yautu alat gali muat melakukan penggalian
dengan menempatkan dirinya diatas jenjang atau alat
angkut berada dibawah alat gali muat.
b) Bottom loading , yaitu alat gali muat melakukan
penggalian dengan menempatkan dirinya dijenjang yang
sama dengan posisi alat angkut.
57
a) Single back up
Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk di muati pada satu
tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut
pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama
berangkat alat angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati
sedangkan truk ketiga menunggu, dan begitu seterusnya.
b) Double back up
Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk di muati pada
dua tempat, kemudian alat gali muat mengisi salah satu alat angkut
sampai penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah
memposisikan diri disisi lain sementara alat angkut kedua diisi,
alat angkut ketiga memposisikan diri di tempat yang sama dengan
alat angkut pertama dan seterusnya.
58
Baik
operasi alat
Baik
Pemeliharaan mesin
Sedan
Buruk
Buruk
g
sekali
0,76
0,70
0,63
Baik sekali
sekali
0,83
0,81
Baik
0,78
0,75
0,71
0,65
0,60
Sedang
0,72
0,69
0,65
0,60
0,54
Buruk
0,63
0,61
0,57
0,52
0,45
Buruk sekali
0,52
0,50
0,47
0,42
0,32
Sumber: Pemindahan Tanah Mekanis (Rochmanhadi hal. 8)
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap efesiensi suatu alat
adalah :
1) Faktor Alat (Mesin)
a) Jenis atau Tipe Alat
59
dapat
mengoptimalkan
pekerjaan
sehingga
dapat
60
dalam
dan
sifat
manusia,
dan
suasana
kerja.
pelaksanaan
dalam
hambatan-hambatan
yang
tidak
dapat
61
dihindapr
seperti,
pelumasan,
lain-lain
berpengaruh
pada
efektifitas pekerjaan.
c) Faktor kesehatan pada operator juga
berpengaruh
terhadap
efektivitas
operator
memikirkan
Crawler
Traktor
Ban
Eff.
Eff.
Eff.
Baik sekali
(menit/
Sedang
(me
Kurang Baik
(menit/j
jam)
92% =
nit/jam)
83
am)
75% =
55
83% =
% = 50
75
45
67% =
Karet
50
% = 45
40
Sumber : Dari Buku Alat Berat dan Interaksi Alat Berat Drs. Sumarya, MT
62
5) Faktor Keserasian
Keserasian adalah pola gerak alat-alat yang mengadu,
dimana tidak saling tunggu menunggu antara alat muat dan alat
angkut. Dinyatakan dalam Macth Faktor (MF) yaitu suatu angka
yang menyatakan seberapa baik penyesuaiannya antara alat muat
dan alat angkut. Hal ini diharapkan agar alat gali muat dan alat
angkut dapat berkerja secara optimal tanpa ada waktu yang
terbuang serta menghemat bahan bakar untuk penggunaan alat
yang tidak effektif.
6) Waktu Siklus
Produksi dump truck dipengaruhi oleh waktu edar, dimana
waktu edar dump truck tergantung pada jumlah dump truck yang
dapat yang dilayani oleh satu buah excavator. Menurut Partanto,
waktu edar damp truck adalah terdiri dari 4 sekmen besar, yaitu
loading time (waktu muat, yaitu frekuensi pengisian dikali waktu
edar excavator, hauling time (waktu mengangkut), dumping time
(waktu membongkar) dan retrun time (waktu kembali).
Sedangkan waktu edar excavator terdiri dari fill dipper
(waktu pada saat excavator mengaisi bucket), swing (waktu
maneuver bucket untuk mengisi bak dump truck), dump(waktu saat
bucket menumpahkan galiannya ke bak dump truck), dan
return(waktu excavator kembali mengisi bucke) dan delay (waktu
tunggu excavator sebelum mengisi bak dump truck).
Excavator yang berfungsi sebagai alat gali dan muat dalam
kerjanya mengalami digging resistance, yaitu tahanan yang dialami
63
oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian tanah. Tahanan ini
disebabkan oleh :
a) Gasekan antara alat gali dan material yang digali, dimana semakin
besar kelembabam dan kekerasan butiran material semakin besar
pula gesekan yang terjadi.
b) Kekerasan material yang umumnya bersifat menahan masuknya alat
gali kedalam material.
c) Roughness (kekerasan) dan ukuran butir material.
d) Adanya gaya adhesi antara material dengan alat gali dan kohesi
antara butiran-butiran material itu sendiri.
e) Berat jenis material.
Secara garis besar, waktu edar alat berat terdiri dari dua bagian,
yaitu :
a) Waktu
tetap
(fixet
time)
Waktu tetap adalah waktu yang diperlukan untuk
gerakan-gerakan tetap. Besarnya hamper selalu konstan,
walaupun ada perbedaan kondisi kerja, pengruhnya sanat kecil.
Tiap-tiap jenis alat memiliki gerakan-gerakan konstan yang
berbeda-beda. Misalnya waktu tetap pada excavator adalah
mengayun (swing) baik dalam keadaan bermuatan maupun
dalam keadaan kosong. Untuk dump truck waktu tetapnya
adalah membuang muatan.
b) Waktu tidak tetap (variable time)
Sedangkan
waktu
variable
adalah
waktu
yang
64
3.
Rumus-rumus
yang
digunakan
untuk
MA
adalah:
W
100 %
W R
65
Keterangan:
MA
of
Utilisation
(UA)
Menunjukkan berapa persen dari waktu yang digunakan oleh suatu
alat untuk beroperasi pada saat alat dapat digunakan. Rumus matematis
untuk menentukan use of utilization adalah:
UA
W
X 100 %
W S
( Partanto, 1995 hal. 180)
Keterangan:
UA
Waktu Efektif
(Eut)
Effective Utilisation merupakan cara untuk menyatakan
efisiensi kerja alat berdasarkan keadaan alat yang bekerja di
lapangan.
66
Eut
W
X 100 %
W RS
(Partanto, 1995 hal. 181)
Keterangan:
W
d. Eopt
(Effectiveopti
mum)
Eopt = MA x UA x Eut ( Partanto,1995.181 )
Keterangan:
MA
= Mechanical availability.
UA
= Use of availability.
Eut
= Effectiveofutilization
e. Swell
Faktor(Fakto
r
Pengembanga
n Tanah)
pemindahan
tanah
mekanis
oleh
Partanto
(1983)
merupakan
67
Swell Factor
dapat
dihitung
dengan
persamaan:
Vundisturbed
100%
Vloose
(Partanto, 1983 hal 184)
Densiti
(Lb/CuYd)
2300
correction faktor)
0,85
2800 3000
0,82 0,80
Antrasite
2200
0,74
Bituminus
1900
0,74
2800
0,85
3370
0,85
Pasir kering
2200 3250
0,89
Pasir basah
3300 3600
0,88
Sumber: Dari buku Alat Berat dan Interaksi Alat Berat Drs. Sumarya, MT
f. ProduktivitasA
lat Gali-Muat
(Excavator)
Rumus matematis yang digunakan adalah:
68
q x 3600 x E
Cm
Dimana:
Q
Cm
69
Jenis
No
Faktor
Kondisi Muatan
Pekerjaan
Bucket
Menggali dan memuat dari
stockpile atau material yang telah
dikeruk excavator lain, yang tidak
1.
1,0 0,8
Mudah
2.
Sedang
0,8 0,6
Agak Sulit
0,6 0,5
oleh excavator lain, dan sulut
mengisi bucket dengan material
tersebut.
Bongkahan batu besar dengan
4.
Sulit
0,5 0,4
rongga diantaranya
Sumber: Perhitungan Biaya Peralatan (Rochmanhadi, 1992 hal. 14)
2). Waktu Siklus (Cm)
Waktu siklus (Cm) yang dibutuhkan oleh alat muat excavator
adalah:
70
C x 60 x E
Cmt
Sumber: Dari buku Alat Berat dan Interaksi Alat Berat Drs. Sumarya,
MT
Keterangan:
P
Cmt
= ql x k x n
Keterangan:
ql
71
2)Waktusiklus (Cmt)
Cmt = waktu muat + waktu muat + manuver tumpah + waktu
tumpah + waktu kembali + waktu manuver muat
Sumber: Dari buku Alat Berat dan Interaksi Alat Berat Drs.
Sumarya, MT
Keterangan:
Cmt = Waktu siklus dumptruck (dt).
h. Keserasian
kerja (MF)
Keserasian kerja adalah pola gerak alat-alat yang terpadu, dimana
tidak saling tunggu menunggu antara alat muat dan alat angkut.
Keserasian kerja dapat ditentukan dengan rumus:
MF=
n n H C L
n L C H
Sumber: Dari buku Alat Berat dan Interaksi Alat Berat Drs.
Sumarya, MT
Dimana:
MF = Faktor keserasian kerja.
nH
= Jumlah bucket
72
Biaya Kepemilikan
2.
Biaya Operasi
Tujuan dari diketahuinya biaya dan produksi dari suatu alat adalah :
Agar dapat menentukan harga satuan pekerjaan dengan menggunakan alat
berat tersebut. Sehingga dapat dibuat perhitungan RAB(Rancangan
Anggaran Biaya) proyek yang menggunakan alat berat.
Untuk menghitung biaya pekerjaan dalam RAB :
Biaya pekerjaan (Rp) = Volume pekerjaaan (m3)xHarga Satuan
Pekerjaan(Rp/m3)
73
Rp
)
jam
1. BIAYA KEPEMILIKAN
Biaya kepemilikan adalah jumlah biaya setiap jam selama umur ekonomis
alat yang harus diterima kembali oleh pemilik alat karena telah mengeluarkan
biaya untuk pembelian alat, angkut, pajak, asuransi, dan juga bunga modal.
Karena harga pembelian,bunga modal, pajak, asuransi serta umur ekonomis alat
merupakan bilang tetap/konstan maka biaya kepemilikan disebut juga biaya tetap.
Biaya kepemilikan terdiri dari :
1) Biaya penyusutan (depresiasi
2) Biaya investasi, yang dipengaruhi oleh : bunga modal, pajak, dan
asuransi.
Istilah yang berhubungan dengan biaya kepemilikan :
Harga alat (P) adalah harga pembelian alat yang sudah termasuk asuransi
dan biaya pengangkutan alat sehingga alat sudah siap dioperasikan di
lokasi proyek.
Umur ekonomis alat (n) adalah periode waktu alat (dalam tahun) yang
74
P=
P ( n+1 )+ F (n1)
2n
Biaya
penyusutan
(Rp/jam)
Rp
)
th
jam
jam kerja efektif alat setahun(
)
th
Nilai penyusutan tahunan(
Catatan :
Nilai Biaya
Nilai : RP
Biaya : Rp/jam
2) BIAYA INVESTASI
Bunga modal :
Jika modal diperoleh dari pinjaman maka bunga modal = bunga
pinjaman.
75
BI (
Rp
)=
jam
Rp
)
th
jam
)
th
Keterangan :
BI
: Biaya investasi
76
( AP , i, n)F ( AF , i, n)
Dapat juga digunakan asuaransi all risk (semua resiko) dalam hal
kecelakaan lalu lintas, kebakaran, terguling sewaktu pengangkutan atau
pengoperasian, dll.
Besarnya asuransi yang harus dibayarkan tergantung dari harga alat,
jenis asuransi, jangka waktu asuransi, jenis pekerjaan yang dilaksanakan,
lokasi pekerjaan yang semua itu dinilai oleh perusahaan asuransi.
Bunga modal, pajak dan asuransi biasanya dinyatakan dalam persen per
tahun (%/th).
2. BIAYA OPERASI
Biaya operasi alat adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pengoperasian alat, yang terdiri dari biaya-biaya untuk :
1. Bahan bakar
2. Pelumas
77
78
4. PELUMAS
Besarnya pemakaian pelumas sangat tergantung pada ukuran
mesin, kapasitas karter oli, keadaan piston ring dan lama waktu
penggantian.
Lama waktu penggantian pelumas dipengaruhi oleh kondisi kerja di
lapangan :
HPxfx 0,006(
q (gal/jam) =
atau
79
kg
. jam)
C (liter)
HP
+
kg
t/ jam
0,89(
)
liter
HPxfx 0,003(
q (liter/jam) =
Dimana :
q
HP
: daya mesin
: faktor operasi
5. BAN
Biaya untuk penggantian ban sangat berbeda-beda tergantung
dari metoda operasi dan keadaan lapangan.
Faktor utama yang mempengaruhi rusaknya ban :
Cuaca
6. UNDERCARRIAGE
Perhitungan biaya penggantian undercarriage ada 2 versi :
1. Versi Caterpillar
80
7. UPAH OPERATOR
Besarnya upah operator tergantung dari : lokasi pekerjaan,
perusahaan yang bersangkutan, peraturan yang berlaku di lokasi, dan
kontrak antara operator dengan perusahaannya. Pada dasarnya upah
operator dihitung dalam besarnya uang yang dibayarkan per jam kerjanya.