Hukum Internasional
Hukum Internasional
Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam
negeri suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya
merupakan
urusan
negara
yang
bersangkutan.
Namun
apabila
pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang, seperti perang
saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke
negara-negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil oleh adalah
mengakui eksistensi atau menerima kaum pemberontak sebagai pribadi
yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan
tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi.
Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara
yang mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi
atau subyek hukum internasional
6. Individu
Eksistensi MNC dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak bisa
disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi
internasional mengadakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan
multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak dan kewajiban
internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi, struktur
substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri.
Subyek dan Objek hokum internasional dapat berubah. Seperti apa yang
terjadi pada perang Serbia-Bosnia (perang Balkan), dimana Mahkamah
Internasional (ICJ) akhirnya menjatuhkan hukuman secara individu
terhadap petinggi militer Serbia karena dianggap sebagai orang-orang
yang paling bertanggung jawab terhadap pembantaian kaum muslim
Bosnia. Mantan petinggi militer Serbia yang diadili antara lain, Kepala
Staff militer Serbia, Ljubisa Beara; Vujadin Popovic, pejabat militer yang
bertanggung jawab atas pengerahan polisi militer, Ljubomir Borovcanon,
Deputi Komandan Polisi Khusus Serbia; Vinko Pandurevic, Komandan
Brigade yang melakukan serangan dan Drago Nikolic, Kepala Brigade
Keamanan militer Serbia. Dari hal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa
telah terjadi perubahan status subyek hukum internasional itu sendiri
yaitu, perang ini melibatkan negara (Serbia), namun pada akhirnya
mahkamah menjatuhkan hukuman terhadap individu.
Objek hukum internasional dapat berubah disebabkan dunia global dan
internasional yang bersifat dinamis (selalu berubah). Sehingga tindak
lanjut dari hukum internasional itu sendiri akan berubah mengikuti arus
perkembangan zaman dan permasalahan baru yang akan timbul dalam
hubungan internasional kedepannya. Seperti permasalahan yang terbaru
saya baca di internet yakni kasus perompakan kapal-kapal laut di
Somalia. Kasus ini menyebabkan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
mengeluarkan resolusi agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Objek hukum internasional dapat hilang. Objek hukum internasional telah
saya sebutkan tadi diatas bahwa wilayah geografis termasuk didalamnya.
Dalam kaitan ini, saya mencoba menghubungkan dengan kepulauan yang
berada di sebelah timur laut Australia. Pulau-pulau yang kebanyakan tak
berpenghuni ini dijadikan Prancis (pulau ini dibawah kekuasaan Prancis)
dijadikan sebagai ajang uji coba Nuklir mereka. Sehingga, dampak dari
uji coba ini adalah hilangnya (tenggelam) pulau tersebut. Dalam hal lain,
kasus perebutan pulau Malvinas/Falkland (Inggris-Argentina) juga dapat
dijadikan referensi sebagai hilangnya objek internasional. Pulau Malvinas
(penyebutan oleh orang Argentina dan Falkland oleh orang Inggris)
adalah pada mulanya milik Argentina. Namun, Inggris mengklaim pulau
tersebut sehingga menyebabkan tejadi perang dimana Argentina kalah
dan harus merelakan hilang nya pulau tersebut dari peta geografis
wilayah Argentina.
2. Keterkaitan
Internasional
antara
hukum
internasional
dengan
ilmu
Hubungan
penyampaian
dan