Kegiatan 1.3
Kegiatan 1.3
mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara
berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal
yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu
diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta
kedalaman materi.
Pendekatan Saintifik
Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta
didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar
melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikapmenggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu mengapa. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik tahu apa. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana. Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan
berbasis proses keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi
proses pembelajaran melalui:
1. mengamati;
2. menanya;
3. mengumpulkan informasi/mencoba;
4. menalar/mengasosiasi; dan
5. mengomunikasikan