I.
Pendahuluan
Otak berada didalam rongga tengkorak, yang dilindungi oleh selaput
durameter. Struktur tulang tengkorak yang kaku dan keras serta selaput durameter
yang tidak elastis mengurangi kemungkinan pengembangan jaringan otak dalam
keadaan tertentu. Di dalam rongga tengkorak yang kaku terdapat jaringan otak,darah
dan pembuluh darah serta cairan serebrospinalis. [1]
Tekanan intrakranial merupakan jumlah total dari tekanan yang mewakili
volume jaringan otak, volume darah intrakranial dan cairan serebrospinalis. Apabila
volume dari salah satu faktor tadi meningkat dan tidak dapat dikompensasi oleh
kedua faktor yang lain, maka terjadilah tekanan tinggi intracranial. [1]
Otak yang normal memiliki kemampuan autoregulasi, yaitu kemampuan
organ mempertahankan aliran darah meskipun terjadi perubahan sirkulasi arteri dan
tekanan perfusi. Autoregulasi menjamin aliran darah yang konstan melalui pembuluh
darah serebral diatas rentang tekanan perfusi dengan mengubah diameter pembuluh
darah dalam merespon perubahan tekanan arteri. Pada klien dengan gangguan
autoregulasi, beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan darah seperti
batuk, suctioning, dapat meningkatkan aliran darah otak sehingga juga meningkatkan
tekanan TIK. [2]
II. Definisi
Gambar 1. Lobus serebri (tampak basal otak setelah pengangkatan hemisferium serebelli kanan [6]
kelompok ini melalui anyaman pembuluh didalam substansi otak. Dari sinus venosus
melalui vena emisries darah balik ini diteruskan ke vena ekstrakranial. [3]
sekitar 8% adalah cairan cerebrospinal, 12% volume darah, dan 80% jaringan otak
dan medulla spinalis. [3]
2. Obstruksi pada aliran dan pada absorpsi dari cairan cerebrospinalis dapat
menyebabkan terjadi hidrosefalus
3. Edema cerebri yang disebabkan karena penurunan tekanan sistemik yang akan
menimbulkan penurunan cerebral perfusion pressure, selanjutnya akan
menurunkan cerebral blood flow sehingga menimbulkan hipoksia jaringan
otak. Jika hal ini berlanjut akan terjadi kerusakan otak kemudian kerusakan
blood brain barrier sehingga edema cerebri.
V. Patofisiologi Peningkatan Tekanan Intrakranial
Ruang intracranial yang kaku berisi jaringan otak (1400 g), darah (75 ml)
darah otak di suplai dari 3 sumber utama yaitu arteri vertebral, arteri carotis internal,
willis circle, dan cairan cerebrospinal (75 ml). Volume dan tekanan pada ketiga
komponen ini selalu berhubungan dengan keadaan keseimbangan. Hipotesa MonroKellie menyatakan bahwa karena keterbatasan ruang ini untuk ekspansi di dalam
tengkorak, adanya peningkatan salah satu dari komponen ini menyebabkan perubahan
pada volume yang lain, dengan mengubah posisi atau menggeser CSS, meningkatkan
absorbsi CSS, atau menurunkan volume darah serebral. Tanpa adanya perubahan ,
TIK akan meningkat. [3]
Dalam keadaan normal, perubahan ringan pada volume darah dan volume
CSS yang konstan. Ketika ada perubahan tekanan intratorakal ( seperti batuk, bersin,
tegang), perubahan bentuk dan tekanan darah dan fluktuasi kadar gas darah arteri.
Keadaan patologis seperti cedera kepala, stroke, radang, tumor otak atau bedah
intracranial mengubah hubungan antara volume intracranial dan tekanan. [3]
10
Ketika
manifestasi
di
atas
sudah
maksimal
maka
terdapat
12
terasa didaerah bifrontal serta jarang didaerah yang sesuai dengan lokasi tumor.
Pada tumor didaerah fossa posterior, nyeri kepala terasa dibagian belakang dan
leher.
b. Muntah
Muntah dijumpai pada 1/3 penderita dengan gejala tumor otak dan biasanya
disertai dengan nyeri kepala. Muntah tersering adalah akibat tumor di fossa
posterior. Muntah tersebut dapat bersifat proyektil atau tidak dan sering tidak
disertai dengan perasaan mual serta dapat hilang untuk sementara waktu.
c. Kejang
Kejang umum/fokal dapat terjadi pada 20-50% kasus tumor otak, dan merupakan
gejala permulaan pada lesi supratentorial pada anak sebanyak 15%. Frekwensi
kejang akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan tumor. Pada tumor di fossa
posterior kejang hanya terlihat pada stadium yang lebih lanjut. Schmidt dan
Wilder (1968) mengemukakan bahwa gejala kejang lebih sering pada tumor yang
letaknya dekat korteks serebri dan jarang ditemukan bila tumor terletak dibagian
yang lebih dalam dari himisfer, batang otak dan difossa posterior.
d. Papil edema
Papil edem juga merupakan salah satu gejala dari tekanan tinggi intrakranial.
Karena tekanan tinggi intrakranial akan menyebabkan oklusi vena sentralis
retina, sehingga terjadilah edem papil. Barley dan kawan-kawan, mengemukakan
bahwa papil edem ditemukan pada 80% anak dengan tumor otak.
13
Gambaran Radiologi
14
Pada umur 7 tahun sutura mulai mendekati dimana hal ini mungkin terlihat
setelah umur 14 atau 15 tahun. Keadaan ini tidak terlihat setelah umur 25 atau 30
tahun. Satura yang melebar ini terutama jelas terlihat pada sutura koronaria dan
sutura sagitalis serta jarang terlihat pada sutura lambdoidea. [1]
2. Ukuran kepala yang membesar
Ukuran kepala yang membesar dijumpai pada:
Ventrikel yang membesar
Pada hidrosefalus ditemukan ventrikel yang membesar, misalnya disebabkan
oleh suatu stenosis aquaduktus Sylvii, Arnold Chiari Malfornation atau Dendy
Walker Cyst
Ventrikel yang normal
Dijumpai pada edem serebri, space ocuping lesion dan megalencephaly[1]
3. Craniolacunia
Craniolacunia adalah suatu gambaran menyerupai alur yang berbentuk oval
atau seperti jari pada tabula interns dengan diantaranya terdapat bony ridge.
Tanda ini terlihat pada neonatus sampai bayi berumur 6 bulan. Keadaan ini
berhubungan dengan myelomeningocele, ecephalecele, stenosis aquaductus
sylvii dan arnold chiari malformation. [1]
4. Erosi dorsum sellae
Pada anak-anak erosi dorsum sellae merupakan tanda lanjut dari tekanan
tinggi intrakranial. Untuk terjadinya erosi dorsum sellae membutuhkan waktu
beberapa minggu. Keadaan ini hanya terlihat pada 30% kasus dengan tekanan
tinggi intrakranial. Jika erosi dorsum sellae tidak disertai dengan sutura yang
melebar, umumnya hal ini disebabkan oleh lesi fokal pada daerah sella [1]
5. Bertambahnya convolutional marking
15
Computerized Tomograpy
CT Scan merupakan pemeriksaan yang aman dan tidak invasif serta
mempunyai ketepatan yang tinggi. Masa tumor menyebabkan kelainan pada
16
tulang tengkorak yang dapat berupa erosi atau hiperostosis, sedang pada
parenkhim dapat merubah struktur normal ventrikel, dan juga dapat
menyebabkan serebral edem yang akan terlihat berupa daerah hipodensiti.
Setelah pemberian kontrast, akan terlihat kontrast enhancement dimana tumor
mungkin terlihat sebagai daerah hiperdensiti. Kelemahan CT Scan menurut
Davuis (1976) kurang mengetahui adanya tumor yang berpenampang kurang
dri 1,5 cm dan yang terletak pada basis kranii [1]
-
cairan serebrospinal. Cara ini tidak mudah dan dapat menimbulkan perdarahan dan
infeksi (5%).
2. Sekrup dan palang dan kateter subdural. Sekrup Richmond dan palang Becker
digunakan ekstradural. Cairan dimasukkan oleh kateter ke dalam ruang subdural,
kemudian dihubungkan ke system monitoring tekanan arteri. Cara ini hemat biaya
dan berguna secara adekuat.
3. Ladd device digunakan secara luas. Cara ini memerlukan sistem serat optik
unutk mendeteksi adanya distorsi pada cermin kecil dalam sistem balon, dapat
digunakan subdural, ekstra dural dan ekstra kutaneus.
4. Cardio Serach monitoring sensor digunakan subdural atau ekstradural. Sistem
ini jarang digunakan.
5. Peralatan elektronik (Camino dan Galtesh) popular di dunia.
6. Peralatan yang ditanam secara penuh diperlukan oleh klien yang memerlukan
monitoring TIK jangka panjang, seperti pada tumor otak, hidrocephalus, atau
penyakit otak kronik lainnya. Cosmon telesensor dapat ditanam sebagai bagian
dari sistem shunt.
7.
Lumbal
pungsi
dan
pengukuran
tekanan
cairan
serebrospinal
tidak
direkomendasikan.
IX. Penangan
Terlebih dahulu harus dipastikan bahwa tidak terdapat kelainan didalam
tengkorak yang memerlukan pembedahan, seperti perdarahan epidural atau
fraktur impresi. Jika tidak ada kedua hal tersebut, harus dicegah pengangkutan
yang tidek perlu dari seorang penderita yang mengalami kenaikan tekanan
intracranial akibat udem otak mendadak. [5]
Hubungan antara tekanan intracranial dengan pernapasan dan sirkulasi darah
perlu dipahami dalam penatalaksaan kenaikan tekanan intracranial. Diusahakan
agar jalan napas bebas sehingga suplai oksigen tidak terganggu, dan harus
18
X.Prognosis
Peningkatan tekanan intracranial adalah suatu keadaan yang serius. Jika
penyebab yang mendasari tekanan intracranial dapat diatasi, maka prognosisnya
lebih baik. Jika tekanan intracranial meningkat dan menyebabkan pendorongan
struktur otak yang penting dapat mengakibatkan keadaan yang serius seperti
kejang, masalah neurologis dan bahkan menyebabkan kematian.
19
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
M.Frotscher, M.B., ed. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. Edisi 4 ed., Buku
Kedokteran EGC.
7.
20