Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel
pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat
berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan. Hewan ini
mempunyai sel porosit yang berbentuk kubus. Sel ini berfungsi untuk membuka dan
menutup pori. Tubuhnya terdiri dari 2 lapisan (diploblastik), yaitu lapisan luar
(ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm atau gastrodermis). Lapisan luar terdiri dari
sel-sel epidermis dan lapisan dalam yang disusun oleh sel-sel koanosit yang berflagel
yang berfungsi untuk pencernaan (Jasin, 1989).
Spongocoel (rongga tubuh) dikelilingi oleh dinding tubuh yang terdapat
choanosit, epidermis, dan mesenkim (lapisan gelatin). Di antara lapisan ektoderm
dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea tempat dari sel
amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau spikula berada di
mesoglea juga terdapat sel archeosit. Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel
pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena
itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan.
Kemampuan myocyt terhadap stimulus adalah gerakan mengkerut/ mengendurnya
sel tubuh sehingga porocyt ataupun osculum bisa menutup dan membuka (McRoy et
al., 1999).
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan
yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos
yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan
yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ
pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan
tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu
ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan
dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada
bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang
dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti
cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi
oleh tentakel (Veron, 1986).
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun
vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan
membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual
berlangsung dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan
tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya (Veron, 1986).
Analisis geokimia
Bentuk koloni ada yang flat (foliaceous atau encrusting), masif atau
bercabang.
Koloni yang masif berbentuk bulat ataupun setengah bulat.
Koloni masif yang kecil akan terlihat berbentuk seperti helm atau domeshaped, dengan diameter dapat mencapai lebih dari 5 m.
Porites ini mirip dengan genus Montipora dan Stylaraea, namun memiliki
beberapa perbedaan. Porites memiliki bentuk pertumbuhan yang lebih beragam,
koralit pada Porites lebih besar, kokoh dan tidak ada elaborate thecal (perpanjangan
dinding koralit). Porites memiliki koralit yang umumnya selalu terlihat septanya.
Penentuan nama jenis atau kelompok organisme yang diteliti, digunakan cara
identifikasi dengan menyamakan ciri-ciri yang ada dengan ciri-ciri yang tercantum
dalam kunci determinasi. Kunci determinasi berisi sejumlah keterangan yang
digunakan untuk menentukan kelompok atau jenis organisme berdasarkan ciri yang
dimilikinya. Untuk menentukan nama kelompok famili, genus, dan spesies dapat
dilakukan dengan cara mencocokkan objek tersebut dengan ciri-ciri yang tertulis
dalam kunci determinasi tersebut (Darbohoesodo, 1976).
Tahapan
yang
dilakukan
dalam
menggunakan kunci
determinasi
atau
identifikasi untuk menentukan nama suatu kelompok makhluk hidup adalah sebagai
berikut:
1. Mengambil objek yang lengkap, jika tumbuhan maka bagian yang diambil
harus selengkap mungkin, mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buah
serta biji.
2. Mengamati objek, jika perlu gunakan lup untuk memperbesar objek.
3. Mencocokkan hasil pengamatan dengan kunci determinasi yang memuat ciriciri objek tersebut.
4. Menentukan nama
atau
kelompok
objek
dan
menuliskan
rumus
Preparat
Foto
Keterangan:
1. Koralit
2. Koenesteum
3. Columela
4. Septa
5. Calice
Keterangan :
1. Koralit
2. Coenesteum
3. Columela
4. Septa
5. Calice
Nama ilmiah : Montastrea curta
Klasifikasi :
Kingdom: Animalia
Phylum:
Cnidaria
Class:
Anthozoa
Subclass:
Hexacorallia
Order:
Scleractinia
Family:
Montastraeidae
Genus:
Montastraea
Deskripsi : berkontruksi tubuh jaringan, bentuk koloni massive (seperti batu),
bentuk koloni meandroid, calice berukuran kecil, colonesteum berdinding tebal
(narrow), struktur columelanya yaitu styleform (memusat).
3
Keterangan:
1. Koralit
2. Koenesteum
3. Columela
4. Septa
5. Calice
Nama Ilmiah: Goniastrea favulus
Klasifikasi :
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Cnidaria
Class:
Anthozoa
Subclass:
Hexacorallia
Order:
Scleractinia
Family:
Merulinidae
Genus:
Goniastrea
Species:
G. favulus
Deskripsi :
Berkontruksi tubuh jaringan, coloni shape dengan bentuk massive, bentuk
koloninya meandroid, calice berukuran kecil (small) dengan colonesteum yang
tipis (fused wall), memiliki struktur columela yang memanjang (trubuculer
continous).
Keterangan:
1. Koralit
2. Koenesteum
3. Columela
4. Septa
5. Calice
Nama Ilmiah: Goniastrea retiformis
Klasifikasi :
Kingdom: Animalia
Phylum:
Cnidaria
Class:
Anthozoa
Subclass:
Hexacorallia
Order:
Scleractinia
Family:
Merulinidae
Genus:
Goniastrea
Species:
G. retiformis
Deskripsi : Berkontruksi tubuh jaringan, coloni shape dengan bentuk massive,
bentuk koloninya meandroid, calice berukuran kecil (small) dengan colonesteum
yang tipis (fused wall), memiliki struktur columela styleform.
5
Keterangan:
1. Koralit
2. Koenesteum
3. Columela
4. Septa
5. Calice
Nama Ilmiah: Porites sp.
Klasifikasi :
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Cnidaria
Class:
Anthozoa
Order:
Scleractinia
Suborder:
Fungiina
Family:
Poritidae
Genus:
Porites sp.
Deskripsi :
Berkontruksi tubuh jaringan, coloni shape dengan bentuk massive, bentuk
koloninya placoid (timbul).
Keterangan:
1. Koralit
2. Koenesteum
3. Columela
4. Septa
5. Calice
Nama Ilmiah: Platygyra sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Favirdae
Genus : Platygyra
Spesies : Platygyra sp.
Deskripsi :
Berkontruksi tubuh jaringan, coloni shape dengan bentuk massive, bentuk
koloninya meandroid, calice berukuran kecil (small) dengan colonesteum yang
tebal (narrow) memiliki struktur columela yang memanjang (trubuculer continous).
Kunci Identifikasi Phylum Cnidaria
1. Kontruksi tubuh
a. Sel.............................................................................(Porifera)
b. Jaringan.....................................................................(2)
2. Coloni shape
a. Branching........................................................................(Acropora sp)
b. Massive............................................................................(3)
3. Coloni Form
a. Placoid..............................................................................(Porites sp)
b. Meandroid........................................................................(4)
4. Calice
a. Small...........................................................................(5)
b. Medium.......................................................................(-)
5. Colonesteum
a. Fused wall....................................................................(6)
b. Narrow.........................................................................(7)
6. Columela structure
a. Trubuculer continues...................................(Goniastrea falvulus)
b. Styleform............................................................(Goniastrea retriformis)
7. Columela structure
a. Trubuculer continues..........................................(Platygyra sp)
b. Styleform.............................................................(Montastrea curta)
c.
B. Pembahasan
Filum yang selanjutnya diamati dan diidentifikasi dalam praktikum kali ini
adalah Cnidaria yang memiliki ciri-ciri yaitu memiliki kontruksi jaringan, simetri
radial atau biradial, diploblastik dan rongga gastrovaskuler. Karakteristik khusus
anggota filum ini dalah adanya knidosit yang berperan dalam pertahanan diri,
menangkap mangsa dan pergerakan serta alat pelengkap. Cnidaria memiliki dua
bentuk tubuh yaitu polip yang lebih bersifat sessile atau menempel pada substrat dan
medusa yang lebih aktif bergerak. Phylum Cnidaria dapat dikelompokkan menjadi
lima kelas berdasarkan bentuk tubuh, letak knidosit, dan reproduksi yaitu class
Hydrozoa, Scyphozoa, Staurozoa, Anthozoa, dan class Cubozoa. Praktikum kali ini
menggunakan 6 spesies yang dapat mewakilkan filum Cnidaria diantaranya yaitu
Goniastrea falvulus, Goniastrea retiformis, Platygyra sp., Montastrea curta,
Acropora sp., dan Porites sp. Bagian bagian yang diamati dalam mengidentifikasi
filum ini adalah dari kontruksi tubuhnya, coloni shape, coloni form, ukuran calice,
colonesteum dan struktur columela.
Preparat pertama yang diamati adalah Goniastrea falvulus dengan hasil yang
dapat dideskripsikan yaitu memiliki kontruksi tubuh jaringan, coloni shape dengan
bentuk massive, bentuk koloninya meandroid, calice berukuran kecil (small) dengan
colonesteum yang tipis (fused wall), memiliki struktur columela yang memanjang
(trubuculer continous). Preparat kedua adalah Goniastrea retiformis dengan hasil
identifikasinya yaitu berkontruksi tubuh jaringan, coloni shape dengan bentuk
massive, bentuk koloninya meandroid, calice berukuran kecil (small) dengan
colonesteum yang tipis (fused wall), memiliki struktur columela styleform.
Preparat ketiga yang diidentifikasi yaitu Platygyra sp. dengan hasil
identifikasi yang diperoleh yaitu berkontruksi tubuh jaringan, coloni shape dengan
bentuk massive, bentuk koloninya meandroid, calice berukuran kecil (small) dengan
colonesteum yang tebal (narrow) memiliki struktur columela yang memanjang
(trubuculer continous). Preparat selanjutnya adalah Montastrea curta dengan hasil
yang diperoleh yaitu berkontruksi tubuh jaringan, bentuk koloni massive (seperti
batu), bentuk koloni meandroid, calice berukuran kecil, colonesteum berdinding
tebal (narrow), struktur columelanya yaitu styleform (memusat).
Preparat keempat yaitu Acropora sp. dengan hasil identifikasinya adalah
memiliki kontruksi tubuh jaringan, memiliki bentuk koloni yang bercabang
(branching). Preparat yang terakhir diidentifikasi adalah Porites sp. dengan hasil
yang diperoleh yaitu berkontruksi tubuh jaringan, coloni shape dengan bentuk
massive, bentuk koloninya meandroid, calice berukuran kecil (small) dengan
colonesteum yang tebal (narrow) memiliki struktur columela yang memanjang
(trubuculer continous).
Saran untuk praktikum kali ini yakni dalam mengamati setiap spesimen
sebaiknya setiap kelompok diberikan spesimen yang lengkap sehingga dapat lebih
memudahkan identifikasi.
DAFTAR REFERENSI
Darbohoesodo, R.B. 1976. Penuntun Praktikum Taksonomi Avertebrata. Purwokerto:
Fakultas Biologi Universitas Jenderel Soedirman.
DeVantier, L., Hodgson, G., Huang, D., Johan, O., Licuanan, A., Obura, D.O.,
Sheppard, C., Syahrir, M. & Turak, E. 2014. Goniastrea retiformis. The IUCN
Red List of Threatened Species. 10 : 3
DeVantier, L.; Hodgson, G.; Huang, D.; Johan, O.; Licuanan, A.; Obura, D.O.;
Sheppard, C.; Syahrir, M.; Turak, E. 2008. "Goniastrea favulus". IUCN Red List
of Threatened Species. International Union for Conservation of Nature. 10: 89
Firdaus, F. R., R. Hardika, D. Syahputra, R. Oktavian dan Helfinalis. 2010. Karakteristik
endapan sedimen laut total suspended solid (TSS) di perairan Bangka. Dalam: R.
Nuchsin (ed.). Perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sumber daya laut dan
osenaografi. Jakarta: LIPI Press.