Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Kelompok IV
Dwi Haryadi Nugraha (1506325006)
I Gst Ngr Bagus Widana (1506325007)
BAB II
PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA
A. Pendahuluan
Informasi
akuntansi manajemen
memiliki
karakteristik yang berbeda, sehingga informasi tersebut seharusnya dihasilkan dari dua
sistem yang berbeda. Salah satu model yang dapat dipakai untuk mengembangkan sistem
akuntansi manajemen adalah Activity Based Costing (ABC). Perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas (ABC) dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu
pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau
pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi
yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk
menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:
-
Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective.
Biaya
Aktivitas
Biaya
Obyek Biaya
Obyek Biaya
Dalam model pembebanan biaya tradisional, biaya tidak langsung (overhead pabrik)
tidak dapat dibebankan secara akurat pada masing-masing produk. Berbeda halnya
dengan ABC, yang membebankan biaya tidak langsung melalui dua tahap. Pertama,
1
biaya akan dibebankan pada aktivitas, sehingga biaya yang tadinya dikelompokkan
berdasarkan akun biaya akan dikonversikan menjadi biaya-biaya aktivitas. Setelah biaya
aktivitas diperoleh, barulah biaya tersebut yang akan dibebankan pada produknya.
Kesulitan membebankan biaya overhead secara tepat pada setiap produk, paling tidak
terdapat dua faktor utama yang menyebabkannya, yaitu: (1) proporsi biaya overhead
yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah biaya overhead pabrik adalah besar,
dan (2) tingkat keanekaragaman produknya besar.
Perbedaan antara penentuan harga pokok produk tradisional dan sistem ABC adalah
sebagai berikut:
Tujuan
Lingkup
Fokus
Periode
Teknologi yang digunakan
Tradisional
Inventory level
Tahap produksi
ABC
Product Costing
Tahap desain, produksi,
tahap pengembangan
Biaya bahan baku, tenaga Biaya overhead
kerja langsung
Periode akuntansi
Daur hidup produk
Metode manual
Komputer telekomunikasi
2.
3.
Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang
paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk
membuat dan menjual produk digolongkan dalam 4 tingkatan, yaitu:
1.
Unit level activity cost: biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit
produk yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
2.
Bacth activity cost: biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang
diproduksi. Misalnya biaya set-up mesin.
3.
Product sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian
dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap
dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk.
4.
Unit prkoduksi
2.
3.
4.
Jam mesin
5.
Tidak seperti ABC yang memiliki empat tingkatan pembebanan, kesumua dasar
pembebanan secara tradisional adalah pembebanan berdasarkan tingkat unit (unit level).
Pembebanan tingkat unit ini akan menyebabkan pembebanan biaya tidak langsung yang
besar untuk produk dengan volume besar, dan pembebanan biaya tidak langsung yang
kecil untuk produk dengan volume kecil.
2.
3.
Merancang ulang produk (redesign product). Rancangan produk yang buruk yang
mengakibatkan ketidakefisienan proses produksi, mendorong perusahaan untuk
merancang ulang produknya.
4.
5.
7.
Menghentikan proses produksi (eliminate product). Jika segala macam cara telah
ditempuh dan tidak menghasilkan apapun, langkah terakhir adalah menghentikan
produksi produk.
4
E. Activity Based Costing Dengan Idle Capacity (Time Driven Activity Based Costing)
ABC yang telah dibahas sebelumnya masih ada kelemahan. Model ini tidak dapat
melihat dampak efisiensi. Jika perusahaan bisa, belum menjamin bahwa biaya-biaya
yang dikeluarkan otomatis mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya biaya
tetap yang tidak dapat dihilangkan. Sehingga model ABC yang dapat digunakan untuk
efisiensi adalah model ABC yang memisahkan biaya tetap dengan biaya non-tetap.
Dalam model ABC, pembagian biaya berdasarkan perilakunya dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
1.
Biaya fleksibel, merupakan kategori biaya yang berfluktuasi sesuai dengan jumlah
aktivitas yang dilakukan perusahaan. Biaya ini yang daoat dihilangkan oleh
perusahaan.
2.
Biaya tetap, merupakan biaya yang muncul akibat adanya komitmen perusahaan
terhadap penggunaan sumber daya untuk melakukan suatu aktivitas. Komitmen
tersebut sudah dilakukan untuk suatu tertentu, sehingga sulit untuk dibatalkan.
Biaya-biaya inilah yang akan tetap muncul walaupun perusahaan sudah dapat
menghilangkan aktivitas yang memakai biaya-biaya tersebut. Jika aktivitas
dihilangkan, maka biaya-biaya tersebut akan menjadi beban perusahaan dakam
bentuk kapasitas menganggur.
Dalam model ABC ini, maka biaya tetap ini harus dibebankan berdasarkan kapasitaaas
teoritis (theoretical capacity), atau kapasitas praktikal (practical capacity).
-
Kapasitas praktikal merupakan kapasitas teoritis setelah dikurangi dengan waktuwaktu tidak produkstif.
Kapasitas yang biasanya digunakan dalam model ini adalah kapasitas praktikal.
Sumber:
Hansen & Mowen. 2013. Akuntansi Manajerial Cetakan kedelapan. Jakarta: Salemba Empat
IAI. 2016. Modul Chartered Accountant Akuntansi Manajemen Lanjutan. Jakarta Pusat: IAI.