1411212006
1411212017
Githa Mayasari
1411212034
1411212035
Afira Septria
1411212043
Delia Erni
1411212053
Putri Ovyra
1411212055
Denny Hermawan W
1411212067
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata
kuliah Analisa Kesehatan Lingkungan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya. Amin.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk para pembaca dan
tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik
dalam pemilihan kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penyusun
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Januari, 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Partisipan Masyarakat......................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Partisipasi................................................................................................3
2.1.2 Bentuk Partisipasi......................................................................................................4
2.1.3 Partisipasi Masyarakat...............................................................................................5
2.1.4 Pendekatan Partisipasi Masyarakat...........................................................................6
2.1.5 Strategi Partisipasi Masyarakat.................................................................................7
2.1.6 Metode.......................................................................................................................7
2.1.7 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat.....................................8
2.1.8 Bentuk Partisipasi Masyarakat................................................................................10
2.1.9 Partisipasi Masyarakat Dalam PPLH......................................................................11
2.1.10 Tujuan Partisipasi Masyarakat...............................................................................11
2.1.11 Manfaat Adanya Partisipasi Masyarakat...............................................................12
ii
iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Melestarikan lingkungan sangat menentukan kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya, namun sebaliknya manusia juga dapat menentukan keadaan lingkungannya. Apakah
lingkungan nanti dan sekarang selalu berada pada kondisinya untuk menunjang
kehidupannya? Jawabannya atas pertanyaan ini ada pada sikap manusia dalam melestarikan
lingkungan hidup tersebut.
Masalah lingkungan hidup sangat penting bagi kehidupan manusia yang saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Dalam interaksi itu manusia selalu berusaha
menguasai lingkungannya dengan daya dan upaya mereka miliki. Permasalahan lingkungan
hidup akan terus muncul secara serius di berbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi
tidak segera memikirkan dan mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan
hidup itu sendiri. Demikian Indonesia, permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti
dibiarkan menggelembung sejalan dengan intensitas pertumbuhan industry, walaupun
industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas dalam pembangunan. Tidak kecil jumlah
korban ataupun kerugian yang justru terpaksa ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada
kompensasi yang sebanding dari pihak industry.
Pada saat ini kondisi lingkungan hidup sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan
dengan kecenderungan yang terus menurun. Laju kerusakan lingkungan jauh lebih besar
daripada upaya yang dilakukan secara bersama-sama untuk memulihkan kondisinya ke
keadaan semula. Misalnya terjadi pencemaran udara, pencemaran air permukaan dan air laut,
kebakaran hutan dan lahan serta banjir yang terjadi setiap tahun dalam skala yang semakin
besar. Perusakan ekosistem laut yang disebabkan oleh penangkapan ikatn yang menggunakan
tehnik-tehnik penangkapan yang merusak kelestarian sumber daya hayati laut masih terus
berlangsung. Di berbagai perairan, pengeboman ikan masih terus dilakukan. Demikian juga
penggunaan potassium sianida untuk menangkap jenis-jenis ikan bernilai ekonomis tinggi di
habitat terumbu karang telah menimbulkan pencemaran dan perusakan lingkungan yang
parah.
Walaupun proses perusakan lingkungan tetap terus berjalan dan kerugian yang
ditimbulkannya harus ditanggung oleh banyak pihak, tetapi solusinya yang tepat tetap saja
belum bisa ditemukan. Bahkan di sisi lain sebenarnya sudah ada perangkat hukum yaitu UU
1
Lingkungan Hidup, tetapi tetap saja pemecahan masalah lingkungan hidup menemui jalan
buntu. Hal demikian pada dasarnya disebabkan oleh adanya kesenjangan yang tetap
terpelihara menganga antara masyarakat, industry dan pemerintah termasuk aparat penegak
hukum.
1.2 Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.
BAB 2 : PEMBAHASAN
antara
lain
perlunya
perencanaan
dimana
Sundariningrum
dalam
Sugiyah
(2001:
38) mengklasifikasikan
yang terjadi
apabila individu
menampilkan
kegiatan tertentu
dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan
pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan
orang lain atau terhadap ucapannya.
b. Partisipasi tidak langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.
Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh Siti Irene Astuti D (2011: 61-63) membedakan
patisipasi menjadi empat jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan.
3
masyarakatnya.
Institusi
kesehatan
hanya
sekadar
memotivasi
dan
Survei dan konsultasi lokal untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan.
2.
3.
itu
memberikan
manfaat
langsung
kepada
masyarakat
yang
bersangkutan.
3. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan
6
masyarakat setempat.
4. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh
masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau
kurang berperanan dalam pengambilan keputusan.
2.1.5 Strategi Partisipasi Masyarakat
Strategi partisipasi masyarakat menurut Notoatmodjo (2007) :
1. Lembaga Sosial Desa atau Lembaga Kerja Pembangunan Masyarakat Desa
(LKPMD) adalah suatu wadah kegiatan antar disiplin di tingkat desa, tiap
kelurahan atau desa mempunyai lembaga semacam ini. Tugas utama lembaga ini
adalah merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi
kegiatan-kegiatan
Faktor-faktor di masyarakat
Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya bukan hal baru bagi kita di
Indonesia. Dari sejak nenek moyang kita, telah dikenal adanya semangat gotong royong
dalam melaksanakan
lingkungan provider, bahwa perilaku merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya
terhadap derajat kesehatan. Kesadaran ini melandasi pemikiran pentingnya partisipasi
masyarakat.
Selain
itu,
keterbatasan
sumber
daya
Margono
dalam
Mardikanto
(2003),
tumbuh
kembangnnya
jaminan
bagi
tumbuh
dan
berkembangnya
partisipasi masyarakat,
untuk
menemukan
dan
memahami
kesempatan-kesempatan
untuk
memecahkan
masalah
yang
dihadapi
dengan
b.
c.
Pembelaan atau advokasi lingkungan hidup, baik yang dilakukan di pengadilan maupun
di luar pengadilan.
Dalam pembelaan atau advokasi dalam hal terjadi pencemaran atau perusakan
lingkungan merupakan konsekwensi yang harus dilakukan, sebagai upaya untuk
menuntut hak hak masyarakat telah dilanggar atau dirusak.
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis pada hak, kewajiban dan
peran serta masyarakat, yaitu prinsip partisipasi masyarakat, prinsip Transparansi,
dan prinsip kesetaraan. Selain itu, dasar bagi pelibatan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup adalah berdasarkan Pasal 2 UU Nomor 32 Tahun 2009, yang mengatur
mengenai asas-asas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu asas
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah asas partisipatif.
Secara umum partisipasi masyarakat di dalam hukum lingkungan di Indonesia diatur di
dalam BAB IX tentang Peran Masyarakat Pasal 70 UUPPLH. Pada Pasal 70 Ayat (1)
menegaskan bahwa masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas
luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pada
Ayat (2), bentuk peran, berupa :
a. Pengawasan sosial.
b.
umum,
kebijakan
pemerintah
dalam
pembangunan
negara
adalah
mengenai sesuatu aspek tertentu yang diperoleh dari pengetahuan khusus masyarakat itu
sendiri maupun dari para ahli yang diminati pendapat oleh masyarakat. Peran ini sangat
diperlukan untuk memberi masukan kepada pemerintah tentang yang dapat ditimbulkan oleh
sesuatu rencana tindakan pemerintah dengan berbagai konsekuensi hukumnya. Dengan
demikian pemerintah akan dapat mengetahui adanya berbagai kepentingan yang dapat terkena
dampak dari tindakan tersebut yang patut diperhatikan secara serius. Pengetahuan tambahan
dan pemahaman akan masalah masalah yang mungkin timbul, yang diperoleh sebagai
masukan peran serta masyarakat bagi proses pengambilan keputusan Pemerintah, akan dapat
meningkatkan kualitas keputusan tersebut dan dengan demikian partisipasi tersebut akan
dapat meningkatkan kualitas tindakan negara dengan lembaga-lembaganya untuk melindungi
lingkungan hidup.
b.
proses pengambilan keputusan dan tidak dihadapkan pada suatu masalahfait accompli, akan
cenderung untuk memperlihatkan kemauan dan kesediaan yang lebih besar guna menerima
dan menyesuaikan diri dengan keputusan yang telah diambil tersebut. Pada pihak lain, peran
serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan akan dapat banyak mengurangi
kemungkinan timbulnya pertentangan antar anggota masyarakat, asal peran serta tersebut
dilaksanakan pada saat yang tepat. Akan tetapi perlu dipahami bahwa suatu keputusan tidak
12
pernah akan memuaskan semua kepentingan, golongan atau semua warga masyarakat, namun
kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan Pemerintah akan dapat ditingkatkan.
c.
yang diajukan oleh masyarakat selama proses pengambilan keputusan berlangsung, maka
dalam banyak hal tidak akan ada keperluan untuk mengajukan perkara ke pengadilan. Sebuah
perkara yang diajukan ke pengadilan, lazimnya perkara tersebut memusatkan diri pada suatu
kegiatan tertentu. Dengan demikian tidak dibuka kesempatan untuk menyarankan dan
mempertimbangkan alternatif kegiatan lainnya. Sebaliknya dalam proses pengambilan
keputusan, alternatif dapat dan memang dibicarakan, setidak tidaknya sampai suatu
tingkatan tertentu. Apabila sebuah keputusan dapat mempunyai konsekuensi begitu jauh,
maka sangatlah diharapkan bahwa setiap orang yang terkena akibat keputusan itu perlu
diberitahukan dan diberi kesempatan untuk mengajukan keluhan dan keberatan
keberatannya sebelum keputusan itu diambil.
d.
menyatakan bahwa dalam pemerintahan dengan sistem perwakilan (representative), maka hak
untuk melaksanakan kekuasaan terdapat juga pada wakil wakil rakyat yang dipilih oleh
rakyat. Dengan demikian tidak ada keharusan adanya bentuk bentuk dari peran serta
masyarakat karena wakil wakil rakyat itu bertindak untuk kepentingan rakyat yang telah
mewakilkan. Dikemukakan pula argumentasi, bahwa dalam sistem perwakilan peran serta
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan administratif akan menimbulkan masalah
keabsahan demokratis, karena warga masyarakat, kelompok atau organisasi yang turut serta
dalam proses pengambilan keputusan tidaklah dipilih atau diangkat secra demokratis.
Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat melalui partisipasi masyarakat adalah:
1. hasil pembangunan dipastikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat;
2. dapat menyediakan dasar-dasar kekuatan lokal dan organisasi masyarakat;
3. secara moral masyarakat merasa memiliki sehingga terjaga kelestariannya dan
merupakan bagian dari pembangunan yang dilaksanakan bersama pemerintah.
Ada pendapat lain, menurut parwoto ( 1997 ) mengenai pendapat yang dapat diperoleh
masyarakat melalui pembangunan yang partisipatif adalah:
13
lebih
bertanggungjawab
atas
keberhasilan
pembangunan
clan
berpartisiasi dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan yaitu kelompok tani, kelompok
pengolah ikan, kelompok pengolah terasi dan kelompok nelayan, partisipasi konsultatif yaitu
kelompok Pendidikan Lingkungan Hidup. Berikut adalah contoh kasus partisipasi mayarakat
dalam pengelolaan lingkungan.
Kerusakan hutan mangrove sebagai sabuk hijau di pesisir timur Lampung sudah
sangat memprihatinkan.
Kategori
1. Tinggi 24
2. Sedang 3. Rendah Jumlah
24
Responden
20
20
n
6
12
4
h
1
1
22
h
2
2
n
5
1
2
Persen
56
15
5
6
73,68%
19,74%
6,58%
76
100%
15
anggota kelompok
kelompok
margajaya
memiliki
inisiatif
untuk
melakukan
Kelompok
kegiatan yang dilakukan yaitu mulai dari pembibitan, penanaman yang melibatkan
anak-anak Sekolah Dasar Kecamatan Labuhan Maringgai serta masyarakat Desa
Margasari, serta pelatihan-pelatihan tentang pengembangan ekowisata di daerah
hutan mangrove. Setelah kontrak kerjasama selesai kegiatan pun tidak ada yang
berjalan lagi.
PLH hanya melakukan kegiatan ketika ada kerjasama dari pihak luar.
Untuk partisipasi anggota kelompok pengolah ikan berada pada kategori
sedang. Hal ini disebabkan karena anggota kelompok ini belum pernah mengikuti
kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian hutan mangrove.
Kurangnya
17
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan,
pengembangan,
pemeliharaan,
pemulihan,
pengawasan,
dan
berkelanjutan
berwawasan lingkungan
hidup
dalam
rangka
18
tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Baku mutu sebagai tolak ukur apakah
lingkungan telah rusak atau suatu kegiatan telah merusak lingkungan perlu
dilaksanakan dan diacu dalam pembangunan nasional. Baku mut lingkungan dapat
berbeda setiap wilayah atau waktu yang berbeda mengingat adanya perbedaan
kondisi lingkungan, tata ruang, dan teknologi.
2.2 Ekologi Dan Lingkungan Hidup
2.2.1 Pengertian ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme-organisme hidup dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos
(habitat) dan logos (ilmu). Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan
menemukannya kembali kepada matahari kita yang merupakan sumber energi yang
digunakan dalam fotosintesis
Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah
tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah
lingkungan paling tidak lingkungan fisiknyadi sekeliling populasi suatu spesies
yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan
Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies,
atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai
kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut
sebagai biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di
suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.
Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan, Inti permasalahan lingkungan
hidup pada hakekatnya adalah ekologi yakni hubungan makluk hidup, khususnya
manusia dengan lingkunganya. Komponen- komponen tersebut berada pada suatu
tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada
suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton
yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen
abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
19
2.2.2 Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan
konsepnya kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan
manusia dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu
lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik anatara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya.
Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang
mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang
sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di
dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi
untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang
alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah
untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan
terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu
(terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi,
meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang
bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan
antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran
atau terapan dari ekologi.
Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai
ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya,
antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat
dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang
saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup
dengan lingkungannya.
2.2.3 Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejah teraan manusia serta makluk lain (UURI
23 TH 1997).
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkanya makluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
20
manusia sehingga kualitasnya turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Beberapa masalah lingkungan hidup:
a)
Banjir
j)
Banjir
b)
Kekeringan
k)
Kekeringan
c)
Tanah longsor
l)
Tanah longsor
d)
Erosi
m)
Erosi
e)
Pemanasan global
n)
Pemanasan global
f)
Kebakaran hutan
o)
Kebakaran hutan
g)
Lahan kritis
p)
Lahan kritis
h)
q)
i)
Dinamika penduduk
b)
c)
d)
e)
21
3. Cagar biosfir, dapat meliputi daerah yang dibudidayakan manusia,
misalnay untuk pertanian secara tradisional dan pemukiman. Di sini boleh
ada permukiman.
4. Taman nasional, pada prinsipnya sama dengan cagar alam, namun di
dalamnya
dapat
dilakukan
kegiatan
pembangunan
yang
tidak
22
maksimal dengan menggunakan waktu, tenaga dan biaya yang semaksimal mungkin
untuk memperoleh:
1. hasil atau produksi yang maksimum dari setiap unit lahan
2. memilih tata cara pengelolaan lahan yang memberi keuntungan maksimum
3. menekan sekecil mungkin ketidakmantapan kondisi lahan potensial sehingga
dapat meningkatkan hasil maksimal
4. mencegah menurunnya potensi lahan potensial
2.3.2 Pengelolaan Hutan
Hutan mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan
dan kelangsungan lingkungan, terutama berpengaruh terhadap iklim mikro yaitu
iklim yang berlaku pada daerah dalam hutan tersebut. Dikenal suatu pengelolaan
hutan yang merupakan campuran kegiatan kehutanan dengan kegiatan perkebunan,
pertanian dan peternakan. Pengelolaan tersebut disebut agroforestry yang
menganut sistem diversifikasi usaha berbagai macam komoditi, tetapi dengan tetap
menjaga pemeliharaan hutan secara optimal. Adapun strategi agroforestry adalah:
1. Meningkatkan produktivitas
23
1. Melindungi perairan agar tetap terjaga kebersihannya sehingga dapat
menjaga kelangsungan flora dengan menjaga perakaran tanaman dari
gangguan fisik maupun kimiawi
2. Mengusahakan cahaya matahari dapat menembus dasar perairan, sehingga
proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar
3. Menjaga agar fauna mangsa dan predator selalu seimbang dengan
mempertahankan rantai makanan
4. Mempergunakan sumber daya alam berupa air seefisien mungkin, sehingga
zat hara yang ada dapat tersimpan dengan baik yang berarti sebagai
penyimpan energi dan materi
Pada prinsipnya pengelolaan sumberdaya alam air ini sangat bergantung
bagaimana kita mempergunakan dan memelihara sumber air itu menjadi seoptimal
mungkin, tetapi tanpa merusak ataupun mencemarinya dan mempertahankan
keadaan lingkungan sebaik-baiknya.
Usaha Mencegah Pencemaran Air
Usaha pencegahan ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi
melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah terlebih dahulu
sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah
2. Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisme antar polutan satu
dengan yang lainnya.
3. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang
tumpah di perairan
4. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan,
untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
5. Limbah radioaktif harus diproses terlebih dahulu agar tidak mengandung
bahaya radiasi
6. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan
menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke perairan umum.
24
2.3.4 Pengelolaan Tanah
Pencemaran tanah mempunyai hubungan yang erat dengan pencemaran air
dan udara. Air yang terbuang ke tanah akan masuk ke dalam tanah dan menimbulkan
pencemaran tanah.
Usaha Pencegahan Pencemaran Tanah
Untuk menanggulangi sampah plastik, maka sebelum dibuang, sampah
plastik dibakar terlebih dahulu
1. Limbah yang mengandung radioaktif hendaknya dibiarkan dahulu dalam
waktu lama sebelum dibuang
2. Sampah radioaktif yang berbentuk padat harus dibungkus dengan bahan yang
terbuat dari Pb untuk menahan sinar radioaktif, lalu dimasukkan dalam
tromol baja anti karat sebelum dibuang
3. Pembuangan sampah berbahaya dilakukan ke dasar laut, ke pulau karang
kosong, dibuang ke dalam bekas tambang kosong atau ke dalam sumur yang
dalam dan jauh dari pemukiman penduduk
2.3.5 Pengelolaan Udara
Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang mengandung
satu atau beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi, sehingga mengganggu
manusia, hewan dan tumbuhan serta mahluk hidup lain di dalam suatu lingkungan.
Berdasarkan terjadinya polusi,
25
2. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara
memasang bahan penyerap polutan atau saringan
3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dengan cara penurunan suhu
sebelum gas dibuang ke udara bebas
4. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat
menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang
terperangkap di atas suatu pemukiman atau kota
5. Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar
dan mengurangi angkutan pribadi
6. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah
satu kegunaaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemar udara, selain
sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.
2.3.6 Pengelolaan Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia penting untuk menunjang pembangunan. Pencemaran
sebagai akibat pembangunan dapat pula mempengaruhi manusia atau masyarakatnya.
Dalam hal ini selain dengan menghilangkan atau memperkecil resiko penularan,
masyarakat dapat diberi sekedar ganti rugi dan ganti rugi ini dalam bentuk:
1. memberikan uang
2. mengangkat mereka menjadi karyawan proyek
3. meningkatkan pengetahuan mereka agar dapat menghindari bahaya limbah
4. menciptakan hubungan yang baik dan saling menguntungkan antara proyek
dan masyarakat di sekitarnya agar tidak terjadi konflik dan kecemburuan
sosial
5. sebagai bapak asuh terhadap proyek-proyek kecil yang diselenggarakan
masyarakat
Disamping itu terhadap karyawan proyek yang dapat secara langsung terkena
pencemaran, selain dilakukan tindakan perlindungan sebagai usaha memperkecil
pencemaran, juga diadakan pendidikan ketrampilan khusus, sehingga kalau suatu
saat mereka tidak dapat dipekerjakan di tempat dimana mereka bekerja karena
berbagai alasan, khususnya yang menyangkut bahaya pencemaran kepada dirinya,
selanjutnya mereka dapat bekerja sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan
khusus yang diperolehnya. Dengan demikian menghindari terjadinya pengangguran,
26
bahkan berarti menciptakan sumber pekerjaan baru di luar proyek dan meningkatkan
ekonomi.
2.4 Permasalahan Dalam Pengelolaan Lingkungan
Di Indonesia, secara garis besar terdapat lima permasalahan pengelolaan
lingkungan, antara lain:
a. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan
yang
kerap
menimbulkan
permasalahan
pengelolaan
lingkungan adalah:
1. Kebijaksanaan antar sektor umumnya masih belum memperhitungkan
keterkaitan dan dinamika antar manusia, masyarakat, dan lingkungan
hidup, sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat sektor lain atau
masyarakat luas. Hal ini terjadi kaerena belum terpadunya antar sektor.
2. Kebijaksanaan dalam kependudukan belum memperhitungkan
kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup untuk mendukung
terlaksananya pembangunan berkelanjutan.
3. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan sumber daya alam masih
berorientasi pada eksploitasi dan pertumbuhan tanpa memperhatikan
keseimbangan antara aspek pelestarian konservasi dan pemanfaatan
dalam tatanan lingkungan yang dinamis.
4. Kebijaksanaan pengelolaan lingkungan masih bersifat represif kuratif,
sedangkan aspek preventif terhadap pengrusakan dan pencemaran sumber
daya dan lingkungan masih kurang.
b. Peraturan perundang-undangan
1. Peraturan perundang-undangan yang
kebijaksanaan
teknis
pelaksanaan
diperlukan
pengendalian
sebagai
pencemaran
dasar
dan
27
3. Kurangnya sarana sebarti laboraturium rujukan guna dijadikan acuan bagi
sektor, daerah dan masyarakat dalam pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan sehingga perlu kerjasama antara pemerintah serta
LSM dan universitas
d. Dukungan data dan informsad lingkungan serta kesiapamn teknologi
1. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas data
dan informasi
lingkungan sebagai bahan formulasi kebijakan dan kegiatan
operasional pengelolaan lingkungan yang mendukung. Seperti data
informasi kependudukan dan lingkungan sosial yang masih terbatas
pada periode sensus, data dan informasi tentang peta dasar yang baku
tentang sumberdaya alam dan lingkungan.
2. Kesiapan teknologi pengelolaan lingkungan untuk melestarikan fungsi
tatanan lingkungan hidup, mengukur daya dukug lingkungan,
teknologi konservasi flora dan fauna, dan teknologi pengendalian
pencemaran, kerusakan dan rehabilitasi lingkungan masih terbatas.
e. Peran Serta Masyarakat
1. Kompleknya permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup yang
menuntut pemecahan masalah secala multidimensi dan komprehensif
2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap pemantauan
masih rendah.
28
BAB 3 : PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan
hidup.Dasar dan prinsip pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencapai
kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sehingga dapat membangun
manusia seutuhnya dan mewujudkan manusia sebagai bagian lingkungan hidup dan
tidak akan dapat dipisahkan. Masyarakat merupakan peranan terpenting dalam
pengelolaan lingkungan. Karena pengelolaan lingkungan hidup di peruntukkan bagi
masyarakat agar tercapai kesejahteraan dan keseimbangan dalam berinteraksi dengan
alam.
3.2.Saran
Diharapkan agar seluruh masyarakat berpartisipasi dalam menjaga dan
merawat lingkungan hidup. Masyarakat harus pro aktif melaporkan kepada pihak
yang berwajib setiap anggota masyarakat yang merusak lingkungan hidup.
Keikutsertaan masyarakat ini sangat berguna agar penegak hukum dapat menghukum
orang yang melakukan tindakan yang menjurus kepada rusaknya lingkungan hidup.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30458/3/Chapter%20II.pdf
http://eprints.uny.ac.id/7720/3/bab%202%20-%20%2007110241010.pdf
http://online-journal.unja.ac.id/index.php/jimih/article/download/2172/1511
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JHT/article/viewFile/778/714
http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/EKOLOGI-DAN-ILMULINGKUNGAN.doc