Anda di halaman 1dari 38

ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

MANAJEMEN STRATEGI

OLEH
KELOMPOK 4:
1. DINA USWATUL KHAIRAT
2. NANDA ARGASWARI YUREZ
3. AFIF QUSYAIRI YUZA
4. ELSHA NADYA PUTRI
5. GITA MAYASARI
6. PRILI NESSA AMENELA
7. HANIFAH ZAKIYAH
8. ASIH PUSPITA PUTRI
9. AFIRA SEPTRIA
10. DELIA ERNI
11. RIDHA WAHYUNI
12. PUTRI OVYRA

(1411212009)
(1411212017)
(1411212019)
(1411212020)
(1411212034)
(1411212035)
(1411212036)
(1411212040)
(1411212043)
(1411212053)
(1411212054)
(1411212055)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini
penulis susun dalam rangka melengkapi tugas Administrasi Kebijakan Kesehatan
dengan judul Manajemen Strategi penulis berharap dengan adanya makalah ini
bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis mengucapkan terimakasih
kepada dosen mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan, selaku orang tua
yang telah memberikan doa dan restunya , serta semua pihak yang telah
membantu dan mendukung penulis mulai dari persiapan sampai dengan selesainya
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Padang, Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................iii
1.1

Latar Belakang..................................................................................................iii

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................iv


1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan................................................................................iv
BAB II...............................................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................1
2.1

Implementasi Manajemen Strategik...................................................................1

2.2

Kebijakan...........................................................................................................3

2.2.1

Pengertian Kebijakan Kesehatan................................................................3

2.2.2

Tujuan Kebijakan Kesehatan......................................................................4

2.2.3

Implementasi Kebijakan.............................................................................4

2.2.4

Kebijakan Kesehatan di Indonesia..............................................................6

2.3

Program..............................................................................................................7

2.4

KEGIATAN KESEHATAN................................................................................9

2.4.1

Pengertian kegiatan....................................................................................9

2.4.2

Contoh Kegiatan.........................................................................................9

A.

Program Promosi Kesehatan Terpadu...............................................................10

B.

HIV-AIDS Prevention Campaign Program.....................................................11

C.

Program Nutrisi................................................................................................12

BAB III............................................................................................................................25
PENUTUP.......................................................................................................................25
3.1

Kesimpulan......................................................................................................25

3.2

Saran................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................26

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan


keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakanya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut
Hadar

Nawawi

(2005;148-149),

pengertian

manajemen

strategi

adalah

perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada


jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan
pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan /
atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan
operasional) organisasi.
Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang
terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen
kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya sasaran dan tujuan
operasional,

pelaksanaan

fungsi-fungsi

manajemen

berupa

fungsi

pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan


situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta
umpan balik. Analisis lingkungan adalah suatu proses monitoring terhadap
lingkungan organisasi yang

bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang

(opportunities) dan tantangan (threads) yang mempengaruhi kemampuan


organisasi untuk mencapai tujuannya. Tujuan dilakukan analisis lingkungan
adalah mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat berreaksi secara
cepat dan tepat untuk mensukseskan organisasi. Analisis lingkungan adalah suatu
proses yang digunakan perencanan-perencanaan strategi untuk memantau
5

lingkungan dalam menentukan

peluang atau ancaman. Alfred Chandler

mengatakan bahwa strategi adalah suatu penentuan sasaran dan tujuan dasar
jangka panjang dari suatu organisasi (perusahaan) serta pengadopsian seperangkat
tindakan serta alokasi sumber-sumber yang perlu untuk mencapai sasaran-sasaran
tersebut. Dalam kajiannya tentang strategi, Henry Mintzberg mencatat bahwa
setidaknya strategi tidak sekedar memiliki dua elemen definisi, yaitu sebagai
perencanaan (plan) dan pola (pattern). Lebih dalam lagi, ia mengungkapkan
bahwa definisi strategi telah berkembang dengan tiga P baru, yaitu posisi
(position), perspektif (perspective), dan penerapan (poly).
Berdasarkan itu, pemakalah memaparkan pembahasan untuk masalah
manajemen strategis,kegiatan,program dan kebijakan manajemen strategis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan di atas, rumusan masalah
yang dapat diidentifikasi adalah
1.
2.
3.
4.

Apakah definisi Manajemen Strategis?


Apa saja kebijakan dari Manejemen Strategis?
Apa saja kegiatan dari Manajemen Strategis?
Apa saja program dari Manajemen Strategis?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan dan Manfaat penulisan makalah ini berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan diatas adalah
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui definisi Manajemen Strategis


Untuk mengetahui kebijakan dari Manejemen Strategis
Untuk mengetahui kegiatan dari Manajemen Strategis
Untuk mengetahui program dari Manajemen Strategis

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Implementasi Manajemen Strategik
Manajemen Strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan
(formulating),

penerapan

keputusan-keputusan
sebuah

(implementing),

strategis

organisasi

dan

evaluasi

antar fungsi-fungsi

mencapai

tujuan-tujuan

yang

(evaluating)

memungkinkan
masa

datang

(Wahyudi,1995;15).
Manajemen strategik berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan
strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam
praktek. Manajemen strategik dapat dipandang sebagai hal yang mencakup
tiga macam elemen utama. Terdapat adanya analisis strategik dimana
penyusun strategi (strategis) yang bersangkutan berupaya untuk memahami
posisi strategik organisasi yang bersangkutan. Terdapat pula adanya pilihan
strategik yang berhubungan dengan perumusan aneka macam arah tindakan,
evaluasi,

dan

pilihan

antara

mereka.

Akhirnya terdapat

pula

implementasi strategi yang berhubungan dengan merencanakan bagaimana


pilihan strategi dapat dilaksanakan.
Ketiga macam pendekatan dirangkumkan dalam gambar berikut:

Analisis Strategik
Pilihan Strategik

Implementasi Strategi

Gambar (01): Sebuah Model Dasar Dari Proses Manajemen Strategik


Implementasi strategi terjadi apabila sebuah strategi diformulasikan,
strategi tersebut harus dikembangkan

secara logis dalam bentuk tindakan.

Masalah implementasi ini cukup rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi
organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan
7

yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya.
Dalam tahap ini masalah struktur

organisasi,

budaya

perusahaan

dan

pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam.


Implementasi
mewujudkan

strategi

adalah

dan

kebijakannya

strategi

pengembangan

proses

dimana

dalam

manajemen

tindakan

melalui

program, anggaran dan prosedur. Tindakan pengelolaan

bermacam-macam

sumber

daya

organisasi

dan

manajemen

yang

mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya perusahaan


(keuangan, manusia, peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih.
Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih jelas dan tepat
bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil direalisasikan.
Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah
ditetapkan adalah membuat perencanaan strategik. Inti dari apa yang ingin
dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian
(sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar
sesuai dengan arahan (misi-visi-goal) dan strategi yang telah ditetapkan
organisasi.
Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan
kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by
step sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggaran berisi
rencana kegiatan/program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber
daya

yang

diperlukan

untuk

menjalankan

semua

kegiatan

yang

direncanakan. Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana-rencana kegiatan.
1) Program
Program
langkah yang

adalah

pernyataan

diperlukan

untuk

antivitas-aktivitas
menyelesaikan

atau

perencanaan

langkahsekali

pakai. Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya


internal perusahaan, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2) Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,
setiap

program akan dinyatakan

digunakan

oleh manajemen

secara rinci dalam biaya, yang dapat

untuk merencanakan

dan mengendalikan.

Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru dalam
tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan performa yang
menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan perusahaan.

3) Prosedur
Prosedur yang kadang disebut Standard Operating System (SOP).
Prosedur

adalah

sistem

langkah-langkah

atau

tehnik-tehnik

yang

berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau


pekerjaan diselesaikan.

Prosedur secara khusus merinci berbagai aktifitas

yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program perusahaan.

2.2 Kebijakan

2.2.1

Pengertian Kebijakan Kesehatan

Kebijakan kesehatan dapat meliputi kebijakan publik dan swasta tentang


kesehatan. Dalam hal ini kebijakan kesehatan diasumsikan untuk merangkum
segala

arah

tindakan

(dan

dilaksanakan)

yang

mempengaruhi

tatanan

kelembagaan, organisasi, layanan dan aturan pembiayaan dalam system


kesehatan. Kebijakan ini mencakup sektor publik (pemerintah) sekaligus sektor
swasta. Tetapi karena kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor penentu diluar
system kesehatan, para pengkaji kebijakan kesehatan juga menaruh perhatian pada
segala tindakan dan rencana tindakan dari organisasi diluar system kesehatan yang
memiliki dampak pada kesehatan (missalnya : pangan, tembakau atau industri
obat).
Sama halnya dengan beragam definisi kebijakan kesehatan, ada banyak
gagasan mengenai pengkajian kebijakan kesehatan beserta penekanannya: seorang
9

ahli ekonomi mungkin berpendapat bahwa kebijakan kesehatan adalah segala


sesuatu tentang pengalokasian sumber daya yang langka bagi kesehatan; seorang
perencana melihatnya sebagai cara untuk mempengaruhi faktorfaktor penentu di
sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan
bagi seorang dokter, kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan layanan kesehatan (Walt 1994). Menurut Walt, kebijakan kesehatan serupa
dengan politik dan segala penawaran terbuka kepada orang yang berpengaruh
pada penyusunan kebijakan, bagaimana mereka mengolah pengaruh tersebut, dan
dengan persyaratan apa.

2.2.2

Tujuan Kebijakan Kesehatan

1. Memahami ilmu kebijakan yang diterapkan di sistem kesehatan,


khususnya dalam topik pemerataan pelayanan kesehatan;
2. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta dalam metode
penelitian kebijakan dan sistem kesehatan sejak dari menyusun proposal,
melaksanakan penelitian kebijakan, dan menuliskan hasil;
3. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta dalam metode analisis
kebijakan, penyebaran hasil penelitian, dan advokasi kebijakan;
4. Mengembangkan pusat pengembangan kebijakan kesehatan nasional dan
regional dalam mendukung pelaksanaan desentralisasi di sektor kesehatan

2.2.3

Implementasi Kebijakan

Implementasi didefinisikan sebagai apa yang terjadi sesuai dengan harapan


dan akibat dari kebijakan dirasakan (DeLeon, 1999). Implementasi kebijakan
cenderung untuk memobilisasi keberadaan lembaga(Blakie & Soussan, 2001).
Pada kebijakan dilihat apakah ada kesenjangan antara yang direncanakan dan
yang terjadi sebagai suatu akibat dari kebijakan. Sebagai contohnya ada banyak
studi kasus dari dampak kebijakan. Contohnya, studi kebijakan upaya
penanggulanggan kekurangan garam yodium di mana kesenjagaan antara aktor10

aktor yang berperan dan proses juga implementasi tidak terlibat. Pendekatan
pengembangan kebijakan oleh pembuat kebijakan biasanya berdasarkan hal-hal
yang masuk akal dan mempertimbangkan informasiinformasi yang relevan.
Namun demikian apabila pada implementasi tidak mencapai apa yang diharapkan,
kesalahan sering kali bukan pada kebijakan itu, namun kepada faktor politik atau
managemen implementasi yang tidak mendukung (Juma & Clarke, 1995). Sebagai
contoh, kegagalan dari implementasi kebijakan bisa disebabkan oleh karena tidak
adanya dukungan politik, managemen yang tidak sesuai atau sedikitnya sumber
daya pendukung yang tersedia (Sutton, 1999). Suatu kebijakan kesehatan dapat
berubah saat diimplementasikan, di mana bisa muncul output dan dampak yang
tidak diharapkan dan tidak bermanfaat untuk masyarakat (Baker, 1996).
Untuk melakukan analisis hubungan antara proses kebijakan dan implementasi
ada beberapa langkah yang diusulkan (Blaikie et al 2001),
1. Milestones Kunci Kebijakan
Pada umumnya kebijakan baru dikembangkan dari kebijakan dan aturan-aturan
yang sudah ada kemudian digabungkan dengan pengalamanpengalaman di
waktu lampau serta prioritas-prioritas yang akan dikembangkan. Milestones
kunci kebijakan adalah keseluruhan dari kebijakan yang lampau, yang sudah
ada, peraturan-peraturan, program-program yang sementara dijalankan.
2. Konteks Pemerintahan dan Politik
Kelanjutan proses kebijakan adalah antara konteks dan gaya birokrasi serta
kemampuan institusi publik, termasuk unsur-unsur sosial dan politik serta
kecenderungan perubahannya.
3. Pendekatan Isu-isu Kunci Kebijakan dan Hubungannya dengan Pendapatan
Keluarga
Penelitian harus dapat mengidentifikasikan hal kebijakan yang mendesak
sehubungan dengan hal-hal yang baru.
4. Proses Pengembangan Kebijakan

11

Inti daripada proses pengembangan kebijakan adalah menganalisis proses


pengembangan kebijakan tersebut. Untuk memahami proses ini indentifikasi
dan pengertian termasuk interaksi dan respons dari aktor sangatlah penting
dalam hal mengformulasikan kebijakan, di mana hasil daripada proses ini dapat
berbentuk suatu formulasi kebijakan makro. Pada proses ini dibutuhkan suatu
pengertian dari struktur formal organisasi yang berhubungan dengan
pengembangan dan implementasi kebijakan. Demikian juga identifikasi dari
aktor-aktor utama di setiap tingkatan pada proses pengembangan kebijakan,
yang meliputi peran dan kekuatan, dan bagaimana kebijakan tersebut dilakukan
pengujian.
5. Hasil Luaran dan Dampak untuk kesejahteraan Masyarakat
Dengan mempertimbangkan proses pengembangan kebijakan, perhatian
ditujukan kepada proses implementasi. Hal ini ditandai dengan aksi terhadap
output, outcome dan impak terhadap kesejahteraan masyarakat. Institusi yang
membuat suatu kebijakan pada hakikatnya akan mengalihkan kepada
pemegang manajemen di tingkat bawah, dan diharapkan hasilnya dapat
berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.
2.2.4

Kebijakan Kesehatan di Indonesia

Menurut UU RI No. 23, tahun 1991, tentang kesehatan. Kesehatan adalah


keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara soial dan ekonomi (RI, 1992). Pengertian ini cenderung
tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh WHO, yaitu: Kesehatan adalah
suatu kaadaan yang sempurna yang mencakup fisik, mental, kesejahteraan dan
bukan hanya terbebasnya dari penyakit atau kecacatan. Menurut UU No. 36, tahun
2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.Jadi, konsep dari analisis kebijakan kesehatan adalah what the
goverment do or not to do,artinya segala keputusan yang pemerintah lakukan
atau tidak dilakukan dalam bidang kesehatan berdasarkan atas kemanfaatan
masyarakat di bidang kesehatan. Kebijakan pemerintah dalam hal kesehatan
12

terdiri atas visi, misi, strategi dan program kesehatan. Masing-masing memiliki
peran untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat. Kebijakan pemerintah
tersebut antara lain:
1. Pemantapan kerjasama lintas sektor.
2. Peningkatan perilaku, kemandirian masyarakat, dan kemitraan swasta.
3. Peningkatan kesehatan lingkungan.
4. Peningkatan upaya kesehatan.
5. Peningkatan sumber daya kesehatan.
6. Peningkatan kebijakan dan menejemen pembangunan kesehatan.
7.

Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penggunaan obat,


makanan dan alat kesehatan yang illegal.

8. Peningkatan IPTEK kesehatan.

2.3 Program
Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek-proyek di bidang
kesehatan baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang. Tidak sedikit
pihak yang merancukan antara proyek dan program. Namun berdasarkan
sumber dari PMI (Project Management Institute), proyek merupakan bagian dari
program yang dilaksanakan oleh lembaga bisnis atau pemerintah atau lembaga
non-profit.
Pada umumnya, suatu program kesehatan diadakan sebagai realisasi dari
rencana program kesehatan di bidang kesehatan yang akan memberikan
dampak pada peningkatan derajad kesehatan suatu masyarakat. Oleh karena itu,
suatu program dapat dipastikan memiliki hulu, yaitu rencana program
kesehatan.
Banyak program-program kesehatan yang dilaksanakan bersamaan
dengan program-program lain, misal program-program di bidang ekonomi atau
pendidikan, atau program-program lainnya dengan tujuan umum yang sama,
yaitu meningkatkan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, program-program
kesehatan perlu diawasi oleh pengawas baik dari institusi pemerintah maupun dari
kalangan politisi dan juga dari lembaga independent. Hal ini dilakukan untuk
13

memastikan bahwa program kesehatan dapat dijalankan sesuai dengan rencana


yang sudah disepakati di awal.
Dalam manajemen strategis perwujudannya berupa bentuk perencanaan
berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah
organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis yang dijabarkan
menjadi perenvcanaan operasional, yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk
program kerja dan proyek tahunan. Berikut beberapa contoh dari program
kesehatan suatu dinas kesehatan:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja Dan Keuangan
5. Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD
6. Program Pengawasan Dan Pengendalian Program
7. Program Pengembangan Kesehatan
8. Program Pemberantasan Penyakit & Penyehatan Lingkungan
9. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat (YANKESMAS)
10. Progrm Pelayanan Medis (YANMEDIS)
Adapun contoh lain dari program kesehatan antara lain:
1. Program bina gizi dan kesehatanibu dan anak
2. Program kefarmasian dan alat kesehatan
3. Program pembunaan upaya kesehatan
4. Program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan

14

2.4 KEGIATAN KESEHATAN

2.4.1

Pengertian kegiatan

merupakan penjabaran dari suatu program

tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan


untuk memperoleh keluaran (output), dan hasil tertentu (outcome) yang
diinginkan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia (SDM, dana,
peralatan/teknologi).

2.4.2

Contoh Kegiatan

Yayasan Unilever Indonesia sudah melalukan edukasi kepada 2 juta orang,


dan telah mencetak tidak kurang dari 50.000 agen perubahan.
Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat dilaksanakan selaras dengan bisnis
korporasi; dalam model yang berskala kecil, melalui kemitraan dengan para
pemangku kepentingan yang relevan, dan dapat direplikasi segera setelah program
sukses dilaksanakan.

15

Sejak berdiri tahun 2005, Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat,


dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
A.

Program Promosi Kesehatan Terpadu

Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung masyarakat Indonesia


menjadi lebih sehat melalui pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat
dikalangan sekolah dasar serta para ibu. Sampai saat ini, program ini telah
mencapai lebih dari 2 juta penerima manfaat dan sebagian besar dilakukan melalui
kerja sama dengan pemerintah yang relevan dan mitra LSM lokal bersama dengan
masyarakat setempat, seperti rincian berikut:
1.

Program Sekolah
Melalui program ini, Yayasan Unilever Indonesia memperkuat UKS

(Usaha Kesehatan Sekolah) dan merevitalisasi keberadaan Dokter Kecil sebagai


agen perubahan. Melalui program ini juga, siswa yang mendapatkan prestasi
tingkat 1 sampai dengan 6 akan didorong untuk lebih sering mempraktekan
kebiasaan cuci tangan dengan sabun serta menggosok gigi sesudah sarapan dan
sebelum tidur malam.
Pesan tentang kesehatan juga terus diberikan kepada ibu-ibu disekitar
posyandu karena ibu akan menyampaikan pesan kesehatan ini ke anak-anak
mereka.
Program ini dilaksanakan di 40 kota dan kabupaten di 6 provinsi;
Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi
Selatan. Program ini memperkuat keberadaan dan kemampuan dokter kecil
sebagai agen perubahan di tingkat sekolah dasar.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tujuan dari program ini adalah untuk menjadikan setiap anak balita usia
pra-sekolah dan taman kanak-kanak untuk menjadi lebih sehat, cerdas dan bahagia
dengan mempraktekkan pola hidup bersih dan sehat sejak usia dini. Yayasan
Unilever Indonesia mempromosikan dua praktek dasar yaitu mencuci tangan
pakai sabun serta sikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur malam.
16

Pembelajaran yang kreatif, diet seimbang dan perawatan yang baik dipromosikan
melalui orang tua dari anak-anak yang berpartisipasi di program ini.
Program ini dilaksanakan di Jawa Timur dan mendorong para ibu serta pengasuh
anak untuk memperhatikan tumbuh kembang anak di bawah usia 5 tahun.
2.

Desa Sehat
Program ini memberdayakan semua sumber daya masyarakat untuk

menciptakan keluarga dan lingkungan masyarakat yang sehat melalui peningkatan


praktek gaya hidup bersih dan sehat, diet seimbang, pengelolaan sampah agar
tercipta lingkungan yang sehat.
Program ini dilaksanakan di 25 desa yang tersebar di dua provinsi
(Yogyakarta dan Jawa Timur).
3.

Pasar Sehat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan

sehat diantara para pelaku ekonomi di pasar, sehingga pada akhirnya akan
menciptakan pasar yang dapat menarik lebih banyak pengunjung.
Program ini dilaksanakan di dua provinsi (Yogyakarta dan Jawa Timur) dan
mencakup 10 pasar tradisional dan memberdayakan kemampuan sekitar 4000
pedagang.
B.

HIV-AIDS Prevention Campaign Program

Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dengan 30% dari


penduduknya adalah kelompok usia 10-24 tahun. Sebuah survei perilaku di ibu
kota Jakarta dan Surabaya menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa pria
dan wanita yang aktif melakukan kegiatan seksual dari tahun ke tahun. Namun,
pengetahuan tentang HIV / AIDS masih rendah dan menyebabkan tingginya
faktor perserbaran infeksi di Indonesia.
Sejak tahun 2006, Yayasan telah mulai melakukan program pencegahan
persebaran HIV/AIDS yang menargetkan siswa SMP dan SMA. Tujuan program
ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV / AIDS dan bagaimana

17

mencegahnya. Lebih dari 50.000 siswa telah mendapatkan manfaat melalui


program ini.
1.

Pencegahan HIV / AIDS Jawa Timur

Program ini dilaksanakan di 6 kabupaten/kota Jawa Timur dan Provinsi


Bali

Melibatkan 60 Sekolah Menengah Pertama dan Atas, Juga memberi


manfaat kepada sekitar 40.150 siswa

Didukung oleh kader posyandu, Duta STOP AIDS, anggota Komisi AIDS
Daerah dan tim relawansekolah

2.

Jakarta STOP AIDS

Dilaksanakan lima wilayah kotamadya di Jakarta

Didukung oleh 250 Duta STOP AIDS dan Komisi Penanggulangan AIDS
tingkat provinsi

Melibatkan 135 Sekolah Menengah Pertama dan Atasyangmemberi


manfaat kepada sekitar 50.000 siswa

3.

Medan STOP AIDS

Dilaksanakan di Kota Medan dan melibatkan 20 Sekolah Menengah Atas

Didukung oleh Duta STOP AIDS

Memberikan penerangan yang benar tentang HIV/AIDS


C. Program Nutrisi

Dari tahun 2007 sampai 2010, program ini dilaksanakan melalui kemitraan
dengan United Nations World Food Programme (PBB) yang dinamakan Together
for Child Vitality. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan
status kesehatan dan gizi di kalangan siswa sekolah dasar. Melalui program ini,
Yayasan Unilever Indonesia melengkapi program School Feeding Program
(Program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah - PMTAS) dengan
menyelenggarakan pendidikan kesehatan dan gizi. Sekitar 75 sekolah dasar dan

18

37.500 anak-anak di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat telah


mendapatkan manfaat dari kerjasama ini.
Pada tahun 2009, Unilever turut menjadi penggagas Project Laser Beam, suatu
kemitraan publik-swasta internasional yang melibatkan UN-World Food
Programme dan organisasi sektor swasta. Kerjasama ini bertujuan untuk
mempercepat pemberantasan masalah gizi anak, khususnya anak usia bawah lima
tahun (Balita) dan juga faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan kebersihan,
ketersediaan air dan mata pencaharian di Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2011,
Unilever Indonesia mengembangkan serangkaian alat bantu edukasi yang bahan
bahannya telah diuji untuk memastikan bahwa media tersebut dapat diterima
dengan baik oleh penerima manfaat, dan mengembangkan strategi untuk
meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan dan kebersihan di sekolah dasar
terpilih pada tahun 2012. Sementara itu, tidak kurang dari 9.500 siswa akan
memiliki akses ke program PMT-AS.
Program Kerja dan Kegiatan

Program dan Kegiatan

1. Program obat dan berbekalan kesehatan

1) Tujuan
Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkau obat dan berbekalan
kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga dan
kosmetika

2)

Sasaran:

19

a. Meningkatnya penggunaan obat generik di PKD menjadi 98%


b. Meningkatnya penggunaan perbekalan kesehatan yang
memenuhi standar kesehatan.
c. Sarana kesehatan yang dimonitoring meningkat menjadi 90%

3)

Kegiatan Pokok

a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan


b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

1) Tujuan:
Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui
Puskesmas dan jaringannya, meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling
dan Bidan Desa.

2)

Sasaran:

a.

Semua kabupaten/kota memiliki layanan PSC 24 jam

b.

Semua kelompok kerja mendapatkan UKK di 9 kab/kota

20

c.

Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di 9 kab/kota

d.

Semua kelompok masyarakat yang rentan memperoleh


pelayanan kesehatan gratis di desa sasaran

3)

Kegiatan Pokok:

a. Operasional P3K dan Safe Community (Patroli Ambulance


Advance
RS)
b. Upaya Kesehatan Kerja
c. Peningkatan Kesehatan dasar
d. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
e. peningkatan Kesehatan masyarakat

3. Program Pengawasan Obat dan Makanan

21

1) Tujuan
Terawasinya mutu, keamanan dan kasiat produk terapetik/obat, obat tradisioanl
(OT), kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRK), produk komplemen
(PK) dan makanan serta produk hasil olahannya.

2)

Sasaran:

Pelayanan kefarmasian yang diawasi dan dikendalikan mencapai 95%

3)

Kegiatan Pokok:

a. Pengawasan dan Pengendalian pelayanan kefarmasian


b. Peningkatan pengawasan keamanan pangan berbahaya
c. Peningkatan mutu pelayanan farmasi

4. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

1) Tujuan:
Pelayanan pengobatan tradisional yang aman dan dapat dipertanggungjawabkan

2)

Sasaran:

22

a.

Pengobat tradisional yang terdaftar mencapai 95%

b.

Semua kabupaten/kota melaksanakan TOGA

c.

Pengobat tradisional yang memenuhi standar kesehatan


mencapai 95%

3)

Kegiatan Pokok:

a. Revitalisasi dan pembinaan Pengobatan Tradisional


b. Pembinaan TOGA
c. Pelayanan Pengobatan Tradisional

5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1) Tujuan:
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat serta
terciptanya

lingkungan

yang

kondusif

untuk

mendorong

terbentuknya

kemampuan tersebut

2)

Sasaran:

a.

Terbentuknya Desa Siaga di seluruh Bali

23

b.

Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan


rumah tangga, sekolah, fasilitas pemerintah, tempat kerja
dan tempat-tempat umum

3)

Kegiatan Pokok:

6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

1) Tujuan:
Meningkatnya status gizi masyarakat secara optimal sehingga dapat meningkatkan
intelektualitas dan produktifitas sumberdaya manusia

2)

Sasaran :

a.

Semua Kecamatan bebas rawan gizi

b.

Semua Balita mendapat Makanan Tambahan Pendamping ASI


(MP ASI)

c.

Keluarga Sadar gizi menjadi 45%

d.

Semua Balita dengan gizi kurang mendapat perawatan

e.

Meningkatnya Cakupan Pemberian ASI Eklusif 50%

f.

Menurunnya Prevalensi KEK Ibu Hamil sampai dengan <2%

24

g. Tercapapainya persentase Bayi BGM <4%


h.

Menurunnya prevalensi kurang gizi sampai dengan 3%.

i.

Menurunnya prevalensi Berat Badan Bayi Lahir Rendah


(BBLR) : 1,75. %

j.

Meningkatnya Cakupan Pemberian Vitamin A menjadi 90%.

k.

Meningkatnya Cakupan Ibu Hamil mendapat Teblet Fe III


menjadi 86%.

l.

Meningkatnya Cakupan Ibu Hamil mendapat Teblet Fe I


menjadi 90%.

m.

Meningkatnya cakupan penanggulangan garam beryodium


menjadi 75%.

3)

Kegiatan Pokok:

a. Peningkatan pendidikan gizi masyarakat


b. Penanggulangan dan perbaikan gizi masyarakat

7. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

1) Tujuan:

25

Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat agar dapat menurunkan
angka

kesakitan

dan

kematian

penyakit

berbasis

lingkunganmelalui

pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakan pembangunan


berwawasan Kesehatan

2)

Sasaran:

a.

Meningkatnya persentase keluarga menggunakan sarana air


bersih yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 96% dan
keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat
kesehatan menjadi 84%

b.

Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang


memenuhi syarat kesehatan menjadi 88%

c.

Meningkatnya persentase tempat-tempat umum yang


memenuhi syarat kesehatan menjadi 93%

d.

Meningkatnya prosentase tempat pengolahan makanan TPM


yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 93 %

e.

Meningkatnya prosentase institusi kesehatan yang


memenuhi syarat kesehatan menjadi 100 %

f.

Semua kab/kota menjadi kab/kota sehat

8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

26

1) Tujuan:
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular

2)

Sasaran:

a.

Semua Desa mencapai UCI (Universal Child Immunization )

b. Terselenggaranya system surveilans dan kewaspadaan dini


serta penanggulangan KLB/Wabah
c.

Menurunya Angka Accute Flacid Paralysis (AFP


rate) menjadi 2/100.000 penduduk.

d.

Meningkatnya Cakupan Penemuan BTA+ menjadi 70%

e.

Meningkatnya Cakupan Keberhasilan pengobatan TB menjadi


85%.

f.

Menurunya Angka Kematian diare (CFR) diare pada saat KLB


menjadi < 1%

g.

Menurunnya angka kesakitan Penyakit demam berdarah


menjadi 100/100.000 penduduk.

h.

Menurunnya Angka Kematian (CFR) akibat penyakit DBD


menjadi <1%.

27

i.

Meningkatnya Angka bebas jentik 95%

j.

Menurunnya Angka Annual Parasite Incidence menjadi


< 1/1000 penduduk

k.

MeningkatkanCakupan penenuan pneumonia Balita 94%

l.

Meningkatnya persentase ODHA yang memenuhi syarat


mendapat ARV 81%

m. Tercapainya Angka prevalensi kusta < 1/10.000 penduduk

9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

1) Tujuan:
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang memenuhi standar.

2)

Sasaran:

Sarana dan tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan 80%

10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

1) Tujuan:

28

Terlayaninya penduduk miskin dalam pelayanan kesehatan

2)

Sasaran:

Seluruh penduduk miskin di Bali memperoleh pelayanan kesehatan

3)

Kegiatan Pokok:

a.

Pelayanan kesehatan masyarakat miskin melalui Jamkesmas

11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan


Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

1) Tujuan:
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan jaringannya.

2)

Sasaran:

Puskesmas yang ditingkatkan menjadi puskesmas rawat inap mencapai 39


puskesmas

3)

Kegiatan Pokok:

a. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas rawat inap

29

12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan


Prasarana

Rumah

Sakit/Rumah

Sakit

Jiwa/

Rumah

Sakit

Paru/Rumah Sakit Mata

1) Tujuan:
Meningkatnya ketersediaan pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata

2)

Sasaran:

Tersedianya sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru/Rumah Sakit Mata yang memenuhi standar pelayanan kesehatan di 9
kab/kota

13. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah


Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata

1) Tujuan:
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/
Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata

30

2)

Sasaran:

Semua sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru/Rumah Sakit Mata menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar kualitas pelayanan kesehatan

14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Masyarakat

1) Tujuan:
Terlindunginya kesehatan masyarakat dengan sistem jaminan pemeliharaan
kesehatan

2)

Sasaran:

Masyarakat yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar


mencapai 80%

3)

Kegiatan Pokok:

a.

Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat miskin

b.

Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat melalui JKSB

31

(Jaminan Kesehatan Sosial Bali)

15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan kesehatan anak balita

2)

Sasaran:

a.

Neonatal dengan komplikasi yang ditangani: 80%

b.

Kunjungan neonatal: 95%

c.

Deteksi dini tumbuh kembang anak di Posyandu: 80%

3)

Kegiatan Pokok:

a.

Deteksi dini tumbuh kembang anak

b.

Pendidikan dan pelatihan perawatan anak balita

c.

Monitoring dan evaluasi

32

16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehaan Lansia

1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia

2)

Sasaran:

Seluruh desa di Bali menyelenggarakan Posyandu lansia

3)

Kegiatan Pokok:

a.

Revilatisasi Posyandu lansia

b.

Pengembangan posyandu lansia

17. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

1) Tujuan:
Terawasinya mutu dan keamanan makanan serta produk hasil olahannya.

2)

Sasaran:

Terawasi dan terkendalinya mutu dan keamanan makanan serta produk hasil
olahannya: 80%

33

3)

Kegiatan Pokok:

a. Peningkatan pengawasan dan pengendalian keamanan dan


kesehatan makanan
b. Peningkatan pemberdayaan konsumen / masyarakat
c. Bimbingan dan Pengendalian

18. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Anak

1) Tujuan:
Meningkatkan pelayanan dan keselamatan ibu melahirkan anak

2)

Sasaran:

a.

Seluruh persalinan mendapat pertolongan tenaga kesehatan

b.

Ibu hamil mendapat pelayanan K1: 100%

c.

Ibu hamil mendapat pelayanan K4: 95%

d.

Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani menjadi 98%

e.

Pelayanan ibu nifas mencapai 98%

f.

Peserta KB aktif menjadi 75%

34

3)

Kegiatan Pokok:

a.

Pertolongan persalinan ibu hamil dari keluarga kurang mampu

b.

Bimbingan dan pengendalian

19. Program Pendidikan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

1) Tujuan:
Meningkatnyakemampuan, ketrampilan dan profesionalisme pegawai dan calon
pegawai negeri sipil yang berkaitan dengan kesehatan dalam pelaksanaan tugas
kedinasan yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal.

2)

Sasaran:

a.

Jumlah tenaga teknis yang ditingkatkan kemampuannya


sebanyak 50%

b. Terealisasinya pemenuhan kebutuhan tenaga PTT sebanyak


80%

3)

Kegiatan Pokok:

a.

Pelatihan dan pendidikan formal

35

b.

Pembinaan dan penyebarluasan tenaga kesehatan

c.

Perencanaan dan pendataan tenaga kesehatan

Program Transisi
Sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kab/Kota, maka sampai tahun 2013 program pengembangan kesehatan
dititikberatan pada:
1.

Program peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan


kesehatan.

2.

Peningkatan mutu sumber daya manusia dan lingkungan


yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma
sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak
pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut

3.

Peningkatan dan pemeliharaan mutu, efisiensi akuntabilitas


lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan
sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana
prasarana dalam bidang medis, mutu serta ketersediaan

36

obat
yang terjangkau oleh masyarakat.
4.

Peningkatan hubungan kerjasama dan koordinasi antara


daerah baik antar kabupaten/kota maupun antar provinsi
dengan kabupaten/kota.

5.

Pengembangan Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat


(Jamkesmas).
Program Pengawasan obat dan makanan serta pemantapan manajemen

pembangunan kesehatan dengan konsep paradigma sehat secara sinergis lintas


sektor

37

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen strategik berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan
strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam
praktek. Implementasi
mewujudkan

strategi

strategi

adalah

dan

kebijakannya

proses

dimana

dalam

manajemen

tindakan

melalui

pengembangan program, anggaran dan prosedur. Program kesehatan adalah


kumpulan dari proyek-proyek di bidang kesehatan baik yang berjangka pendek
maupun jangka panjang kebijakan kesehatan diasumsikan untuk merangkum
segala

arah

tindakan

(dan

dilaksanakan)

yang

mempengaruhi

tatanan

kelembagaan, organisasi, layanan dan aturan pembiayaan dalam system


kesehatan. Kegiatan merupakan penjabaran dari suatu program tindakan yang
dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan untuk memperoleh
keluaran (output), dan hasil tertentu (outcome) yang diinginkan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia (SDM, dana, peralatan/teknologi).

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas diharapkan adanya koordinasi antara
kebijakan, program dan kegiatan dalam proses implementasi strategi. Untuk itu
setiap anggota diharapkan dapat melakukan setiap tugasnya dengan total,
sehingga segala tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

38

DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes.kulonprogokab.go.id/index.php?pilih=hal&id=28
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1435/BAB%202.pdf?
sequence=3
http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Manajemen%20Program
%20Kesehatan/Sesi_7_C_Manajemen_Program_Kesehatan.pdf
http://www.diskes.baliprov.go.id/id/Program-Kerja-dan-Kegiatan2

39

Anda mungkin juga menyukai