Disusun oleh :
Nama : Zamharirah Risal
NIM : 22030116120034
KELAS GENAP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Globalisasi
menghipnotis
telah
banyak
menjadi
orang.
mantra
Kecuali
yang
doktrin
memukau
sangat
dan
jarang
diri
untuk
menghadapinya,
agar
dapat
memetik
mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut bila
ingin dikatakan tidak ketinggalan zaman.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam keseluruhan proses kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan.
Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, bangsa dan negara. Jika sistem
pendidikanya berfungsi secara optimal maka akan tercapai kemajuan yang dicitacitakanya. Sebaliknya bila proses pendidikan yang dijalankan tidak berjalan secara
baik maka tidak dapat mencapai kemajun yang dicitacitakan. Pendiidkan Islam adalah
bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan agama Islam harus diberikan sejak dini, mulai dari usia
kanakkanak, remaja, bahkan dewasa. Dalam Islam dikenal istilah pendidikan
sepanjang hayat (long life education). Artinya selama ia hidup tidak akan lepas dari
pendidikan, karena setiap langkah manusia hakikatnya adalah belajar, baik langsung
maupun tidak langsung. Walaupun terdapat banyak kritik yang dilancarkan oleh
berbagai kalangan terhadap pendidikan, atau tepatnya terhadap praktek pendidikan,
namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib suatu komunitas atau suatu bangsa di
masa depan sangat bergantung pada kontibusinya pendidikan. Misalnya, sangat yakin
bahwa pendidikanlah yang dapat memberikan kontribusi pada kebudayaan di hari
esok.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian globalisasi ?
2. Apa dampak globalisasi dalam dunia pendidikan ?
3. Apa tantangan yang tengah dihadapi pendidikan agama islam di era globalisasi ?
4. Bagaimana upaya pendidikan agama islam dalam mengatasi tantangan global ?
1.3
Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui pengertian globalisasi.
2. Untuk mengetahui dampak globalisasi dalam dunia pendidikan.
3. Untuk mengetahui tantangan yang tengah dihadapi pendidikan agama islam di era
globalisasi.
Pengertian Globalisasi
Globalisasi merupakan Pelenyap dinding dan jarak antara satu dengan bangsa
lain, dan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain Globalisasi
mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia dalam berbagai
aspek kehidupan, baik aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain termasuk
pendidikan. Sebagai alat pengontrol pendidikan mempunyai peran yang sangat penting
dalam mencegah dan menanggulangi dampak negatif globalisasi, dan dalam
merespons secara positif dan mengembangkannya manfaat dari globalisasi.
2.2
kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat
satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses
belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas.
Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan
mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui
presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga
mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
Adapun dampak negative dengan adanya globalisasi yaitu :
1. Komersialisasi Pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan
sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. Kasus beberapa
kampus di Indonesia yang masih belum hilang dari ingatan kita pada beberapa
tahun yang lalu, tahun 2008 misalnya, merupakan bukti nyata kemrosotan nilainilai luhur dalam pendidikan. Gelar dapat diperoleh dengan harga murah. Tanpa
harus mengikuti proses belajar mengajar yang sesuai prosedur. Munculnya sekolahsekolah swasta elit yang bersaing menawarkan terobosan-terobosan baru dalam
dunia pendidikan yang kebanyakan hanya sebagai media bisnis. Karena mereka
menyodorkan terobosan dalam dunia pendidikan dengan imbalan uang yang tak
sedikit jumlahnya.
2. Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi
dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa.
Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative
bertebaran
di
internet.
Misalnya:
pornografi,
kebencian,
rasisme,
3. Ketergantungan
teknologi
yang
namanya
computer,
proses
kreasi
dan
Krisis Moral
Krisis moral ini diakibatkan oleh adanya acara-acara di media
elektronika dan media massa lainnya, menyuguhkan pergaulan bebas, sex bebas,
konsumsi alkohol dan narkotika, perselingkuhan, sex bebas, konsumsi al-kohol,
pornografi dan kekerasan. Hal ini akan berakibat pada perbuatan negatif generasi
muda seperti tawuran, pemerkosaan, hamil di luar nikah, penjambretan,
pencopetan, penodongan, pembunuhan, malas belajar dan tidak punya integritas
dan krisis akhlak.
2.
Krisis Kepribadian
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyuguhkan
kemudahan, kenikmatan dan kemewahan akan menggoda kepribadian seseorang.
Nilai kejujuran, kesederhanaan, kesopanan, kepedulian sosial akan terkikis.
Untuk itu sangat mutlak dibutuhkan bekal pendidikan agama, agar kelak dewasa
tidak menjadi manusia yang berkepribadian rendah, melakukan korupsi, kolusi
dan nepotisme, melakukan kejahatan intelektual, merusak alam untuk
kepentingan pribadi, menyerang kelompok yang tidak sepaham.
Faktor yang menyebabkan adanya tantangan di atas dikarenakan longgarnya
Dengan kondisi semacam ini pendidikan agama Islam dituntut untuk membekali
peserta didik dengan nilai moral, kepribadian, kualitas dan kedewasaan hidup guna
menjalani kehidupan bangsa yang multikultural, yang sedang dilanda krisis ekonomi
agar dapat hidup damai dalam komunitas dunia di era globalisasi.
Untuk menghadapi kondisi demikian diperlukan adanya strategi khusus untuk
mengupayakan pelaksanaan pendidikan agama Islam secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu diperlukan rekontruksi dan reformasi pendidikan agama Islam agar bisa
menghadapi tantangan global dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan telaah kritis dan menyeluruh terhadap agama, baik yang bentuknya
normatif maupun historis. Teks-teks suci yang bersifat normative perlu dipahami
secara utuh, sehingga nilai-nilai dasar agama dapat ditangkap secara keseluruhan.
Sedang dalam sisi historis, pemahaman umat terhadap agamanya sepanjang sejarah
perlu diperiksa kembali.
2. Perlu adanya pengintegrasian pendidikan agama dengan ilmuilmu lain. Sehingga
tidak menimbulkan pandangan yang dikotomis yang menyebabkan timbulnya
perbedaan anggapan ada perbedaan nilai dan keutamaan antara pendidikan agama
dengan keilmuan lainnya. Sebagaimana di Barat yang sekuler, moralitas dan etika
diajarkan dalam setiap mata pelajaran, bukan hanya pada mata pelajaran agama
saja. Bahkan ajaranajaran agama hanya memuat masalah-masalah spiritual
individual yang bersifat teknis ritual. Seluruh mata pelajaran dan aktivitas di
sekolah diarahkan sebagai sumber moralitas dan kebaikan bagi peserta didik
3. Perlunya melakukan revolusi pembelajaran pendidikan agama dengan cara
mempraktikkan nilai-nilai luhur agama tersebut dalam kehidupan nyata yang
ditopang oleh prinsip-prinsip keadilan atau kerukunan antar umat beragama
4. Diperlukan adanya reformulasi materi pembelajaran pendidikan agama Islam.
Disamping perlu adanya reformasi materi-materi Pendidikan Agama Islam yang
selama ini menjebak pada ranah kognitif dengan mengabaikan ranah psikomotorik
dan afektif, materi pendidikan agama Islam dipandang masih jauh dari pendekatan
pendidikan multikultural, akibatnya masih banyak kerusuhan di berbagai tempat
5. Diperlukan adanya transformasi dan internalisasi nilai-nilai agama ke dalam pribadi
peserta didik dengan cara; pergaulan, memberikan suri tauladan dan mengajak serta
mengamalkannya. Pada hakikatnya pendidikan adalah proses transformasi dan
internalisasi nilai, proses pembiasaan terhadap nilai, proses rekontruksi nilai, serta
proses penyesuaian terhadap nilai. Proses transformasi dan internalisasi nilai
pendidikan agama Islam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara evolusi dan
revolusi. Cara evolusi menuntut adanya keuletan dan kesabaran, dengan rentang
waktu yang panjang dan disampaikan secara berangsur-angsur. Sebaliknya, cara
revolusi menuntut adanya perombakan tata nilai yang sudah usang dan dimodifikasi
atau bahkan diganti dengan nilai-nilai baru. Cara ini tidak menutup adanya
kemungkinan perpecahan, perselisihan, atau bahkan peperangan
6. Diperlukan sumberdaya guru agama Islam yang berkualitas. Pada saat ini ada
kecenderungan untuk menunjuk guru sebagai salah satu faktor penyebab
minimnya kualitas lulusan. Kritikan mulai dari ketidakefektifan guru dalam
menjalankan tugas, kurangnya motivasi dan etos kerja, sampai kepada
ketidakmampuan guru dalam mendidik dan mengajar. Untuk meningkatkan
motivasi dan etos kerja guru maka factor pemenuhan kebutuhan sangat
berpengaruh. Untuk itu bagaimana mengarahkan kekuatan yang ada dalam diri
guru untuk mau melakukan upaya ke arah tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran agama Islam harus dirumuskan dengan bentuk behavior
dan measruable. Strategi pembelajaran yang dimaksud di sini adalah suatu kondisi
yang diciptakan oleh guru dengan sengaja yang meliputi metode, materi, sarana dan
prasarana, media dan lain sebagainya agar siswa dipermudah dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan
Pendidikan agama Islam sebenarnya tidak hanya cukup dilakukan dengan
pendekatan teknologi karena aspek yang dicapai tidak cukup kognitif tetapi justru
lebih dominan yang afektif dan psikomotorik, maka perlu pendekatan yang bersifat
nonteknologik. Pembelajaran tentang akidah dan akhlak lebih menonjolkan aspek
nilai, baik ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan
dikembangkan pada diri siswa sehingga dapat melekat menjadi kepribadian yang
mulia.
Sehingga diperlukan beberapa strategi dalam pembelajaran nilai yaitu tradisional
maksudnya dengan memberikan nasihat dan indoktrinasi, bebas maksudnya siswa
diberi kebebasan nilai yang disampaikan, reflektif maksudnya dengan pendekatan
teoritik dan empirik, transinternal maksudnya guru dan siswa sama-sama terlibat
dalam proses komunikasi aktif tidak hanya verbal dan fisik tetapi juga melibatkan
komunikasi batin
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Globalisasi mengandung arti terintegrasinya kehidupan nasional ke dalam
kehidupan global. Bila dikaitkan dalam bidang pendidikan, globalisasi pendidikan
berarti terintegrasinya pendidikan nasional ke dalam pendidikan dunia. Jadi dapat
kita pahami bahwasanya maksud dari pendidikan Islam di era globalisasi ialah
bagaimana pendidikan Islam itu mampu menghadapi perubahanperubahan di
segala aspek kehidupan yang penuh dengan tantangan yang harus dihadapi dengan
pendidikan yang lebih baik lagi.
1. Arus globalisasi mempunyai dampak pada kehidupan manusia dalam segala
line termasuk dalam pendidikan. Sehingga dunia pendidikan juga harus bijak
menyikapi adanya globalisasi yang sudah tak terbendung lagi pada abad ini.
2. Pendidikan adalah sebagai media yang tepat dalam menghadapi globalisasi.
Sehingga kebijakan-kebijakan pendidikan yang terkait dengan kemajuan
pendidikan untuk mempersiapkan generasi bangsa yang siap masa depan
memerlukan pengajaran (pendidikan) yang berkualitas sehingga melahirkan
generasi bangsa yang baik.
3. Adanya globalisasi tidak harus memberagus tradisi pendidikan Indonesia,
tetapi tepatnya adalah mengambil yang baik untuk menyesuaikan dengan
perkembangan zaman serta mempertahankan nilai-nilai dan tradisi lokal yang
masih layak ditampilkan dalam pentas global. Pendidikan kita (Indonesia)
tidak boleh terjebak arus global dengan pragmatisme dan komersialisasi
pendidikan, tetapi mempu memfilter adanya tersebut.
3.2
Saran
Pendidikan agama Islam merupakan komponen penting dalam menghadapi
era globalisasi. Untuk menghadapi tantangan globalisasi tersebut diperlukan
pembinaan moral dan kemanusiaan bangsa yang didasarkan kepada ajaran agama.
Jika moralitas dan kemanusiaan dalam kehidupan bangsa merupakan komitmen
bersama, maka rekontruksi dan reformasi pendidikan agama menjadi kemestian
dan keharusan bagi segenap kalangan agamawan, tokoh intelektual, dan kaum
pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Ahmad., 2015. Islam dan Globalisasi Pendidikan. Jurnal Managemen Pendidikan
Islam. Vol 7(1). Hal: 1-11.
Khobir Abdul., 2009. Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi. Vol 7(1). Hal: 2-11.
Syaiful A., 2013. Tantangan Globalisasi Terhadap Pendidikan Islam di Pesantren. Vol 01(01).
Hal: 17-32.