Anda di halaman 1dari 11

GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun oleh :
Nama : Zamharirah Risal
NIM : 22030116120034
KELAS GENAP

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Globalisasi
menghipnotis

telah

banyak

menjadi
orang.

mantra
Kecuali

yang
doktrin

memukau
sangat

dan

jarang

ditemukan perdebatan ilmiah dan kritis terhadapnya. Kalimat paling


akrab ditelinga masyarakat mulai dari siswa SLTP hingga mahasiswa,
bahkan para dosennya adalah " mau tidak mau, suka tidak suka, kita
tidak bisa menghindar dari arus globalisasi. Masalahnya bagaimana
menyiapkan

diri

untuk

menghadapinya,

agar

dapat

memetik

manfaat dari arus besar itu".


Zaman globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan tekonologi yang
tak bendung lagi, menuntut kita untuk ikut ambil bagian peran agar tidak dicap sebagai
negara-bangsa yang tertinggal oleh negara luar. Kemajuan dan perbaikan dalam segala
hal ini hendaknya segera diperbaiki dan memberikan layanan sebaik mungkin kepada
masyarakat, termasuk akses layanan dalam pendidikan yang berkualitas.
Menghadapi zaman ini, dibutuhkan sebuah Sumber Daya Manusia (SDM) yang
handal dan mampu bersaing sesuai dengan zamannya. Kualitas SDM musthail
terwujud tanpa adanya layanan pendidikan yang berkualitas pula terhadap generasi
bangsa. Jika suatu Negara pendidikan maju, maka akan tersedia sumber daya manusia
yang berkualitas pula, karena SDM yang berkualitas juga dicetak dari pendidikan yang
berkualitas.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin
kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia
pendidikan. Banyak sekolah di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai
melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Selain itu berbagai
jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta yang membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan
dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang
semakin ketat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih telah
mengakibatkan banyak perubahan dalam tatanan sosial dan moral yang dahulu sangat
dijunjung tinggi, kini tampaknya kurang diindahkan, peserta didik dituntut untuk

mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut bila
ingin dikatakan tidak ketinggalan zaman.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam keseluruhan proses kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan.
Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, bangsa dan negara. Jika sistem
pendidikanya berfungsi secara optimal maka akan tercapai kemajuan yang dicitacitakanya. Sebaliknya bila proses pendidikan yang dijalankan tidak berjalan secara
baik maka tidak dapat mencapai kemajun yang dicitacitakan. Pendiidkan Islam adalah
bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan agama Islam harus diberikan sejak dini, mulai dari usia
kanakkanak, remaja, bahkan dewasa. Dalam Islam dikenal istilah pendidikan
sepanjang hayat (long life education). Artinya selama ia hidup tidak akan lepas dari
pendidikan, karena setiap langkah manusia hakikatnya adalah belajar, baik langsung
maupun tidak langsung. Walaupun terdapat banyak kritik yang dilancarkan oleh
berbagai kalangan terhadap pendidikan, atau tepatnya terhadap praktek pendidikan,
namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib suatu komunitas atau suatu bangsa di
masa depan sangat bergantung pada kontibusinya pendidikan. Misalnya, sangat yakin
bahwa pendidikanlah yang dapat memberikan kontribusi pada kebudayaan di hari
esok.
1.2

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian globalisasi ?
2. Apa dampak globalisasi dalam dunia pendidikan ?
3. Apa tantangan yang tengah dihadapi pendidikan agama islam di era globalisasi ?
4. Bagaimana upaya pendidikan agama islam dalam mengatasi tantangan global ?

1.3

Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui pengertian globalisasi.
2. Untuk mengetahui dampak globalisasi dalam dunia pendidikan.
3. Untuk mengetahui tantangan yang tengah dihadapi pendidikan agama islam di era
globalisasi.

4. Untuk mengetahui upaya pendidikan agama islam dalam mengatasi tantangan


global.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Globalisasi
Globalisasi merupakan Pelenyap dinding dan jarak antara satu dengan bangsa
lain, dan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain Globalisasi
mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia dalam berbagai
aspek kehidupan, baik aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain termasuk
pendidikan. Sebagai alat pengontrol pendidikan mempunyai peran yang sangat penting
dalam mencegah dan menanggulangi dampak negatif globalisasi, dan dalam
merespons secara positif dan mengembangkannya manfaat dari globalisasi.

2.2

Dampak Globalisasi dalam Dunia Pendidikan


Ketika globalisasi masuk dalam dunia pendidikan tentunya juga mempunyak
dampak yang berbeda. Karena setiap sesuatu memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing, tergantung kepada bagaimana memandang hal yang dimaksud..
Adapun dampak positif yang dapat kita ambil dengan adanya globalisasi yaitu :
1. Proses belajar mengajar yang modern
Di zaman yang berbeda-beda, tuntutan terhadap talenta dan spesialisasi
individu juga berbeda-beda. Zaman agricultural adalah masa bekerja keras dan
mencari nafkah lewat kerja fisik. Zaman industri menuntut standarisasi dan tidak
menekankan kualitas dan talenta individual. Tetapi zaman internet, seperi sekarang
ini, merupakan zaman untuk membebaskan kualitas-kualitas individu yang sering
tertindas di zaman industri. Sehingga pendidikan perlu mengadakan sistem
perubahan. Jika tidak, belajar di sekolah bisa menjadi upaya sia-sia tanpa maksud
dan tujuan yang jelas.
Untuk itu, revolusi-revolusi baru telah diterapkan dalam dunia pendidikan
Indonesia, termasuk pengubahan kurikulum dari kurikulum 1994, guru sebagai
pusat pembelajaran menjadi kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum satuan
tingkat pendidikan dengan penerapan CBSA (cara belajar siswa aktif), yaitu siswa
diikutsertakan dalam proses belajar mengajar. KTSP, dan sampai sekarang yaitu
kurikulum 2013 dengan mengintegrasikan pendidikan karakter kedalamnya.
2. Siswa dituntut berperan aktif dalam proses belajar mengajar

Dalam dunia pendidikan Indonesia, globalisasi membawa banyak dampak dan


efek. Dampak tersebut tak hanya bersifat positif tapi juga berdampak negative.
merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal
berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan
komputer.
Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar
sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer.
Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi
suatu proses komunikasi.
3. Penyampaian Materi dengan bantuan computer
Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat
mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang
bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia,
para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan
menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat
a) Perubahan Corak Pendidikan
Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara.Tuntutan
untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World
Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus
berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah
diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigm
pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah
atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang
dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
b) Kemudahan Dalam Mengakses Informasi
Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya
globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses
berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa
terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya.
c) Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa
Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru.
Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK
yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal
pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di

kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat
satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses
belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas.
Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan
mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui
presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga
mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
Adapun dampak negative dengan adanya globalisasi yaitu :
1. Komersialisasi Pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan
sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. Kasus beberapa
kampus di Indonesia yang masih belum hilang dari ingatan kita pada beberapa
tahun yang lalu, tahun 2008 misalnya, merupakan bukti nyata kemrosotan nilainilai luhur dalam pendidikan. Gelar dapat diperoleh dengan harga murah. Tanpa
harus mengikuti proses belajar mengajar yang sesuai prosedur. Munculnya sekolahsekolah swasta elit yang bersaing menawarkan terobosan-terobosan baru dalam
dunia pendidikan yang kebanyakan hanya sebagai media bisnis. Karena mereka
menyodorkan terobosan dalam dunia pendidikan dengan imbalan uang yang tak
sedikit jumlahnya.
2. Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi
dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa.
Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative
bertebaran

di

internet.

Misalnya:

pornografi,

kebencian,

rasisme,

kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan


seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa
pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba
banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu
diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan
sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs
pertemanan facebook dan yang lainnya. Hal ini sangat berbahaya
pada proses belajar mengajar.

3. Ketergantungan

Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet


dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga
guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar
mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut. Tidak ada kemandirian bagi
pendidikan dan peserta untuk mengembangkan pembelajaran dengan
teknologi sederhana. Maka ketika aktivitas pembelajaran dipusatkan
terhadap

teknologi

yang

namanya

computer,

proses

kreasi

dan

kerajinan tangan pada peserta didik akan berkurang


2.3

Tantangan yang Tengah Dihadapi Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi


1.

Krisis Moral
Krisis moral ini diakibatkan oleh adanya acara-acara di media
elektronika dan media massa lainnya, menyuguhkan pergaulan bebas, sex bebas,
konsumsi alkohol dan narkotika, perselingkuhan, sex bebas, konsumsi al-kohol,
pornografi dan kekerasan. Hal ini akan berakibat pada perbuatan negatif generasi
muda seperti tawuran, pemerkosaan, hamil di luar nikah, penjambretan,
pencopetan, penodongan, pembunuhan, malas belajar dan tidak punya integritas
dan krisis akhlak.

2.

Krisis Kepribadian
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyuguhkan
kemudahan, kenikmatan dan kemewahan akan menggoda kepribadian seseorang.
Nilai kejujuran, kesederhanaan, kesopanan, kepedulian sosial akan terkikis.
Untuk itu sangat mutlak dibutuhkan bekal pendidikan agama, agar kelak dewasa
tidak menjadi manusia yang berkepribadian rendah, melakukan korupsi, kolusi
dan nepotisme, melakukan kejahatan intelektual, merusak alam untuk
kepentingan pribadi, menyerang kelompok yang tidak sepaham.
Faktor yang menyebabkan adanya tantangan di atas dikarenakan longgarnya

pegangan terhadap agama dengan mengedepankan ilmu pengetahuan, kurang


efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh keluarga yaitu dengan keteladanan
dan pembiasaan, derasnya arus informasi budaya negatif global, diantaranya
hedonisme, sekulerisme, pornografi, dan lain-lain.
2.4

Upaya Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Tantangan Global

Dengan kondisi semacam ini pendidikan agama Islam dituntut untuk membekali
peserta didik dengan nilai moral, kepribadian, kualitas dan kedewasaan hidup guna
menjalani kehidupan bangsa yang multikultural, yang sedang dilanda krisis ekonomi
agar dapat hidup damai dalam komunitas dunia di era globalisasi.
Untuk menghadapi kondisi demikian diperlukan adanya strategi khusus untuk
mengupayakan pelaksanaan pendidikan agama Islam secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu diperlukan rekontruksi dan reformasi pendidikan agama Islam agar bisa
menghadapi tantangan global dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan telaah kritis dan menyeluruh terhadap agama, baik yang bentuknya
normatif maupun historis. Teks-teks suci yang bersifat normative perlu dipahami
secara utuh, sehingga nilai-nilai dasar agama dapat ditangkap secara keseluruhan.
Sedang dalam sisi historis, pemahaman umat terhadap agamanya sepanjang sejarah
perlu diperiksa kembali.
2. Perlu adanya pengintegrasian pendidikan agama dengan ilmuilmu lain. Sehingga
tidak menimbulkan pandangan yang dikotomis yang menyebabkan timbulnya
perbedaan anggapan ada perbedaan nilai dan keutamaan antara pendidikan agama
dengan keilmuan lainnya. Sebagaimana di Barat yang sekuler, moralitas dan etika
diajarkan dalam setiap mata pelajaran, bukan hanya pada mata pelajaran agama
saja. Bahkan ajaranajaran agama hanya memuat masalah-masalah spiritual
individual yang bersifat teknis ritual. Seluruh mata pelajaran dan aktivitas di
sekolah diarahkan sebagai sumber moralitas dan kebaikan bagi peserta didik
3. Perlunya melakukan revolusi pembelajaran pendidikan agama dengan cara
mempraktikkan nilai-nilai luhur agama tersebut dalam kehidupan nyata yang
ditopang oleh prinsip-prinsip keadilan atau kerukunan antar umat beragama
4. Diperlukan adanya reformulasi materi pembelajaran pendidikan agama Islam.
Disamping perlu adanya reformasi materi-materi Pendidikan Agama Islam yang
selama ini menjebak pada ranah kognitif dengan mengabaikan ranah psikomotorik
dan afektif, materi pendidikan agama Islam dipandang masih jauh dari pendekatan
pendidikan multikultural, akibatnya masih banyak kerusuhan di berbagai tempat
5. Diperlukan adanya transformasi dan internalisasi nilai-nilai agama ke dalam pribadi
peserta didik dengan cara; pergaulan, memberikan suri tauladan dan mengajak serta
mengamalkannya. Pada hakikatnya pendidikan adalah proses transformasi dan
internalisasi nilai, proses pembiasaan terhadap nilai, proses rekontruksi nilai, serta
proses penyesuaian terhadap nilai. Proses transformasi dan internalisasi nilai
pendidikan agama Islam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara evolusi dan

revolusi. Cara evolusi menuntut adanya keuletan dan kesabaran, dengan rentang
waktu yang panjang dan disampaikan secara berangsur-angsur. Sebaliknya, cara
revolusi menuntut adanya perombakan tata nilai yang sudah usang dan dimodifikasi
atau bahkan diganti dengan nilai-nilai baru. Cara ini tidak menutup adanya
kemungkinan perpecahan, perselisihan, atau bahkan peperangan
6. Diperlukan sumberdaya guru agama Islam yang berkualitas. Pada saat ini ada
kecenderungan untuk menunjuk guru sebagai salah satu faktor penyebab
minimnya kualitas lulusan. Kritikan mulai dari ketidakefektifan guru dalam
menjalankan tugas, kurangnya motivasi dan etos kerja, sampai kepada
ketidakmampuan guru dalam mendidik dan mengajar. Untuk meningkatkan
motivasi dan etos kerja guru maka factor pemenuhan kebutuhan sangat
berpengaruh. Untuk itu bagaimana mengarahkan kekuatan yang ada dalam diri
guru untuk mau melakukan upaya ke arah tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran agama Islam harus dirumuskan dengan bentuk behavior
dan measruable. Strategi pembelajaran yang dimaksud di sini adalah suatu kondisi
yang diciptakan oleh guru dengan sengaja yang meliputi metode, materi, sarana dan
prasarana, media dan lain sebagainya agar siswa dipermudah dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan
Pendidikan agama Islam sebenarnya tidak hanya cukup dilakukan dengan
pendekatan teknologi karena aspek yang dicapai tidak cukup kognitif tetapi justru
lebih dominan yang afektif dan psikomotorik, maka perlu pendekatan yang bersifat
nonteknologik. Pembelajaran tentang akidah dan akhlak lebih menonjolkan aspek
nilai, baik ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan
dikembangkan pada diri siswa sehingga dapat melekat menjadi kepribadian yang
mulia.
Sehingga diperlukan beberapa strategi dalam pembelajaran nilai yaitu tradisional
maksudnya dengan memberikan nasihat dan indoktrinasi, bebas maksudnya siswa
diberi kebebasan nilai yang disampaikan, reflektif maksudnya dengan pendekatan
teoritik dan empirik, transinternal maksudnya guru dan siswa sama-sama terlibat
dalam proses komunikasi aktif tidak hanya verbal dan fisik tetapi juga melibatkan
komunikasi batin

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Globalisasi mengandung arti terintegrasinya kehidupan nasional ke dalam
kehidupan global. Bila dikaitkan dalam bidang pendidikan, globalisasi pendidikan
berarti terintegrasinya pendidikan nasional ke dalam pendidikan dunia. Jadi dapat
kita pahami bahwasanya maksud dari pendidikan Islam di era globalisasi ialah
bagaimana pendidikan Islam itu mampu menghadapi perubahanperubahan di
segala aspek kehidupan yang penuh dengan tantangan yang harus dihadapi dengan
pendidikan yang lebih baik lagi.
1. Arus globalisasi mempunyai dampak pada kehidupan manusia dalam segala
line termasuk dalam pendidikan. Sehingga dunia pendidikan juga harus bijak
menyikapi adanya globalisasi yang sudah tak terbendung lagi pada abad ini.
2. Pendidikan adalah sebagai media yang tepat dalam menghadapi globalisasi.
Sehingga kebijakan-kebijakan pendidikan yang terkait dengan kemajuan
pendidikan untuk mempersiapkan generasi bangsa yang siap masa depan
memerlukan pengajaran (pendidikan) yang berkualitas sehingga melahirkan
generasi bangsa yang baik.
3. Adanya globalisasi tidak harus memberagus tradisi pendidikan Indonesia,
tetapi tepatnya adalah mengambil yang baik untuk menyesuaikan dengan
perkembangan zaman serta mempertahankan nilai-nilai dan tradisi lokal yang
masih layak ditampilkan dalam pentas global. Pendidikan kita (Indonesia)
tidak boleh terjebak arus global dengan pragmatisme dan komersialisasi
pendidikan, tetapi mempu memfilter adanya tersebut.

3.2

Saran
Pendidikan agama Islam merupakan komponen penting dalam menghadapi
era globalisasi. Untuk menghadapi tantangan globalisasi tersebut diperlukan
pembinaan moral dan kemanusiaan bangsa yang didasarkan kepada ajaran agama.
Jika moralitas dan kemanusiaan dalam kehidupan bangsa merupakan komitmen
bersama, maka rekontruksi dan reformasi pendidikan agama menjadi kemestian
dan keharusan bagi segenap kalangan agamawan, tokoh intelektual, dan kaum
pendidik.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar Ahmad., 2015. Islam dan Globalisasi Pendidikan. Jurnal Managemen Pendidikan
Islam. Vol 7(1). Hal: 1-11.
Khobir Abdul., 2009. Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi. Vol 7(1). Hal: 2-11.
Syaiful A., 2013. Tantangan Globalisasi Terhadap Pendidikan Islam di Pesantren. Vol 01(01).
Hal: 17-32.

Anda mungkin juga menyukai