SUB MODUL C
INVENTARISASI LERENG
2016
KATA PENGANTAR
0
Buku panduan umum Sub Modul C (Inventarisasi Lereng) ini merupakan rangkaian materi
pada kegiatan Penyusunan dan Pengembangan NSPK Jalan Daerah. Oleh karena itu, materi
ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan Penyusunan dan Pengembangan
NSPK Jalan Daerah.
Sistematika penyusunan pada materi ini secara umum memuat pendahuluan dan inventarisasi
lereng.
Disadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak agar materi yang disusun in dapat
menjadi lebih baik dan tepat sesuai dengan keadaan, kebutuhan, perkembangan dan harapan.
Demikian modul ini disusun, atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.
Jakarta,
September 2016
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
INVENTARISASI LERENG
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Umum
Inventarisasi Lereng dalah suatu kegiatan pengamatan dan pencatatan terhadap
kondisi-kondisi visual di lapangan yang berkaitan dengan kondisi lereng jalan.
a. Mendata karakteristik, geometrik dan rekayasa lereng jalan
b. Survei secara visual dengan formulir cetak atau formulir aplikasi berbasis
digital
c. Hasil inventarisasi direkam dan dikelola dalam suatu basis data
BAB 2
INVENTARISASI LERENG
Untuk lereng yang menerus sejajar jalan dengan ketinggian yang relatif sama,
dilakukan pembagian segmen lereng dengan pilihan sebagai berikut:
Hasil dari inventarisasi direkam dan dikelola dalam suatu aplikasi basis data
yang berbasis GIS.
2.1.
Jenis Lereng
Lereng alam adalah lereng atau tebing yang terbentuk karena proses dan
fenomena geologi.
Lereng galian adalah lereng yang terbentuk karena adanya pemotongan lereng
alam.
2.2.
Jenis Longsor
Jenis longsor pada inventarisasi lereng jalan yang mengalami longsor antara lain
adalah:
Runtuhan (falls): ada dua jenis, yaitu jatuh bebas yang disertai gelinding dan
jungkiran
Gelincir (slides): terjadi akibat massa tanah bergerak pada suatu bidang yang
disebut bidang gelincir. Jenis-jenis gelincir berupa rotasi, translasi, atau
kombinasi keduanya (majemuk).
Aliran (flows): pada longsor aliran, material lepas (batuan lapuk atau tanah)
yang setelah mengalami proses penjenuhan akan mengalir seperti sifatnya
fluida. Jenis aliran terdiri dari :
7
10