Anda di halaman 1dari 11

SISTEM DAN CARA KERJA PADA TURBOCHARGER

BAB I
1.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pada dasarnya alat transportasi kendaraan yang biasa kita gunakan sehari-hari sebagai
sarana pendukung mobilitas tidak sepenuhnya memberi harapan yang positif. Dibalik
penggunaan alat transportasi tersebut tersimpan berbagai masalah atau dapat kita sebut
ancaman bagi pengguna dan lingkungan. Ancaman yang ditimbulkan alat transportasi
tersebut cukup beragam dan yang paling menakutkan dan berkepanjangan adalah emisi gas
buang dari knalpot hasil pembakaran pada setiap kendaraan. Mengingat hal tersebut
kepedulian masyarakat akan ancaman yang ditimbulkan dari kendaraan tersebut masih
kurang. Hal ini dapat kita ketahui dengan jumlah kendaraan yag ada tidaklah semakin
berkurang melainkan semakin bertambah dan aan terus bertambah.
Untuk menyikapi hal ini maka dibutuhkan kepedulian masyarakat maupun produsen
kendaraan untuk meminimalisir akan adanya ancaman yang ditimbulkan tersebut. Emisi gas
buang dari hasil pembakaran setiap kendaraan mesin pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine) khususnya motor diesel mempunyai kadar opasitas yang tinggi. Dalam
menyikapi hal ini produsen kendaraan berupaya untuk menyempurnakan konstruksi dan
menambahkan sistem penyaringan gas buang hasil pembakaran pada setiap kendaraan atau
biasa disebut catalytic converter. Selain itu podusen kendaraan juga memanfaatkan energi
atau suplai pemasukan udara saat langkah hisap. Sistem ini dapat disebut sistem induksi
paksa atau biasa disebut turbocharger.
Selain mempunyai ancama yang berbahaya disisi lain gas buang hasil dari pembakaran
juga dapat dimanfaatkan untuk menambah tenaga kendaraan. Pada sistem ini tekanan gas
buang dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin yang berada pada
saluran pembuangan. Turbin tersebut dihubungkan dengan turbin lainnya disisi saluran
pemasukan udara pada motor diesel.
Adapun masalah pada Turbocharger yang akan dibahas adalah :
1. PENGERTIAN SISTEM TURBOCHARGER
2. BAGAIMANA PRISNIP DAN CARA KERJA TURBO
3. MENGAPA INTERCOOLER DIPERLUKAN
4. MENGAPA WASTEGATE VALVE DIPERLUKAN

BAB II
1. Pengertian Sistem Turbocharger
Turbocharger adalah sebuah mesin kompresor sentrifugal yang mendapat daya dari turbin
yang sumber tenaganya berasal dari asap gas buang kendaraan. Biasanya digunakan di mesin
pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga dan efisiensi mesin dengan
menigkatkan tekanan udara yang memasuki mesin. Kunci keuntungan dari turbochager
adalah mereka menawarkan sebuah peningkatan yang lumayan banyak dalam tenaga mesin
hanya dengan sedikit menambah berat.
Turbocharger ditemukan oleh seorang insinyur Swiss Alfred Buchi. Patennya untuk
turbocharger diaplikasikan untuk dipakai tahun 1905. Lokomotif dan kapal bermesin diesel
dengan turbocharger mulai terlihat tahun 1920an. Sebuah kerugian dalam mesin bensin
adalah rasio kompresi harus direndahkan (agar tidak melewat tekanan kompresi maksimum
dan untuk mencegah knocking mesin) yang menurunkan efisiensi mesin ketika beroperasi

pada tenaga rendah. Kerugian ini tidak ada dalam mesin diesel di turbocharger yang
dirancang khusus. Namun, untuk operasi pada ketinggian, pendapatan tenaga dari sebuah
turbocharger sangat menguntungkan dan merupakan awal pemikiran untuk pengembangan
ini.
Komponen mesin ini memiliki tiga bagian penting : roda turbin, roda kompresor dan
rumah as. Roda turbin yang bersudu-sudu ini berputar sehingga memompa udara masuk
dalam massa yang padat. Mengingat komponen ini sering berputar melebihi 80.000 putaran
per menit maka pelumasan yang baik sangat diperlukan.
Turbocharger merupakan sebuah peralatan untuk menambah asupan udara yang masuk
kedalam silinder dengan memanfaatkan energi gas buang hasil dari pembakaran. Jika
sebelumnya udara yang akan dimasukkan kedalam silinder hanya mengandalkan kevakuman
yang dibentuk dari pergerakan piston saat bergerak dari TMA ke TMB atau saat langkah
hisap, maka dengan turbocharger udara ditekan masuk kedalam silinder menggunakan
kompresor yang diputar oleh turbin yang digerakkan oleh tenaga dari gas buang hasil
pembakaran.
Untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, maka diperlukan tambahan udara yang
dialirkan kedalam siliner sejumlah aliran bahan bakar tertentu. Bila kepekatan udara
bertambah sebelum ditambahkan kedalam silinder, seluruh bahan bakar terbakar dan daya
mesin akan bertambah. Untuk itu mesin diesel yang dilengkapi dengan turbocharger
bertujuan untuk memadatkan udara masuk kedalam silinder mesin. Sehingga daya mesin
lebih besar dibandingkan mesin dimensi yang sama. (Wikipedia.org/Turbocharger).
Karyanto (2000), mengatakan bahwa prinsip kerja turbocharger adalah proses
pembuangan gas buang didalam silinder motor dilakukan oleh piston yang mendorong gas
buang hasil pembakaran sehingga gas buang didalam ruang bakar terdorong keluar melalui
katup buang menuju saluran exhaust manifold. Gas buang menekan kesuatu roda turbin
sehingga menghasilkan putaran. Blower yang dipasang seporos dengan roda turbin
menghasilkan putaran akibat terdorong oleh gas sisa hasil pembakaran yang keluar melalui
cerobong mesin, sehingga menghasilkan tekanan udara, hembusan udara yang
mengakibatkan terjadinya pemadatan udara masuk dengan tekanan diatas satu atmosfer
kedalam silinder. Selanjutnya udara yang bertekanan disalurkan ke suction manifold,
kemudian masuk kedalam silinder melalui katup masuk.
1.1 Konstruksi Turbocharger
Menurut Karyanto (2000), menyatakan bahwa unit bagian dari turbocharger terdiri dari :
1. Rumah Kompresor (Blower)
Rumah kompresor terbuat dari bahan aluminium bersambungan dengan bagian inti (centre
core) ditopang oleh jaminan baut dan cincin pelat.
2. Pusat Inti (centre core)
Pada bagian rumah pusat ini terdapat poros turbin serta roda kompresor (blower), bantalan,
ring, cincin pelat, oil deflector. Bagian-bagian yang berputar termasuk turbine shaft,
kompresor wheel, shaft bearing, thrust washer dan oil seal ring. Komponen-komponen ini
ditunjang oleh bagian center housing. Bagian-bagian yang berputar pada turbocharger
dioperasikan pada kecepatan dan temperatur yang tinggi, sehingga materialnya dibuat sangat
selektif dengan kepresisian yang sangat tinggi.
3. Rumah turbin (turbin housing)
Terbuat dari bahan cast steel dan bersambungan dengan bagian rumah pusat inti (centre core)
dengan memakai cincin baja penjamin. Diantara rumah turbin dan manifold buang dipasang
gasket yang terbuat dari bahan stainless steel untuk menjamin sambungan tersebut.

Konstruksi turbocharger terdiri dari sebuah turbin gas dan sebuah kompresor, keduanya
dipasang satu poros. Turbin gas berfungsi sebagai pemutar kompresor dengan memanfaatkan
energi panas gas buang. Konstruksi turbocharger seperti terlihat pada gambar berikut ini .

Gambar 1 ; Konstruksi Turbocharger


Gas buang dari exhaust manifold disalurkan menuju rumah sudu turbin gas hingga turbin
berputar. Putaran turbin disalurkan kekompresor melalui poros penghubung hingga
kompresor juga berputar. Putaran turbocharger bisa mencapai 100.000 rpm lebih, putaran
yang begitu tinggi yang menghasilkan jumlah udara yang jauh lebih banyak dibandingkan
dengan pengisian alami (Sukoco dan Arifin, 2008).
1.2

Kelengkapan Mesin Dengan Turbocharger


1.2.1 Intercooler
Pada turbocharger udara panas yang keluar dari blower mencapai suhu 80 derajat
celcius, maka perlu kiranya didinginkan dengan intercooler. Sesudah proses pendinginan,
maka udara yang padat ini ditekan masuk kesilinder yang mana akan menaikkan efisiensi
proses pengisapan udara masuk. Bila udara didinginkan 20 derajat celcius, maka daya mesin
dapat dinaikkan 6 sampai 7 % (Wiranto Arismunandar, 1998).
Intercooler berfungsi untuk mendinginkan udara masuk dari blower yang panas karena
melewati turbocharger. Dengan mendinginkan udara masuk dari blower kedalam silinder
mesin diperoleh berat jenis udara yang lebih besar sehingga berat dan jumlah molekul
udarapun bertambah. Hal ini dapat menambah jumlah bahan bakar yang ikut terbakar dan
mengakibatkan daya mesin bertambah. Prinsip kerja dari intercooler ini adalah udara dari
blower bersinggunangan dengan pipa-pipa air pendingin, sehingga panas udara akan terserap
oleh aliran air pendingin. Pada umumnya udara yang keluar dari intercooler dapat diturunkan
suhunya sebesar 5 derajat celcius sampai 10 derajat C. Untuk memperoleh tekanan efektif
rata-rata sekitar 10kg/cm. (Karyanto, 2000)

Gambar 2 ; Intercooler
Sukoco dan Arifin (2008), mengatakan bahwa prinsip kerja turbocharger yaitu, pada saat
motor diesel dihidupkan gas buang yang mengalir keluar melalui exhaust manifold dan turbin
gas sebelum keudara luar. Gas buang memutar turbin sekaligus melalui poros penghubung
memutar kompresor. Dengan demikian kompresor menghisap udara luar lewat saringan udara
dan ke intake manifold. Peningkatan tekanan udara dalam intake manifold akan diikuti oleh
kenaikan temperaturnya, sehingga untuk dapat menambah jumlah (volume) udara yang
masuk, dilakukan penurunan temperature udara. Penurunan temperature akan diikuti oelh
turunnya tekanan, sehingga kompresor dapat menambah jumlah udara yang masuk kedalam
silinder. Penurunan temperatur udara dilakukan dengan menggunakan pendingin yang disebut
dengan intercooler.
1.2.2 Saringan Udara (air cleaner)
Saringan udara termasuk komponen yang punya peranan penting dan tidak bisa
diabaikan dalam mesin diesel. Karena udara yang masuk kedalam silinder mesin harus
sebersih mungkin (Karyanto, 2000).
1. Saringan udara dengan minyak
Udara mula-mula masuk melalui saringan pendahuluan, dimana debu dan kotoran
berukuran besar dipisahkan oleh gaya sentrifugal kekotak saringan. Selanjutnya, udara masuk
melalui yang menangkap partikel debu yang halus, kemudian masuk melalui lapisan saringan
yang memisahkan minyak dari udara. Dengan demikian minyak akan menjadi kotor sehingga
perlu diganti secara periodik (Arismunandar dan Koichi Tsuda, 1997).
2. Saringan udara dengan kertas
Saringan tersebut dipakai untuk jangka waktu yang lama, jika dibersihkan secara
periodik. Pembersihan saringan kertas dilakukan dengan meniupkan udara dari bagian dalam
saringan. Namun setelah suatu jangka waktu tertentu, sebaiknya kertas saringan tersebut
diganti dengan yang baru. Hal itu disebabkan karena akhirnya saringan tersebut akan
tersumbat juga ( Arismunandar dan Koichi Tsuda, 1997).
Menurut Maleev (1995), persyaratan yang harus dipenuhi oleh saringan udara dapat
disebutkan sebagai berikut :
1. Tahanan yang kecil pada lintasan udara agar tidak menurunkan efisien volumetris dari mesin.
2. Efisiensi tinggi yaitu kapasitas menahan debu dengan disain yang menjamin partikel dari
bahan saringan tidak dapat terlepas dan terhisap kedalam mesin.
3. Pembersihan nya mudah.
4. Kemampuan untuk beroperasi tanpa pengawasan terus menerus atau selang waktu
pembersihan yang terlalu sering.

5. Kecil dan ringkas.


6. Biaya awal tidak terlalu mahal.
1.3 Sistem pelumasan Turbocharger
Sistem pelumasan pada turbocharger pada umumnya berasal dari sitem pelumasan mesin
induk, dimana setelah melumasi mesin induk minyak pelumas menuju ke turbocharger dan
kemudian kembali kekarter. Minyak pelumas yang dipergunakan harus sesuai untuk bantalan
dan harus diganti selama waktu tertentu.
1.4 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Turbocharger
1.4.1 Peningkatan Bila Menggunakan Turbocharger
1. Peningkatan kekuatan untuk rasio berat
Sebuah turbochargerdapat meningkatkan daya dan torsi mesin diesel sebesar 30 40 % dari
versi konvensional. (Karyanto, 2000).

3.

4.
5.

6.

7.

8.

2. Mengurangi kebisingan mesin


Turbin casing bertindak sebagai kumpulan penyerapan kebisingan mesin gas buang.
Demikian pula, bagian inlet kompresor mengurangi kebisingan yang dihasilkan didalam
intake manifold. Akibatnya, mesin turbocharger biasanya tenang daripada konvensional
lainnya (Maleev, 1995).
Bahan Bakar Ekonomis
Sebuah mesin turbocharger memiliki efisiensi volumetrik yang lebih tinggi dibandingkan
konvensional, denan mencapai pembakaran yang lebih lengkap, yang menghasilkan
konsumsi bahan bakar yang lebih rendah. (Wiranto Arismunandar, 1998).
Pengurangan Asap
Mesin turbocharger menghasilkan fase pembakaran lebih efisien dan bersih, yang
mengurangi produksi asap pada mesin. (http://www.boddunan.com/)
Membantu dalam meredam gas buang
Turbocharger dapat meredam bunyi letupan yang dihasilkan oleh gas buang yang keluar,
karena pada turbocharger tersebut dilengkapi dengan alat peredam suara (silencer). (Maleev,
1995).
Efisiensi mekanis motor dapat dinaikkan
Kerugian-kerugian mekanis akibat terjadinya gesekan mempunyai hubungan dengan ukuran
dan jumlah putaran motor. Pembesaran kerugian gesekan karena adanya penggunaan
turbocharger hanya disebabkan karena bertambahnya putaran motor saja. Oleh karena
adanya motor diesel yang dilengkapi dengan turbocharger mempunyai tingkat efisiensi
mekanis yang lebih besar, bila dibandingkan dengan motor diesel yang menggunakan
turbocharger tidak perlu memperbesar konstruksi utama motornya (Maleev, 1995).
Dapat bekerja ditempat yang mempunyai ketinggian.
Semakin tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut, maka akan semakin rendah tekanan
atmosfirnya. Hal ini berarti kerapatan udara yang akan masuk kedalam silinder pembakaran
motor akan berkurang dan sebagai akibatnya bahan bakar yang dapat dibakar didalam silinder
akan berkurang juga, sehingga dapat menyebabkan tenaga motor berkurang dari semula.
Penurunan ini akan lebih kecil pada motor yang dilayani oleh turbocharger (Wiranto
Arismunandar, 1998).
Harga Mesin Lebih Murah

Mesin yang menggunakan turbocharger pada umumnya lebih murah dibanding dengan
pengisapan natural dengan tenaga yang sama. (Astu Pudjanarsa dan Djati Nursuhud, 2000).
9. Sebuah turbocharger tak menyerap tenaga dari poros utama
Dalam hal turbocharger, tak ada hubungan langsung secara mekanis sehingga karenanya
tenaga blower atau kompresor tidak mengakibatkan kerugian pada daya poros utama (Yanmar
Diesel Engine, 1986).
10. Tak ada hubungan mekanis secara langsung antara turbocharger dan mesin.
Didalam hal ini turbin mengatur langsung jumlah udara yang mengatur langsung jumlah
udara yang mengalir kesaluran udara masuk kedalam mesin (Yanmar Diesel Egine, 1986).
1.4.2 Kerugian Bila Menggunakan Turbocharger.
Adapun kelemahan ataupun kerugian menggunakan turbocharger,
1. Bila turbocharger mengalami gangguan maka dapat berpengaruh terhada daya mesin.
2. Minyak pelumas lebih boros karena digunakan juga untuk melumasi komponen-komponen
yang terdapat pada turbocharger.
3. Menambah pekerjaan bagi operator mesin, karena harus terus memperhatikan kerja dari
turbocharger.
4. Motor membutuhkan kualitas minyak tinggi dan perubahan minyak lebih sering, karena
mengalami kondisi kerja yang lebih keras harus melumasi bantalan dari turbin dan kompresor
sering pada suhu yang sangat tinggi.
5. Motor dengan turbocharger memerlukan bahan yang lebih baik dan pelumasan serta sistem
pendinginan yang lebih efisien.

1.4.3 Manajemen Perawatan dan Operasi Diesel Turbocharger


1.4.3.1 Manajemen Perawatan
Manajemen adalah suatu proses dengan menggunakan STARS (Science, Talent, Art,
Resource dan Skill) untuk bersama-sama menggerakan sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi (Maimun, 1995). Perawatan dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuannya maka harus dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan lebih dahulu apa yang dikerjakan, jadi yang termasuk dalam
perencanaan adalah menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman pelaksanaan tugas,
menetapkan urutan pelaksanaan yang harus dituruti, menentukan biaya yang diperlukan dan
rangkaian biaya yang akan dilaksanakan dimasa depan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi berhubungan dengan kegiatan kerja dalam departemen-departemen dan seksiseksi, dan dengan pembagian tanggung jawab, otoritas kepada semua anggota perusahaan.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan mencakup kegiatan yang dilakukan seorang pimpinan untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang telah ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian
agar tujuan dapat tercapai, pelaksanaan mencakup penetapan dan perumusan kebutuhan
manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan
dan memberi kompensasi kepada mereka.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan mencakup kelanjutan tugas-tugas untuk melihat apakah kegiatan dilakukan
sesuai yang direncanakan. Perencanaan kegiatan dievaluasi, penyimpangan yang tidak
diinginkan diperbaiki supaya tujuannya dapat tercapai dengan baik.

1.4.3.2 Perawatan Turbocharger


Menurut Karyanto (2000), Hal-hal yang perlu dijaga selama mengoperasikan turbocharger.
1. Memastikan minyak pelumas, melumasi bagian turbin yang ada dalam turbocharger.
2. Menghindari keadaan-keadaan yang tiba-tiba pada putaran pada mesin.
3. Mengamati suara blower yang bekerja dan memastikan tidak ada suara-suara aneh yang
terjadi pada blower.
4. Bila terdapat suara aneh atau ketidak seimbangan pada mesin turbocharger, turunkan putaran
(beban) atau mematikan mesin. Kemudian periksa akan sumber suara tersebut.
5. Hindarilah penurunan putaran mesin secara tiba-tiba sehingga mesin seakan-akan ingin
berhenti kecuali dalam keadaan memaksa atau darurat.
6. Hindari putaran mesin yang pelan pada jangka waktu yang lama, ini akan menyebabkan
blower kotor dan efisiensi berkurang. Selain itu membuat turbin kotor dan juga memaksa gas
buang akan menerobos melalui seal-seal masuk kedalam bagian blower.
7. Setelah menjalankan mesin pada putaran tinggi atau beban penuh, jalankan mesin secara idle
(pelan tanpa beban) selama kurang lebih 3 menit sampai dengan 5 menit sebelum mesin
dimatikan, bila ini tidak dilaksanakan, akan dapat merusak bantalan poros turbin.
Maimun (1995), mengatakan bahwa metode pemeliharaan yang dapat dilakukan dalam
pemeliharaan motor dibagi menjadi dua bagian :
1. Pemeliharaan terencana
a. Pemeliharaan pencegahan yaitu pemeliharaan pada waktu beroperasi dan pemeliharaan pada
waktu tidak beroperasi.
b. Pemeliharaan korektif yaitu pemeliharaan reparasi kecil dan overhaule.
2. Pemeliharaan tidak terencana
Pemeliharaan tidak terencana dilakukan secara mendadak pada waktu kerusakan atau juga
pemeiharaan darurat.
1.4.3.3 Ketentuan Operasi Diesel Turbocharger
Menurut Karyanto (2000), didalam pengoperasian diesel turbocharger ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Poros turbocharger adalah bagian yang sangat penting dalam turbocharger dan untuk itu
perlu perhatian khusus dalam pemeliharaan poros tersebut.
2. Berhati-hatilah tentang pengotoran dan pembuihan minyak lumas.
3. Bila saringan udara telah terpakai dalam jangka waktu lama tanpa dibersihkan, ini akan
menjadi penyebab utama penghalang aliran udara.
4. Periksalah plat-plat zink (anti karat) setiap bulan, bila setengahnya sudah termakan karat
gantilah.
5. Jangan memberi air pendingin terlalu banyak, dan juga jangan membiarkan air pendingin
terlalu panas.
6. Bantalan akan aus setelah terpakai selama waktu lama. Yakinlah bahwa bantalan harus
dikeluarkan dan karat-karat dikeluarkan.

2. Prinsip Kerja Turbocharger


Sebuah Turbocharger ada sebuah kipas pompa radial yg kecil yg dikendalikan oleh
energi gas buang dari sebuah mesin. Sebuah Turbocharger terdiri dari sebuah turbin dan
compressor terpasang pada sebuah batangan (shared shaft). Turbin tersebut mengubah panas
dan tekanan gas buang menjadi daya putar, yg kemudian digunakan untuk menggerakkan

kompresor. Kompresor menggerakkan aliran udara dan memompakannya kedalam intake


manifold pada tekanan yg semakin meningkat. Hal tersebut menghasilkan kadar udara yg
besar memasuki silinder dari setiap langkah hisap (intake stroke).
Tujuan dari turbocharger kurang lebih sama dengan supercharger, untuk memperbaiki
efisiensi volumetrik mesin dengan memecahkan salah satu batasan kardinalnya. tekanan
udara pada atmosfir tidak lebih dari 1 atm (14,7psi), sehingga ada batas mutlak antara
tekanan dalam katup masuk dan jumlah aliran udara yg memasuki ruang pembakaran.
Turbocharger meningkatkan tekanan pada titik dimana udara memasuki silinder, kadar udara
(oksigen) yang besar dipaksakan masuk ketika tekanan pada inlet manifold meningkat.
Tambahan aliran udara membuat mesin mampu mengendalikan tekanan ruang bakar dan
perbandingan bahan bakar dan udara yang seimbang saat mesin berada pada RPM tinggi. Hal
ini meningkatkan tenaga dan torsi yg dikeluarkan oleh mesin. Untuk menghindari detonasi
dan kerusakan fisik, tekanan dalam silinder tidak boleh terlalu tinggi. untuk mencegah hal
tersebut terjadi, tekanan masuk harus dikontrol oleh ventilasi yg membuang kelebihan gas.
Fungsi kontrol tersebut dilakukan oleh wastegate, yang mengarahkan beberapa gas buang
tidak ikut mengalir ke turbin.
2.1 Cara Kerja Turbocharger
Sebuah turbocharger secara dasar adalah sebuah pompa udara. Gas buang panas yang
meninggalkan mesin setelah pembakaran diarahkan langsung ke roda turbin disamping
turbocharger untuk membuat turbin tersebut berputar hingga kecepatan 230.000 RPM. Roda
Turbin itu terhubung oleh sebuah batang ke roda kompresor. Semakin turbin berputar cepat,
kompresor pun ikut berputar dengan cepat. Putaran kompresor tersebut mendorong aliran
udara dan mengkompres udara tersebut sebelum dipompakan ke dalam ruang pembakaran
mesin.
Banyak sistem turbo yang menambahkan pendingin (Intercooler) antara kompresor dan
silinder, karenan udara yg terkompres dan berputar sedemikian cepatnya dapat mencapai
suhu tinggi yg ekstrim. Prinsip dasar dibalik penggunaan turbocharger cukup sederhana,
namun sebuah turbocharger adalah sebuah komponen mesin yang sangat kompleks. Tidak
hanya komponen-komponen dalam turbocharger itu sendiri yg harus terkoordinasi secara
tepat, tapi juga turbocharger dan mesin harus benar-benar cocok. jika tidak, maka dapat
menghasilkan mesin yang tidak efisien dan bahkan kerusakan.

Ada 4 tahap kerja pada Turbocharger


1. HISAP (Charge Exchange Stroke)
Pada mesin Diesel atau bensin injeksi, piston bergerak kebawah dan udara ditarik melalui
katup masuk. dalam mesin bensin karburator, udara dicampurkan dengan bensin.
2. KOMPRESI (Power Stroke)
Ketika piston bergerak keatas, udara atau campuran bensin dan udara di kompresi.
3. Ekspansi (Power Stroke)
Dalam mesin bensin karburator atau injeksi, campuran bahan bakar dan udara disulut oleh
busi, pada mesin diesel, bahan bakar di injeksikan pada tekanan tinggi dan campuran udara
dengan bahan bakar tersebut akan terbakar secara spontan. Kemudian, ledakan tersebut
mendorong
piston
bergerak
kebawah.
4. Pembuangan (Charge Exchange Stroke)
Gas Buang dikeluarkan melalui katup pembuangan ketika piston bergerak keatas. Pada mesin
dengan Turbocharger, udara di kompres sebelum disuplai kembali ke dalam silinder selama
langkah hisap. Karena proses tersebut berada pada tekanan yang lebih tinggi, kadar udara
yang lebih besar masuk kedalam ruang bakar sehingga bahan bakar terbakar lebih efisien. Hal
ini meningkatkan Power Output, memberikan torsi yang lebih besar pada top speed
dibandingkan pada mesin biasa dengan volume mesin yang sama, dan mengurangi kadar
emisi gas buang. beberapa mesin diesel bisa di set up untuk menerima udara lebih namun
dengan takaran solar yang sama, yang tidak hanya meningkatkan tenaga tapi juga
menghasilkan gas buang yang lebih bersih.
http://rpmenginestation.blogspot.co.id/2013/04/prinsip-kerja-turbo-charger-pada.html

2.2 Intercooler
Sebuah intercooler adalah alat mekanik yang digunakan untuk mendinginkan
sebuah fluida, termasuk cairan maupun gas, antara tahapan pada proses pemanasan multitahap, biasanya berupa alat penukar panas yang membuang limbah panas dalam kompresor
gas. Digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk kompresor udara, pendingin
ruangan,lemari es , dan gas turbin. Dikenal secara luas pada dunia otomotif sebagai pendingin
udara-udara atau udara-cairan untuk induksi tenaga (Turbocharger atau Supercharger)
di mesin pembakaran dalam untuk meningkatkan efisiensi volumetrik dengan meningkatkan
kepadatan asupan muatan udara mendekati pendinginan isobarik.
Intercooler meningkatkan efisiensi sistem induksi dengan mengurangi induksi panas
udara yang diciptakan oleh supercharger atau turbocharger dan meningkatkan pembakaran
lebih menyeluruh. Hal ini menghilangkan panas kompresi (yaitu, kenaikan suhu) yang terjadi
dalam gas apapun ketika tekanannya dinaikkan atau unit massa per satuan volume (densitas)
dinaikkan.
Turbocharger direkayasa untuk memaksa massa udara lebih ke dalam mesin intake
manifold dan ruang bakar. Intercooling adalah metode yang digunakan untuk

mengkompensasi disebabkan oleh pemanasan supercharging, produk sampingan alami proses


kompresi semi - adiabatik. Peningkatan tekanan udara dapat mengakibatkan masukan
menjadi terlalu panas, akibatnya akan mengurangi keuntungan kinerja supercharging secara
signifikan karena penurunan densitas. Peningkatan suhu masukan juga dapat meningkatkan
suhu silinder pembakaran, menyebabkan peledakan, atau kerusakan panas ke blok mesin.
Udara yang mengalami kenaikan didalam sebuah ruangan dengan volume konstan,
akan diikuti pula dengan kenaikan temperaturnya. Dalam thermodinamika, proses ini disebut
dengan proses isokhorik atau isovolumetrik. Setiap kompresor pasti diikuti dengan proses
isokhorik ini, tak terkecuali kompresor pada turbocharger. Hal ini ditandai dengan naiknya
temperatur udara terkompresi yang keluar dari kompresor turbocharger. Atas dasar inilah
dibutuhkan sebuah sistem pendingin udara bernama Intercooler sebelum udara bertekanan
tersebut masuk ke intake manifold.
Intercooler merupakan sebuah heat exchanger yang umumnya menggunakan udara
atmosfer sebagai media cooler. Udara terkompresi masuk kesisi tubing kecil yang tersusun
atas plat-plat tipis aluminium mirip konstruksi radiator. Udara atmosfer mengalir dengan
bantuan kipas melewati sela-sela tubing dan menyerap udara terkompresi melalui permukaan
tubing.

2.3 Wastegates
Sebuah mesin kendaraan bermotor selalu berkerja pada rentang rpm putaran mesin
yang bervariasi. Berbagai variasi rpm tersebut tentu saja menghasilkan jumlah gas buang
yang bervariasi juga. Semakin tinggi putaran mesin, akan semakin banyak kunatitas gas
buang mesin masuk ke turbin turbocharger, dapat kita bayangkan putaran turbocharger pasti
tidak terkontrol. Pada kondisi ini jika mesin kendaraan terlalu lama pada putaran tinggi, maka
hal ini dapat menyebabkan overheating pada turbin dan kompresor bahkan hingga mencapai
titik lebur komponen-komponen turbocharger. Bahkan pada keadaan ekstrim, kondisi ini
dapat langsung merusak piston motor bakar dengan meninggalkan lubang meleleh pada
piston tersebut.
Wastegates digunakan untuk mengatasi kondisi diatas. Komponen ini berfungsi
sebagai bypass valve untuk membuang gas buang motor bakar pada kondisi tertentu untuk
tidak masuk kedalam turbin turbocharger melainkan langsung menuju exhaust. Pada kondisi
mesin stabil, wastegates akan menutup. Sedangkan pada saat proses akselerasi, dimana
tekanan gas buang meningkat, wastegates akan membuka sehingga putaran turbin
turbocharger tidak mengalami sentakan yang berlebihan. Wastegates bekerja berdasarkan
pegas-pegas keong yang dapat diatur ketegangannya, sehingga mekanik dapat mengatur
ketegangannya untuk mendapatkan kinerja terbaik dari turbocharger.

2.4 Blow-Off Valve


Blow-off vlave sejatinya adalah pressure relief valve yang berfungsi untuk membuang
udara terkompresi ke atmosfer pada saat tekanan udara keluar kompresor turbocharger
mengurangi tekanan pedal akselerasi, katup intake manifold akan menutup sehingga udara
bertekanan dari turbocharger tidak dapat masuk keruang bakar. Jika turbocharger tidak
dilengkapi dengan blow-off vlave, maka tekanan udara terkompresi akan terus naik,
dimungkinkan akan bocor keluar, merusak bagian-bagian intake manifold, atau bahkan dapat
menyebabkan surging/stall pada turbocharger. Tentu saja hal ini dapat merusak berbagai
komponen mesin.
Blow-off valve memiliki konstruksi yang mirip dengan wastegates. Pada saatmesin
berakselerasi maupun beroperasi stasioner, katup ini akan menutup. Ia akan membuka pada

saat mesin mengurangi kecepatan putarannya, sehingga tekanan udara yang berlebih cukup
kuat untuk mendorong pegas blow-off valve.

2.5 Saluran Pipa


Penggunaan turbocharger tidak dapat dipisahkan dengan saluran pipa yang
menghubungkan berbagai komponen mesin. Saluran pipa turbocharger dapat dikelompokkan
menjadi 2 bagian yaitu:
1. Saluran Panas
2. Saluran Dingin
Pipa saluran panas mengalirkan gas buang dari ruang bakar kesisi inlet turbin
turbocharger, serta membuang gas buang keluaran turbin menuju sistem exhaust (knalpot).
Sedangkan pipa saluran dingin mengeluarkan udara atmosfer masuk kekompresor, udara
bertekanan dari outlet kompresor ke intercooler, serta mengalirkan udara dingin bertekanan
dari intercooler ke intake manifold motor bakar. Dikarenakan perbedaan tipe fluida yang
melewati dua saluran tersebut, tentu saja karakteristik material yang digunakan oleh
keduanya juga berbeda. Sisi gas buang harus menggunakan material terhadap temperatur,
tekanan tinggi, backpressure, dan tegangan (stress). Sedangkan sisi udara terkompresi
digunakan material yang kuat untuk tekanan tinggi.

Daftar Pustaka

2.
4.
5.
6.
7.
8.

Daftar Pustaka
1. Arismunandar, W, dan Tsuda, K,Motor Diesel Putaran Tinggi,Cetakan Kesepuluh,
Pradnya Paramita, Jakarta, 2004.
Arismunandar Wiranto, Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Cetakan Keempat, Penerbit
ITB Bandung, Jakarta, 1988.
3. Petrovsky, N, Marine Internal Combustion Engine, Mir Publisher, Moscow, 1988.
Edward F. Obert, Internal Combustion Engines, third edition, Scranton, Pennsylvania,
1968. 5. Holman, J. P Perpindahan Kalor , Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta Pusat, 1984.
Taylor, Professor C, F, The Internal Combustion Engine In Theory and Practice, Vol. II, M.
I. T. PRESS, USA, 1985. 7. Rama Gorla S.R, dan Airjaz A.khan, Turbomachinary Design
and Theory, Marcel Dekker, New York, 2003.
Basic Turbocharging Components and Theory.
What are the components of a turbocharger.
Turbocharger Compressor Flows Maps.

Anda mungkin juga menyukai