Tahunan 2016
Apa Kabar?
Sudah
kah
Anda
melaporkan
SPT
Tahunan
Anda?
Tak terasa kita sudah memasuki bulan Februari, yang artinya waktu untuk Anda menyampaikan
SPT Tahunan 2015 tinggal 2 bulan lagi (batas akhir pelaporan SPT Tahunan adalah 31 Maret).
Waktu yang masih cukup lama memang, namun saya sarankan Anda untuk segera
menyampaikan SPT Tahunan. Kali ini yang akan (kembali) saya bahas adalah tentang cara
pengisian SPT Tahunan online melalui efiling DJP Online.
Impresi pertama membuka situs efiling Pajak adalah kagum. Tahun ini banyak sekali perbaikan
dan penambahan menu pengisian dan pelaporan SPT Tahunan di efiling Pajak. Bahkan saya
pikir, Anda tidak perlu membaca artikel ini untuk melaporkan SPT Tahunan Anda. Dan
highlight paling penting di update efiling kali ini adalah penambahan menu pelaporan SPT
Tahunan OP (1770) dan SPT Tahunan Badan (1771) yang belum ada pada menu efiling tahun
sebelumnya.
(Baca Juga: PNS/ABRI/POLISI Wajib Lapor SPT Tahunan dengan e-Filing)
Ok, sebelum kita mulai, pastikan Anda sudah memegang Bukti Potong PPh Pasal 21 (Lampiran
A2) dari bendahara kantor, dan juga pastikan email yang Anda gunakan saat mendaftar efiling
masih
bisa
digunakan.
Contoh Bukti Potong PPh Pasal 21:
Menu Utama
Untuk memulai pengisian SPT Tahunan Online, silahkan Anda kunjungi situs efiling Pajak
berikut:
https://djponline.pajak.go.id/account/login
Setelah Anda log in, maka akan muncul tampilan seperti ini:
Contoh #2 Isian untuk Pria dengan pekerjaan sebagai Pegawai Gaji per tahun di bawah 60 juta
Contoh #3 Isian untuk Pria dengan pekerjaan sebagai Pemilik Usaha atau Pekerjaan Bebas
Keterangan:
Pekerjaan Bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai
keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu
hubungan
kerja.
Pisah Harta adalah apabila, dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri berdasarkan perjanjian
pemisahan
harta
dan
penghasilan
Menjalankan Kewajiban Perpajakan Sendiri (MT) adalah apabila, dikehendaki oleh isteri
yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri
e-SPT adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib
Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. Anda dapat mengunduhnya di sini:
http://www.pajak.go.id/e-spt
Penghasilan Bruto adalah jumlah seluruh penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak sehubungan dengan pekerjaan selama Tahun Pajak yang bersangkutan dari setiap pemberi
kerja. Penghasilan tersebut antara lain dapat berupa Gaji/uang pensiun/tunjangan hari tua (THT),
Tunjangan PPh, Tunjangan lainnya, uang penggantian, uang lembur dan sebagainya,
Honorarium, imbalan lain sejenisnya, Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja, Penerimaan
dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 21, dan
Tantiem, bonus, gratifikasi, jasa produksi, THR.
1. Data Form
Keterangan:
Tahun Pajak adalah tahun diterima/diperolehnya penghasilan, pilih sesuai tahun penghasilan
Status SPT Normal adalah Jika Anda menyampaikan SPT untuk kali pertama untuk tahun
pajak tertentu. Jika Anda memilih normal, nilai pembetulan ke akan terisi otomatis dengan angka
nol(0)
dan
tdk
dapat
diubah
Status SPT Pembetulan adalah Jika Anda menyampaikan SPT untuk membetulkan SPT yang
dilaporkan sebelumnya. Jika Anda memilih pembetulan, Isikan nilai pembetulan ke- berapa SPT
Anda pada kotak isian pembetulan dan pastikan bahwa SPT sebelumnya telah Anda Kirimkan ke
Direktorat Jenderal Pajak
2. Lampiran II
Selanjutnya untuk langkah ke-2, tampilannya sebagai berikut
Isi semua kolom yang disediakan, namun jika tidak ada, bisa langsung Anda klik "Lanjut Ke...."
Keterangan:
Bagian
A
isilah kolom sesuai dengan data pemotongan PPh yang bersifat final yang Anda miliki
Bagian
Ketentuan pengisian Daftar Harta sbb:
Kendaraan bermotor, mobil, sepeda motor (cantumkan merek dan tahun pembuatannya)
Kapal pesiar, pesawat terbang, helikopter, jetski, peralatan olah raga khusus, dan
sejenisnya
Uang Tunai Rupiah, Valuta Asing sepadan US Dollar, Simpanan termasuk tabungan dan
deposito di Bank Dalam dan Luar Negeri, Piutang, dan sebagainya dicantumkan secara
global
Penyertaan modal lainnya dalam perusahaan lain yang tidak atas saham (CV, Firma)
dicantumkan secara global
Harta berharga lainnya, misalnya batu permata, logam mulia, dan lukisan dicantumkan
secara global
Kolom Keterangan : Kolom ini diisi dengan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu. Misalnya untuk rumah dan tanah diberi keterangan Nomor Objek Pajak (NOP)
sesuai yang tertera dalam SPPT PBB.
Bagian
C
Daftar ini digunakan untuk melaporkan jumlah kewajiban/utang pada akhir Tahun Pajak
Contoh:
ilustrasi:Bila Anda meminjam sejumlah uang kepada Bank A Jl. Gatot Subroto No. 40 Jakarta
sebesar Rp. 100.000.000 pada Tahun 2013. Sampai dengan akhir Tahun 2015 sisa pinjaman yang
masih
harus
dilunasi
kepada
Bank
A adalah
sebesar
Rp.
20.000.000.
Maka
Nama
Alamat
Tahun
Jumlah
cara
pengisiannya
adalah
sbb:
Pemberi
Pinjaman
:
Bank
A
Pemberi
Pinjaman
:
Jl.
Gatot
Subroto
No.
40
Jakarta
Peminjaman
:
2013
:
Rp.
20.000.000
Bagian
D
Bagian ini diisi dengan daftar susunan anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya
Wajib Pajak, sesuai kondisi awal tahun pajak.
3. Lampiran I
Pada halaman ini, karena status Anda adalah pegawai/karyawan, maka Bagian C adalah yang
WAJIB Anda isi, berikut contohnya
Gambar #1 Menu Lampiran I
Jumlah PPh yang dipotong bisa Anda lihat pada Bukti Potong PPh 21 dari Bendahara
Gambar #3 Tampilan Bukti potong berhasil di-input
4. Induk SPT
Pada halaman ini Anda disuruh memasukkan angka-angka yang ada dalam bukti potong ke
dalam formulir SPT Tahunan Online, berikut tampilannya
Isi seluruh bagian (A hingga F) dan yang terpenting adalah pada bagian E (PPh Kurang/Lebih
Bayar). Untuk karyawan/pegawai bagian ini seharusnya terisi NIHIL. Jika terjadi kurang/lebih
bayar maka cek kembali bukti potong pada Lampiran I. Konsekuensi jika terjadi kurang bayar
adalah, Anda diharuskan membayar pajak yang kurang dibayarkan. Namun jika terjadi lebih
bayar, maka akan dilakukan Pemeriksaan Pajak atas diri Anda. Kedua opsi ini kurang baik, untuk
itu coba teliti kembali. Anda juga bisa konsultasikan ke bendahara kantor jika hal ini terjadi.
Keterangan:
Bagian
Pada pilihan Status Kewajiban Perpajakan Suami Istri, pilih :
Identitas
MT apabila, dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri
Bagian
Jumlah Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan dengan Pekerjaan diambil dari :
A.1
Bagian
cukup
A.3
jelas
Bagian
A.5
Bagian ini diisi jumlah zakat/sumbangan keagamaan yang bersifat wajib atas penghasilan yang
menjadi objek pajak yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi kepada badan
amil zakat atau lembaga amil zakat atau lembaga pengelola sumbangan keagamaan lainnya yang
dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah, sesuai dengan bukti setoran yang sah.
Bagian
B.7
Tanggungan dan status. Contoh: menikah anak satu maka PTKP-nya K-1 sebesar Rp 42.000.000
Bagian
C.10
Untuk jenis pajak Pasal 24, jumlah PPh yang dipotong/dipungut adalah mana yang lebih kecil
antara jumlah yang sebenarnya atau jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan formula sebagai
berikut:
(Jumlah Penghasilan dari LN / Penghasilan Kena Pajak) X Total PPh terutang
Dalam hal penghasilan yang diterima/diperoleh di luar negeri berasal dari beberapa negara, maka
penghitungan kredit pajak berdasarkan formula tersebut tidak termasuk Pajak yang bersifat final
sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (2), Pasal 8 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang PPh.
Bagian
D.14
a
Diisi dengan jumlah PPh yang telah dibayar sendiri selama tahun pajak bersangkutan berupa PPh
Pasal 25 Tahun Pajak yang bersangkutan termasuk jumlah pelunasan PPh yang terutang
berdasarkan penghitungan sementara dalam hal Wajib Pajak Menyampaikan pemberitahuan
permohonan
perpanjangan
jangka
waktu
penyampaian
SPT
tahunan
Bagian
D.14
b
Diisi dengan jumlah pokok PPh yang ada di dalam Surat Tagihan Pajak, tidak termasuk sanksi
administrasi
berupa
bunga
dan/atau
denda
Bagian Pembayaran
Apabila berdasar hitungan sistem, status SPT Anda Kurang Bayar, sistem akan
menampilkan panel pembayaran
Apabila Anda sudah melakukan pembayaran atas kekurangan pembayaran pajak, pilih
Sudah, dan masukkan NTPN dari Bukti Penerimaan Negara yang Anda miliki, serta
tanggal pembayarannya
Apabila Anda belum melakukan pembayaran, sistem ini memberikan layanan pembuatan
Kode Billing, yang dapat Anda gunakan untuk melakukan pembayaran di Bank baik
secara online(internet banking) atau datang langsung ke Bank
Apabila Anda belum aktif sebagai user ebilling di DJP Online, aktifkan terlebih dahulu
Permohonan Tidak berlaku apabila kelebihan berasal dari PPh yang Ditanggung
Pemerintah (DTP)
5. Kirim SPT
Selesai mengisi formulir, pada langkah ke-5 Anda diminta untuk mengirimkan SPT Tahunan
Online yang sudah Anda isi, tampilannya sebagai berikut
Setelah Anda memasukkan Kode Verifikasi ke kolom Kirim SPT, silahkan klik tombol "Kirim
SPT". Jika berhasil maka Anda akan diarahkan kembali ke halaman daftar SPT seperti berikut
Untuk melihat bukti tanda terima SPT Tahunan elektronik, silahkan klik logo printer pada kolom
daftar SPT di atas, berikut contoh Tanda terima SPT Tahunan elektronik yang saya terima
Penutup
Jadi demikian lah proses pengisian SPT Tahunan Online dengan Efiling DJP Online. Seluruh
proses dalam artikel ini sudah saya lakukan sendiri dari step awal hingga akhir. Cetak lah Tanda
terima SPT Tahunan elektronik jika bendahara kantor Anda memintanya. Untuk pertanyaan
seputar Cara Mengisi SPT Tahunan Online, silahkan Anda tanyakan di blog ini atau bisa