a)
TESTIS
Testis
merupakan
sepasang
struktur
berbentuk
oval,agak
gepeng dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada
didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah
penis. Dinding pada rongga yang
memisahkan testis dengan epididimis
disebut tunika vaginalis. Tunika
vaginalis dibentuk dari peritoneum
intraabdomen yang bermigrasi ke
dalam skrotum primitive selama
perkembangan genetalia interna pria,
setelah migrasi ke dalam skrotum,
saluran tempat turunnya testis
Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala epididimis) dan berjalan berlikuliku, kemudian berakhir pada ekor epididimis yang kemudian menjadi vas deferens.
c)
Scrotum
Skrotum pada dasarnya merupakan
kantung kulit khusus yang melindungi
testis dan epididimis dari cedera fisik
dan merupakan pengatur suhu testis.
Spermatozoa sangat sensitive terhadap
suhu karena testis dan epididimis
abdomen.
Vas deferens
Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari
epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal dari
ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior testis dalam bentuk
gulungan-gulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian belakang testis, duktus ini
melewati korda spermatika menuju abdomen.
e) Vesikula seminalis
Merupakan sepasang struktur berongga dan
berkantung-kantung pada dasar kandung kemih di
depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki
panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum.
Pasokan darah ke vas deferens dan vesikula seminalis berasal dari arteri vesikularis
inferior.
Arteri ini berjalan bersama vas deferens menuju skrotum beranastomosis dengan
arteri testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan menuju ke nodus iliaka interna
dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume
cairan semen. Komponen penting pada semen yang berasal dari vesikula seminalis
adalah fruktosa dan prostaglandin.
f) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar
dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Organ ini
mengililingi uretra pria, yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan ikat di belakang
simpisis pubis. Lobus media prostat secara histologis sebagai zona transisional
berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan memisahkannya dengan duktus ejakulatorius.
Saat terjadi hipertropi, lobus media dapat menyumbat aliran urin. Hipertropi lobus
media banyak terjadi pada pria usia lanjut.
g) Penis
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil)
dan dilalui uretra. Ada dua permukaan
yaitu permukaan posterior penis teraba
lunak (dekat uretra) dan permukaan
dorsal. Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal, yaitu sepasang
korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiousum di bagian tengah. Ujung penis
disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus
spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke proksimal
disebut prepusium (kulit luar),
prepusium ini dibuang saat
dilkukan pembedahaan
(sirkumsisi). Penis berfungsi
sebagai penetrasi. Penetrasi pada
wanita memungkinkan terjadinya
deposisi semen dekat serviks
uterus.
2.1.2 Anatomi Sistem
Reproduksi Wanita
System reproduksi wanita terdiri atas organ genetalia eksterna dan genetalia
interna.
a) Genetalia eksterna
Struktur genitalia eksterna terdiri atas vulva,mons pubis, klitoris, labium
mayora, labium minora, vestibulum, introritus/orificium vagina dan perineum.
1.
Vulva
Merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibule, orificium urethrae
2.
3.
4.
5.
Klitoris
Merupakan massa kecil pada jaringan erektil anterior pada orifisium uretra.
Satu-satunya fungsi klitoris adalah sebagai alat sensoris, klitoris merespon
6.
7.
8.
penetrasi penis.
Perineum
Daerah antara bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis.
Glandula mamaria
1. Ovarium
4. Vagina
Vagina merupakan tuba berotot dengan panjang sekitar 10 cm yang akan
memanjang dari serviks ke ostium vaginae di perineum. Vagina terletak pada
bagian posterior uretra dan bagian anterior rectum . ostium vaginae sebagian
dibungkus oleh membrane tipis yang disebut hymen, yang akan terobek pada
hubungan seksual pertama atau akibat penggunaan tampon selama periode
menstruasi.
Fungsi vagina adalah menerima sperma dari penis selama hubungan seksual.
Berfungsi sebagai jalan keluar cairan darah menstruasi dan sebagai jalan lahir
pada akhir kehamilan.
Mukosa vagina setelah pubertas merupakan epitel longgar yang relative
resisten terhadap pathogen. Flora normal vagina merupakan ph asam yang
membantu menghambat pertumbuhan pathogen.
2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Dewasa
2.2.1 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Hormon pada Laki-laki
a) FSH : Menstimulir spematogenesis.
b) LH : Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi testosteron.
c) Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama
organ seks
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum Efek reproduksi
c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
d.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses meiosis yang terjadi dalam testis, tempat
memproduksi sperma. Pada masing-masing testis terdapat tubuli seminiferi kontorti yang
mengandung spermatogonium atau sel penghasil sperma. Pembelahan pertama kali terjadi
secara mitosis, yang menghasilkan spermatosit primer. FSH dari kelenjer hipofisis anterior
menginisiasi pemmbentukan sperma,dan testoteron disekresi oleh testis bila di rangsang
oleh LH untuk meningkatkan kematangan sperma. Inhibin juga di produksi oleh testis
untuk menurunkan sekresi FSH. Masing masing spermatosit primer mengalami meiosis
sampai terbentuk empat sel sperma fungsional.
Produksi sperma dimulai saat pubertas dan berjuta juta sperma di bentuk setiap hari
dalam testis. Meskipun produksi sperma berkurang seiring bertambahnya usia, namun
tidak sepenuhnya terhenti sebagaimana produksi ovum pada wanita, yang terhenti sejak
menopause.
Fungsi
Menghasilkan sperma
Mengeluarkan testosteron
Tempat keluar sperma dari testis
Sebagai pematangan, motilitas, dan
fertilitas sperma
Memekatkan/ mengentalkan dan
Vesikula seminalis
menyiman sperma
Menghasilkan fruktosa untuk memberi
Kelenjar bulbouretra
2.2.2
Oogenesis
Oogenesis adalah proses meiosis yang menghasilkan sel telur.Pada proses ini dimulai
dalam ovarium dan juga di atur oleh hormone.FSH menginisiasi pembentukan folikel
ovarium yang mengandung oogonium atau sel penghasil sel telur.
Hormon ini juga merangsang sel folikel untuk mensekresi estrogen,yang memicu
kematangan ovum.Masing masing oosit primer yang mengalami meiosis akan
menghasilkan hanya satu sel fungsional, sedangkan tiga sel lainnya disebut badan
polar.Ketiganya tidak memiliki fungsi khusus dan akan menyusun dengan
sendirinya.Folikel ovarium yang matang mengandung oosit sekunder dan pembelahan
meiosis yang kedua terjadi jika ovum mengalami fertilisasi.
Pembentukan ovum terbentuk pada saat pubertas (10-14 tahun) dan berlanjut sampai
menopause (45-55 tahun),ketika ovarium mengalami atrofi dan tidak berespons lagi
terhadap hormone hipofisis. Dalam rentang usia 30-40 tahun,terjadi siklus pembentukan
ovum dan lebih kurang dari 28 hari terbentuk ovum matang.Sebenarnya beberapa folikel
mulai muncul pada masing masing siklus,namun rupture (ovulasi) folikel pertama yang
matang akan menghentikan pertumbuhan folikel lain.
Ovum dan sperma haploid yang dihasilkan melalui meiosis masing masing
berjumlah 23 kromosom. Ketika terjadi fertilisasi, nuclei ovum dan sperma menyatu
membentuk zigot yang memiliki jumlah kromosom diploid, yaitu 46 kromosom. Oleh
karena itu meiosis dapat mempertahankan jumlah kromosom diploid manusia dengan
mengurangi jumlah kromosom menjadi separuhnya pada pembentukan gamet.
Siklus ovarium
Dalam ovarium banyak terdapat sel-sel telur muda yang di kelilingi oleh sel gepeng
bangunan ini disebut folikel primordial. Sebelum pubertas ovarium masih dalam keadaan
istirahat. Pada waktu oubertas pada pengaruh hormone dari lobus interior hipofise yaitu FSH.
Folikel primordial mulai tumbuh walaupun hanya satu yang masak kemudian pecah dan yang
lainnya mati. Pemasakan folikel primordial terjadi sebagai berikut. Mula-mula sel-sel
sekeliling ovum berlipat ganda kemudian timbul diantara sel-sel rongga yang berisi cairan
follikuli. Ovum terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke
dalam rongga follikel, tumpukan sel dengan telur di dalamnya disebutcumulus ophurus.
Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat zona pellucida. Sel-sel granulosa lainnya
membatasi ruang follikel yang disebut membran.
Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel tersebut terdesak keluar
dan membentuk dua lapisan yaitu theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah
dantheca eksterna terdiri dari jaringan ikat padat. Follikel yang masak disebut folikel de
Graafmenghasilkan estrogen tempat permukaan hormon ini pada theca interna. Sebelum
pubertas terdapat pada lapisan dalam korteks ovarium dan tetap tinggal di lapisan tersebut.
Setelah pubertas follikel tersebut mendekati permukaan dan menonjol keluar karena
ligamentum follikuli terbentuk terus maka tekanan dalam follikel makin lama makin tinggi.
Tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya bergantung pada tekanan tinggi tersebut tetapi
juga harus mengalami perubahan-perubahan nekrobiotik pada permukaan follikel.
Awalnya sel-sel ovarium menjadi tipis hingga pada suatu waktu follikel akan pecah
dan mengakibatkan keluarnya liquor follikuli bersama ovum. Keluarnya sel telur dari
follikel de Graaf pecah disebut ovulasi. Sel granulosa yang mengelilingi sel telur telah bebas,
disebutcorona radiate. Setelah ovulasi sel-sel granulosa dari dinding follikel mengalami
perubahan dan mengandung zat warna kuning disebut lutein. Dengan demikian sisa follikel
berubah menjadi butir kuning disebut korpus luteum, mengeluarkan hormon yang disebut
progesteron di samping estrogen. Bergantung pada apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau
tidak, korpus luteum dapat menjadi korpus luteum gravidarum atau korpus
luteum menstruationum.
Korpus luteum mentruationum mempunyai masa hidup 8 hari setelah berdegenarasi
dan diganti dengan jaringan ikat yang menyerupai stroma ovarium. Korpus luteum yang
berdegenerasi disebut korpus albikan yang berwarna putih. Dengan terbentuknya korpus
albikan maka pembentukan hormon progesteron dan estrogen mulai berkurang malahan
berhenti sama sekali. Ini menghasilkan iskemia dan nekrose endometrium dan disusul dengan
menstruasi. Estrogen dapat menyebabkan proliferasi dari endometrium. Fase ini disebut fase
follikuler (preovulatoir) yang berlangsung hari pertama menstruasi sampai ovulasi.
Korpus luteum graviditatum setelah terjadi ovulasi maka sel telur masuk ke dalam
tuba dan diangkut ke kavum uteri. Hal ini terjadi pada waktu ovulasi ujung ampula tuba
menutup permukaan ovarium. Selanjutnya sel telur digerakkan oleh peristaltik dan rambut
getar dari sel-sel selaput lendir tuba ke arah kavum uteri, kalau tidak terjadi kehamilan sel
telur mati dalam beberapa jam. Bila terjadi kehamilan maka terjadilah pertemuan dan
persenyawaan dari sel telur dan sel mani dalam ampula tuba. Sel telur yang telah dibuahi itu
berjalan ke kavum uteri menanamkan diri dalam endometrium (nidasi).
Zigot (sel telur yang dihamilkan) mengeluarkan hormon-hormon hingga korpus
luteum yang biasanya hidup 8 hari sekarang tidak mati bahkan tumbuh menjadi besar
dinamakan korpus luteum graviditatum yang hidup sampai bulan keempat kehamilan. Setelah
bulan keempat fungsinya diambil alih oleh plasenta. Karena korpus luteum tidak mati maka
progesteron dan estrogen terus terbentuk. Endometrium menjadi lebih tebal berubah menjadi
desidua sehingga selama kehamilan berlangsung tidak terjadi haid. Perubahan pada
endometrium dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam ovarium dan kejadian dalam ovarium
dipengaruhi oleh kelenjar yang lebih tinggi keududkannya yaitu kelenjar hipofise.
Siklus Menstruasi
1. Pengertian
Mentruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari
setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endrrometrium uterus
(Bobak 2004).
2. Fisiologi siklus mentruasi
Fungsi mentruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus
hipofisis,dan ovarium dengan perubahan-perubahan trkait pada jaringan sasaran
pada saluran reproduksi normal,ovarium memainkan peran penting dalam proses
ini,karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan
siklik maupun lama siklus mentruasi Bobak 2004).
Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron.
Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang
mengandung ovum yang sedang berkembang dan sel-sel yang mengelilinginya.
Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol.
Estrogen bertangung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ organ reproduksi wanita dan karakteristik seksual yang berkaitan dengan wanita
dewasa. Estrogen memainkan peran penting dalam perkembangan payudara dan
dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.
Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus
selama siklus haid. Progesteron merupakan hormon yang paling penting untuk
menyiapkan endrometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi
uterus untuk implementasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi
progesteron berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan
kehamilan yang normal.sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi
dalam jumlah yang kecil. (Suzannec 2001)
Pada umumnya mentruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama kurang lebih
7 hari.Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari dengan jumlah darah sekitar 30-40 cc.
3. Siklus mentruasi
Siklus mentruasi terdiri atas aktivitas hormon ovarium dan kelenjer hipofisis
anterior, juga perubahan yang terjadi dalam ovarium dan uterus.Hormon yang
berperan didalamnya, yaitu FSH dan LH dari kelenjer hipofisis anterior, estrogen
dari folikel ovarium, dan progesteron dari korpus luteum.Fluktasi hormon hormon tersebut berlangsung selama siklus yang berkisar rata - rata 28 hari. Siklus
tersebut terdiri atas tiga fase yaitu :
a. Fase menstruasi
Lepasnya lapisan fungsional endrometrium yang disebut mentruasi atau
haid.meskipun hal ini sebenarnya akhir siklus mentruasi,namun mentruasi lebih
mudah di tentukan sehingga digunakan sebagai titik permulaan.Mentruasi
berlangsung sekitar 2-8 hari dengan rata-rata 3-6 hari.Pada saat ini,sekresi FSH
meningkat dan beberapa folikel ovarium mulai tumbuh.
b. Fase folikular
FSH merangsang pertumbuhan folikel ovarium dan mensekresi estrogen oleh
sel folikel. Sekresi LH juga meningkat namun lebih lambat. FSH dan estrogen
memicu pertumbuhan dan kematangan ovum, dan estrogen merangsang
pertumbuhan pembuluh darah padaa endrometrium untuk regenerasi lapisan
fungsional.
c. Fase luteal
Fase ini dibawah pengaruh LH, folikel yang ruptur tersebut menjadi korpus
luteum dan mulai mensekresi progesteron. Progesteron merangsang lebih lanjut
pertumbuhan pembuluh darah pada lapisan fungsional endrometrium dan
memicu penyimpanan zat makanan seperti, glikogen.
Saat sekresi progesteron meningkat, sekresi LH akan menurun, dan bilo ovum
tidak dibuahi, sekresi progesteron juga menurun. Tanpa progesteron,
endrometrium tidak dapat dipertahankan dan mulai meluruh dan mentruasi.
Sekresi FSH mulai meningkat (saat estrogen dan progesteron menurun ) dan
siklus di mulai lagi.
Wanita dapat mengalami siklus yang berbeda, selama 23-35 hari. Wanita yang
melakukan latihan berat selama periode yang cukup lama dapat mengalami
amenore yaitu haid terhenti. Keadaan ini di perkirakan berhubungan dengan
penurunan lemak tubuht. Tampaknya siklus reproduksi terhenti jika wanita
tidak memiliki simpanan energi cukup untuk dirinya dan perkembangan janin.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan
sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
Daftar pustaka
Syaifuddin, 2012. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Sloane, Ethel.2004. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.
Smeltzer Suzanne. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta EGC