Anda di halaman 1dari 9

INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PROSES

PEMBUATAN TEMPE
DI UKM ALI JAHRI SURABAYA
Nur Annisa Kusuma Dewi
2515 100 006
annisakude@gmail.com
PENDAHULUAN
Pada saat ini, kita hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman
modernisasi. Modernisasi sendiri dalam ilmu sosial merujuk pada bentuk
transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah
yang lebih baik dengan harapan kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik.
Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia
sangat bergantung pada teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi
kebutuhan dasar setiap orang. Dari orang tua hingga anak muda, para ahli
hingga orang awam pun menggunakan teknologi dalam berbagai aspek
kehidupannya. Para petani yang bekerja di ladang juga menggunakan teknologi
untuk meningkatkan hasil panennya, contohnya adalah penggunaan traktor
mesin yang lebih cepat dan efisien jika dibandingkan dengan bajak yang ditarik
oleh seekor kerbau.
Kebutuhan manusia akan teknologi juga didukung dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi
berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang dan semakin
mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan penemuan
yang sederhana hingga sangat rumit. Bahkan, kurang dari 10 tahun terakhir,
teknologi handphone yang awalnya hanya sebuah alat komunikasi nirkabel
berkembang menjadi alat komunikasi yang dapat mengambil foto, merekam
video, mendengarkan musik, dan mengakses internet dalam hitungan detik.
Perkembangan
teknologi
saat
ini
merupakan
dasar
untuk
mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu negara
didasarkan atas seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai
oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan dikarenakan ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan manusia. Bangsa
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global,
maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan
teknologi dan ilmu pengetahuan, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri.
Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia dianggap belum terlalu maju
dalam penguasaan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut mantan Menteri dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Armida Alisjahbana, kemajuan teknologi di Indonesia masih rendah.
Ada beberapa indikator yang membuktikan rendahnya tingkat teknologi di
Indonesia, seperti kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di
sektor industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya jumlah ilmuwan di

Indonesia. Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP)


pada tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke60 dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang
dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan teknologi,
difusi inovasi teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah pengguna internet dan
besaran sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor, difusi inovasi
teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan pemakai listrik,
tingkat pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama sekolah penduduk usia
15 tahun ke atas, dan angka partisipasi kasr penduduk yang menempuh
pendidikan tinggi di bidang iptek.
Rendahnya kemajuan teknologi di Indonesia terlihat di Indonesia terlihat
dari minimnya anggaran pemerintah untuk riset. Walaupun pada tahun 2010
pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana sejumlah 1,9 triliun rupiah
(sekitar $205 juta) untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, ternyata dana ini hanya 0,85 dari pendapatan domestik bruto (PDB)
per tahun. Jika dibandingkan dengan dana riset di Cina yang berjumlah 2%,
Jepang yang berjumlah 3,4%, dan Korea Selatan 4,04% dari PDB, maka bisa
disimpulkan bahwa Indonesia cukup tertinggal jauh.
Selain itu, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor
produksi di Indonesia juga masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari kurangnya
efisiensi, rendahnya produktivitas, dan minimnya kandungan teknologi dalam
barang ekspor. Ekspor produk manufaktur didominasi oleh produk dengan
teknologi rendah sebanyak 60%. Berdasarkan beberapa fakta yang telah
disebutkan, dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia masih sangat rendah bahkan bisa dibilang tertinggal jika
dibandingkan negara-negara lain.
Perkembangan dunia industri saat ini berlangsung sangat cepat dan terus
mengalami perubahan dan pembaruan di segala aspeknya, permintaan
konsumen yang semakin meningkat membuat produksi harus di tambah tanpa
mengurangi efisiensi produksi. Teknologi yang berkembang dapat meningkatkan
kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat,
tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Otomasi
Industri dirasa solusi yang tepat untuk memenuhi permintaan konsumen yang
semakin meningkat seiring waktu.
Otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang terkait dengan
masalah penerapan sistem mekanik, elektronika, dan sistem berbasis komputer
dengan tujuan pengoperasian dan pengendalian suatu sistem produksi (Groover,
2001).
Dilihat dari definisi otomasi itu sendiri, dapat di katakan bahwa fungsi
dengan adanya otomasi adalah sebagai langkah mudah yang dapat di
manfaatkan oleh manusia sebagai alat atau penggerak kerja manusia untuk
mencapai kemudahan. Dimana banyak hal atau rupa yang dapat di lakukan
sebagai ganti tenaga manusia dalam menjalankan setiap kegiatan pada
lingkungan pekerjaan, pergaulan, maupun semua kegiatan yang di lakukan
manusia. Kemudahan inilah yang nantinya menjadi fungsi utama dari manusia
melakukan otomasi.

Lawan dari otomasi adalah proses manual. Dimana proses produksi masih
secara tradisional belum menggunakan teknologi permesinan modern dan lebih
melibatkan manusia dalam setiap proses produksinya. Pada awalnya teknologi
berkembang secara lambat. Namun seiring dengan kemajuan tingkat
kebudayaan dan peradaban manusia perkembangan teknologi berkembang
dengan cepat.
Secara harfiah teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tecnologia
yang berarti pembahasan sistematik mengenai seluruh seni dan kerajinan. Istilah
tersebut memiliki akar kata techne dalam bahasa Yunani kuno berarti seni
(art), atau kerajinan (craft). Dari makna harfiah tersebut, teknologi dalam bahasa
Yunani kuno dapat didefinisikan sebagai seni memproduksi alat-alat produksi dan
menggunakannya. Definisi tersebut kemudian berkembang menjadi penggunaan
ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan manusia. Teknologi dapat pula
dimaknai sebagai pengetahuan mengenai bagaimana membuat sesuatu (know
how of making things) atau bagaimana melakukan sesuatu (know how of doing
things), dalam arti kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan nilai yang
tinggi, baik nilai manfaat maupun nilai jualnya.
Teknologi tepat guna adalah adalah sebuah teknologi yang ditemukan
atau diciptakan dengan tujuan untuk semakin meningkatkan atau membuat
pekerjaan manusia semakin lancar. Hal ini kemudian bisa meningkatkan nilai
ekonomi juga. Teknologi tersebut tidak hanya asal dibuat namun dibuat dengan
tepat sesuai dengan kebutuhan manusia.
Dalam menerapkan teknologi tepat guna di suatu wialayah, kita harus
memperhatikan hal-hal berikut, diantaranya teknologi yang diciptakan haruslah
teknologi yang hemat akan sumber daya, hemat biaya, mudah dirawat, bersifat
solutif dan harus berdampak positif bagi kelangsungan hidup manusia.
Teknologi tepat guna bisa dikatakan sebagai hasil karya manusia yang
mengagumkan. Sebagai bukti bahwa manusia memiliki akal, cerdas dan kreatif
untuk menciptakan sesuatu yang mampu mendukung aktifitasnya. Saat ini
teknologi tepat guna sudah banyak tercipta dan telah terbukti meningkatkan
produktifitas manusia dari berbagai sektor seperti transportasi, pertanian,
kedokteran, pendidikan, dan usaha kecil.
Pada akhirnya setiap perkembangan teknologi yang ada mampu
meningkatkan produktifitas kinerja manusia. Misalnya pada bidang usaha kecil.
Para pengusaha atau wirausaha yang dilakukan semakin berkembang usaha
yang dimiliki dengan menggunakan berbagai teknologi yang ada saat ini.
Pengirisian lebih cepat, hasil lebih banyak dengan mesin pengiris untuk keripik
singkong, buah tempe dan sebagainya. Hasil penggorengan lebih maksimal
dengan mesin peniris minyak. Adanya teknologi tepat guna pun bisa dikatakan
mampu meningkatkan perekonomian lebih banyak orang.
Salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menerapkan teknologi tepat
guna yaitu UKM yang memproduksi tempe, UKM ini beralamatkan di Jalan
Tenggilis 3/39 F, Surabaya dengan pemilik bernama bapak Ali Jahri. UKM yang
memproduksi tempe ini sudah menggunakan teknologi diantaranya
menggunakan mesin untuk proses pemecahan kedelai.
PEMBAHASAN

Unit Kecil Menengah (UKM) yang menjadi objek amatan pada tugas kali ini
adalah UKM yang memproduksi Tempe. UKM ini beralamatkan di Jalan Tenggilis
3/39 F, Surabaya dengan pemilik bernama bapak Ali Jahri. UKM ini telah berdiri
sejak tahun 1992. Saat dimulainya UKM ini, UKM Ali Jahri hanya mampu
memproduksi Tempe dengan bahan baku sebesar 10 kg Kedelai setiap harinya.
Pada saat itu beliau mengerjakan seluruh proses produksi sendirian. Baru sejak
tahun 1993 bapak Ali Jahri memperkerjakan satu orang karyawan untuk
membantu dalam proses produksi Tempe. Hingga saat ini Kapasitas produksi
UKM Ali Jahri sudah mampu memproduksi Tempe dengan kapasitas bahan baku
70 Kg kedelai setiap harinya dengan dibantu satu orang pekerja.

Gambar 1. Produk Hasil UKM Ali Jahri


Setelah mengamati proses pembuatan tempe milik Bapak Ali Jahri, dapat
disimpulkan bahwa sebagian proses pembuatan tempe masih menggunakan
cara tradisional. Proses produksi pada UKM pembuatan tempe Ali Jahri adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Rekapitulasi Kebutuhan Alat dan Bahan
No
Nama Alat
No
Nama Alat
No
Nama Bahan
1
Panci rebus (Dandang)
5
Kompor
1
Kedelai
2
Alat Penggiling
6
Pengaduk
2
Ragi Tempe
3
Drum plastik besar
7
Penyaring
3
4
Plastik pembungkus
8
Tampah
4
Setelah semua alat dan bahan diketahui, proses pembuatan Tempe bisa
dijelaskan. Alur proses pembuatan Tempe terangkum dalam flow diagram
dibawah ini.

Membersihkan
alat - alat

Mencuci kacang
Kedelai

Merebus Kedelai
hingga masak

Merendam
Kedelai hingga
lunak

Melakukan
pembungkusan

Menaburkan
ragi sedikit
demi sedikit
hingga merata

Memisahkan
kulit ari dengan
bilasan air

Pemecahan
Kedelai hingga
terlepas kulit
arinya

Proses
fermentasi
selama 3 hari

Tempe siap
dipasarkan

Gambar 2. Flow Diagram Proses Pembuatan Tempe


Berdasarkan flow diagaram diatas, ada 12 proses pembuatan Tempe yang
dilakukan oleh UKM Ali Jahri dengan lead time 3 hari. Penjelasan dari setiap
proses tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
1. Membersihkan Alat alat
Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti drum plastik, panci, dan
bakul. Cuci bersih alat-alat tersebut lalu keringkan dengan lap bersih agar
siap digunakan.
2. Mencuci kacang Kedelai
Kacang kedelai dimasukkan ke dalam drum plastik lalu dicuci dengan air
bersih.
3. Merebus Kedelai hingga masak
Kedelai yang sudah bersih ditiriskan dari air cucian lalu dimasukkan
kedalam panci dan direbus hingga masak.
4. Merendam Kedelai hingga lunak
Setelah kedelai yang masak ditiriskan, kedelai dimasukkan ke dalam drum
plastik yang bersih dan direndam dengan air bersih selama satu malam
hingga lunak dan terasa berlendir.
5. Penggilingan Kedelai
Kedelai yang telah direndam ditiriskan dari air rendaman kemudian dicuci
menggunakan air bersih. Setelah itu, tiriskan kedelai dan kedelai dipecah
menggunakan mesin pemecah agar kedelai terbelah dua dan kulit kedelai
terpisah.

Gambar 3. Mesin Pemecah Kedelai


6. Memisahkan kulit ari dengan bilasan air
Cuci kedelai yang telah dipecah menggunakan air bersih hingga nantinya
kulit kedelai mengambang dan dapat dipisahkan. Pisahkan limbah kulit ari,
tiriskan kedelai.
7. Taburkan ragi sedikit demi sedikit
Taburkan ragi pada kedelai, aduk hingga ragi tercampur merata, diamkan
selama sekitar 10 menit.
8. Melakukan pembungkusan
Setelah ragi tercampur merata kedelai dikemas dalam plastik dan ada
juga yang dicetak di papan yang telah dilapisi dengan plastik.

Gambar 4. Proses Pembungkusan


9. Proses Fermentasi
Kedelai yang sudah dikemas didiamkan selama 3 hari agar tumbuh jamur
dan menjadi Tempe yang siap dipasarkan.

Gambar 5. Proses Fermentasi


10.Tempe siap dipasarkan
Setelah 2-3 hari proses fermentasi, Tempe dipasarkan langsung ke
konsumen, pasar, dan warung-warung sekitar.

Dari uraian proses produksi tempe di UKM Ali Jahri tersebut pastilah terdapat
kelebihan dan kekurangan dalam proses produksinya. Kelebihan dan kekurangan
tersebut antara lain:
Kelebihan
1. Proses masih menggunakan cara manual sehingga lebih mudah
2. Modal yang diperlukan relatif lebih kecil
Kekurangan
1. Tidak praktis, membutuhkan waktu yang lama untuk proses
pembuatannya
2. Produk yang dihasilkan kurang higienis
3. Membutuhkan banyak tempat/ wadah sehingga terkesan berantakan
Solusi yang ditawarkan untuk menanggulangi kekurangan dalam proses
pembuatan tempe pada UKM Ali Jahri tersebut antara lain dengan membuat
mesin otomasi untuk proses pembuatan tempe.

Gambar 6. Inovasi Teknologi Tepat Guna dalam Proses Pembuatan Tempe


Keterangan gambar :
1. Tabung 1 untuk proses pencucian dan perendaman
2. Tutup tabung
3. Mesin pemecah/ penggiling kedelai
4. Wadah untuk menampung kedelai yang sudah dipecah
5. Pintu yang bisa dibuka maupun ditutup untuk mengeluarkan kedelai dari
tabung
6. Tabung 2 untuk proses mixing/ peragian
7. Jalur untuk berjalannya plastik pengemasan
8. Mesin press untuk merekatkan plastik setelah kedelai dikemas
Jadi konsep inovasi yang diusulkan untuk proses pembuatan tempe yaitu
dengan membuat dua mesin tabung, satu untuk pencucian dan perendaman,
sedang mesin satunya untuk proses peragian dan juga pengemasan. Untuk
prinsip kerja mesin tabung pertama yaitu mengadopsi cara kerja mesin cuci
dimana nantinya air hasil pencucian otomatis keluar dari mesin setelah proses
pencucian selesai. Pada bagian bawah tabung terdapat dua pintu yang dapat

dibuka, satu pintu untuk mengarahkan kedelai ke mesin penggilingan, dan pintu
satunya untuk mengeluarkan kedelai dari tabung. Untuk tabung pertama yaitu
untuk proses peragian dan pengemasan dimana kedelai yang telah siap untuk
proses peragian dimasukkan ke dalam tabung 2 kemudian akan secara otomatis
ragi dicampurkan dengan kedelai, setelah tercampur rata kedelai langsung
menuju proses pengemasan dimana di bawah mesin terdapat mesin press untuk
merekatkan plastik pembungkus tempe. Selanjutnya tempe yang sudah
terbungkus didiamkan 2-3 hari untuk kemudian siap dipasarkan.
Berikut merupakan urutan cara pembuatan tempe menggukan inovasi teknologi
tepat guna, antara lain:
1. Masukan kedelai ke dalam tabung maka kedelai akan dicuci otomatis
2. Setelah kedelai bersih maka kedelai keluar dari tabung dan direbus
hingga mendidih.
3. Masukan kembali kedelai yang sudah direbus ke dalam tabung maka
kedelai akan dicuci otomatis.
4. Rendam kedelai dalam tabung biarkan selama 12 jam.
5. Setelah diremdam 12 jam maka tempe secara otomatis masuk ke dalam
mesin pengupas kedelai.
6. Setelah keluar dari mesin pengupas kedelai maka kedelai masukkan
kembali kedelai ke dalam tabung dan kedelai akan dicuci secara otomatis.
7. Setelah itu pindahkan kedelai kedalam tabung mixing kedelai akan diberi
ragi lalu akan mencampurkan ragi secara otomatis
8. Setelah ragi dan tempe tercampur rata maka tahap selajutnya adalah
mengemasnya dan kedelai secara otomatis dikemas dengan plastic
9. Tunggu 2-3 hari dan tempe siap dipasarkan.
KESIMPULAN
Pada saat ini, kita hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman
modernisasi. Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Di zaman modernisasi seperti sekarang,
manusia sangat bergantung pada teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi
kebutuhan dasar setiap orang.
Kebutuhan manusia akan teknologi juga didukung dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi
berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang dan semakin
mendunia.
Perkembangan
teknologi
saat
ini
merupakan
dasar
untuk
mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu negara
didasarkan atas seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai
oleh negara tersebut. Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia
dianggap belum terlalu maju dalam penguasaan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Rendahnya kemajuan teknologi di Indonesia terlihat di Indonesia terlihat
dari minimnya anggaran pemerintah untuk riset. Selain itu, kontribusi ilmu
pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor produksi di Indonesia juga masih

rendah. Hal ini dapat terlihat dari kurangnya efisiensi, rendahnya produktivitas,
dan minimnya kandungan teknologi dalam barang ekspor. Berdasarkan beberapa
fakta yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia masih sangat rendah bahkan bisa
dibilang tertinggal jika dibandingkan negara-negara lain.
Perkembangan teknologi yang berlangsung sangat cepat dan terus
mengalami perubahan dan pembaruan di segala aspeknya, permintaan
konsumen yang semakin meningkat membuat produksi harus di tambah tanpa
mengurangi efisiensi produksi. Teknologi tepat guna dirasa sesuai untuk
memenuhi kebutuhan produksi yang kian meningkat, dengan teknologi tepat
guna dapat meningkatkan atau membuat pekerjaan manusia semakin mudah,
lancar, dan juga meningkatkan nilai ekonomi.
Teknologi yang digunakan pada UKM pembuatan tempe milik Bapak Ali
Jahri dirasa kurang produktif, sehingga inovasi alat produksi diperlukan untuk
meningkatkan produktivitas UKM tersebut. Mesin yang digunakan pada UKM
tersebut hanya mesin pemecah kedelai, sedangkan untuk proses pencucian,
peragian, dan pengemasan masih dilakukan secara manual. Hasil pencucian
kedelai secara manual kurang bersih dan merata sehingga menyebabkan tempe
yang dihasilkan kurang higienis. Pengemasan secara manualpun kurang praktis
dan membutuhkan waktu yang lama dibanding menggunakan mesin. Dengan
menggunakan mesin dalam berbagai proses produksinya maka tentunya akan
membuat pekerjaan dapat di lakukan dengan mudah dan cepat, meningkatkan
produktivitas dan dapat menghemat waktu produksi.
REFERENSI
Munaf, Dicky dkk, 2008. Peran Teknologi Tepat Guna bagi Masyarakat
Perbatasan,
http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnaldesain/pdf_dir/issue_3_7_13_1.pdf
diakses tanggal 22 September 2016.
Nisa,
Rizky,
2014.
Lembar
Kerja
Praktikum
Otomasi
Industri
http://www.academia.edu/8425595/LEMBAR_KERJA_PRAKTIKUM_DEFINISI_OTOMA
SI_Otomasi_Industri diakses tanggal 22 September 2016.
Wardiana,
Wawan,
2002.
Wawasan
Perkembangan
Teknologi
Informasihttp://eprints.rclis.org/6534/1/WAWAN_PERKEMBANGAN_TI.pdf diakses
tanggal 22 September 2016.
Groover, Mikell P, 2001. Automation, Production Systems,
and Computer
Integrated Manufacturing. New Jersey: Prentice Hall Inc
Anonim,
2014.
Pengertian
Teknologi
Tepat
Guna
dan
Contohnya,
http://www.teknologitepatguna.net/pengertian-teknologi-tepat-guna/
diakses
tanggal 22 September 2016.
Swastika,
Vanessa,
2015.
Perkembangan
Teknologi
di
Indonesia,
http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-diindonesia_55547634b67e615e14ba545b diakses tanggal 22 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai