Chapter II PDF
Chapter II PDF
TRANSFORMATOR
II.1
Umum
Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi
listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke level
tegangan yang lain melalui kinerja satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik.
Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis,
dan dua buah kumparan yaitu kumparan perimer dan kumparan sekunder. Kedua kumparan ini
tidak terhubung secara langsung. Satu-satunya hubungan antara kedua kumparan adalah fluks
magnetic bersama yang terdapat dalam inti. Salah satu dari kedua kumparan transformator tadi
dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-balik dan kumparan kedua (serta ketiga jika ada)
akan mensuplai daya ke beban. Kumparan transformator yang terhubung kesumber daya
dinamakan kumparan primer sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan kumparan
sekunder, jika terdapat kumparan ketiga dianamakan kumparan tersier.
Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya
tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Penggunaan transformator yang sangat
sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam
penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolakbalik sangat banyak
dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga
listrik terjadi kerugian sebesar I2R watt, kerugian ini akan banyak berkurang apabila tegangan
dinaikkan. Dengan demikian saluran-saluran tenaga listrik senantiasa mempergunakan
tegangan yang tinggi.
Tegangan yang paling tinggi di Indonesia pada saat ini adalah 500 kV. Hal ini
dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi. Dan menaikkan tegangan
listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang biasanya berkisar antara 6-20 kv pada awal
saluran transmisi, dan menurukannya pada ujung saluran itu ketegangan yang lebih rendah,
dilakukan dengan transformator. Transformator yang dipakai pada jaringan tenaga listrik
merupakan transformator tenaga.
Disamping itu, ada jenis jenis transformator lain yang banyak dipergunakan, dan
yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil.Misalnya transformator
yang dipakai dirumah tangga, yang dipakai pada lampu TL, pesawat radio, televisi dan
berbagai alat elektronika lainnya.
II.2
Konstruksi Transformator
Pada umumnya kontruksi transformator terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
Gambar 2.1
2. Tipe cangkang
Pada transformator tipe cangkang, kumparan atau belitan transformator dikelilingi oleh inti
dan kontruksi intnya berbentuk huruf E, huruf I, dan huruf F..
Gambar 2.2
II.3
Klasifikasi Transformator
I1.4
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian ke rangkaian listrik yang lain
melalui suatu gandengan megnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Transformator di gunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika.
Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang
sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi
dalam pengiriman daya jarak jauh.
Transformator terdiri atas dua buah kumparan ( primer dan sekunder ) yang bersifat
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer
terjadi induksi sendiri ( self induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena
pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual
induction ) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka
mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat
ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi ).
[1]
Dimana :
I1
V1
N1
Gambar 2.3
E1
E2
N2
V2
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan. Induksi 1 ( Hukum Faraday )
[8]
[8]
Dimana :
= gaya gerak listrik induksi
N1
= fluks magnetik
Harga efektifnya
[8]
[8]
Dimana :
= gaya gerak listrik induksi efektif
= frekuensi
Bila rugi tahanan dan adanya fluksi adanya fluksi bocor di abaikan akan terdapat
hubungan :
[8]
Apabila, a < 1, maka transformator berfungsi untuk menaikkan tegangan (step up)
a > 1, maka transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan (step down)
Dimana :
= ggl induksi di sisi primer (Volt)
= faktor transformasi
2
2
I2
I1
V1
N1
Gambar 2.4
E1
E2
N2
V2
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet ( ggm ) N2 I2 yang cenderung
menentang fluks ( ) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan Im. Agar fluks bersama
itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2, yang menentang
fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada
kumparan primer menjadi :
[8]
Bila komponen arus rugi tembaga (Ic) diabaikan, maka Io = Im, sehingga :
[8]
Dimana:
I1.5
I1
Io
Im
Ic
primer saja (2). Rangkaian ekivalen digunakan untuk menganalisis kerja suatu transformator,
adanya fluks bocor 1 dan 2 yang dinyatakan sebagai reaktansi X1 dan X2. Sedangkan untuk
rugi tahanan dinyatakan dengan R1 dan R2. Rangkaian ekivalen suatu transformator seperti
Gambar 2.5.
R1
X1
I1
R2
I2
X2
I0
V1
IC
RC
Gambar 2.5
IM
XM
E1
E2
V2
ZL
[8]
[8]
[8]
[8]
Apabila semua parameter sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, maka harganya
perlu dikalikan dengan faktor a2, dimana a = E1/E2, sehingga rangkaian ekivalennya seperti
Gambar 2.6.
R1
X1
I2'
I1
a2R2
a2X2
I0
IC
RC
V1
Gambar 2.6
IM
XM
aV2
a2ZL
Untuk memudahakan perhitungan, model rangkaian Gambar 2.6 diatas dapat diubah
menjadi seperti Gambar 2.7.
I2'
I1
R1
X1
a2R2
a2X2
I0
V1
IC
RC
Gambar 2.7
IM
XM
aV2
a2ZL
[8]
I2'
I1
Rek
Xek
I0
V1
Gambar 2.8
I1.6
IC
RC
IM
XM
aV2
a2ZL
arus yang mengalir dalam bentuk vector. Hubungan yang terdapat di antara harga-harga
tersebut akan tergantung pada sifat beban, impedansi lilitan primer, dan sekunder, serta rugirugi transformator.
I1.6.1 Transformator Tanpa Beban
Apabila transformator tidak dibebani, arus yang mengalir dalam transformator hanya
arus pemagnetan (Io) saja. Dalam hal ini :
1. Fluks magnet (o) sephasa dengan arus primer tanpa beban (Io) dan lagging 90
terhadap tegangan sumber V1.
2. Gaya gerak listrik induksi pada sisi primer (E1) besarnya sama dengan V1, tetapi
berbeda phasa 180 terhadap tegangan sumber V1.
3. Gaya gerak listrik induksi pada sisi sekunder (E2 = aE1), lagging 90 terhadap fluks
magnet (o).
Io
90
90
V1 = -E1
E1
E2
0
Gambar 2.9
Karena transformator tidaklah mungkin ideal, maka rugi-rugi pada transformator harus
diperhitungkan, maka :
1. Arus primer tanpa beban (Io) tidak sephasa dengan fluks magnet (o), dimana arus
primer tanpa beban dapat diuraiakan atas dua komponen yaitu :
[4]
2. Besarnya ggl induksi E1 tidak sama lagi dengan V1 karena adanya impedansi kumparan
primer Z1, sehingga dipeoleh hubungan :
[4]
Io
Im
I oR
Io X
-E1
E1
E2
Ic
0
V1
Gambar 2.10
I1.6.2.1
Apabila pada sisi sekunder transformator ( Gambar 2.5) dihubungkan dengan tahanan
murni (R), maka arus akan mengalir pada sisi sekunder transformator sebesar I2. I2 akan
berbeda fasa terhadap E2 sebasar 2.
[7]
[7]
I1
Im
I1 X
-E1
-I2
1 1
E2
E1
Ic
0
I2
V1
V2
I2 (R
I1 R
+R
Gambar 2.11
I2 X
Io
2)
Dan dengan adanya harga R2 + jX2 dan RL + jXL, juga akan mengakibatkan
pergeseran phasa antara I2 dan V2 sebesar 2. Dimana :
[7]
I1
Im
I1 X
-I2
1 1
Ic
-E1
0
I2
V1
2
I2 R
Gambar 2.12
I1.6.2.2
E2
E1
V2 I
2R
2
I2X
I1 R
I2 X
Io
Beban Kapasitif
Jika ( Gambar 2.5 ) dihubungkan dengan beban kapasitif, maka arus akan mengalir
pada sisi sekunder transformator sebesar I2. Beban kapasitif tersebut akan mengakibatkan
pergeseran phasa antara I2 dan E2 sebesar 2, dan juga akan mengakibatkan pergeseran phasa
antara I2 dan V2 sebesar 2. Dimana :
[7]
[7]
-E1
I1
2
1
Ic
E1
2
E2
I 2X
I1X1
I1 R
I2
Im
I2X
Io
I2R
V1
-I2
V2
Gambar 2.13
I1.7
I2R
II.7.1 Umum
Transformator tiga phasa pada prinsipnya sama dengan transformator satu phasa,
perbedaannya adalah pada transformator tiga phasa mengenal adanya hubungan bintang,
segitiga dan hubungan zig-zag, dan juga system bilangan jam yang sangat menentukan kerja
pararel tiga phasa. Untuk menganalisa transformator tiga phasa dilakukan dengan
cara
menganggap bahwa transformator tiga phasa sebagai transformator satu phasa, teknik
perhitungannya pun sama, hanya untuk nilai akhir biasanya parameter tertentu (arus, tegangan,
dan daya) transformator tiga phasa dikalikan dengan nilai
Transformator tiga phasa dikembangkan untuk alasan ekonomis, biaya lebih murah
karena bahan yang digunakan lebih sedikit dibandingkan tiga buah transformator satu phasa
dengan jumlah daya yang sama dengan satu buah transformator tiga phasa, penerjaannya lebih
cepat.
Transformator tiga fasa adalah trafo yang sering dipakai hal ini dikarenakan :
a. Untuk daya yang sama tidak memerlukan ruang yang besar.
b. Mempunyai nilai ekonomis.
c. Pemeliharaan persatuan barang lebih murah dan lebih mudah.
Np1
Np2
Np3
Ns1
Ns2
Ns3
Np1
Np3
Np2
Ns2
Ns1
Ns3
A IA
IB
B
ZB
Z
N
IN
ZC
C
Gambar 2.16
IC
[8]
[8]
[8]
Dimana :
= tegangan line to line (Volt)
IA
IAB
ICA
IC
IB
IBC
[8]
[8]
[8]
Dimana :
= tegangan line to line (Volt)
3. Hubungan Zigzag
Transformator zigzag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu
aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik
netral. Pada transformator zigzag masingmasing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian
dan masingmasing dihubungkan pada kaki yang berlainan.
[2]
[2]
Dimana :
iY
LY
AY
AZZ
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban
seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama
dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang
kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 2.20. Pada hubungan
Y-Y, tegangan masing-masing primer phasa adalah :
[6]
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder
pada transformator hubungan Y-Y adalah :
[6]
R
N1R
N2r
R
S
V2ph
N1S
V
h
1p
N1R
N1S
N2r
N2s
S
N2s
V1L V1ph
V2ph V2L
V2L
V1L
N1T
N2t
t
T
N1T
N2t
[6]
R
V1L
N1R
N2r V2ph
V2L
R
V1L
S
N1R
N2s
N1T
N1S
s
N2s
N2r
2p
h
V1
N2t
N1S
ph
V1ph
V2L
r
T
N1T
N2t
V1L
V1ph N1R
N2r
V2ph
V2L
s
V2L
r
1p
N1R
S
N1S
N2s
V1L
N1S
N1T
N2s
N2r
V2ph
N2t
T
t
N1T
N2t
[6]
Dimana :
IL
IP
= arus phasa
r
R
V1L
r
V2ph
1p
h
V1L
N1S
N1T
N2r V2ph
V2L
V2L
S
N1S
N2r
N1R
V1ph N1R
N2s
N2t
N2s
T
t
N1T
N2t
Kerja Pararel
Dua buah transformator dikatakan bekerja secara pararel apabila kedua sisinya (primer
Pertumbuhan beban.
b.
c.
Batasan transportasi.
d.
Batasan memproduksi.
I2A
I1A
V1
E1A
I2total
beban
I1total
E2A
V2
I2B
I1B
E1B
E2B
[7]
IA R A
Itotal
XA
IS
V1
RB
XB
beban
IB
V2