Anda di halaman 1dari 7

Pyelonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang

disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri enterit (paling umum adalah
Escherichia Coli) yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter dan ginjal
akibat refluks vesikouretral. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang di mulai dari
saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai
parenchym maupun renal pelvis (pyelum= piala ginjal).
Penyebab lain pyelonefritis mencakup obstruksi urine atau infeksi, trauma,
infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya, kehamilan, atau
gangguan metabolic.
Secara umum terdapat dua jenis Pyelonefritis yakni:
1.

Pyelonefritis Akut

Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena
terapi yang tidak sempurna atau infeksi baru
2.

Pyelonefritis Kronis

Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat


inflamasi yang berulang kali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan
terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis.
Penyebab
a. Bakteri E. Coli.
antibiotik.

b. Resisten terhadap

C . Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis.


e. Penurunan fungsi ginjal.

d. Infeksi aktif.

f. Uretra refluk.

g. Bakteri menyebar ke daerah ginjal, darah, sistem limfatik.


Pyelonefritis terjadi berawal dari invasi bakteri ke dalam saluran kemih bagian bawah,
kondisi tubuh dengan imun yang rendah, obstruksi saluran kemih, VUR dapat
menghambat eleminasi bakteri kedalam urine sehingga bakteri dapat berkembang biak
dan menginfeksi mukosa saluran kemih, di samping itu pada penderita diabetes dengan
kadar gula yang tinggi mengakibatkan glukosa yang lolos dalam filtrasi hanya dapat
direabsorbsi sebesar nilai maksimal reabsorbsi glukosa yaitu 220, sisa glukosa yang tidak
dapat direabsorbsi lagi akan terbawa dan terkandung dalam urine, hal tersebut
mengakibatkan bakteri dapat berkembang biak secara cepat dalam saluran kemih dan
menginfeksi saluran kemih. Kehamilan, pada saat kehamilan hormone estrogen
meningkat sehingga akan mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah,
vasodilatasi mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler yang akhirnya akan
mengakibatkan kebocoran protein plasma ke dalam interstitial dan menarik cairan
plasma ikut bersamanya, hal tersebut akan mengakibatkan tingginya tekanan onkotik
plasma pada filtrasi glomelurus yang akan mengakibatkan cairan berpindah dari kapsula
bowment ke kapiler glomelurus melawan gaya filtrasi, disamping itu pada kehamilan
terjadi penekanan pada vesika dan saluran kemih yang akan menghambat aliran urine
dan mengakibatkan penurunan eleminasi bakteri bersama urine.

Dari mekanisme diatas, akan terjadi infeksi pada saluran kemih bawah dan apabila tubuh
tidak mampu mengatasi fluktuasi bakteri dalam saluran kemih, maka bakteri tersebut
akan naik ke saluran kemih bagian atas yang mengakibatkan peradangan-infeksi
diparemkin ginjal (Pyelonefritis). Pyelonefritis merupakan kondisi yang sudah terjadi
infeksi dalam paremkim ginjal sehingga dapat diangkat diagnose PK: infeksi.

a. Hipertiroid
Tiroiditis dan penggunaan hormone tiroid yang berlebihan
b. Hipotiroid
Tiroiditis autoimun (tiroiditis Hashimoto), dimana system imun menyerang kelenjar tiroid.
Tipe hipotiroid :
1.

hipotiroidisme primer : atau tiroidal yang mengacu pada disfungsi kelenjar tiroid

2.
Hipotiroidisme sentral : disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar
hipofisis, hipotalamus
3.

Hipotiroidisme sekunder / pituitaria : sepenuhnya oleh kelainan hipofisis

4.
Hipotiroidisne tertier : kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH
tidah adekuat atau penurunan TRH
1.

Penyebab utama

a.

Penyakit Grave

b.

Toxic multinodular

c.

Solitary toxic adenoma

2.

Penyebab lain

a.

Tiroiditis

b.

Penyakit troboblastis

c.

Ambilan hormon tiroid secara berlebihan

d.

Pemakaian yodium yang berlebihan

e.

Kanker pituitari

f.

Obat-obatan seperti Amiodarone


Patofisiologi

Hipotiroid
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :

1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang


hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin =
T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen,
produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan
vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan
disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif
oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroid terjadi akibat
malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH.
TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH
maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan
rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH

Hipertiroid
Hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dibentuk di sel epitel (tirosit) yang
mengelilingi folikel kelenjar tiroid. Pembentukan dan pelepasan T3dan T4 serta
pertumbuhan kelenjar tiroid dirangsang oleh tirotropin (TSH) dari hipofisis anterior.
Pelepasannya selanjutnya dirangsang oleh tirolibelin (TRH) dari hipotalamus. Stres dan
esterogen akan meningkatkan pelepasan TSH, sedangkan glukokortikoid, somastotatin,
dan dopamine akan menghambatnya.6
Efek yang umum dari hormon tiroid adalah mengaktifkan transkripsi inti sejumlah besar
gen. Oleh karena itu, di semua sel tubuh sejumlah besar enzim protein, protein
struktural, protein transpor, dan zat lainnya akan disintesis. Hasil akhirnya adalah
peningkatan menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh. Hormon tiroid
meningkatkan aktivitas metabolik selular dengan cara meningkatkan aktivitas dan
jumlah sel mitokondria, serta meningkatkan transpor aktif ion-ion melalui membran sel.
Hormon tiroid juga mempunyai efek yang umum juga spesifik terhadap pertumbuhan.
Efek yang penting dari fungsi ini adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir. Efek
hormon tiroid pada mekanisme tubuh yang spesifik meliputi peningkatan metabolisme
karbohidrat dan lemak, peningkatan kebutuhan vitamin, meningkatkan laju metabolisme
basal, dan menurunkan berat badan. Sedangkan efek pada sistem kardiovaskular
meliputi peningkatan aliran darah dan curah jantung, peningkatan frekuensi denyut
jantung, dan peningkatan kekuatan jantung. Efek lainnya antara lain peningkatan
pernafasan, peningkatan motilitas saluran cerna, efek merangsang pada sistem saraf
pusat (SSP), peningkatan fungsi otot, dan meningkatkan kecepatan sekresi sebagian
besar kelenjar endokrin lain.

STRUK
Menurut WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala difisit fungsi
susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan
bukan oleh yang lain dari itu.

FATOFISIOLOGI : Berawal dari suatu atroma (endapan lemak) bisa terbentuk didalam
pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah.
Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan
normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga dapat terlepas
dari dinding arteri dan mengalir didalam darah,kemudian menyumbat arteri yang lebih
kecil.
Stroke iskemia dibagi 3 jenis :
1.
Stroke trombolik :proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
2.
Stroke Embolik : tertutupnya penbuluh aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
3.
Hipoperfusion Sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.

STROKE HEMORAGIK
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
stroke hemogarik dibagi menjadi dua jenis :
1.

Hemoragik intraserebral : pendarahan terjadi didalam jaringan otak

2.
Hemoragik subaraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang subarak
noid (kuarng sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang
menutupi otak.)
Gejala stroke : Gejala akibat gangguan sistem karotis
:Gangguan pada sistem vertebrobasilaris
ASIDOSIS DAN ALKALOSIS
asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya
ph darah.
alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya ph darah.
PH darah : 7,35-7,45 (7,4) darah yang bagus
f/ pH untuk berlangsungnya reaksi kimia
f/buffer dalam tubuh menjaga ph darah akan tetapi buffer hanya bersifat
sementara hanya untuk menjaga
buffer kimia : fospat, protein, bikarbonat, Hb, protein mengikat H+

Buffer fisiologi : ginjal, paru2


Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman
pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam
keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan
darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang
otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan
lebih dalam.
Penyebab : Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat
mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada
penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
Emfisema
Bronkitis kronis
Pneumonia berat
Edema pulmoner
Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau
otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain
itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan
obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.

Asidosis Metabolik Defenisi :

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai


dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar- benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam
darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal
juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan
lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa
terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam,
sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok
utama: Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap
beracun.

Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana
asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yang semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal
tidak berfungsi secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa
terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare, ileostomi atau kolostomi.

Alkalosis Respiratorik
Defenisi : Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi
basa karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Penyebab : Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari
aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah
kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
rasa nyeri

sirosis hati
kadar oksigen darah yang rendah
demam
overdosis aspirin.
Alkalosis Metabolik
Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam
keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab : Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak
asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode
muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang
lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama
setelah pembedahan perut). Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik
terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahanbahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau
kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).

Anda mungkin juga menyukai