14 - SUSILAWATI, SE - Tugas 5
14 - SUSILAWATI, SE - Tugas 5
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
:Konsep Massa Molekul Relatif, Persamaan Kimia dan Hukum Dasar
Kimia
dan Perhitungan Kimia.
Alokasi Waktu
: 2JP
A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
3. Memahami,
menerapkan
dan
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah
2. Keterampilan
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
3.4 Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar
kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
2. KD pada KI keterampilan
4.4Memecahkan soal soal perhitungan kimia berdasarkan konsep massa molekul
relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
Menerangkan konsep massa molekul relatif dan persamaan reaksi dalam produk
kimia.
Menerangkan hukum-hukum dasar kimia .
Menghitung konsep mol untuk menyelasaikan perhitungan kimia.
2. Indikator KD pada KI keterampilan
Menentukan soal-soal yang terkait dalam perhitungan kimia berdasarkan konsep
massa molekul mol dan persamaan reaksi
Menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan perhitungan kimia berdasarkan
konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia dan
konsep mol.
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan KD-3
Setelah menggali informasi dan diskusi secara santun peserta didik dapat
menerangkan konsep massa molekul relatif dan persamaan reaksi dalam
kehidupan sehari-hari
Setelah menggali informasi dan diskusi secara santun peserta didik dapat
Menerangkan hukum-hukum dasar pada produk kimia dalam kehidupan seharihari
Setelah menggali informasi dan diskusi secara santun peserta didik dapat
menghitung konsep mol dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan KD-4
Setelah menggali informasi dan diskusi secara santun peserta didik dapat :
E. Materi Pembelajaran
(Rincian dari Materi Pokok Pembelajaran)
Konsep massa molekul relatif
Persamaan reaksi
Hukum-hukum dasar kimia
Konsep kimia
F.
PeNDEKATAN : Saintifik,
Model Pembelajaran: Discovery Learning
Metode : diskusi
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
LangkahKegiata
langkah
n
DL
Pendahu
-luan
Kegiatan
Inti
Menciptaka
n Situasi
(Stimulasi)
Deskripsi Kegiatan
a)
b)
c)
d)
Alokasi
Waktu
10 ment
70 menit
Problem
statemen
(pertanyaa
n/
identifikasi
masalah)
Pengumpul
-an data
Pengolaha
n data dan
analisis
Verifikasi
Generalisa
si
Penutup
10 menit
Hukum dasar kimia menurut Lavoiser adalah Jika suatu reaksi kimia dilakukan di ruang
tertutup sehingga tidak ada zat-zat yang hilang maka massa zat-zat sebelum reaksi dan
sesudah reaksi tidak berkurang atau tidak bertambah (tetap).
3.
Hukum kekekalan massa menurut Proust adalah Dalam suatu senyawa, perbandingan massa
unsur-unsur penyusunannya selalu tetap.
4.
No Soal
3.4.1
3.4.2
1
2
3
4
3.4.3
Jumlah
Skor
Penilaian 1
10
25
15
50
40
100
Nilai
Mengetahui
(__________________________)
SUSILAWATI, SE
NIP
Materi Pembelajaran
A. KONSEP MOL
Dalam tabel periodik, dapat diketahui nomor massa yang menyatakan massa atom
relatif suatu atom (Ar). Karena ukurannya sangat kecil, untuk menentukan massa suatu
atom digunakan atom unsur lain sebagai pembanding, yaitu atom 12C.
1. Massa Atom Relatif (Ar)
Dalam perhitungan kimia tidak digunakan massa absolut tetapi digunakan massa atom
relatif (Ar). Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata satu atom suatu
unsur terhadap 1/12 massa atom 12C atau 1 sma (satuan massa atom) = 1,66 x 1024
gram.
Contoh:
Ar H = 1,0080 sma dibulatkan 1
Ar C = 12,01 sma dibulatkan 12
Ar N = 14,0067 sma dibulatkan 14
Ar O = 15,9950 sma dibulatkan 16
Daftar massa atom relatif (Ar) dapat dilihat dalam tabel periodik
Reaksi kimia tanpa kita sadari merupakan proses yang telah sangat biasa dalam
kehidupan kita sejak dulu, namun sangat sulit bagi kita maupun ilmuan untuk menjawab
teka-teki dibalik proses itu. Misalnya, kita membakar kayu, maka hasil pembakaran hanya
tersisa abu yang massaya lebih ringan dari kayu. Hal ini bukan berarti ada massa yang
hilang. Akan tetapi, pada proses ini kayu bereasi dengan gas oksigen menghasilkan abu,
gass karbon dioksida, dan uap air. Jika massaa gas karbon dioksida dan uap air yang
menguap diperhitungkan, maka hasilnya akan sama. Antoine Lavoisier (1743-1794)
seorang pelopor yang percaya pentingnya membuat pengamatan kuantitatif dalam
eksperimen, mencoba memanaskan 530 gram logam mercuri dalam wadah terhubung
udara dalam silinder ukur pada system tertutup. Ternyata volume udara dalam selinder
berkurang 1/5 baian. Logam merkuri berubah menjadi merkuri oksida sebanyak 572,4
gram. Besarnya kenaikan massa merkuri sebesar 42,4 adalah sama dengan 1/5 bagian
udara yang hilang yaitu oksigen.
Logam merkuri + gas oksigen merkuri oksida
530 gram
Sebanyak 0,455 g sampel magnesium, dibakar dalam 2.315 g gas oksigen untuk
menghasilkan magnesium oksida. Setelah reaksi terjadi, diperoleh massa oksigen yang
tidak bereaksi sebanyak 2,015 g. Berapakah massa magnesium oksida yang terbentuk?
Penyelesaian
Massa sebelum bereaksi
0,455 g magnesium + 2,315 5 oksigen = 2,770
Massa sesudah bereaksi
X g magnesium oksida + 2,315 g oksigen (sisa) = 2,770 g
X g magnesium oksida = 2,770 g 2,015 g
= 0,755 g
dilarutkan dalam asam sulfat atau asam nitrat dan diendapkan dengan karbonat dari potas
(karbonat alam), akan selalu menghasilkan 194,5 kilogram karbonat hijau. Sebelumnya ia
juga telah melakukan reaksi yang sama di laboratorium denan menggunakan karbonat
murni dan menemukan hasil yang sama. Pengamatan-pengamatan seperti ini menjadi
dasar munculnya Hukum Komposisi Tetap atau Hukum Perbandingan
Tetap yaitu : semua sampel suatu senyawa akan memiliki komposisi (proporsi) yang sama
dari massa unsure-unsur penyusunnya. Misalnya, air tersusun dari dua atom Hidrogen (H)
untuk setiap atom Oksigen (O) yang kemudian setiap simbolik dituliskan sebagai rumus
molekul yang sangat umum dikenal, yaitu H 2O. Dalam 10 g air, terdapat 1.119 g H dan
8,881 g O sebagai peyusun senyawanya. Demikian pula dalam 27 g air, maka terdapat
3,021 g H dan 23.979 g O. Dengan demikian komposisi H dan O dalam kedua air yang
massanya berbeda tersebut adalah sama, yaitu H=11,19% dan O=88,81%.
Massa zat yang dicari
Gas hydrogen da Oksigen akan bereaksi membentuk air dengan perbandingan m(H) :
m(O) = 1 : 8. Jika diketahui massa hydrogen yang bereaksi 5 gram. Berapakah massa air
yang dihasilkan?
Peyelesaian
m(H) : m(O) = 1 : 8
m(H)
= 5 gram
sehingga :
5 gram : (O) = 1 : 8
m(O)
= 8/1 x 5 g = 40 g
Jenis Senyawa
Massa Nitrogen
Massa Oksigen
Yang Direaksikan
Yang Direaksikan
Massa Senyawa
Yang Terbentuk
Nitrogen monoksida
0,875 gram
1,00 gram
1,875 gram
Nitrogen dioksida
1,75 gram
1,00 gram
2,75 gram
Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam senyawa
nitrogen dioksida dan senyawa nitrogen monoksida merupakan bilangan bulat dan
sederhana.
Massa Nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida/Massa Nitrogen dalam senyawa nitrogen
monoksida
= 1,75 gram/ 0,87 gram
=2/1
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton merumuskan hukum kelipatan perbandingan
(hukum Dalton) yang berbunyi:Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu
senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama,
sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya
dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.
D. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi
dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hydrogen dan oksigen
dalam reaksi tersebut adalah tetap, yaitu 2 : 1. Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay
Lussac melakukan percobaan serupa dengan menggunakan berbagai macam gas. Ia
menemukan bahwa perbandingan volume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan bilangan
bulat sederhana.
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen -> 2 volume uap air
1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen -> 2 volume gas Ammonia
1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin -> 2 volume gas hidrogen klorida
Percobaan-percobaan Gay Lussac tersebut dapat kita nyatakan dalam persamaan
reaksi sebagai berikut.
2 H2(g) + O2(g) -> 2 H2O(l)
N2(g) + 3 H2(g) -> 2 NH3(g)
H2(g) + Cl2(g) -> 2 HCl(g)
Dari percobaan ini, Gay Lussac merumuskan hukum perbandingan volume (hukum Gay
Lussac):
Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas gas yang bereaksi dan volume gas-gas
hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Hukum perbandingan volume
dari Gay Lussac dapat kita nyatakan sebagai berikut. Perbandingan volume gas-gas sesuai
dengan koefisien masing-masing gas. Untuk dua buah gas (misalnya gas A dan gas B)
yang tercantum dalam satu persamaan reaksi, berlaku hubungan:
Volume A / Volume B = koefisien A / koefisien B
Volume A=koefisien A / koefisien B volume B