Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH ZEOLIT DAN BIOSOIL PADA SIFAT KIMIA

TANAH DAN PRODUKSI TANAMAN CAISIM BANGKOK


(Tosakan)

Oleh
DESTARINA ARGHIA LURSELINA DEWI
A14051678

MAYOR MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PENGARUH ZEOLIT DAN BIOSOIL PADA SIFAT KIMIA


TANAH DAN PRODUKSI TANAMAN CAISIM BANGKOK
(Tosakan)

DESTARINA ARGHIA LURSELINA DEWI


A14051678

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Departemen Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya Lahan

MAYOR MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Judul Penelitian :
Nama

NRP

Pengaruh Zeolit Dan Biosoil Pada Sifat Kimia Tanah


Dan Produksi Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan)
Destarina Arghia Lurselina Dewi
A14051678

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Sri Djuniwati, M.Sc.

Ir. Atang Sutandi, M.Si., PhD.

NIP. 19530626 198303 2 004

NIP. 19541212 198103 1 010

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr.


NIP. 1957122 198203 1 002

Tanggal Lulus :

RINGKASAN
DESTARINA ARGHIA LURSELINA DEWI. PENGARUH ZEOLIT DAN
BIOSOIL PADA SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI TANAMAN
CAISIM BANGKOK (TOSAKAN). DIBIMBING OLEH SRI DJUNIWATI
DAN ATANG SUTANDI.
Berbagai cara dan usaha dilakukan untuk meningkatkan dan memperbaiki
kesuburan tanah serta produktivitas tanaman. Salah satu cara untuk memperbaiki
sifat tanah baik secara fisik ataupun kimia adalah dengan pemberian bahan
amelioran tanah, antara lain zeolit dan biosoil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zeolit dan biosoil pada
sifat kimia tanah (pH, KTK, kation dd, KB, NO3- dan NH4 +) dan produksi serta
serapan hara tanaman Caisim Bangkok (Tosakan) dengan menggunakan tanah
Regosol Ciomas.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dua faktor.
Faktor pertama 5 dosis zeolit yaitu 0 ton/ha, 7.5 ton/ha, 15 ton/ha, 22.5 ton/ha, dan
30 ton/ha dan faktor kedua adalah 2 level biosoil 0 l/ ha dan 20 l/ha dengan 3 kali
ulangan percobaan. Penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu percobaan inkubasi
di laboratorium dan percobaan rumah kaca.
Hasil analisis menunjukkan bahwa aplikasi zeolit nyata meningkatkan
Na-dd dan KTK tanah pada dosis Z4 dan cenderung menaikkan kadar Ca-dd dan
Mg-dd, serta menurunkan K-dd dan menaikkan KB tanah. Aplikasi biosoil
cenderung menurunkan Ca-dd dan Mg-dd tanah, namun cenderung menaikkan
K-dd, Na-dd, KTK dan KB tanah. Aplikasi zeolit maupun biosoil masing - masing
menurunkan ion NO3 dan NH4 tanah. Aplikasi zeolit cenderung menurunkan bobot
basah dan bobot kering daun serta bobot basah dan bobot kering akar, sedangkan
biosoil cenderung meningkatkan bobot basah dan bobot kering daun serta nyata
menurunkan bobot basah akar dan cenderung menurunkan bobot kering akar.
Aplikasi zeolit nyata menurunkan kadar dan serapan hara N, dan cenderung
menurunkan kadar dan serapan hara P dan K daun, sedangkan aplikasi biosoil
cenderung menaikkan kadar dan serapan hara N, P dan K daun.

SUMMARY
DESTARINA ARGHIA LURSELINA DEWI. THE EFFECT OF ZEOLITH
AND BIOSOIL ON SOIL CHEMICAL CHARACTERISTIC AND YIELD OF
CAISIM BANGKOK (TOSAKAN). SUPERVISED BY SRI DJUNIWATI
AND ATANG SUTANDI.
Several methods are able to increase soil and crop productivity. Zeolith
and biosoil application are one of methods to enhance plant growth and yield.
The aim of this research was to evaluate effect of zeolith and biosoil to
chemical characteristic of soil (pH, cation exchange capacity, exchangeable
cation, NO3- and NH4 +) and yield of Caisim Bangkok (Tosakan) in Regosol
Ciomas Bogor.
This research was layout by randomize complete design with two factor.
The first factor was 5 level of zeolith: 0 ton/ha, 7.5 ton/ha, 15 ton/ha, 22.5 ton/ha,
dan 30 ton/ha. The second factor was 2 level of biosoil : 0 l/ ha dan 20 l/ha, with 3
replications. This research conducted with two steps. The first step was incubation
research and the second step was green house research.
This research shows that application of zeolith significantly increased
Na-dd and cation exchange capacity (KTK) in the rate of Z4 and tend to increase
exchangeable Ca and Mg, and to decrease exchangeable K and to increase soil
base saturation (KB). Biosoil application tend to decrease exchangeable Ca and
Mg, but tend to increase exchangeable K and Na, cation exchange capacity (KTK)
and soil base saturation (KB). However, zeolith and biosoil application, tend to
decrease NO3 and NH4 ions. Zeolith application tend to decrease wet and dry
weight leaves and root of caisim, whereas biosoil tend to increase wet and dry
weight of the leaves, but significantly decreased wet weight of the root and tend to
decrease dry weight of root. Zeolit significantly decreased N concentration and N
uptake, and tend to decrease P and K contain and uptake of P and K whereas
biosoil tend to increase N, P and K concentration and N, P and K uptake.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jepara pada tanggal 7 Desember 1987. Ayah penulis
bernama Ir. Dewanto Djoko Purwito, MM dan ibu bernama Ir. Ina Karlina.
Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara.
Penulis memulai studinya di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiah Bustanul
Athfal (ABA) Bandung tahun 1992 dan kemudian melanjutkan sekolah ke
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Singawinata IV Purwakarta dan lulus pada tahun
1999. Setelah lulus, penulis melanjutkan studinya ke Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Negeri (SLTPN) 1 Purwakarta, serta penulis pernah menjadi siswi
teladan se-Kabupaten Purwakarta dan menjadi peserta pemilihan siswi teladan
se-Jawa Barat dan lomba mata pelajaran bahasa inggris se-Jawa Barat.
Lulus tahun 2002 dari SLTPN 1 Purwakarta, penulis melanjutkan studinya
ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Purwakarta dan pernah menjadi
peserta Menuju Olympiade Sains Indonesia (MOSI) bidang Biologi.
Lulus tahun 2005 dari SMAN 1 Purwakarta, penulis melanjutkan studi di
Institut Pertanian Bogor (IPB), melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) dan ditempatkan oleh IPB di Program Mayor Manajemen Sumberdaya
Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian.
Selain mengambil program mayor tersebut, penulis pun mengambil supporting
course, yaitu : Psikologi Anak, Pengembangan Karakter, Pendidikan Holistik,
Pendidikan Ilmu Keluarga (Fakultas Ekologi Manusia) dan Valuasi Ekonomi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Fakultas Ekonomi Manajemen).
Penulis aktif dalam ekstrakulikuler paduan suara IPB (Agriaswara),
memiliki suara sopran-1 dan sempat menjadi tim lomba Folklore Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia serta mengikuti beberapa konser yang diadakan
Agriaswara antara lain My Luna dan Rhine Danubian Cruise. Selain itu, penulis
juga pernah menjadi asisten praktikum Kimia TPB tahun ajaran 2009/2010,
asisten praktikum program alih tahun Kimia 2009/2010 dan asisten praktikum
Pengantar Ilmu Tanah tahun ajaran 2009/2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya,
penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini adalah Pengaruh Zeolit Dan Biosoil Pada Sifat Kimia Tanah
Dan Produksi Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan). Penelitian ini dilakukan
di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan rumah kaca
Cikabayan, University Farm, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih sebesar besarnya, penulis sampaikan kepada :
1. Orang tua tercinta (Pap Ir. Dewanto Djoko Purwito,MM dan Mam Ir. Ina
Karlina) yang senantiasa mendoakan tiada henti, memberi semangat,
memberi dukungan, membagi pemikiran dan pengalamannya serta
senantiasa mengingatkan penulis demi kesuksesan dan kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Adik semata wayang, Fabianto Wahyu Kuncoro Jakti (Com46) yang
senantiasa merindukan kehadiran penulis dan senantiasa mengingatkan
penulis untuk segera menyelesaikan skripsinya dengan baik.
3. Keluarga besar Mbah Soegito, Om Gunarso dan Tante Titi selaku wali
penulis selama melakukan studi di Institut Pertanian Bogor, serta keluarga
besar Papih RN. Soetrisna atas segala tips, doa, dukungan dan
semangatnya untuk penulis.
4. Dr. Ir. Sri Djuniwati, M.Sc selaku pembimbing akademis dan pembimbing
skripsi

yang

senantiasa

membantu

dengan

sabar

setiap

kesulitan kesulitan penulis selama menjalani studi di Manajemen


Sumberdaya

Lahan

dan

senantiasa

membimbing

penulis

dalam

mengerjakan penelitian dan penulisan skripsi ini.


5. Ir. Atang Sutandi, M.Si, Phd selaku pembimbing skripsi II yang senantiasa
memberikan perhatian dan bimbingannya dalam mengerjakan penelitian
dan penulisan skripsi ini.
6. Dr. Ir. Komarudin Idris, MS selaku dosen penguji yang senantiasa
memberikan koreksi dan masukkan dalam penulisan skripsi ini.

7. Muhammad Fauzan (Fakultas Hukum-UNTIRTA2006) dan keluarga, atas


semangat, dukungan dan doanya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Sahabat tersayang di MSL42 (Selvi, Aufa Hiliyun Aidha Syafril, Nadia
Inova Sari) yang senantiasa mengisi hari hari penulis di kampus dengan
canda dan tawa, saling mendukung dan saling membantu, sehingga masa
studi di MSL menjadi sangat menyenangkan.
9. Sahabat satu perjuangan sejak awal masa studi di MSL42, Ari Yugo
Wibowo yang senantiasa menjadi teman dalam menjalani penelitian.
10. Sahabat yang menemani ketika sidang berlangsung, Estasia Paretta, Indri
Hapsari, Tri Bakti Oktavianti, Viana Sumirat, Ridwan Satria dan Annisa
Merryna.
11. Seluruh dosen, staf laboran, staf tata usaha dan staf perpustakaan
Departemen Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya Lahan yang
senantiasa memberikan kemudahan sarana dan prasarana akademis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
12. Staf University Farm Cikabayan yang senantiasa membantu dalam
pemeliharaan tanaman Caisim.
13. Diajeng Sagita Putri (AGH42), Rama Dhona (Stat42) atas kerjasamanya
ketika mengolah data mengunakan program SAS dan Fajar Kurniawan
(Kim42) atas diskusinya dalam membahas unsur unsur kimia dalam
skripsi ini.
14. Rekan rekan MSL42, khususnya rekan rekan di Laboratorium Kimia
dan Kesuburan Tanah yang selalu menjadi tim yang solid dan berkualitas
selama penulis melakukan masa studi di MSL.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bogor, November 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..

xi

DAFTAR TABEL ..
DAFTAR GAMBAR ..
DAFTAR LAMPIRAN ..

xii
xiii
xiv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan .

1
2

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Tanah Regosol ...
Karakteristik Tanaman Caisim

3
3

Karakteristik Zeolit .
Karakteristik Biosoil ................................................................................

4
4

Karakteristik Asam Humat ..


Karakteristik N, P dan K Tanaman .

5
6

Karakteristik N, P dan K Tanah ..

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Lokasi Penelitian ..
Bahan dan Alat

8
8

Metode Penelitian ...


Persiapan Tanah ..

8
9

Pelaksanaan Percobaan Laboratorium


Pelaksanaan Percobaan Rumah Kaca ..

10
12

Pengolahan Data dan Analisis Data

13

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Tanah Percobaan ...
Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Nilai Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd,
KTK, KB dan pH Tanah .
Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Ion NO3 dan NH4 Tanah ...

14
14
16

xi

Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Kadar dan Serapan Hara N, P dan K
Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan) .........................................................
Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Produksi Tanaman Caisim Bangkok
(Tosakan)

17
19

KESIMPULAN ..
SARAN ...
DAFTAR PUSTAKA .

21
21
xvi

LAMPIRAN ...

xviii

xii

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks

1. Analisis Contoh Tanah Awal .

2. Dosis Zeolit dan Biosoil .........

11

3. Interaksi Zeolit Dan Biosoil Pada pH (H2O) ..........

14

4. Pengaruh Zeolit Dan Biosoil Pada Kadar Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd,
KTK dan KB Tanah .......
5. Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Nilai NO3- dan NH4 + Tanah .........

15
16

6. Pengaruh Tunggal Zeolit dan Biosoil Pada Kadar dan Serapan Hara N, P 17
dan K Tanaman Caisim Tosakan ..................................................................
7. Pengaruh Tunggal Zeolit dan Biosoil Pada Produksi Tanaman Caisim 19
Tosakan ..........................................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Teks

1. Paralon yang Dipersiapkan Untuk Percobaan Laboratorium ..... 10


2. Rangkaian Alat yang Digunakan Untuk Percobaan Laboratorium 10
3. Tanaman Caisim Tosakan Pra-panen . 20

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman
Teks

1. Kriteria Penilaian Data Analisis Sifat Tanah .

xix

2. Analisis Sifat Kimia Tanah ........

xx

3. Analisis Kadar dan Serapan Hara N, P, dan K Tanaman Caisim Bangkok


(Tosakan) .......
4. Analisis Produksi Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan) .......

xxii
xxiii

5. Analisis Ragam Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Sifat Kimia xxiv
Tanah..............................................................................................................
6. Analisis Ragam Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Kadar dan Serapan Hara xxvii
N, P dan K Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan) .........................................
7. Analisis Ragam Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Produksi Tanaman xxix
Caisim Bangkok (Tosakan) ............................................................................

xv

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Untuk mencapai produktivitas yang optimal, tanaman membutuhkan tanah
yang produktif, subur dan kaya akan unsur hara. Namun, pada umumnya tanah di
Indonesia memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah, dilihat dari posisi
geografis Indonesia yang berada di kawasan beriklim tropika basah yang
memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahun dan mengakibatkan tingginya tingkat
pencucian (leaching) unsur unsur hara dan erosivitas tanah. Selain itu, suhu dan
kelembaban udara yang tinggi di kawasan tropis, dapat mengakibatkan
dekomposisi bahan organik dan pelepasan hara berlangsung cepat, sehingga
tanah tanah di Indonesia cenderung miskin unsur hara.
Berbagai cara telah ditempuh untuk memperbaiki kesuburan tanah, salah
satunya adalah dengan menggunakan zeolit dan biosoil. Zeolit diketahui
merupakan kelompok mineral alumino silikat terhidrasi yang mengandung kation
alkali dalam kerangka tiga dimensinya. Zeolit memiliki struktur berongga dan
biasanya struktur berongga tersebut diisi oleh air dan kation yang dapat
dipertukarkan. Aplikasi zeolit dalam bidang pertanian antara lain : meningkatkan
efisiensi penggunaan pupuk, mengemulsi tanah (soil conditioning), menurunkan
kemasaman tanah, meningkatkan

kapasitas

tukar

kation (KTK)

tanah,

meningkatkan ketersediaan ion Ca, K dan P, menurunkan kandungan Al, menahan


mineral mineral yang berguna untuk tanaman, dan menyerap air untuk menjaga
kelembaban tanah (Suwardi, 2002).
Biosoil juga merupakan salah satu bahan pembenah tanah (ameliorant)
yang dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah, serta mengurangi
pencucian hara. Biosoil mengandung humic acid (berasal dari batuan Leonardite)
8%, dan inert organic 92%. Aplikasi biosoil dalam tanah akan mempermudah
ketersediaan unsur hara dalam tanah dan mengurangi pencucian hara, sehingga
kesuburan tanah dapat senantiasa terpelihara (PT. Green Planet ).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian mineral zeolit sebagai
pembenah tanah dapat memperbaiki sifat kimia tanah, diantarnya meningkatkan
1

kapasitas adsorpsi dan retensi amonium dan kalium (Yamagata, 1966 dalam
Prihartini dan Mursidi, 1985). Selain itu biosoil berfungsi memperbaiki sifat fisik
dan kimia mempermudah ketersediaan unsur hara makro dan mikro, serta
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah (Sukmawati, 2009). Oleh sebab
itu, pada percobaan inkubasi (sifat kimia tanah) dan percobaan rumah kaca
(produksi tanaman caisim) dilakukan dengan penambahan bahan amelioran zeolit
dan biosoil, dengan harapan dapat memperbaiki kesuburan tanah dan
meningkatkan produksi tanaman caisim Bangkok (Tosakan).

Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh zeolit dan biosoil pada sifat kimia tanah [pH,
kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), kation yang dapat
dipertukarkan (Na, K, Ca, Mg), NO3- dan NH4+] dalam percobaan inkubasi
(laboratorium), dan produksi tanaman caisim Bangkok (Tosakan) dalam
percobaan rumah kaca pada tanah Regosol Ciomas Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Tanah Regosol
Regosol merupakan tanah yang memiliki tekstur pasir kasar sampai
lempung, struktur gembur sampai berbutir tunggal, kadang berlapis kerikil, pH
6.0-7.0, kejenuhan basa (KB) beragam dengan daya jerap rendah, permeabilitas
tanah rendah, peka terhadap erosi, porositas sedang-terlalu baik, konsistensi lepas
sampai

gembur,

kandungan

dan

cukup

sedangkan

kurang

(Soepraptohardjo, 1958 dalam Firdaus, 1990)

Karakterstik Tanaman Caisim


Brassica chinensis adalah salah satu tanaman hortikultur yang menurut
Rubatzky dan Yamaguci (1998), memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Divisi

: Spermathopyta

Sub. Divisi

: Angiospermae

Class

: Dicotyledonae

Family

: Cruciferae

Genus

: Brassica

Species

: chinensis

Varietas

: Tosakan

Syarat tumbuh Brassica chinensis adalah 5-2000 m dpl, sehingga dapat


ditanam pada dataran tinggi ataupun dataran rendah, dengan tanah yang banyak
mengandung bahan organik dengan pH 6-7, gembur dan bertekstur lempung
(Haryanto, 2003).
Penanaman caisim dalam rumah tanam (greenhouse) yang berupa rumah
kaca, rumah plastik atau rumah kassa mampu menahan pukulan air hujan dan
serangan hama, bangunan ini juga dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk
daun, pestisida, mengawetkan lengas tanah, dan menaikkan suhu di malam hari.
Pada rumah tanam modern, kondisi mikroklimat seperti cahaya, suhu, dan CO2
bahkan dapat dimanipulasi agar optimal bagi tanaman (Sulistyaningsih, 2003).

Karakteristik Zeolit
Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O.
Struktur zeolit sejauh ini diketahui bermacam-macam, tetapi secara garis besar
strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian
menjadi unit bangun sekunder polihedral dan membentuk polihendra dan akhirnya
unit struktur zeolit (Sujarwadi,1997).
Zeolit termasuk golongan mineral tektosilikat, yaitu mineral alumino
silikat terhidrasi dengan struktur dalam tiga dimensi yang tidak terbatas dengan
rongga-rongga. Di dalam rongga-rongga tersebut terisi oleh ion-ion logam alkali
dan alkali tanah khususnya kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), dan
magnesium (Mg) serta molekul air. Jumlah air yang berada pada mineral zeolit
bervariasi antara 5-10% (Suwardi, 2002). Molekul air dalam struktur zeolit dapat
bereaksi timbal balik dan mampu melakukan pertukaran kation tanpa merubah
struktur zeolit (Ming dan Mumpton, 1989).
Struktur zeolit yang terbentuk menghasilkan muatan netto negatif oleh
kehadiran Al dipusat tetraeder dan diimbangi oleh kation dan alkali tanah dalam
pori yang ada. Kation-kation yang dapat dipertukarkan dari mineral zeolit tidak
terikat secara kuat dalam kerangka kristal yang berbentuk tetraeder, oleh
karenanya zeolit mempunyai potensi untuk menukarkan kation dan mempunyai
kapasitas tukar kation (KTK) 200-300 me/100g (Husaini, 2002).

Karakteristik Biosoil
Biosoil merupakan bahan pembenah tanah (soil conditioner) dengan
kandungan asam humat sebanyak 8% yang diekstraksi dari batuan leonardite yang
ditemukan di Dakota Utara, Utah dan Mexico sebagai deposit lignit dan biasanya
sangat dekat dengan permukaan. Leonardite adalah tingkat terendah dari batu
bara. Terdapat dua teori asli tentang leonardite, yang pertama yaitu leonardite
yang merupakan oksidasi lignit. Teori kedua adalah asam humat terbesar dari
topsoil berasal dari air alkali dan presipitasi subsekuen ke dalam tanah tingkat
subsurface (Anon., 2008).
Biosoil berfungsi memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
mempermudah ketersediaan unsur hara makro dan mikro, serta meningkatkan

kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Aplikasi biosoil diharapkan dapat


meningkatkan kesuburan tanah sehingga pupuk yang diberikan mudah diserap
tanaman secara optimal serta dapat meningkatkan produktifitas pada tanaman
hortikultura lebih dari 20% (PT. Green Planet, Komunikasi Pribadi).
Penggunaan biosoil menjadi lebih efisien karena digunakan hanya dengan
dosis 20-50 l/ha pada saat persiapan lahan. Dalam pemakaian 1 liter, biosoil
dilarutkan terlebih dahulu dengan 40-60 liter air. Pemakaian biosoil ini dapat
dilakukan dengan disemprotkan pada lahan atau dicor ke dalam lubang tanam
(PT. Green Planet, Komunikasi Pribadi).

Karakteristik Asam Humat


Komposisi asam humat menurut Tan (1991), mempunyai kandungan C, N
dan S yang lebih tinggi dari bahan asalnya. Kadar N asam humat berkisar antara
2-5 %, sedangkan kadar S sekitar 0.1-1.9%. Asam humat tidak hanya
mengandung hara makro C,H, N dan S tetapi juga mengandung unit aromatik dan
alifatik, dengan total kemasaman yang dipengaruhi oleh kandungan fenol dan
karboksil.
Berdasarkan hasil penelitian, secara kimia ketiga fraksi senyawa humat
baik asam humat, asam fulvat dan humin mempunyai komposisi yang hampir
sama, tetapi berbeda dalam hal bobot molekul dan kandungan gugus
fungsionalnya. Asam fulvat mempunyai bobot molekul rendah, tetapi kandungan
gugus fungsional yang mengandung O, yaitu COOH (karboksil), -OH (fenolik)
dan C=O (karbonil) lebih tinggi per satuan bobot dibandingkan dengan asam
humat dan humin (Kononova, 1996)
Senyawa asam humat memberikan pengaruh yang sangat menguntungkan
terhadap perkembangan tanaman baik secara fisik, kimia maupun biologi tanah.
Secara fisik asam humat dapat memperbaiki struktur tanah, memantapkan agregat,
aerasi dan daya ikat air. Secara kimia, asam humat mampu berinteraksi dengan
ion logam, termasuk zat pencemar beracun sehingga dapat memperbaiki kualitas
lingkungan. Sejumlah senyawa organik tanah (termasuk humat dan fulvat) mampu
mengikat ion ion logam yang berlebih melalui proses pengkhelatan (Tan, 1991).

Brady dan Weil (2002) menyatakan bahwa asam humat berpengaruh


langsung pada pertumbuhan tanaman, diantaranya adalah merangsang penyerapan
air, mempercepat perkecambahan benih, merangsang pertumbuhan akar,
mempercepat pemanjangan sel akar, dan mempercepat pertumbuhan tunas dan
akar tanaman jika dberikan dalam jumlah tepat.

Karakteristik Hara N, P dan K Dalam Tanaman


Tanaman mengambil nitrogen terutama dalam bentuk NH4 + dan NO3-.
Ion- ion di dalam tanah pertanian berasal dari pupuk-pupuk N yang diberikan
serta bahan organik tanah. Jumlahnya tergantung dari jumlah pupuk yang
diberikan dan kecepatan perombakan dari bahan-bahan organik (Leiwakabessy
dan Sutandi, 2004).
Senyawa N digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang akan
diubah menjadi protein dan membentuk klorofil. Senyawa N juga berperan dalam
perbaikan pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah
yang cukup N, berwarna lebih hijau. Gejala kekurangan N akan menyebabkan
tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tanaman terbatas, daun-daun menguning
dan gugur. Gejala kelebihan N menyebabkan keterlambatan kematangan tanaman
yang diakibatkan terlalu banyaknya pertumbuhan vegetatif, batang lemah dan
mudah roboh serta mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit
(Hardjowigeno, 1995).
Unsur P berperan dalam proses pemecahan karbohidrat untuk energi.
Penyimpanan dan peredarannya keseluruh tanaman dalam bentuk ADP dan ATP.
Unsur P berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada
dalam inti sel, selanjutnya berperan dalam menentukan sifat-sifat kebakaan dari
generasi ke generasi melalui peranan DNA. Unsur ini juga menentukan
pertumbuhan akar, mempercepat kematangan dan produksi buah dan biji
(Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Gejala defisiensi P mengakibatkan

pertumbuhan terhambat (kerdil) karena pembelahan sel terganggu dan daun


menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun (Hardjowigeno, 1995).
Kalium berperan dalam pembelahan sel, pembukaan stomata, fotosintesis
(pembentukan karbohidrat), translokasi gula, reduksi nitrat dan selanjutnya

sintesis protein dan dalam aktivitas enzim. Kalium juga merupakan unsur logam
yang paling banyak terdapat dalam cairan sel, yang dapat mengatur keseimbangan
garam-garam atau dengan kata lain mengatur tekanan osmotik dalam sel tanaman
sehingga memungkinkan pergerakan air ke dalam akar. Tanaman yang kurang K
akan kurang tahan kekeringan dibandingkan dengan yang cukup K. Tanaman
yang kekurangan K lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya
rendah, baik daun, buah, maupun biji.
Unsur K mudah bergerak (mobile) di dalam tanaman sehingga gejala
defisiensi K pada daun terutama terlihat pada daun tua, karena daun-daun muda
yang masih tumbuh dengan aktif menghisap K dari daun-daun tua. Selain itu
gejala defisiensi K menyebabkan pinggir-pinggir daun berwarna coklat, mulai dari
daun tua (Hardjowigeno, 1995).

Karakeristik Hara N, P dan K Dalam Tanah


Sebagian besar N tanah berada dalam bentuk N organik maka pelapukan N
organik merupakan proses yang menjadikan N tersedia bagi tanaman. Nitrogen
dibebaskan dalam bentuk ammonium, dan bila keadaan baik ammonium
dioksidasikan menjadi nitrit kemudian nitrat. (Soepardi, 1983)
Mobilitas hara P dalam tanah sangat rendah karena reaksi dengan
komponen tanah maupun dengan ion ion logam dalam tanah seperti Ca, Al, Fe
dan lain lain membentuk senyawa yang kurang larut dengan tingkat kelarutan
berbeda-beda. Reaksi tanah (pH) memegang peranan sangat penting dalam
mobiltas unsur ini (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Jumlah kalium dalam tanah jauh lebih banyak daripada fosfor. Masalah
utama ialah ketersediaan. Kalium diikat dalam bentuk-bentuk yang kurang
tersedia. Jumlah kalium yang dapat dipertukarkan atau tersedia bagi tanaman
tidak melebihi 1 persen dari seluruh kalium tanah (Soepardi, 1983)

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2009 hingga Juli 2009.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen
Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, dan di rumah kaca Universiy Farm, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : lapisan atas
(kedalaman 0-20 cm) tanah jenis Regosol Ciomas Bogor, biosoil PT. Green
Planet, zeolit, pupuk (ZA dan KCl), benih caisim (Tosakan), serta bahan bahan
analisis tanah dan tanaman (H2O2 320 ml, H2SO4 320 ml, mix selenium 30 g,
paraffin cair 20 ml, asam borat 10 g, NaOH teknis 650 g, HCl 0,1 N 15 ml,
indicator Conway 15 ml). Alat alat yang digunakan terdiri atas : (i) Alat untuk
mengambil contoh tanah dan pengeringan (cangkul, skop, karung, penumbuk
tanah, saringan 2mm, plastik, oven), (ii). Alat untuk perlakuan penelitian (gelas
piala, gelas ukur, oven, pipet volumetrik 5ml dan 2ml, labu takar 500ml, 1l, dan
2l, timbangan, paralon (diameter 13cm, tinggi 20cm), kassa besi, nylon net, (iii).
Alat untuk analisis tanah dan tanaman (labu kjeldal, spektrophotometer,
flamephotometer).

Metode Penelitian
Percobaan laboratorium dan rumah kaca, masing masing menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor. Sebagai faktor pertama
adalah 5 level zeolit antara lain 0 ton/ha, 7.5 ton/ha, 15 ton/ha, 22.5 ton/ha, dan
30ton/ha, yang setara dengan 0 g/2kg, 7.5 g/2kg, 15 g/2kg, 22.5 g/kg, dan
30 g/2kg. dan faktor kedua adalah 2 level biosoil yaitu 0 l/ ha yang setara dengan
0 ml/2kg dan 20 l/ha yang setara dengan 0.02 ml/2kg dan masing masing 3
ulangan.

Percobaan laboratorium menggunakan paralon dengan diameter 13 cm dan


tinggi 20 cm, sedangkan percobaan rumah kaca menggunakan polybag dengan
Caisim Bangkok (Tosakan) sebagai tanaman indikator. Percobaan rumah kaca
merupakan percobaan lanjutan setelah percobaan laboratorium selesai.

Persiapan Tanah
Contoh tanah yang diambil di Ciomas Bogor merupakan tanah Regosol.
Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan metode pengambilan contoh tanah
terganggu dengan mengambil kedalaman contoh tanah lapisan atas sebesar
0-20 cm. Tanah yang telah di ambil dikeringudarakan dan dibersihkan dari akar
tanaman, ranting, daun dan bahan pengotor lainnya. Setelah tanah tersebut
dibersihkan dan dikeringudarakan dalam waktu 2-4 hari, tanah tersebut ditumbuk,
kemudian diayak dengan menggunakan saringan 2 mm, dan kemudian dicampur
sehingga bahan tanah tersebut homogen.
Tabel 1. Analisis Contoh Tanah Awal
Sifat Kimia
Tanah
N-Total (%)
C-org (%)
P-tersedia (ppm)
P-total (ppm)
KTK (me/100g)
Basa - basa dapat sipertukarkan (me/100g)
K
Ca
Mg
Na
KB (%)
Tekstur Tanah
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)

Hasil Analisis
0.17
1.6
9.8
89.7
12.35
0.78
8.84
3.5
0.59
100
65.70
20.70
13.60

Reaksi Tanah

Hasil Analisis

pH

7.00 (H20)
6.00 (KCl)

Bahan tanah yang sudah dihomogenkan tersebut dipersiapkan untuk


percobaan inkubasi di laboratorium. Sebelum dilakukan percobaan laboratorium,
dilakukan pengambilan contoh tanah untuk mengetahui karakteristik tanah
percobaan (analisis contoh tanah awal) yang tertera pada Tabel 1. Selain itu,
dilakukan penentuan kadar kapasitas lapang tanah tersebut.

Pelaksanaan Percobaan Laboratorium


Bahan tanah yang telah homogen, masing masing 2 kg tanah sebanyak
30 buah dimasukkan kedalam paralon yang telah dipersiapkan dengan diameter
13 cm dan tinggi 20 cm dan bagian bawah paralon diberi kasa penyaring dan
nylon net (Gambar 1) dan rangkaian alat pada percobaan ini, seperti tertera pada
Gambar 2.

Kasa penyaring dan nylon net


Gambar 1. Paralon yang Dipersiapkan Untuk Percobaan Laboratorium

Gambar 2. Rangkaian Alat yang Digunakan Dalam Percobaan Laboratorium

10

Setelah tanah dimasukkan kedalam paralon, tanah tersebut dicampur


dengan zeolit dan biosoil sesuai dengan perlakuan, yang tertera pada Tabel 2.
Setelah pencampuran perlakuan dilakukan, bahan tanah tersebut ditambahkan air
sampai kapasitas lapang dan kemudian diinkubasi selama 30 hari.
Tabel 2. Dosis Zeolit dan Biosoil
No

Perlakuan

Ulangan

Dosis Zeolit
(g/2kg)

Dosis Biosoil
(ml/2kg)

Z0 + B0

0.02

0.02

0.02

7.5

7.5

7.5

7.5

0.02

7.5

0.02

7.5

0.02

15

15

15

15

0.02

15

0.02

15

0.02

22.5

22.5

22.5

22.5

0.02

22.5

0.02

22.5

0.02

30

30

30

30

0.02

30

0.02

30

0.02

10

Z0 + B1

Z1 + B0

Z1 + B1

Z2 + B0

Z2 +B1

Z3 + B0

Z3 + B1

Z4 + B0

Z4 + B1

11

Setelah inkubasi selama 30 hari, seluruh bahan tanah dalam paralon diberi
pupuk ZA dan KCl. Dosis pupuk yang diberikan setara dengan kebutuhan N
100ppm (952.38 mg/2kg) dan K 100ppm (382.05 mg/2kg). Pupuk tersebut
diaplikasikan dengan melarutkan pupuk ZA dan KCl dengan air sebanyak 50 ml.
Banyaknya air yang dipakai untuk melarutkan pupuk didapat dari rata-rata
banyaknya air yang ditambahkan selama masa inkubasi berlangsung. Pupuk yang
telah dilarutkan,diaplikasikan secara merata di atas permukaan tanah. Setelah
diaplikasikan secara merata di atas permukaan tanah, kemudian diinkubasi
kembali selama 3 hari.
Setelah bahan tanah dalam paralon diinkubasi selama 3 hari, dilakukan
pencucian tanah sebanyak tiga tahap setiap minggunya. Tahap pertama, pencucian
dilakukan dengan air sebanyak 25% KAKL, tahap kedua 50% KAKL dan tahap
terakhir 75% KAKL. Setelah pencucian, tanah dikeluarkan, dikeringudarakan dan
dihomogenkan kembali, setelah itu diambil kurang lebih 200 gram tanah hasil
percobaan laboratorium untuk analisis sifat kimia tanah, meliputi kation yang
dapat dipertukarkan (Na, Ca, Mg, K), NO3-, NH4 +, pH, kapasitas tukar kation
(KTK) dan kejenuhan basa (KB).

Pelaksanaan Percobaan Rumah Kaca


Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan rumah kaca ini adalah
bahan tanah percobaan laboratorium

yang kemudian dimasukkan ke dalam

polybag, sebagai media tanam tanaman caisim. Tanaman caisim yang akan
ditanam terlebih dahulu disemai selama 14 hari untuk dipindahkan ke dalam
bumbungan. Setelah dipindahkan ke bumbungan dan muncul akar, tanaman
dipindahkan ke polybag. Pupuk dasar yang diberikan untuk penanaman tanaman
caisim ini adalah Urea 374 kg/ha, SP-36 311 kg/ha dan KCl 244 kg/ha
(Susila, 2006). Tanaman caisim ini ditanam selama 60 hari dari masa semai,
kemudian dipanen untuk ditimbang bobot basahnya, lalu dioven selama 2x24 jam
(600C), setelah itu ditimbang bobot keringnya dan kemudian digiling untuk
dianalisis kadar hara (N, P dan K) dengan metode pengabuan basah dan serapan
haranya berdasarkan bobot keringnya.

12

Pengolahan Data dan Analisis Data


Metode penelitian yang dipakai dalam percobaan ini adalah metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor, dengan persamaan sebagai
berikut :
ijk

+ (

)ij +

ijk

dimana Yijk adalah nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-i
dan ulangan ke k, ( , i, j) merupakan komponen aditif dari rataan, pengaruh

utama faktor A dan pengaruh utama faktor B, (

interaksi dari faktor A dan faktor B sedangkan


nenyebar normal.

ijk

)ij merupakan komponen

merupakan pengaruh acak yang

Data dianalisis statistik dengan menggunakan ANOVA (program SAS)


dan bila bersifat nyata dilakukan analisis lanjutannya dengan Duncan's Multiple
Range Test (DMRT).

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Tanah Percobaan


Berdasarkan Pusat Penelitian Tanah (1883), karakterisitik tanah
Regosol Ciomas adalah sebagai berikut : pH termasuk kategori netral (7.00),
memiliki N-total rendah (0.17 %), P-tersedia sedang (9.8%), kapasitas tukar
kation (KTK) yang rendah (12.35%), kejenuhan basa (KB) sangat tinggi
(100%), kadar Ca-dd sedang (8.84 me/100g), Mg-dd rendah (3.50 me/100g),
K-dd tinggi (0.78 me/100g), Na-dd sedang ( 0.59 me/100g), sedangkan
teksturnya termasuk pasir belempung (Pasir 65.70%, Debu 20.70%, Liat
13.60%).

2. Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Nilai pH, Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd,
KTK, dan KB Tanah
Terdapat interaksi pengaruh kombinasi zeolit dan biosoil pada nilai
pH(H2O) tanah, seperti tertera pada Tabel 3 .
Tabel 3. Interaksi Zeolit Dan Biosoil Pada pH (H2O) Tanah
B

B0

B1

Z0

6.16 a

6.1 ab

Z1

6.07 b

6.18 a

Z2

6.03 b

6.17 a

Z3

6.02 b

6.03 b

Z4

6.18 a

6.08 b

Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT
(taraf =5%)

Pada perlakuan tanpa biosoil (B0), peningkatan dosis zeolit sampai Z3


menurunkan pH tanah namun pH tanah meningkat kembali pada Z4,
sedangkan dengan penambahan biosoil (B1) cenderung meningkatkan pH
sampai dosis Z2 dan kemudian menurun pada dosis Z3 dan Z4 tetapi tidak
berbeda nyata dengan Z0.
Tidak adanya pengaruh nyata pada B0 dan B1 dengan penambahan
zeolit Z1 sampai Z3 diduga karena zeolit memiliki pH sekitar netral dan
kadang kadang sedikit basa antara 7.0-8.0. Kisaran demikian menyebabkan
14

aplikasi zeolit tidak mempengaruhi perubahan pH bahan tanah yang


ditambahkan (Suwardi, 2002). Namun penurunan pH pada perlakuan tanpa
biosoil (B0) pada Z1-Z3 diduga diakibatkan oleh pencucian kolom tanah.
Pencucian menyebabkan kation basa tercuci (Tabel 4), sehingga pH menurun.
Namun, peningkatan pH pada B1 dengan dosis zeolit Z3 dan Z4 diduga
karena adanya asam asam organik dari biosoil yang berperan dalam
mengkhelat Al dan Fe. Selain itu, biosoil memiliki pH diatas 8.0, sehingga
aplikasi biosoil dapat meningkatkan pH tanah.
Tabel 4. Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Kadar Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd, KTK
dan KB Tanah
Ca-dd

Dosis Zeolit
(g/2kg)

Mg-dd

K-dd

Na-dd

KTK

. me/100g

KB
. (%) .

Z0

1.84

1.24

1.34

0.77 b

10.31 b

50.17

Z1

1.53

1.10

1.13

0.70 b

10.41 b

42.98

Z2

1.49

1.23

1.12

0.75 b

9.77 c

46.96

Z3

1.79

1.24

1.2

0.79 b

10.93 a

45.92

Z4

2.45

1.45

1.27

0.90 a

10.99 a

55.30

Ca-dd

Mg-dd

K-dd

Na-dd

KTK

Dosis Biosoil
(ml/2kg)
B0
B1

. me/100g
1.82
1.27
1.20
0.76
10.24 b
1.81

1.24

1.22

0.80

KB
. (%) .
47.21

10.73 a

49.32

Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama (kecuali kolom Na-dd, KTK) tidak
berbeda nyata menurut uji DMRT (taraf =5%)

Pada Tabel 4 aplikasi zeolit nyata dapat meningkatkan Na-dd pada


dosis Z4 dan KTK tanah pada dosis Z3 dan Z4. Selain itu, aplikasi zeolit
cenderung menaikkan kadar Ca-dd dan Mg-dd pada dosis Z4, menurunkan
K-dd, dan menaikkan KB tanah juga pada Z4. Selanjutnya aplikasi biosoil
nyata meningkatkan kapasistas tukar kation (KTK) tanah dan cenderung
menurunkan Ca-dd, Mg-dd tanah, namun cenderung menaikkan K-dd, Na-dd
dan KB tanah.
Meningkatnya KTK tanah, dapat disebabkan karena zeolit memiliki
KTK yang sangat tinggi, berkisar antara 80-180 me/100g (Suwardi,2002).
Zeolit merupakan penukar ion yang baik disebabkan karena zeolit merupakan
golongan

mineral

tektosilikat

dengan

atom-atom

oksigen

yang

mengelilinginya, baik Si ataupun Al membentuk jaringan tiga dimensi


15

sehingga strukturnya kekurangan muatan positif karena adanya substitusi atom


aluminium menggantikan atom silika. Substitusi ini menyebabkan zeolit
bermuatan negatif dalam strukturnya, sehingga akan terjadi pertukaran kation
untuk mencapai keseimbangan muatan.
Berdasarkan informasi PT. Green Planet, biosoil juga dapat
meningkatkan KTK tanah karena biosoil mengandung humic acid yang
mengandung gugus COOH (karboksilat) yang dapat memberikan tambahan
muatan negatif pada tanah dengan melepaskan ion H+ dari kompleks jerapan
dan digantikan oleh kation lain seperti Ca, Mg, Na dan K. (Kononova, 1996)
Kejenuhan basa (KB) yang meningkat disebabkan oleh kecenderungan
meningkatnya kation yang dapat dipertukarkan (Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd)
dalam tanah (Tabel 4). Kation-kation ini akan dijerap dalam kompleks jerapan
tanah, yang ditunjukan oleh peningkatan nilai KTK tanah (Tabel 4) akibat
pengaruh zeolit dan biosoil. Meningkatnya Na-dd dalam kompleks jerapan
tanah disebabkan oleh zeolit yang ditambahkan merupakan penyumbang Na
pada tanah.

3. Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Ion NO3 dan NH4 Tanah
Kombinasi zeolit dan biosoil tidak menunjukkan pengaruh yang nyata
pada ion-ion NO3 dan NH4. Namun, penambahan zeolit maupun biosoil
cenderung menurunkan ion-ion NO3 dan NH4.
Tabel 5. Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Nilai NO3- dan NH4+ Tanah
Dosis Zeolit (g/2kg)
Z0
Z1
Z2
Z3
Z4
Dosis Biosoil (ml/2kg)
B0
B1

NO3 NH4+
.(%) .
0.20
0.19
0.19
0.20
0.18
0.18
0.17
0.18
0.17
0.17
NO3 NH4+
.(%) .
0.22
0.01
0.14
0.01

Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
DMRT (taraf =5%)

16

NO3- yang cenderung menurun karena NO3- memiliki mobilitas yang


tinggi dan diduga tercuci bersama air cucian. Sedangkan penambahan dosis
zeolit dan biosoil tidak meningkatkan ion NH4 yang ada dalam tanah, diduga
hal tersebut karena NH4 yang memiliki muatan (+)1 terdesak keluar dari
komplek jerapan oleh kation basa lain, seperti Na dan K (Tabel 4). Ion NH4
yang terdesak keluar diduga ikut tercuci dalam percobaan pencucian kolom
tanah.

4. Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Kadar dan Serapan Hara N, P dan K
Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan)
Tabel 6 menunjukkan bahwa aplikasi zeolit nyata menurunkan kadar
dan serapan hara N daun pada dosis Z3-Z4, menurunkan kadar dan serapan
hara K daun pada dosis Z2-Z4 dan cenderung menurunkan kadar dan serapan
hara P daun pada dosis zeolit Z2-Z4. Sedangkan aplikasi biosoil cenderung
meningkatkan kadar hara dan serapan hara N, P dan K daun.
Tabel 6. Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Kadar Hara dan Serapan Hara N, P dan K
Tanaman Caisim Tosakan
Dosis
Zeolit
(g/2kg)
Z0

Kadar
Kadar
Kadar
Hara N
Hara P
Hara K
Daun
Daun
Daun
(%) ...
2.94 a
0.06
6.54 ab

Serapan
Serapan
Serapan
Hara N
Hara P
Hara K
Daun
Daun
Daun
... g/tanaman ........
7.06 a
0.16
16.94 a

Z1

3.00 a

0.06

6.69 a

7.20 a

0.15

17.28 a

Z2

2.88 a

0.05

5.48 bc

6.92 a

0.13

16.61 a

Z3

2.36 b

0.05

5.37 bc

5.66 b

0.13

13.59 b

Z4

2.64 ab

0.05

5.14 c

6.33 ab

0.11

15.18 ab

Kadar
Hara N
Daun

Kadar
Hara P
Daun

Kadar
Hara K
Daun

Serapan
Hara N
Daun

Serapan
Hara P
Daun

Serapan
Hara K
Daun

Dosis
Biosoil
(ml/2kg)
B0

(%) ...
2.76
0.05
5.71

B1

2.77

0.06

5.98

... g/tanaman ........


6.62
0.14
15.89
6.65

0.12

15.96

Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama (kecuali kolom Kadar dan Serapan
Hara N, Kadar dan Serapan Hara K) tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (taraf =5%)

Menurunnya kadar N dan K daun berhubungan dengan menurunnya


kandungan N (NO3- dan NH4+) (Tabel 5) dan menurunnya K-dd tanah
17

(Tabel 4) sehingga serapan hara N dan K menurun yang mengakibatkan


menurunnya bobot basah dan bobot kering daun (Tabel 6). Sedangkan biosoil
cenderung meningkatkan kadar hara dan serapan hara N daun karena biosoil
merupakan bahan organik yang mengandung N 2-5%.
Unsur N dalam tanaman berperan dalam perbaikan pertumbuhan
vegetatif tanaman, sehingga gejala tanaman yang kekurangan N menjadi lebih
kerdil dan pertumbuhannya terbatas. Sedangkan unsur K berperan dalam
pembelahan sel, pembukaan stomata dan fotosintesis, kekurangan K pada
tanaman menyebabkan tanaman lebih peka terhadap penyakit dan kualitas
produksinya rendah, baik daun, buah, maupun biji (Hardjowigeno,1995).
Kadar dan serapan hara N dan K yang cenderung menurun secara visual
terlihat dari pertumbuhan tanaman caisim yang terbatas dan kerdil
(Gambar 3).
Menurunnya kadar dan serapan hara P pada dosis Z2-Z4 diduga karena
zeolit dapat menyumbangkan Ca (Tabel 4) dalam tanah yang dapat mengikat
P dan membentuk ikatan Ca-P. Sedangkan, biosoil merupakan bahan organik
yang dapat menyumbangkan hara N, P dan K pada tanah.
Pengaruh zeolit dan biosoil cenderung menurunkan kadar dan serapan
hara N, P dan K tanaman. Hal ini diduga karena meningkatnya kadar Na yang
mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah akibat dispersi tanah oleh kadar
Na yang tinggi (Tabel 4) oleh penambahan zeolit, sehingga akar tanaman akan
sulit berkembang dan menyerap hara dengan baik. Sedangkan pengaruh
biosoil diduga menyebabkan keracunan bagi tanaman caisim karena dosis
biosoil tidak sesuai (Brady dan Weil, 2002).
Pendugaan adanya pemadatan tanah maupun keracunan tanaman
ditunjukkan oleh tidak baiknya perkembangan akar, bobot basah akar dan
tanaman menurun dengan penambahan zeolit dan biosoil (Tabel 7). Hasil
penelitian Sukmawati (2009) dijelaskan bahwa semakin besar dosis biosoil
yang diberikan maka menyebabkan bobot basah dan bobot kering tanaman
menurun.

18

5. Pengaruh Zeolit dan Biosoil Pada Produksi Tanaman Caisim Bangkok


(Tosakan)
Berat basah tanaman mencerminkan secara langsung produksi
tanaman, sedangkan berat kering tanaman merupakan salah satu parameter
yang secara langsung mencerminkan efisiensi interaksi proses fisiologis
dengan lingkungannya.
Pengaruh zeolit dan biosoil terhadap bobot basah dan bobot kering
tanaman, disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh Tunggal Zeolit dan Biosoil Pada Produksi Tanaman Caisim
Tosakan
Dosis Zeolit
(g/2kg)
Z0
Z1
Z2
Z3
Z4
Dosis Biosoil
(g/2kg)

Bobot Basah
Bobot Basah
Bobot Kering
Bobot Kering
Daun
Akar
Daun
Akar
. gram .
12.53
1.09
1.32
0.75
12.81
1.17
1.34
0.84
8.58
0.78
0.98
0.60
7.72
1.03
0.93
0.69
8.11
0.70
0.91
0.47
Bobot Basah
Bobot Basah
Bobot Kering
Bobot Kering
Daun
Akar
Daun
Akar
. gram .

B0

9.55

1.09 a

1.07

2.67

B1

10.35

0.81 b

1.13

1.89

Ket. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama (kecuali kolom Bobot Basah Akar)
tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (taraf =5%)

Tabel 7 menunjukkan bahwa aplikasi zeolit cenderung menurunkan


bobot basah dan bobot kering daun serta bobot basah dan bobot kering akar.
Demikian pula aplikasi biosoil nyata menurunkan bobot basah akar dan
cenderung menurunkan bobot kering akar. Namun biosoil dapat meningkatkan
bobot basah dan bobot kering daun.
Berdasarkan data yang didapatkan, menunjukkan bahwa kenaikan
level zeolit tidak serta merta meningkatkan produksi tanaman. Penurunan
bobot basah dan bobot kering daun disebabkan karena terjadi penurunan kadar
dan serapan hara N, P dan K tanaman akibat penambahan zeolit, sedang
peningkatan bobot basah dan bobot kering daun akibat penambahan biosoil
karena biosoil cenderung meningkatkan kadar dan serapan hara N, P dan K
(Tabel 6). Suwardi (2002) mengatakan bahwa aplikasi zeolit tanpa pupuk dan

19

bahan bahan lain yang diperlukan tanaman, justru akan merugikan tanaman
karena sebagian haranya dijerap sementara oleh zeolit. Semakin tinggi dosis
zeolit yang diaplikasikan dalam tanah maka zeolit akan menjerap sementara
hara lebih banyak dari tanah.

Gambar 3. Tanaman Caisim Tosakan Pra-panen

Pemadatan tanah karena dispersi tanah akibat Na yang tinggi (Tabel 4)


akan menghambat perkembangan akar dan penyerapan hara yang berakibat
terhambatnya pertumbuhan tanaman. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan
bobot basah daun maupun akar tanaman akibat aplkasi zeolit (Tabel 7).

20

KESIMPULAN
1.

Aplikasi zeolit nyata meningkatkan Na-dd dan KTK tanah pada dosis Z4 dan
cenderung menaikkan kadar Ca-dd dan Mg-dd, serta menurunkan K-dd dan
menaikkan KB tanah.

2.

Aplikasi biosoil cenderung menurunkan Ca-dd dan Mg-dd tanah, namun


cenderung menaikkan K-dd, Na-dd, KTK dan KB tanah.

3.

Aplikasi zeolit maupun biosoil masing - masing menurunkan ion ion NO3
dan NH4 tanah.

4.

Aplikasi zeolit cenderung menurunkan bobot basah dan bobot kering daun
serta bobot basah dan bobot kering akar, sedangkan biosoil cenderung
meningkatkan bobot basah dan bobot kering daun serta menurunkan bobot
basah dan bobot kering akar.

5.

Aplikasi zeolit nyata menurunkan kadar dan serapan hara N, dan cenderung
menurunkan kadar dan serapan hara P dan K daun, sedangkan aplikasi biosoil
cenderung menaikkan kadar dan serapan hara N, P dan K daun.

SARAN
Perlu dilakukan analisis jenis-jenis asam organik yang terdapat pada
biosoil yang diduga ada yang sifatnya meracuni tanaman.

21

DAFTAR PUSTAKA
Abdurohim, O. 2008. Pengaruh Kompos Terhadap Ketersediaan Hara dan
Produksi Tanaman Caisin pada Latosol dari Gunung Sindur. Skripsi.
Program Studi Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anonim. 2006. Penuntun Praktikum Analisis Tanah. Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Anwar, S. Sudadi, U. 2007. Kimia Tanah. Bagian Kimia dan Kesuburan Tanah,
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Brady, N. C. and Weil, R. R. 2002. The Nature and Properties Soils.13th ed.
Prentice Hall, New Jersey.
Firdaus, F. 1990. Pengaruh Zeolit Pada Media Regosol-Pupuk Kandang Terhadap
Beberapa Sifat Kimia Media, Serapan Hara K, Ca, Mg dan Na Serta
Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicon asculentum Milli) Varietas Intan.
Skripsi. Program Studi Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Revisi ke-3. Akademika Pressindo. Jakarta.
233 hal.
Haryanto. 2003. Sawi dan Selada. Pustaka Setia. Jakarta
Husaini. 2002. Genesis, Proses Pengolahan dan Produk Mineral. Makalah
disampaikan pada seminar pemanfaatan zeolit, pertanian organik dan
vermikompos dalam menunjang pertanian berkelanjutan. Diselenggarakan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. 12 Mei 2002. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kononova, M. 1996. Soil Organic Matter: Its Nature, Its Role in Soil Formation
and in Soil Fertility. Perganom Press, London.
Jones, J.B, Benjamin Wolf, and Harry, A. Mills. 1991. Plant Analysis Hand Book.
Micro-macro Publishing, Inc.
Leiwakabessy, F.M. dan Sutandi, A. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen
Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 208 hal.
, Wahjudin, U.M dan Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah.
Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

xvi

Matjik, A.A dan I Made Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan Dengan


Aplikasi SAS dan MINITAB. IPBPRESS, Bogor.
Ming, D. W. dan Mumpton, F. A.. 1989. Zeolites in Soils. Dalam J. B. Dixon
dan S. B. Weed (eds). Mineral in Soil Environments. Second Ed. Soil
Science Society of America, Madison, Wisconsin.
Prihartini, T. dan Mursidi, S.. 1985. Pengaruh Zeolit terhadap Sifat Tanah dan
Hasil Tanaman. Pusat Penelitian Tanah. Bogor.
Rubatzsky, V. E. dan Yamaguchi M. 1998. Sayuran Dunia; Prinsip, Produksi dan
Gizi. Jilid 2. Terjemahan Terison C. Penerbit ITB, Bandung.
Rumonda, H. 2008. Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Zeolit
Sebagai Bahan Ameliorant Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Caisin (Brassica juncea L). Skripsi. Program Studi Ilmu Tanah.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sujarwadi. 1997. Sekilas tentang Zeolit. Pusat Pengembangan Teknologi Mineral.
Bandung.
Sukmawati, M. 2009. Pengaruh Pemberian Biosoil Terhadap Sifat Kimia Tanah
Serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Caisim (Brassica chinensis).
Skripsi. Program Studi Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sulistyaningsih, E. 2003. Pertumbuhan Dan Hasil Caisin Pada Berbagai Warna
Sungkup Plastik. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 12 No.1, 2005 : 65 76.
Susila, A. D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi
dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Suwardi. 2002. Pemanfaatan Zeolit untuk Meningkatkan Produksi Tanaman
Pangan, Peternakan dan Perikanan. Makalah disampaikan pada seminar
pemanfaatan zeolit, pertanian organik dan vermikompos dalam menunjang
pertanian berkelanjutan. Diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 12 Mei 2002.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tan, K. H. 1982. Principless of Soil Chemistry. Marcel Dekker Inc., New York.
Terjemahan Goenadi, Hadjar dan Bostang R. 1991. Dasar Dasar Kimia
Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

xvii

LAMPIRAN

xviii

Tabel Lampiran 1. Kriteria Penilaian Data Analisis Tanah


Sifat Kimia
Tanah

Sangat
Rendah
< 0.10
<1
<4
<5

Rendah

Sedang

Tinggi

0.1-0.2
N-Total (%)
1-2
C-org (%)
5-7
P-tersedia (ppm)
5-16
KTK (me/100g)
Basa - basa dapat sipertukarkan (me/100g)
K
<0.1
0.1-0.3
Ca
<2.0
2.0-5.0
Mg
<0.3
0.4-1.0
Na
<0.1
0.1-0.3
KB (%)
<20
20-35

0.21-0.5
2.01-3.0
8-10
17-24

0.51-0.5
2.01-3.0
8-10
17-24

Sangat
Tinggi
>0.75
>5.0
>16
>41

0.4-0.7
6.0-10
1.1-2.0
0.4-0.7
35-50

0.8-1.0
11-20
2.1-8.0
0.8-1.0
51-70

>1.0
>20
>8.0
>1.0
>70

Reaksi Tanah

Sangat
Masam

Masam

Agak
Masam

Netral

Agak
Alkalin

Alkalin

pH(H20)

<4.5

4.5-5.5

5.6-6.5

6.6-7.5

7.6-8.5

>8.5

Sumber : Pusat Penelitian Tanah. 1983. Jenis dan Macam Tanah di Indonesia Untuk Keperluan Survey dan
Pemetaan Tanah Transmigrasi.Pusat Penelitian Tanah. Bogor.

xix

Tabel Lampiran 2. Analisis Sifat Kimia Tanah

N NH4OAc pH 7.0

pH 1 : 1
Perlakuan
Z0 + B0

Z1 + B0

Z2 + B0

Z3 + B0

Z4 + B0

Z0 + B1

Ulangan

H2O

KCl

6.2

5.4

6.1

KTK
(me/100g Tanah)

Ca

Mg

Na

NO3

NH4

NO3

NH4

10.48

.. (me/100g) .
2.52
1.09
1.24
0.72

.. (ppm) ..
2046
171

.. (%) ..
0.2046
0.0171

5.1

10.09

1.27

1.03

1.18

0.63

2356

153.9

0.2356

0.0154

6.2

5.2

10.48

1.99

1.42

1.43

0.81

1922

153.9

0.1922

0.0154

11.64

1.76

1.22

1.04

0.59

2170

153.9

0.217

0.01539

6.1

5.1

10.48

1.42

1.05

1.01

0.68

2418

188.1

0.2418

0.01881

6.1

10.09

1.28

1.09

1.02

0.61

2232

171

0.2232

0.0171

6.1

5.3

10.09

2.04

1.28

1.28

0.86

2108

136.8

0.2108

0.01368

10.48

1.81

1.16

1.16

0.77

2046

85.5

0.2046

0.00855

5.2

10.09

1.45

1.12

1.12

0.75

2170

119.7

0.217

0.01197

10.86

1.2

1.08

1.17

0.72

2542

136.8

0.2542

0.01368

5.15

11.06

1.87

1.43

1.26

0.77

2108

136.8

0.2108

0.01368

6.05

5.15

11.25

1.7

1.02

1.15

0.74

2356

119.7

0.2356

0.01197

6.15

5.15

11.25

2.17

1.3

1.34

0.92

2604

85.5

0.2604

0.00855

6.2

5.2

11.64

1.73

1.25

1.18

0.86

1984

136.8

0.1984

0.01368

6.2

5.4

10.86

3.16

2.3

1.47

0.99

2480

68.4

0.248

0.00684

6.1

5.05

10.86

2.33

1.49

1.3

0.77

1984

51.3

0.1984

0.00513

6.1

5.1

10.09

1.44

1.28

1.39

0.82

1860

188.1

0.186

0.01881

xx

Z1 + B1

Z2 + B1

Z3 + B1

Z4+ B1

6.1

5.15

9.89

1.47

1.15

1.48

0.86

1922

171

0.1922

0.0171

6.15

5.2

10.09

1.14

1.02

1.2

0.8

1736

119.7

0.1736

0.01197

6.2

5.2

10.48

1.01

0.96

1.43

0.78

1798

171

0.1798

0.0171

6.2

5.2

9.7

2.53

1.28

1.06

0.74

1240

136.8

0.124

0.01368

6.1

9.31

0.99

0.99

0.97

0.72

1302

153.9

0.1302

0.01539

6.2

5.1

8.92

1.25

1.25

1.01

0.63

1674

171

0.1674

0.0171

6.2

5.1

9.7

1.38

1.38

1.2

0.79

1302

171

0.1302

0.0171

6.1

5.3

10.48

1.16

1.08

1.43

0.86

806

136.8

0.0806

0.01368

5.1

10.86

1.76

0.92

1.06

0.8

1240

136.8

0.124

0.01368

5.1

11.06

3.08

1.93

1.13

0.82

1302

102.6

0.1302

0.01026

6.05

5.1

10.48

1.88

1.03

0.82

0.75

1674

119.7

0.1674

0.01197

6.1

5.2

11.25

3.03

1.48

1.41

1.04

1116

102.6

0.1116

0.01026

6.1

5.1

10.48

2.73

1.34

1.38

0.86

806

102.6

0.0806

0.01026

xxi

Tabel Lampiran 3. Analisis Kadar dan Serapan Hara N, P, dan K Tanaman


Caisim Bangkok (Tosakan)

Perlakuan

Z0 + B0

Z1 + B0

Z2 + B0

Z3 + B0

Z4 + B0

Z0 + B1

Z1 + B1

Z2 + B1

Z3 + B1

Z4+ B1

Ulangan

Kadar
N (%)

Kadar
P (%)

Kadar
K (%)

Serapan
Hara N

3.24

0.08

7.73

7.77

2.71

0.05

6.03

6.51

2.80

0.07

5.77

6.72

3.09

0.06

7.03

7.42

2.86

0.06

8.79

6.86

2.92

0.07

5.90

7.00

3.15

0.07

5.90

7.56

2.42

0.04

5.02

5.81

2.92

0.05

5.52

7.00

2.36

0.04

4.14

5.67

2.66

0.05

5.52

6.37

2.57

0.04

5.40

6.16

2.28

0.05

5.02

5.46

2.95

0.03

2.46

7.07

2.45

0.06

5.40

5.88

2.80

0.07

6.15

6.72

3.27

0.06

6.28

7.84

2.83

0.06

7.28

6.79

3.38

0.07

7.28

8.12

2.71

0.06

5.27

6.51

3.03

0.05

5.85

7.28

2.63

0.05

5.52

6.30

3.06

0.07

5.27

7.35

3.12

0.05

5.65

7.49

2.61

0.06

6.10

6.25

2.77

0.03

5.77

6.65

1.20

0.06

5.27

2.87

2.42

0.06

5.27

5.81

2.98

0.05

5.77

7.14

2.74

0.07

6.90

6.58

Serapan
Hara P

Serapan
Hara K

0.20

18.56

0.11

14.46

0.16

13.86

0.14

16.87

0.14

21.09

0.16

14.16

0.16

14.16

0.10

12.05

0.11

13.26

0.09

9.94

0.11

13.26

0.10

12.96

0.12

12.05

0.08

5.91

0.15

12.96

0.16

14.76

0.15

15.07

0.15

17.48

0.17

17.48

0.14

12.65

0.13

14.04

0.13

13.26

0.17

12.65

0.13

13.56

0.15

14.63

0.08

13.86

0.15

12.65

0.14

12.65

0.13

13.86

0.16

16.57

xxii

Tabel Lampiran 4. Produksi Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan)

Perlakuan
Z0 + B0

Z1 + B0

Z2 + B0

Z3 + B0

Z4 + B0

Z0 + B1

Z1 + B1

Z2 + B1

Z3 + B1

Z4+ B1

Ulangan

Bobot Basah

Bobot Kering

Akar

Tanaman

Akar

1.8

22.9

0.5

Tanaman
2.40

1.4

13.4

0.6

1.40

1.1

9.1

0.5

0.94

0.9

7.4

0.3

0.76

1.6

12.7

0.5

1.28

1.1

10.5

0.5

1.18

0.9

7.6

0.2

0.77

0.6

5.2

0.2

0.70

0.9

5.4

0.1

0.63

1.2

7.4

0.5

1.00

0.9

6.8

0.3

0.78

1.5

6.9

0.7

0.85

1.1

12.7

0.5

1.73

0.8

6.6

0.3

0.68

0.6

8.8

0.3

0.90

0.7

11.2

0.3

1.15

1.0

11.4

0.2

1.25

0.6

7.4

0.1

0.80

1.6

25.4

0.3

2.50

0.9

10.5

0.2

1.12

0.9

10.3

0.2

1.18

1.1

15.3

0.3

1.65

0.6

7.5

0.1

0.90

0.7

10.5

0.3

1.23

0.3

1.8

0.1

0.30

1.3

11.6

0.3

1.35

1.0

11.9

0.2

1.35

0.6

8.2

0.2

0.90

0.6

6.2

0.1

0.64

0.5

6.2

0.1

0.58

xxiii

Tabel Lampiran 5. Analisis Ragam (Anova) Pemberian Zeolit dan Biosoil


Pada Sifat Kimia Tanah
Dependent Variable: Ca-dd
R-Square
C.V.
0.385103
32.65697
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Ca-dd Mean
1.81833333
Anova SS
3.58146667
0.00120333
0.83408

F Value
2.54
0
0.59

Pr > F
0.0719
0.954
0.6728

F Value
1.01
0.08
0.59

Pr > F
0.427
0.7756
0.6763

F Value
1.98
0.06
1.25

Pr > F
0.1362
0.8043
0.3222

F Value
6.65
2.6
2.69

Pr > F
0.0014*
0.1225
0.0609

Dependent Variable: Mg-dd


R-Square
C.V.
Mg-dd Mean
0.244086
24.17101
1.25466667
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Dependent Variable: K-dd


R-Square
C.V.
0.393736
13.21328
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Dependent Variable: Na-dd


R-Square
C.V.
0.666466
9.124205
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Anova SS
0.37061333
0.00768
0.21565333

K-dd Mean
1.21066667
Anova SS
0.20285333
0.00161333
0.12792

Na-dd Mean
0.78166667
Anova SS
0.13536667
0.01323
0.05468667

xxiv

Dependent Variable: KTK


R-Square
0.701251
Source
Z
B
Z*B

C.V.
4.038722
DF
4
1
4

Dependent Variable: KB
R-Square
C.V.
0.320434
17.80164
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

KTK Mean
10.4830000
Anova SS
6.04418
1.72320333
0.64764667

F Value
8.43
9.61
0.9

Pr > F
0.0004*
0.0056*
0.4807

F Value
1.79
0.45
0.45

Pr > F
0.1697
0.5099
0.7704

F Value
6.31
1.5
8.17

Pr > F
0.0019*
0.2349
0.0004*

F Value
0.68
0.42
2.73

Pr > F
0.617
0.5249
0.0583

KB Mean
48.2673333
Anova SS
529.77842
33.2432133
133.225087

Dependent Variable: pH(H2O)


R-Square
C.V.
pH(H2O) Mean
0.763048
0.751163
6.10333333
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Anova SS
0.0505
0.003
0.06616667

Dependent Variable: pH(KCl)


R-Square
C.V.
pH(KCl) Mean
0.412208
1.919185
5.14500000
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Anova SS
0.02633333
0.00408333
0.10633333

xxv

Dependent Variable: NO3R-Square


C.V.
0.826501
13.67529
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Dependent Variable: NH4+


R-Square
C.V.
0.474375
22.51356
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

NO3 Mean
0.18434667
Anova SS
0.00368511
0.04625613
0.01060944

F Value
1.45
72.78
1.17

Pr > F
0.2546
0.1001
0.128

F Value
2.85
0.01
1.66

Pr > F
0.0507
0.9297
0.1994

NH4 Mean
0.01351633
Anova SS
0.00010571
0.00000007
0.00006136

xxvi

Tabel Lampiran 6. Analisis Ragam (Anova) Pemberian Zeolit dan Biosoil


Pada Kadar dan Serapan Hara Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan)
Dependent Variable: N Daun
R-Square
C.V.
0.398304
13.81048
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Anova SS
1.68993752
0.00112109
0.23837239

Dependent Variable: P Daun


R-Square
C.V.
0.374107
21.03500
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Anova SS
0.00120477
0.00024084
0.00022627

Dependent Variable: K Daun


R-Square
C.V.
0.516959
16.18692
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Anova SS
12.30555651
0.5370169
6.30772374

Root MSE
0.38175179
Mean Square
0.42248438
0.00112109
0.0595931

Root MSE
0.01182604
Mean Square
0.00030119
0.00024084
0.00005657

Root MSE
0.94588089
Mean Square
3.07638913
0.5370169
1.57693093

Dependent Variable: Serapan Hara N Daun


R-Square
C.V.
Root MSE
0.398304
13.81048
0.91620430
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

N Mean
2.76421760
F Value
2.9
0.01
0.41

Pr > F
0.0482*
0.931
0.8001

N Mean
0.05622076
F Value
2.15
1.72
0.4

Pr > F
0.1441
0.2043
0.8032

K Mean
5.84348943
F Value
3.44
0.6
1.76

Pr > F
0.0271*
0.4476
0.1761

SHN Mean
6.63412224

Anova SS

Mean Square

F Value

Pr > F

9.73404013
0.00645746
1.37302498

2.43351003
0.00645746
0.343256245

2.9
0.01
0.41

0.0482*
0.931
0.8

xxvii

Dependent Variable: Serapan Hara P Daun


R-Square
C.V.
Root MSE
0.374107
21.03500
0.02838250
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

Anova SS

Mean Square

F Value

Pr > F

0.00693945
0.00138725
0.00130330

0.00173486
0.00138725
0.00032583

2.15
1.72
0.4

0.1116
0.2043
0.8032

Dependent Variable: Serapan Hara K Daun


R-Square
C.V.
Root MSE
0.398304
13.81048
2.19889031
Source
Z
B
Z*B

DF
4
1
4

SHP Mean
0.13492984

SHK Mean
15.92189338

Anova SS

Mean Square

F Value

Pr > F

2.13638134
0.0932321
1.09509093

0.534095335
0.0932321
0.273772733

3.44
0.6
1.76

0.0271*
0.4476
0.1761

xxviii

Tabel Lampiran 7. Analisis Ragam (Anova) Pemberian Zeolit dan Biosoil


Pada Produksi Tanaman Caisim Bangkok (Tosakan)
Dependent Variable: Berat Basah Akar
R-Square
C.V.
Root MSE
0.512028

Source
Z
B
Z*B

32.18143

DF
4
1
4

0.30724327

Anova SS
0.9983537
0.5598779
0.4228059

BBA Mean
0.95472222

Mean Square
0.249588425
0.55987787
0.105701483

F Value
2.64
5.93
1.12

Pr > F
0.0639
0.0244*
0.3751

F Value
1.9
0.24
1.57

Pr > F
0.1506
0.632
0.222

F Value
1.87
0.51
0.82

Pr > F
0.1549
0.4822
0.5298

F Value
1.27
0.13
1.75

Pr > F
0.3132
0.7248
0.1788

Dependent Variable: Berat Basah Tanaman


R-Square
C.V.
Root MSE
BBT Mean
0.413192

Source
Z
B
Z*B

44.74957

DF
4
1
4

4.45320387

Anova SS
150.36276
4.7137245
124.1981

Dependent Variable: Berat Kering Akar


R-Square
C.V.
Root MSE
0.360304

Source
Z
B
Z*B

37.74971

DF
4
1
4

0.25281819

Anova SS
0.4785565
0.0327801
0.2086787

9.95138889

Mean Square
37.59068889
4.71372454
31.04952593

BKA Mean
0.66972222

Mean Square
0.11963912
0.03278009
0.052169675

Dependent Variable: Berat Kering Tanaman


R-Square
C.V.
Root MSE
BKT Mean
0.379280

Source
Z
B
Z*B

42.44256

DF
4
1
4

0.46526476

Anova SS
1.1030283
0.0276033
1.514792

1.09622222

Mean Square
0.275757083
0.02760333
0.37869801

xxix

Anda mungkin juga menyukai