Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUBUNGAN DOKTER DENGAN PASIEN

Oleh

DEBORA B. RADJA
NIM: 06071111

AKADEMI KEPERAWATAN MARANATHA


KUPANG
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkankan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Hubungan Dokter Dengan
Pasien untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi dengan baik.
Dengan melaksanakan dan menulis, penulis mendapat dukungan dan campur tangan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada temanteman seangkatan serta semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang juga turut
memberikan dukungan bagi penulis dalam melaksanakan penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dalam memenuhi
harapan dan keinginan pembaca. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dan bermanfaat pada masa-masa yang akan datang.

Kupang, Juni 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Metode penulisan....................................................................................2
E. Sistematika penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
A. Peranan Dokter.......................................................................................3
B.Model hubungan dokter dengan pasien...................................................4
C.Komunikasi antar perbadi........................................................................6
D. Hubungan Petugas Kesehatan................................................................7
BAB III. PENUTUP .........................................................................................10
A. Kesimpulan.............................................................................................10
B. Saran .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan,
yang diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan
proses keperawatan, berpedoman pada standar asuhan keperawatan dalam lingkup wewenang
serta tanggung jawab keperawatan (Hartianah.Z, 1997). Dalam menjalankan asuhan
keperawatan, Perawat selalu mengadakan hubungan dengan pasien (Robert Priharjo,1995).
Disisi lain peningkatan hubungan antara perawat dengan pasien dapat dilakukan melalui
penerapan proses keperawatan (Nursalam, 2001).
Dasar hubungan perawat, dokter, dan pasien merupakan mutual humanity dan pada
hakekatnya hubungan yang saling ketergantungan dalam mewujudkan harapan pasien terhadap
keputusan tindakan asuhan keperawatan . Untuk memulai memahami hubungan secara
manusiawi pada pasien, perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan harus memahami
bahwa penyebab bertambahnya kebutuhan manusiawi secara universal menimbulkan kebutuhan
baru, dan membuat seseorang (pasien) yang rentan untuk menyalahgunakan.
Dengan demikian bagaimanapun hakekat hubungan tersebut adalah bersifat dinamis,
dimana pada waktu tertentu hubungan tersebut dapat memperlihatkan karakteristik dari salah
satu atau semua pada jenis hubungan, dan perawat harus mengetahui bahwa pasien yang
berbeda akan memperlihatkan reaksi- reaksi yang berbeda terhadap ancaman suatu penyakit
yang telah dialami, dan dapat mengancam humanitas pasien.
Oleh sebab itu sebagai perawat professional, harus dapat mengidentifikasi komponenkomponen yang berpengaruh terhadap seseorang dalam membuat keputusan etik. Faktor- faktor
tersebut adalah : faktor agama, sosial, pendidikan, ekonomi, pekerjaan/ posisi pasien termasuk
perawat, dokter dan hak-hak pasien, yang dapat mengakibatkan pasien perlu mendapat bantuan
perawat dan dokter dalan ruang lingkup pelayanan kesehatan. Disamping harus menentukan

bagaimana keadaan tersebut dapat mengganggu humanitas pasien sehubungan dengan integritas
pasien sebagai manusia yang holistic.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah penulisan makalah ini penulis memahami hubungan petugas kesehatan dan pasien
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus
Setelah penulisan makalah ini penulis dapat :
a)

Memahami Peranan Dokter

b)

Memahami Model Hubungan Perawat - Pasien Dokter.

c)

Memahami Komunikasi Antar Pribadi

d)

Memahami Hubungan Petugas Kesehatan

C. Perumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan antara dokter dengan pasien ?
D. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini adalah metode Kepustakaan dan internet
E. Sistematika Penulisan
Sistematika pada penulisan makalah ini adalah :
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
BAB III Penutup

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peranan Dokter Dan Pasien


Secara operasional definisi Dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi tempat kontak
pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis
penyakit, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan sedapat mungkin, secara menyeluruh,
bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan
menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggung jawab
profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya adalah sebatas kompetensi dasar
kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran.
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis.. Kata pasien dari bahasa
Indonesia analog

dengan

kata patient dari bahasa

Inggris. Patient diturunkan

dari bahasa

Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya menderita.
Ciri Peranan Dokter & Pasien :
1. Terbatas Dan Universal
2. Permanen Dan Temporer
3. Atasan Dan Bawahan
4. Sukarela Dan Non Sukarela
a. Terbatas Dan Universal
Bahwa pada setiap masyarakat, ada sejumlah orang yang diakui dapat menyembuhkan penyakit tapi
amat terbatas, sebaliknya setiap orang wajar dapat jatuh sakit sehingga menjadi pasien (Peranan pasien
adalah universal dan Peranan penyembuh sangat terbatas).
b. Permanen Dan Temporer
Bagi banyak penyembuh, peranan tersebut adalah sepanjang hidup sedangkan peranan sebagian besar
pasien bersifat temporer.

c. Atasan Dan Bawahan

Menggambarkan dokter adalah penyembuh yg bertugas dan bertanggung jawab untuk membuat
keputusan & mengambil tindakan. Pasien berada dlm posisi pasif dan berkewajiban untuk mengikuti
instruksi dari penyembuh .
d. Sukarela Dan Non Sukarela
Peranan pasien bersifat non sukarela. Penyakit dipandang sebagai hal yang non sukarela & tidak
diinginkan. Di berbagai situasi lain, peranan penyembuh adalah sukarela dimana sesuatu yang secara
aktif dicari oleh orang-orang yang secara sadar menjadi pilihan mereka.

B. Model Hubungan Dokter Dengan Pasien


Dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan, perawat secara kolaboratif terlibat pula dalam program tim kesehatan lain. Perawat dituntut
mampu

berkomunikasi

dan

mengambil

keputusan

etis

dengan

sesama

profesi,

pasien,dan tim kesehatan lain khususnya dokter.


Kedokteran dan keperawatan, walaupun kedua disiplin ilmu ini sama- sama berfokus pada manusia, tapi
mempunyai beberapa perbedaan. Kedokteran lebih bersifat paternalistik, yang mencerminkan figur
seorang bapak, pemimpin dan pembuat keputusan (judgment). Sedangkan keperawatan lebih bersifat
mothernalistik, yang mencerminkan figure seorang ibu (mother instink) dalam memberikan asuhan
keperawatan, kasih sayang, dan bantuan (helping relationship).

Berbagai model hubungan antara

perawat, dokter dan pasien telah dikembangkan, berikut ini Model yang mereka kembangkan meliputi :
1. Model Personian
Talcot Parson (1951) Parson memandang :
a.

Hubungan D dan P sebagai subsistem dari sistem yang lebih besar. Nilai dalam subsistem
merefleksikan nilai dari masyarakat yang selanjutnya memberikan kontribusi dalam hubungan D

dan P
b.
Hubungan D dan P adalah tidak terhindarkan dan bersifat asimetris

2. Model Szasz dan Hollender


Ada 3 model yang dikembangkan :
1) The Activity Passivity Model
Sangat mirip dengan Parson bahwa hubungan D dan P asimetris
Dokter sebagai ahli medis, mengendalikan arus komunikasi dan membuat seluruh keputusan

penting.
Pasien pada posisi kurang informasi dan mempercayakan seluruhnya pada D (soal pengetahuan

2)

dan keahlian)
The Guidance Cooperation Model
Bentuk interaksi : sebagai pertemuan medik yang khas
Pasien : memiliki perasaan, diberitahu soal medis, dann memiliki harapan
Dokter tetap bertanggung jawab mengarahkan; membimbing pertemuan, bersifat kooperatif,
menjelaskan pada pasien dan pasien bebas memutuskan sesuai keinginan, tetapi dokter tetap

pada posisi yang dominan.


3) The Mutual Participation Model
Pasien berpartisipasi penuh, D dan P memahami bahwa P harus jadi central player dalam

pertemuan agar interaksi berlangsung sukses.


Pasien dianggap lebih tahu tentang situasi dirinya dibandingkan dengan Dokter ( medical history;

symptoms; dan kejadian yang relevan)


Dokter mencoba tanya untuk mendapatkan informasi dan menjamin kerahasiaan informasi
( hanya untuk dokter)

3. The Veatch Model


Ada 4 kemungkinan hubungan yang terjadi :
1. Engineering Models
Dokter berasumsi bahwa pelayanan kesehatan adalah perusahaan yang bebas nilai dengan tugas pokok
menjelaskan seluruh fakta yang relevan dengan pasien tanpa melibatkan dokter dalam pengambilan
keputusan.
2. Priestly Model

Dokter dipandang sebagai figure religius yang ahli dalam soal etika dan seluruh persoalan yang muncul
dalam relationship (hubungan).
3. Collegial Model
Dokter dan Pasien melihat hubungan mereka sebagai hubungan kolegial yang memiliki tujuan yang
sama.
4. Contractual Model
Dokter dan Pasien berinteraksi dengan pengertian bahwa ada kewajiban dan keuntungan yang
diharapkan bagi keduanya.
C. Komunikasi Antar Pribadi
a). Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun antar perorangan dan
bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui
medium untuk mencapai suatu tujuan tertentu). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face
to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh
komunikasi antar pribadi.
Berdasarkan pengertian tersebut, paling tidak ada 4 hal tertentu yang perlu diperhatikan dalam
mencermati definisi Komunikasi antarpribadi yakni :
a) Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih.
b) Menggunakan media tertentu, misalnya telepon, telepon seluler, atau bertatap muka.
c) Bahasa yang digunakan biasanya bersifat informal (tidak baku) , kadang-kadag menggunakan
bahasa daerah, bahasa pergaulan atau bahasa campuran.
d) Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal atau pribadi bila komunikasi terjadi dalam
suatu masyarakat, dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu
organisasi.
b). Tujuan Komunikasi antarpribadi

1.Mengenal diri sendiri dan orang lain


KAP memberikan kita kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri, belajar bagaimana dan
sejauhmana terbuka pd orang lain serta mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain shg kita dpt
menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.
2. Mengetahui dunia luar
KAP memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita baik objek, kejadian dan orang lain.
3.Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
KAP yg kita lakukan bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan yg baik dg orang lain.
Hubungan tersebut membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita lebih positif
tentang diri kita sendiri.
4.Mengubah sikap dan perilaku
Banyak waktu yg kita pergunakan untuk mengubah orang lain melalui KAP.
5.Bermain dan mencari hiburan
Kejadian lucu merupakan kegiatan untuk memperoleh hiburan, hal ini bisa memberi suasana yg lepas
dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan, dsb.

D. HUBUNGAN PETUGAS KESEHATAN


Dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan, perawat secara kolaboratif terlibat pula dalam program tim kesehatan lain. Perawat dituntut
mampu berkomunikasi dan mengambil keputusan etis dengan sesama profesi, pasien, dan tim kesehatan
lain khususnya dokter.
a) Etika hubungan tim keperawatan
Dari semua individu yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Komposisi
anggota tim keperawatan bervariasi, tergantung pada tenaga keperawatan yang ada, sensus pasien, jenis
unit keperawatan, dan program pendidikan keperawatan yang berafiliasi/kerjasama Faktor-faktor tim
keperawatan yang diarahkan terhadap kualitas asuhan keperawatan . Dalam kerjasama dengan sesama
tim, semua perawat harus berprinsip atau fokus dan semua upaya yang dilakukan adalah mengutamakan
kepentingan pasien serta kualitas asuhan keperawatan dan semua perawat harus mampu mengadakan
komunikasi secara efektif.
Latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan maupun kemampuan bervariasi, maka dalam pemberian
tugas asuhan keperawatan, perawatan dibagi dalam berbagai kategori, misalnya perawat pelaksana,

kepala bangsal, kepala unit perawat, kepala seksi perawatan (supervisor), dan kepala bidang
keperawatan (direktor president of nursing). Dalam memberikan asuhan keperawatan, setiap anggota
harus mampu mengkomunikasikan dengan perawat anggota lain, dimana permasalahan etis dapat
didiskusikan dengan sesama perawat atau atasannya.
b) Perawat, pasien, dan dokter
Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan selama mereka terkait
dalam hubungan timbal balik pelayanan kesehatan. Hubungan perawat dengan dokter telah terjalin
seiring perkembangan kedua kedua profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat ilmu/ pendidikan, latar
belakang personal dan lain- lain.
c) Kedokteran dan keperawatan
Walaupun kedua disiplin ilmu ini sama- sama berfokus pada manusia, mempunyai beberapa perbedaan.
Kedokteran lebih bersifat paternalistik, yang mencerminkan figur seorang bapak, pemimpin dan
pembuat keputusan (judgment). Sedangkan keperawatan lebih bersifat mothernalistik, yang
mencerminkan figure seorang ibu (mother instink) dalam memberikan asuhan keperawatan, kasih
sayang,

dan

bantuan

(helpingrelationship).

Berbagai model hubungan antara perawat, dokter dan pasien telah dikembangkan, berikut ini model
hubungan perawat, dokter, dan pasien yang dikembangkan oleh: Szasz dan Hollander mengembangkan
tiga model hubungan dokter, perawat, dimana model ini terjadi pada semua hubungan antar manusia,
termasuk hubungan antar perawat dan dokter.
Keperawatan bersifat menghargai martabat individu yang unik, berbeda satu sama lain dan membantu
kemampuan dalam menentukan dan mengatur diri sendiri ( Bandman and Bandman,1999. dikutip dari
American Nurses Assocication, Nursing: Asocial Policy. Kansas City. MO: 1980. hal:6 ).
a. Hubungan perawat dan pasien dalam konteks etis
Seorang pasien dalam situasi menjadi pasien mempunyai tujuan tertentu. Seorang perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan juga mempunyai tujuan tertentu. Kondisi yang dihadapi pasien
merupakan penentu peran perawat terhadap pasien ( Husted dan Husted, 1990 ).

Untuk menjelaskan peran perawat secara umum dapat digunakan kerangka yang mengacu pada
pandangan dasar Helldegard .E Pepley, tentang hubungan perawat dan pasien dalam asuhan
keperawatan, merupakan rasa percaya, pengukuran pemecahan masalah (Problem Solving), dan
kolaborasi.
Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat berperan Sebagai konselor pada saat
pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang penyakitnya. Perawat juga dapat berperan sebagai
pengganti orang tua (terutama pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam
ungkapan perasaan-perasaannya
b. Penerapan hubungan antara perawat dan pasien, perawat dan perawat, perawat dan profesi lain, dan
perawat dengan masyarakat
Bentuk-bentuk penerapan:
Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat berperan Sebagai konselor pada saat pasien
mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang penyakitnya. Perawat juga dapat berperan sebagai
pengganti orang tua (terutama pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam
ungkapan perasaan-perasaannya.
Perawat dan perawat memiliki etika khusus mengatur tanggung jawab moral perawat yang disusun oleh
organisasi perawat itu sendiri. berdasarkan suatu sumber yang ada dilingkungan baik lingkungan
kesehatan, lingkungan konsumen dan lingkungan Komunitas Keperawatan.
Penerapan hubungan antara perawat dan profesi lain yang memiliki bidang kesehatan yang saling
berketergantungan satu sama lain misalnya seorang dokter pasti membutuhkan, perawat, apoteker dan
lain-lain , yang saling berkaitan satu sama lain.
Selain penerapan-penerapan dengan perawat dan profesi lain, perawat juga harus menerapkan hubungan
antara perawat dan masyarakat Perawat mengemban tugas tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan medukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.dan
tetap menghargai privasi yang ada dalam masyarakat berupa Privasi pasien. Menghargai harkat
martabat pasien,Sopan santun dalam pergaulan,saling menghormati, saling membantu, peduli terhadap
lingkungan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedokteran dan keperawatan kedua profesi tersebut sama- sama berfokus pada manusia, tapi
mempunyai beberapa perbedaan. Kedokteran lebih bersifat paternalistik, yang mencerminkan figur
seorang bapak, pemimpin dan pembuat keputusan (judgment). Sedangkan keperawatan lebih bersifat
mothernalistik, yang mencerminkan figure seorang ibu (mother instink) dalam memberikan asuhan
keperawatan,

kasih

sayang,

dan

bantuan

(helping

relationship).

Pada dasaranya hubungan dokter- pasien bukanlah merupakan hubungan inter- personal ,tetapi
masing- masing pihak sebagai pihak yang terlibat transaksi terapeutik mempunyai hak dan kewajiban
secara timbal balik . Berbagai model hubungan antara perawat, dokter dan pasien telah dikembangkan,
berikut ini model hubungan perawat, dokter, dan pasien yang dikembangkan oleh: Szasz dan Hollander
mengembangkan tiga model hubungan dokter, perawat, dimana model ini terjadi pada semua hubungan
antar manusia, termasuk hubungan antar perawat dan dokter.
Komunikasi memberikan bimbingan kepada peserta komunikasi untuk saling berbagi asumsi, perspektif
dan pengertian mengenai informasi yang dibicarakan untuk memudahkan proses empati. Ada 4 hal
tertentu yang perlu diperhatikan dalam mencermati definisi Komunikasi antarpribadi yakni :
1. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih.
2. Menggunakan media tertentu, misalnya telepon, telepon seluler, atau bertatap muka.
3. Bahasa yang digunakan biasanya bersifat informal (tidak baku) , kadang-kadag menggunakan
bahasa daerah, bahasa pergaulan atau bahasa campuran.
4. Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal atau pribadi bila komunikasi terjadi dalam
suatu masyarakat, dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu
organisasi.
Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan selama mereka
terkait dalam hubungan timbal balik pelayanan kesehatan. Hubungan perawat dengan dokter telah

terjalin seiring perkembangan kedua kedua profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat ilmu/
pendidikan, latar belakang personal dan lain- lain.

B. Saran
Perawat harus dapat mengidentifikasi kerusakan fisiologis yang spesifik yang disebabkan oleh
gejala-gejala penyakit atau kelainan lain, tetapi juga harus menemukan bagaimana keadaan tersebut
dapat mengganggu humanitas pasien sehubungan dengan integritas pasien sebagai manusia.Dengan
mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi- reaksi yang berbeda terhadap
ancaman penyakit yang telah dialami dan dapat mengancam humanitas pasien, maka perawat harus
melakukan pengidentifikasian respon-respon manusia terhadap ancaman-ancaman tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bandman and Bandman (1990). Nursing: Asicial Policy.Kutipan ANA. Kansas


City.MO.:1980.Hal.6

Gaffar Jumadi Laode (1997). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.


Nursalam (2000). Proses dokumentasi keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Priharjo Robert (1995). Pengantar Etika Keperawatan. Cetakan: 6. Yogyakarta: Kanisius.
Z.Hartianah (1997). Peranan Perawat.Makalah Seminar di Samarinda tidak dipublikasikan
.Tanggal 30 Nopember 1997.

Anda mungkin juga menyukai