TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Asetilen
Asetilen (nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong
kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilen (C2H2) adalah gas yang tidak
berwarna, mudah terbakar, dengan bau mirip bawang putih. Asetilen adalah gas
sintetis yang diproduksi dari reaksi kalsium Karbid dengan air, dan disimpan dalam
silinder yang berisi cairan aseton. Asetilen banyak digunakan untuk pemotongan
besi, pengelasan dan juga untuk mempercepat matangnya buah-buahan. Industri yang
menggunakan asetilen antara lain:
a. Metalurgi : Metalizing, Welding, Oxyfuel cutting, Heat treating
b. Elektrik dan Elektronik : Pembangkit listrik, Sumber energi, Pemanasan
c. Agrikultur : Pematangan buah
Asetilen merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari
dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilen, kedua karbon terikat melalui
ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp
untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilen terletak pada
satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180.
Asetilen ditemukan oleh Edmund Davy pada 1836, yang menyebutnya
karburet baru dari hidrogen. Nama asetilen diberikan oleh kimiawan Perancis
Marcellin Berthelot, pada 1860.
Bahan utama pembuatan asetilen adalah kalsium karbonat dan batubara.
Kalsium karbonat diubah terlebih dahulu menjadi kalsium oksida dan batubara
diubah menjadi arang, dan keduanya direaksikan menjadi kalsium karbida dan
karbon monoksida,
CaO + 3C CaC2 + CO
Kalsium karbida (atau kalsium asetilida) kemudian direaksikan dengan air
dengan berbagai metode, menghasilkan asetilen dan kalsium hidroksida. Reaksi ini
ditemukan oleh Friedrich Wohler di 1862 (Anonim , 2010a).
CaC2 + 2H2O Ca(OH)2 + C2H2
2.2
Asam Asetat
Asam asetat dengan rumus struktur CH3COOH dikenal juga dengan asam
etanoat merupakan bahan kimia organik, dinamakan cuka karena rasanya yang asam
dan baunya yang menyengat. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat
mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati. Asam
asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan
nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin acetum,
yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam
asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak
bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas-air membentuk kristal
mirip es pada 16.7C, sedikit di bawah suhu ruang. Singkatan yang paling sering
digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau
HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3C(=O). Dalam keadaan murni, asam
asetat bebas air (asam asetat glasial) merupakan cairan tidak berwarna yang
menyerap air dari lingkungan (bersifat higroskopis) dan membeku dibawah 16,7 oC
(62 oF) menjadi sebuah kristal padat yang tidak berwarna. Asam asetat merupakan
satu dari asam karboksilat yang paling sederhana (berikutnya adalah asam format),
merupakan regensia dan bahan kimia industri yang sangat penting yang dipakai
untuk memproduksi berbagai macam bahan (Anonim, 2010b).
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan
etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia
bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun
senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam
asetat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti
air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam
asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.
Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui
fermentasi bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui
jalur alami, namun kebanyakan hukum yang mengatur bahwa asam asetat yang
terdapat dalam cuka haruslah berasal dari proses biologis. Dari asam asetat yang
diproduksi oleh industri kimia, 75% diantaranya diproduksi melalui karbonilasi
metanol. Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternative.
Produksi total asam asetat dunia diperkirakan 5 juta ton per tahun,
setengahnya diproduksi di Amerika Serikat. Eropa memproduksi sekitar 1 juta ton
per tahun dan terus menurun, sedangkan Jepang memproduksi sekitar 0.7 juta ton per
tahun. 1.51 juta ton per tahun dihasilkan melalui daur ulang, sehingga total pasar
asam asetat mencapai 6.51 juta ton per tahun. Perusahan produser asam asetat
terbesar adalah Celanese dan BP Chemicals. Produsen lainnya adalah Millenium
Chemicals, Sterling Chemicals, Samsung, Eastman, dan Svensk Etanolkem (Safitra,
2008).
Asam asetat merupakan salah satu bahan kimia antara yang digunakan dalam
pembuatan vinil asetat monomer (VAM), asam tereptalik yang dimurnikan (PTA),
asetat anhidrat, asam monokloroasetat (MCA), dan ester asetat. Penggunaan terbesar
untuk asam asetat adalah sebagai bahan baku untuk memproduksi vinil asetat
monomer (VAM). Asam asetat juga digunakan untuk pembuatan asam tereptalik
yang dimurnikan (PTA), yang mana merupakan bahan antara penting untuk berbagai
aplikasi, termasuk serat poliester, botol untuk air dan minuman ringan, film
fotografis dan pita magnetik.
Penggunaan yang penting lainnya untuk asam asetat adalah dalam produksi
asetat anhidrat. Asetat anhidrat digunakan dalam aplikasi yang luas, satu yang utama
adalah dalam pembuatan asetat selulosa. Asetat selulosa digunakan untuk membuat
serat tekstil dan filter rokok. Aplikasi lain dari asetat anhidrat adalah plastik, bahan
kimia pertanian dan farmasi. Asam monokloroasetat (MCA) dibuat dari asam asetat
dan klorin. Pengguunaan utama dari MCA adalah karboksimetil selulosa (CMC).
CMC digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk makanan, farmasi, kosmetik dan
tekstil. MCA juga digunakan untuk membuat herbisida pada pertanian. Asam asetat
digunakan untuk pembuatan berbagai macam ester asetat; yang paling penting adalah
etil asetat, n-butil asetat dan isopropil asetat.
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan
penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata
permanen, serta iritasi dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem
pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah (Anonim, 2010b).
2.3
2.4
Rumus Molekul
: C2H2
Berat Molekul
: 26,0373 g/mol
Densitas
: 1,0967 kg/m3
Titik didih
: -80,8 oC
Titik lebur
: -84 oC
Wujud
2. Asam Asetat
Kenampakan
Rumus Molekul
: CH3COOH
Berat Molekul
: 60,05 g/mol
Densitas
: 1,049 g/cm3
Titik didih
: 391,2 K
Titik lebur
: 289,6 K
Wujud
2.5.2
: kristal putih
Rumus Molekul
: Zn(C4COO)2.2H2O
Berat Molekul
: 183,48 g/mol
Bentuk
: bola
Diameter
: 3-5 mm
(Anonim, 2010e)
2. Karbon
Kenampakan
Rumus Molekul
:C
Berat Molekul
: 12 g/mol
Diameter
: 0,25 inch
(Anonim, 2010f)
2.5.3
: C4H6O2
Berat Molekul
: 86,09 g/gmol
Densitas
: 0,934 g/cm3
Titik didih
: 72,7 oC
Titik lebur
: -93 oC
Wujud
2.6
samping dari pembuatan ethylidiene diasetate dari asetilen dan asam asetat. Industri
vinil asetat sendiri baru berkembang tahun 1925 dan produksinya terus meningkat
sejak tahun 1950.
Cara pembuatan vinil asetat ada 3 macam yang dibedakan oleh jenis bahan
bakunya yaitu :
1.
)2
ZN
( CH
3COOH
CH 3 COOCHCH 2
1
O2
CH 3 COOCHCH 2 + H 2 O
2
diasetat
kemudian
membentuk
vinil
asetat.
Reaksi
ini
tidak
2.
3.
2.7
Deskripsi Proses
Bahan baku yang digunakan adalah gas asetilen 99,9 % dan asam asetat
99,8%. Reaktan asam asetat cair yang sebelumnya digunakan sebagai solvent di
absorber, AB-301 dilewatkan di heat exchanger, HE-203 dialirkan ke menara
destilasi, MD-301dari recycle hasil bawah menara distilasi dipompa dengan pompa,
P-302 sampai tekanan 1,283 atm menuju vaporizer, V-201. Di dalam vaporizer
semua cairan asam asetat diuapkan, sehingga keluar dari vaporizer berupa uap jenuh
bersuhu 180 OC. Umpan segar dicampur dengan gas asetilen recycle dari absorber,
AB-301 menggunakan mixing point I, M-201 dinaikkan suhunya menjadi 180OC
dengan steam di penukar panas HE-201 kemudian diturunkan tekanannya menjadi
1,283 atm dengan menggunakan expander JE-201.
Gas asetilen dan gas asam asetat masuk reaktor dengan perbandingan = 4:1.
Campuran gas diumpankan ke dalam reaktor, R-201. Reaktor yang dipakai adalah
+ CH3COOH (g)
C2H3OOCCH3 (g)
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan vinil asetat dengan
kapasitas produksi 60.000 ton/tahun adalah sebagai berikut :
Basis perhitungan
: 1 jam operasi
: kg/jam
: 7575,7576 kg/jam
Komponen
Asetilen
Asam Asetat
Air
Vinil Asetat
Asetaldehid
Hidrogen
Total
Keluar
(kg/jam)
Alur 10
5283,5
18,3
77,3
5379,1
5379,1
Masuk (kg/jam)
Alur 3
Alur 5
2635
6529,6
1,4
26,3
2636,4
6555,9
9192,3
Keluar (kg/jam)
Alur 6
9164,6
27,7
9192,3
9192,3
Komponen
Asetilen
Asam Asetat
Air
Vinil Asetat
Asetaldehid
Hidrogen
Total
Keluar (kg/jam)
Alur 12
6873,2
18,1
7652
0,4
27,7
14571,4
14571,4
Masuk
(kg/jam)
Alur 12
6873,2
18,1
7652
0,38
27,7
14571,38
14571,38
Keluar (kg/jam)
Alur 14
Alur 13
4359,4
2513,8
11,5
6,6
4853,3
2798,7
0,24
0,14
17,6
10,1
9242,04 5329,34
14571,38
Masuk
(kg/jam)
Alur 18
6873,2
18,1
7652
0,4
27,7
14571,4
14571,4
Keluar (kg/jam)
Alur 19
6873,2
0,4
27,7
6901,3
Alur 21
18,1
7652
7670,1
14571,4
Komponen
Asetilen
Asam Asetat
Air
Vinil Asetat
Asetaldehid
Hidrogen
Total
Keluar (kg/jam)
Alur 20
Alur 22
6873,2
5283,5
0,8
0,4
27,7
5284,7
6900,9
12185,6
Masuk (kg/jam)
Alur 20
Alur 21
5283,5
0,8
18,1
7652
0,4
5284,7
7670,1
12954,8
Keluar (kg/jam)
Alur 23
5283,5
18,9
7652
0,4
12954,8
12954,8
Masuk (kg/jam)
Alur 22
6873,2
27,7
6900,9
6900,9
Keluar (kg/jam)
Alur 5
Alur 26
6529,6
343,6
26,3
1,4
6555,9
345
6900,9
Masuk
(kg/jam)
Alur 25
5283,5
18,9
7652
0,4
12954,8
12954,8
Keluar (kg/jam)
Alur 33
5283,5
18,3
77,3
5379,1
Alur 30
0,6
7574,7
0,4
7575,7
12954,8
Masuk
(kg/jam)
Alur 27
1,7
21035
1,1
21037,8
Keluar (kg/jam)
Alur 28
1,7
21035
1,1
21037,8
Masuk
(kg/jam)
Alur 28
1,7
21035
1,1
21037,8
21037,8
Keluar (kg/jam)
Alur 29
1,1
13460
0,7
13461,8
Alur 30
0,6
7575
0,4
7576
21037,8
Masuk
(kg/jam)
Alur 31
19655
66,7
287,8
20009,5
20009,5
Keluar (kg/jam)
Alur 32
14371,5
48,4
210,5
14630,4
Alur 33
5283,5
18,3
77,3
5379,1
20009,5