Anda di halaman 1dari 11

FISIOLOGI

LESY R L SAMAPATI
1304052025

JURUSAN BUIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah , yang telah melimpahkan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga makalah yang bertema Sistem integumen ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Saya juga Akan coba untuk memahami manfaat. Segala usaha telah
Saya lakukan untuk membuat jurnal ini dan memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen. Dan
Saya menyadari tentu masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu Saya meminta maaf
jikalau ada Kekurangan dalam hal ini.
Ucapan terima kasih saya kepada dosen pengasuh mata kuliah Ikhtiologiyang telah
banyak membimbing dan juga kepada teman-teman yang telah banyak membantu sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
Akhir kata tiada gading yang tak retak begitu juga dengan laporan ini yang masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat diharapkan guna untuk ilmu di masa yang akan datang.

Kupang, 17 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................... 2
1.3Mamfaat............................................................................................................. 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos)......................................................... 4
2.2 Habitat Ikan Bandeng (Chanos chanos)............................................................ 5
2.3 Sistem Integument............................................................................................. 5
2.4 Sisik.................................................................................................................. 6
2.5 Sirip.................................................................................................................. 6
2.6 Linea Lateralin................................................................................................... 7
BAB III : METODELOGI
3.1 Metodelogi........................................................................................................ 9
3.1 Waktu dan tempat............................................................................................. 9
3.2 Alat alat dan bahan............................................................................................ 9
3.3 Prosudur Kerja....................................................................................... .......... 9
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN0
4.1 Hasil.................................................................................................................. 10
4.2 Pembahasan....................................................................................................... 10
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 10
3.2 Saran................................................................................................................. 10
BAB IV : DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Kingdom
Phylum
Sub phylum
Class
Sub class
Ordo
Family
Genus
Species

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Animalia
Chordata
Vertebrata
Pisces
Teleostei
Malacopterygii
Chanidae
Chanos
Chanos chanos Forsk

2.2 Habitat
Habitat Ikan Bandeng (Chanos chanos)Bandeng banyak dikenal orang sebagai ikan air
tawar.Habitat asli ikan bandeng sebenarnya di laut, tetapi ikan ini dapat hidup di air tawar
maupun air payau.
Ikan bandeng hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik,
mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Ikan yang
muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau,
daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah
dewasa dan bisa berkembang biak (Anonim, 2009).
2.3 Sistem Integumen
Sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang
berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut berada.Pada
sistem integumen terdapat sejumlah organ atau straktur dengan fungsi yang beraneka
pada bermacam-macam jenis mahluk hidup.Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan
adalah kulit dan derivatintegumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari
dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam..
2.4 Sisik
Ada beberapa macam sisik ikan yang dikenal, yaitui:
Sisik kosmoid (cosmoid)
Sisik kosmoid yang sesungguhnya hanya dijumpai pada ikan-ikan
bangsa Crossopterygi yang telah punah. Sisik ini berlapis-lapis, di mana lapisan terdalam
terbangun dari tulang yang memipih. Di atasnya berada selapis tulang yang berpembuluh
darah, dan di atasnya lagi, selapis bahan serupa email gigi yang disebut kosmin (cosmine).
Kemudian di bagian terluar terdapat lapisan keratin.

Sisik plakoid
Sisik-sisik plakoid dimiliki oleh ikan hiu dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya. Sisiksisik ini memiliki struktur serupa gigi.
Sisik leptoid
Sisik-sisik leptoid didapati pada ikan-ikan bertulang keras, dan memiliki dua bentuk.
Yakni sisik sikloid (cycloid) dan ktenoid (ctenoid).
Sisik sikloid
Sisik-sisik sikloid memiliki tepi luar yang halus, dan paling umum ditemukan pada
ikan-ikan yang lebih primitif yang memiliki sirip-sirip yang lembut. Misalnya adalah ikanikan salem dan karper.

Sisik-sisik ktenoid
Sisik-sisik ktenoid bergerigi di tepi luarnya, dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan
yang lebih modern yang memiliki sirip-sirip berduri.Sejalan dengan pertumbuhannya, sisiksisik sikloid dan ktenoid terus bertambah lingkaran tahunnya.Sisik-sisik ini tersusun di tubuh
ikan sepertigenting, dengan arah menutup ke belakang.Dengan demikian memungkinkan
aliran air yang lebih lancar di sekeliling tubuh dan mengurangi gesekan.

2.5 Sirip
Organ Gerak (Sirip)
Ikan seperti pada hewan lain, melakukan gerakan dengandukungan alat gerak. Pada
ikan, alat gerak yang utama dalam melakukan manuver di dalam air adalah sirip.Sirip ikan
juga dapat digunakan sebagai sumber data untuk identifikasi karena setiap sirip suatu
spesies ikan memiliki jumlah yang berbeda dan hal ini disebabkan oleh evolusi.
Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan letak sirip
tersebut berada pada tubuh ikan, yaitu :
1.
Pinna dorsalis (dorsal fin)
Adalah sirip yang berada di bagian dorsal tubuh ikan dan berfungsi dalam stabilitas ikan
ketika berenang.Bersama-sama dengan pinna analis membantu ikan untuk bergerak memutar.
1.
Pinna pectoralis (pectoral fin)Adalah sirip yang terletak di posterior operculum atau
pada pertengahan
tinggi
pada
kedua
sisi
tubuh
ikan.
Fungsi
sirip
iniadalah untuk pergerakan maju, ke samping dan diam (mengerem).
2.
Pinna ventralis (ventral fin)Adalah sirip yang berada pada bagian perut. ikan dan
berfungsi dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu,juga berfungsi dalam
membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman.
3.
Pinna analis (anal fin)Adalah sirip yang berada pada bagian ventral tubuh di
daerah posterior anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitasberenang ikan.

4.
Pinna caudalis (caudal fin)Adalah sirip ikan yang berada di bagian posterior tubuh
dan biasanya disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip iniberfungsi sebagai
pendorong utama ketika berenang (maju) clan juga sebagai kemudi ketika bermanuver.
5.
Adipose finAdalah sirip yang keberadaannya tidak pada semua jenis ikan.Letak sirip
ini adalah pada dorsal tubuh, sedikit di depan pinna caudalis.
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki
oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras
Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari sirip lemah
Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbukubuku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras
Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
Penggolongan ikan juga dapat dilakukan berdasarkan tipe pinnacaudalis yang dimiliki suatu
jenis ikan. Tipe pinna caudalis ikan secara umum terbagi atas :
1.
Protocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis
terakhir mencapai ujung ekor.
2.
Diphycercal
Merupakan
bentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing, simetrisdengan ruas vertebrae terakhir
tidak mencapai ujung sirip.
2 Heterocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang simetris dengan sebagian ujung ventral lebih pendek.
3 Homocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip
ekor.
2.6 Linea Lanteralin
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapatdilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior
operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-lubang yang
berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang menampung
sel-sel sensori dan pembuluh syaraf.
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensoriikan yang dapat
mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik.Selain itu, linea lateralis juga juga
berfungsi sebagai echo-location yang membantu ikan untuk mengidentifikasi lingkungan
sekitamya.Pada beberapa jenis ikan, termasuk golongan Characin, linealateralis merupakan
satu garis panjang yang tidak terputus.Sedangkan pada kelompok ikan Cichlidae, linea
lateralis yang dimiliki merupakan garis panjang yang terputus menjadi dua dengan potongan
kedua berada di bagian bawah potongan pertama.

3.1KLASIFIKASI : ikan Nila adalah sebagai berikut:


Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Sub Filum

: Vertebrata

Kelas

: Pisces

Sub Kelas

: Teleosin

Ordo

: Percormorphii

Sub Ordo

: Percoidae

Famili

: Cichlidae

Genus

: Oreochromis

Spesies

: Oreochromis Niloticus

Common Name : Nile Tilapia


Local Name

: Nila

SISIK
Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitive,sedangkan
pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh
jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan
sebagai rangka dermis.
Di samping ikan bersisik terdapat pula ikan yang sama sekali tidak bersisik, di
temukan pada ikan lajur (Trichiurus, Lepturancanthus, Demissolinea), ikan sub-ordo
Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta alba). Sebagai suatu kompensasi dari tidak terdapatnya
lendir pada tubuhnya, mereka memiliki lendir yang lebih tebal sehingga badannya menjadi
lebih licin.
Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja.
Seperti paddle fish, ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan
adapula yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang terlihat
seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi lendir yang tebal.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat
dibedakan menjadi lima jenis :

a. Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes).
Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar.
Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan
suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut
merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju
ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar,
tangkai sentral dan duri.
Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang
berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal
denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai
pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang
seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak
epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.

b. Sisik Cosmoid.
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari
kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang
berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian
cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya
terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada
bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan
pada jenis ikan Latimeria chalumnae.

c. Sisik Ganoid.
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine
yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah
cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian
bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae,

Acipenceridae

dan

Polyodontidae.

d.Sisik Cycloid dan Ctenoid


Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada
golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras
(Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya
sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian posteriornya.
Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine
atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan.
Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis
dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat
berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna
lebih gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butirbutir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan
tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian
posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal
perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.
7.

SISTEM EKSKRESI
Tubuh ikan air tawar lebih hipertonis dari lingkungannya sehingga air banyak yang
masuk lewat permukaan tubuhnya, akibatnya ikan ini sedikit minum air. Dan urin yang
dihasilkan banyak dan encer. Untuk mendapatkan air dan garam dari makanan, air masuk
secara osmosis lewat permukaan tubuhnya.
Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar dengan yang ada di lingkungan supaya
mencegah masuknya air dan kehilangan garam agar tidak minum, kulit diliputi mucus,
osmosis melalui insang, produksi urin encer, pompa garam melalui sel-sel khusus pada
insang
8. SISTEM REPRODUKSI
Pada ikan betina mempunyai indung telur sedangkan ikan jantan mempunyai testis.
Baik indung telur maupun testis ikan semuanya terletak pada rongga perut di sebelah
kandung kemih dam kanal alimentari. Keadaan gonad ikan sangat menentukan kedewasaan
ikan. Kedewasaan ikan meningkat dengan makin meningkatnya fungsi gonad. Ikan Nila

umumnya mempunyai sepasang gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut di sebelah
bawah ginjal.
Pada saat ikan nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan, pada saat itu
pula terjadilah fertilasi di luar tubuh induknya (eksternal) yaitu di dalam air tempat dimana
ikan itu berada, kemudian mengerami telur di dalam mulutnya antara 4-5 hari dan telur
tersebut menetas 3-4 hari. Telur ikan yang dibuahi dan menetas dinamakan larva. Larva
tersebut mempunyai kuning telur yang masih menempel pada tubuhnya digunakan sebagai
cadangan makanan untuk awal kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai