Anda di halaman 1dari 4

STRUKTUR DAN TEKTONIKA

Struktur penting yang ditemukan di Pulau Wowoni di antaranya sesar, lipatan


dan kekar. Sesar berupa sesar geser dan sesar normal. Sesar geser yang dijumpai
merupakan sesar utama di daerah ini, dan diduga merupakan kelanjutan sesar geser
Lasolo (Lawanopo fault) di Lembar Kendari. Sesar ini merupakan sesar geser
mengiri, diduga masih aktif hingga sekarang dan merupakan batas pemisah dari
Formasi Meluhu dan Kompleks ultramafic dan mafik.
Sesar normal adalah sesar ikutan tingkat pertama dan selanjutnya selama sesar
gesek aktif. Sesar ini berkembang dalam batuan Mesozoik dan Tersier.
Struktur lipatan yang terdapat di daerah ini berupa lipatan lemah dan lipatan
tertutup. Lipatan lemah mempunyai kemiringan lapisan kurang dari

30

, dan

berkembang dalam batuan sedimen yang berumur Miosen Tengah-Paliosen, yaitu


dalam formasi Lapeampi dan formasi Lansilowo di Pulau Wowoni, dan dalam
Formasi Ambeua di Kepulauan Tukang Besi. Lipatan tertutup mempunyai kemiringan
lapisan lebih dari

50

hingga lapisan yang telah mengalami pembalikan. Lapisan

ini umumnya membentuk lapisan rebah, dan hanya dijumpai dalam batuan sedimen
Mesozoikum dari Formasi Meluhu. Kekar dijumpai dalam semua jenis batuan dan
terjadi dalam beberapa tahapan. Dalam batuan berumur Mesozoikum kekar lebih
berkembang dari yang dijumpai dalam batuan Tersier. Arah kekar pada umumnya
memotong secara tegak dan diagonal lapisan. Dalam Kompleks batuan ultramafic dan
mafik, kekar umunya sangat tak beraturan.
Tektonik yang dapat diamati di daerah ini mulai dari Paleozikum sampai
Mesozoikum. Tektonik tersebut dapat ditafsirkan dari sifat litologi dan struktur

batuan dalam Kompleks ultramafic, Formasi Meluhu dan batuan gunung api
Kepulauan Langkesi.
Kepulauan Langkesi dan bagian barat Pulau Wowoni diduga merupakan
bagian dari lempeng benua. Pencenanggaan yang terjadi sesudah Trias akhir
mengakibatkan pelipatan, penyesaran dan pengekaran pada batuan tersebut di atas.
Sedangkan pada bagian timur Pulau Wowoni yang bercirikan batuan ofiolit dan
sedimen pelagos terbentuk pada dasar kerak samudera.
Perkembangan

tektonik

pada

zaman

Tersier

menyebabkan

pertemuan/pertumbukan kedua lempeng tersebut di atasdi Pulau Wowoni. Diduga


pertumbuhan kedua lempeng di daerah ini terjadi sebelum N9 (sebelum Miosen
Tengah). Kegiatan tektonik tersebut menyebabkan batuan Pra-Tersier tersesarkan dan
terkekarkan lagi. Akibat pertumbukan kedua lempeng itu terjadi sesar-geser Lasolo
yang terdapat di Pulau Wowoni. Disamping itu terjadi pula sesar-sesar bongkah yang
menyebabkan terbentuknya daerah lembang (depresi) di kedua lempeng tersebut.
Pada kala Miosen Tengah di Pulau Wowoniterjadi pengendapan sedimen
molasa yang membentuk Formasi Lampeapi di daerah lembang yang telah terbentu,
disusul pengendapan sedimen Formasi Lansilowo sampai Pliosen. Di Kepulauan
Tukang besi, pada Miosen Akhir-Pliosen, terjadi pengendapan Formasi Ambeuwa.
Runtunan litologi tersebut menunjukkan adanya siklus genang laut dari Miosen
Tengah sampai Pliosen.
Tektonik pada Plio-Plistosen menyebabkan pelipatan, pengangkatan dan
penyesaran. Batuan yang berumur Miosen Tengah sampai Pliosen terlipat lemah.
Sedangkan batuan Pra-Tersier terlipat lagi dengan sudut kemiringan bertambah besar
bahkan terbentuk lipatan terbalik. Beberapa sesar yang terjadi sebelumnya tergiatkan
kembali. Pengangkatan menyebabkan ketakselarasan sedimen Kuarter dengan batuan
yang lebih tua. Adanya undak-undak pada batu gamping koral menunjukkan bahwa

pengangkatan terjadi terus pada zaman Kuarter. Demikian pula halnya dengnya sesar,
beberapa diantaranya masih aktif.
SUMBER DAYA MINERAL

Bahan galian yang ditemukan di Pulau Wowoni dan Kepulauan Tukangbesi


adalah nikel, batubara, pasir kuarsa, batu gamping, batauan beku, pasir dan kerikil.
Nikel umunya terdapat dalam endapan laterit berasal dari cakupan batuan
ultramafic dan mafik. Bijih nikel tersebut biasanya berasosiasi dengan bijih besi yang
merupakan lapisan penutup dari endapan laterit.
Batubara yang ditemukan berbentuk kanta-kanta terdapat di dalam batu
lempung dari Formasi Lampeapi bagian atas. Batubara ini tersingkap di S. Kekea di
Pulau Wowoni bagian Timur.
Pasir kuarsa yang mempunyai ketebalan mencapai 2,5 m dan luas mencapai
40 hektar terhampar disekitar muara S. Wungkolo pada daerah datarn rendah dan
pebukitan rendah. Pasir kuarsa tersebut merupakan pasir lepas dan telah diteliti oleh
petugas dari Kanwil Pertambangan dan Energi Ujungpandang pada tahun 1982.
Batu gamping yang terdapat di daerah bagian timu Pulau Wowoni dan
Kepulauan Tukangbesi umunya dimanfaatkan oleh penduduk untuk bahan baku
bangunan serta pengeras jalan sederhan di kampung. Sebagian kecil dari penduduk
telah mengolahnya dengan cara membakarnya untuk dijadikan kapur tohor.
Batuan beku yang berasal dari batuan ultramafic dan mafik umumnya hanya
digunakan sebagai bahan pengeras jalan dan pondasi bangunan. Batuan beku tersebut
terdapat disekitar S. Rokoroko dan S. Masolo di Pulau Wowoni dengan jarak sekitar 2
km dari pantai.

Pasir dan kerikil yang merupakan bahan baku untuk banguna dan jalan banyak
dijumpai disekitar pantai timur dan selatan Pulau Wowonidan Kepulauan Tukangbesi.

Anda mungkin juga menyukai