Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KERUKUNAN DAN KERJASAMA ANTAR


UMAT BERAGAMA DI INDONESIA
Makalah ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah yang Diampu oleh
Tony Tampake Selaku dosen Agama

Kelas : Selasa 07.00-10.00


Eko Budi

512011037

Carollina

362008074

Arny widyaningrum

102010016

Marcia T

232011003

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


2011

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang melimpah,
sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah agama. Dalam makalah ini kami mengangkat judul Kerukunan Dan Kerja Sama antar
Umat Beragama Di Indonesia. kami berharap dengan adanya makalah ini akan dapat menambah
wawasan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak, kami tidak mungkin dapat
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penyusun
menyampai Terima kasih atas dukungan dan kerja sama semua pihak selama proses pembuatan
makalah ini, dengan penuh rasa hormat kepada :
1.

Bapak dosen Tony Tampake selaku dosen yang mengampu mata kuliah Agama

2.

Teman-teman yang telah memberikan dukungan

3.

Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Para pendiri Negara Indonesia sejak awal sudah menyadari bahwa kenyataan pluralisme

bangsa di Indonesia dari segi suku bangsa, budaya, daerah, dan terutama adalah agama dapat
melahirkan konflik dan perpecahan yang mengancam keutuhan bangsa. Sejak awal mereka
mencari jalan keluar agar dapat menyatukan berbagai perbedaan yang ada. Paham Bhineka
Tunggal Ika adalah semboyan yang ditetapkan sebagai symbol pemersatu pluralitas bangsa.
Diharapkan symbol ini dapat dimengerti lebih dalam oleh tiap orang Indonesia dalam
menbangun rasa saling menghormati satu dengan yang lain
Namun pada kenyataannya, kekhawatiran para pendiri bangsa ini terbukti di masa kini
ketika konflik dan perpecahan bernuansa sara merebak dibeberapa tempat di Indonesia serta
berpotensi mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Bangsa yang pluralis seperti Indonesia membutuhkan yang namanya toleransi yang tinggi.
Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan aset dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Berbagai macam kendala yang sering kita hadapi dalam
mensukseskan kerukunan antar umat beragama, dari luar maupun dalam negeri kita sendiri.
Namun dengan kendala tersebut warga Indonesia selalu optimis, bahwa dengan banyaknya
agama yang ada di Indonesia, maka banyak pula solusi untuk menghadapi kendala-kendala
tersebut.
Dari berbagai pihak telah sepakat untuk mencapai tujuan kerukunan antar umat beragama di
Indonesia seperti masyarakat dari berbagai golongan, pemerintah, dan organisasi-organisasi
agama yang banyak berperan aktif dalam masyarakat. Keharmonisan dalam komunikasi antar
sesama penganut agama adalah tujuan dari kerukunan beragama, agar terciptakan masyarakat
yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik agama.
Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia, karena itu agama
Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan sesama umat Islam, tetapi juga hubungan
dengan umat beragama lain.

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1

Bagaimana pandangan agama terhadap kemajemukan agama di Indonesia?

1.2.2

Bagaimana Seharusnya umat beragama memandang dan bekerja sama antar umat
beragama?

1.3

Batasan Konseptual
1.3.1

Agama
Agama menurut adalah sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan

kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta gama yang berarti "tradisi". kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
1.3.2

Pluralitas agama

Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan
dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dimana kita harus memiliki
kesadaran agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran,
dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya,
suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar.
1.3.3

Kerukunan
kerukunan Indonesia, jelas mengacu pada suatu interaksi damai, rukun, tentram dalam

lingkup masyarakat Indonesia itu sendiri dalam ragam budaya, bangsa, ras, suku, agama, dan

sebagainya dengan berlandaskan pancasila sebagai ideologinya. Kerukunan pada umumnya


merupakan tujuan yang ingin diwujudkan oleh setiap manusia baik secara individu maupun
kelompok, karena dengan kerukunan akan mempermudah dalam mencapai tujuan yang
diinginkan
1.3.4

Kerja Sama
Kerja sama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-

anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat.

BAB II
ISI
2.1

Pandangan Agama terhadap kemajemukan


2.1.1 Islam
Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleransi kepada pemeluk agama
lain adalah mutlak untuk dijalankan (Pluralitas). Namun bukan berarti beranggapan
bahwa semua agama adalah sama (pluralisme), artinya tidak menganggap bahwa Tuhan
yang kami sembah adalah Tuhan yang kalian sembah. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
menentang paham pluralisme dalam agama Islam Namun demikian, paham pluralisme ini
banyak dijalankan dan kian disebarkan oleh kalangan Muslim itu sendiri.
2.1.2 Kristen
Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai
oleh John Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis,
terminologi pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agamaagama menunjukkan berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang
masing-masing agama.
Dari sudut pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai
hubungan antartradisi dengan berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung
arti berupa teori bahwa agama-agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam
persepsi yang berbeda mengenai satu puncak hakikat yang misterius.

2.2

Tindakan yang seharusnya dilakukan setiap agama agar dapat tercapainya suatu
kerukunan :

Masing-masing pihak menyadari bahwa ajaran agama mereka tentang iman dan
ketuhanan adalah sangat berbeda dan tidak mungkin dikompromikan.

Masing-masing pihak mengakui tentang hak dan kewajiban pihak pimpinan agama
lain untuk mengajarkan agamanya bagi penganutnya sendiri walaupun agama itu
mencela agama kita.

Masing-masing pihak mengakui bahwa pihak lain yang karena memang dituntut oleh
agamanya untuk menyiarkan pada pihak lainnya.

Mengadakan perjumpaan di antara agama-agama, khususnya agama yang mengalami


konflik,

Bersikap optimis walaupun berbagai hambatan menghadang jalan kita untuk menuju
sikap terbuka, saling pengertian dan saling menghargai antaragama.

Selalu membatu sesama. Jangan melakukan diskriminasi terhadap suatu agama,


terutama saat mereka memerlukan bantuan.

Selalu menjaga rasa hormat pada orang lain tanpa memandang agama apa yang
mereka anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan tidak sinis. Hal ini tentu
akan mempererat kerukunan umat beragama.

Bila terjadi masalah yang menyangkut agama, selesaikan dengan kepala dingin tanpa
harus saling menyalahkan para pemeluk agama lain. peran pemerintah sangat
diperlukan dalam mencapai suatu penyelesaian solusi yang baik dan tidak merugikan
pihak manapun, atau malah mungkin menguntungkan semua pihak.

2.3

Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia


Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan di Tengah

perbedaan. Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun dan
berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan. Kesadaran akan kerukunan hidup
umat beragama yang harus bersifat Dinamis, Humanis dan Demokratis, agar dapat
ditransformasikan kepada masyarakat dikalangan bawah sehingga, kerukunan tersebut tidak
hanya dapat dirasakan/dinikmati oleh kalangan-kalangan atas/orang kaya saja.
Agama hanya salah satu faktor dari kehidupan manusia. Namun agama adalah faktor
yang paling penting dan mendasar karena memberikan sebuah arti dan tujuan hidup. Tetapi
sekarang kita mengetahui bahwa untuk mengerti lebih dalam tentang agama perlu segi-segi
lainnya, termasuk ilmu pengetahuan dan juga filsafat. Yang paling mungkin adalah mendapatkan

pengertian yang mendasar dari agama-agama. Jadi, keterbukaan satu agama terhadap agama lain
sangat penting. Kalau kita masih mempunyai pandangan yang fanatik, bahwa hanya agama kita
sendiri saja yang paling benar, maka itu menjadi penghalang yang paling berat dalam usaha
memberikan sesuatu pandangan yang optimis. Namun ketika kontak-kontak antaragama sering
kali terjadi sejak tahun 1950-an, maka muncul paradigma dan arah baru dalam pemikiran
keagamaan. Orang tidak lagi bersikap negatif dan apriori terhadap agama lain. Bahkan mulai
muncul pengakuan positif atas kebenaran agama lain yang pada gilirannya mendorong terjadinya
saling pengertian. Di masa lampau, kita berusaha menutup diri dari tradisi agama lain dan
menganggap agama selain agama kita sebagai lawan yang sesat serta penuh kecurigaan terhadap
berbagai aktivitas agama lain, maka sekarang kita lebih mengedepankan sikap keterbukaan dan
saling menghargai satu sama lain.

2.5
2.4

Analisis kasus
Contoh Kasus

Monday, 08 March 2010 14:42

Sejumlah orang-orang bersenjatakan parang dan golok membantai lebih dari 200 orang di tiga
desa di kota Jos, Nigeria bagian tengah, Minggu 7 Maret 2010. Sebagian besar penduduk di tiga
desa itu beragama Kristen.

Kejadian itu terjadi dini hari, saat sekelompok orang sambil membawa parang menyerang dan
membunuh penduduk desa Dogo-Nahawa. Seorang penduduk desa bahkan mengatakan para
penyerang juga menembakkan senjata api saat memasuki desa."Tembakan itu untuk memaksa
warga desa keluar dari rumah mereka. Dan saat semua orang sudah keluar maka mereka mulai
menggunakan parang untuk membunuh mereka," kata seorang penduduk bernama peterjang.
Seorang pekerja sosial dari Yayasan Stefanus, Mark Lipdo mengatakan sedikitnya 100 orang
tewas dalam serangan hari Minggu itu. Lipdo mengatakan, Minggu pagi itu dia mengunjungi
desa Zot dan Dogo-Nahawa dan dia mencatat nama 77 orang korban dan menambahkan dia
masih melihat lebih dari 20 jenazah lagi didesaitu "Kebanyakan korban tewas adalah mereka
yang sangat tidak berdaya seperti anak-anak dan orangtua yang tak mampu menyelamatkan diri.
Mereka inilah yang dibantai,"kataLipdo. Saksi mata lain menceritakan mereka juga melihat
sekitar 100 jenazah. Sementara itu, pernyataan resmi pemerintah kawasan Dataran Tinggi
mengatakan lebih dari 300 orang tewas. Seorang dokter di Rumah Sakit Jos mengatakan para
penyerang tidak hanya membacok korban tapi juga membakar mereka. Presiden Nigeria,
Goodluck Jonathan, memerintahkan pasukan keamanan untuk bersiaga agar peristiwa
penyerangan bermotif agama tidak terjadi lagi. Selain menyiagakan pasukan, presiden juga
meminta agar dalang peristiwa ini segera ditemukan. Para pengamat mengatakan, serangan ini
nampaknya merupakan kelanjutan bentrokan Kristen dan Islam bulan Januari lalu yang
mengakibatkan sedikitnya 200 orang tewas serta ribuan lainnya menjadi pengungsi.

Isi contoh kasus diatas mengenai konflik yang terjadi di nigeria. Menurut pengamatan
yang ada konflik ini terjadi karena permasalahan agama. Dimana diantara kedua belah pihak

kurang memiliki rasa toleransi terhadap sesamanya yang berbeda keyakinan. menurut kelompok
kami untuk pemecahahan masalah tersebut adalah dengan adanya kesadasaran diri sendiri untuk
saling menghargai sesama manusia. Kemudian untuk para tokoh agama baik dari agama kristen
maupun agama islam harusnya memberikan suatu pengarahan yang positif. Dari contoh kasus
yang ada kita dapat melihat betapa pentingnya suatu toleransi antar umat beragama. Tanpa
toleransi kita tidak akan mencapai suatu kerukunan.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas mengenai pandangan agama terhadap kemajemukan agama

di Indonesia, kemudian bagaimana seharusnya umat beragama dapat bekerjasama. Dapat kita
lihat betapa pentingnya rasa toleransi terhadap perbedaan yang ada. Karena dengan adanya
toleransi kita dapat saling menghormati dan menghindari konflik yang terjadi karena masalah
perbedaan agama.
3.2

Saran
Menurut kelompok kami, kedepannya kita sebagai manusia beragama harus

meningkatkan rasa saling menghargai dan menghormati sesama manusia walaupun berbeda

keyakinan. Dan peran pemerintah juga sangat diperlukan untuk menanggulangi konflik yang
kemungkinan bisa terjadi.

Daftar Pustaka
http://imso.wordpress.com/2006/11/01/kerukunan-beragama-di-indonesia-seperti-apa/
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
http://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme_agama
http://www.hindubatam.com/component/content/article/7-dharma-wacana/135-aktualisasi-ajarankerukunan.html
http://www.terangdunia.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=433:konflik-antar-agama-di-nigeriamemanas&catid=50:internasional&Itemid=75
http://www.studygs.net/melayumanado/cooplearn.htm

Anda mungkin juga menyukai