Anda di halaman 1dari 6

ACARA I

PENGATURAN JARAK TANAM


A. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari
: Kamis
Tanggal : 05 November 2015
Tempat
: Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kebutuhan ruang untuk tumbuh dan berkembang tanaman
2. Mengetahui luasan minimal yang dibutuhkan tanaman agar tanaman
mampu berproduksi
C. Dasar Teori
Jarak tanam adalah suatu penempatan di mana tanaman memiliki jarak
antara tanaman lainnya untuk aktifitas perakaran dalam pertumbuhan
tanaman agar tumbuh dengan baik, jarak tanam yang baik setiap peranan
antara tanaman memiliki cahaya matahari yang optimal serta penyerapan
unsur hara atau nutrisi yang di serap akan lebih komplek di serap dan
pengaruh pada tanaman pun sangat baik.
Dalam berbudidaya, jarak tanam merupakan syarat dalam berbudidaya
dengan penentuan efisiensi lahan, dengan kata lain jarak tanam yang baik
secara efektif merupakan pengaruh dari beberapa alasan kenapa ini di katakan
penting, cahaya matahari yang masuk untuk tanaman membutuhkan rongga
atau jarak agar cahaya leluasa masuk kepada daun yang pada siang hari
melakukan fotosintesis untuk melaksanakan pemasakan unsur hara pada daun
sehingga apabila tanaman tidak di atur jarak semestinya maka pertumbuhan
tanaman akan terhambat karena kekurangan cahaya matahari yang optimal.
Jarak tanam yang optimal atau jarak tanaman yang baik dipengaruhi
berbagai faktor. Faktor-faktor itu yang dipengaruhi, diantarnya sifat klon yang
di tanam, bentuk wilayah (topografi), dan kerapatan tanaman yang dihendaki
dan sebagainya sehingga menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuhan.
Tanaman memiliki perakaran yang berbeda dan jenis akar yang berbeda
sehingga penanaman dan jarak tanam harus di sesuaikan dengan tingkatan

kesesuaian permukaan tanah yang akan di buat media sehingga kesesuaian


pada prinsip - prinsip akan berlangsung dengan semestinya.
Jarak tanam menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh agar
mempermudah cara budidaya secara efektif adapun dengan perkembangan
zaman bisanya jarak tanam dengan perawatan atau bantuan menggunakan
mesin di perhitungkan dengan ke sesuaikan dengan tingkat kemampuan
mesin, berbeda dengan manual. Jarak tanam seperti yang kita ketahui ada
beberapa jenis baris (satu baris), (dua garis), (persegi), (wajik), atau
heksagonal dan masih banyak lagi.
Jarak tanam bertujuan untuk membuat perakaran serta cahaya matahari
bisa mudah leluasa bekerja dengan baik pada tanaman untuk peroses aktivitas
tumbuh. Jarak tanam menentukan pertumbuhan apabila jarak tanam yang luas
tanaman akan memperoleh cahaya matahari yang optimal dan penerapan
unsur hara atau nutrisi lebih kompleks karena persaingan antara tanaman lain
sangat kecil (Nasir N, 2015).
Kangkung termasuk suku

Convolvulaceae

(keluarga

kangkung-

kangkungan). Selama fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat


berbunga, berbuah dan berbiji, terutama jenis kangkung darat. Tanaman
kangkung berada pada klasifikasi:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Convolvulales
Famili
: Convolvulacae
Genus
: Ipomoea
Spesies
: Ipomoea aquatica
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Tanaman
kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari
yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan
tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat
menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di
tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas (Anonim,
2015).
D. Alat dan Bahan

1. Benih kangkung
2. Pupuk kandang
3. Cangkul
4. Garu
5. Tugal
6. Mal jarak tanam
E. Cara Kerja
1. Membuat bedengan masing-masing seluas 300 x 200 cm sebanyak 2 buah
bedengan
2. Memberi pupuk kandang dan furadan secukupnya dan mencampur
dengan merata
3. Cara menanamnya adalah sebagai berikut:
a. Melubangi lahan dengan menggunakan tugal dengan jarak tanam 10
cm x 10 cm dan 15 cm x 15cm (untuk membuat jarak tanam
mengggunakan mal jarak tanam).
b. Memasukkan benih kangkung ke dalam lubang tersebut sebanyak 2
buah benih setiap lubangnya, kemudian

menutup lubang dengan

tanah.
c. Melakukan penyiraman minimal sekali dalam sehari, yaitu pada pagi
hari atau sore hari. Penyiraman ini dilakukan agar pertumbuhan
tanaman yang diteliti tidak terganggu dan produksi yang dihasilkan
lebih banyak.
d. Melakukan penyiangan ketika tanaman yang diteliti ditumbuhi oleh
gulma, yaitu dilakukan secara manual menggunakan tangan dengan
mencabut setiap gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang diteliti
(di dalam plot).
e. Melakukan penyisipan apabila terjadi kematian pada salah satu
tanaman yang diteliti, yaitu dengan cara mengambil tanaman dari
tempat ataupun lahan tersendiri yang memang disediakan untuk
tanaman sisipan, kemudian menanam pada tempat tanaman tersebut
mati.
f. Melakukan pemupukan guna menambah hara tanah agar tanaman
kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Jenis pupuk
yang diberikan sesuai dengan fase pertumbuhannya dan dengan kadar
yang sesuai. Kebutuhan pupuk untuk kangkung dosis 200 kg N/ha,
100 kg P2O5/ha dan 100 kg K2O.

g. Melakukan pengendalian apabila tanaman terserang oleh hama atau


penyakit, yaitu bisa dengan cara mekanik ataupun kimia. Secara
mekanik yaitu dengan mengusir/membuang langsung hama yang ada
pada tanaman seperti ulat misalnya. Kemudian untuk pengendalian
terhadap penyakit dengan secara kimia yaitu dengan memberikan
pestisida.
F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Pengamatan tanaman kangkung jarak tanam 10 cm x 10 cm
Sampel
1
2
3
Total
Rata-rata

Tinggi tanaman
(cm)
25
28
27,5
80,5
26,83

Jumlah daun
(helai)
42
44
59
145
48,3

Berat tanaman
(gram)
21,5
18,5
44
84
28

Tabel 1.2 Pengamatan tanaman kangkung jarak tanam 15 cm x 15 cm


Sampel
1
2
3
Total
Rata-rata

Tinggi tanaman
(cm)
23
23
25
71
23,67

Jumlah daun
(helai)
54
60
74
188
62,67

Berat tanaman
(gram)
32
45
68,8
145,8
48,6

G. Pembahasan dan Kesimpulan


Dari data dan hasil percobaan pengukuran tanaman kangkung diperoleh
rata-rata tinggi pada jarak tanam 10 cm x 10 cm 26,83 cm dan pada jarak
tanam 15 cm x 15 cm 23,67 cm. Hal ini dikarenakan adanya etiolasi atau
kecenderungan

tumbuhan

untuk

menjangkau

sumber

cahaya

yang

menyebabkan kangkung pada jarak tanam 10 cm x 10 cm akan terus


memanjang sampai titik ujung tumbuhan mendapatkan cahaya yang cukup
untuk menghambat produksi auksin sebagai hormon pertumbuhan, sehingga
tinggi kangkung pada jarak tanam 10 cm x 10 cm melebihi tinggi kangkung
pada jarak tanam 15 cm x 15 cm.

Rata-rata jumlah daun pada jarak tanam 10 cm x 10 cm 48,3 helai dan


pada jarak tanam 15 cm x 15 cm 62,67 helai. Hal tersebut disebabkan karena
jarak tanam 15 cm x 15 cm lebih lebar sehingga persaingan dalam menyerap
unsur hara lebih sedikit dan unsur hara yang dapat diserap pun menjadi lebih
banyak yang mengakibatkan produksi daun menjadi lebih banyak.
Rata-rata berat pada jarak tanam 10 cm x 10 cm 28 gram dan pada jarak
tanam 15 cm x 15 cm 48,7 gram. Hal ini sama halnya dengan rata-rata jumlah
daun, yaitu disebabkan karena jarak tanam 15 cm x 15 cm lebih lebar
sehingga persaingan dalam menyerap unsur hara lebih sedikit dan unsur hara
yang dapat diserap pun menjadi lebih banyak yang mengakibatkan berat
tanaman lebih banyak.
Pada jarak tanam 10 cm x 10 cm dengan jarak yang tidak terlalu lebar,
maka gulma tidak terlalu banyak. Hal ini dikarenakan gulma akan kalah
berkompetisi dengan pertumbuhan kangkung. Pada jarak tanam 15 cm x 15
cm gulma menjadi tumbuh banyak karena jarak tanam yang cukup lebar,
namun dalam pemeliharaannya gulma sering dicabut atau dilakukan
penyiangan sehingga gulma tidak terlalu mengganggu pertumbuhan
kangkung.
Jarak tanam 15 cm x 15 cm adalah jarak yang lebih bagus dari pada jarak
tanam 10 cm x 10 cm. Karena dengan jarak tanam yang cukup lebar
memudahkan tanaman untuk menyerap unsur hara dalam tanah dan tidak
terjadi perebutan unsur hara antar tanaman, sehingga pada jarak tanam ini
tanaman akan tumbuh dengan optimal dengan pemeliharaan yang baik.
Dari data diatas dapat disimpulkan kebutuhan ruang untuk tumbuh dan
berkembang tanaman perlu diketahui untuk menentukan populasi maksimal
tanaman. Dengan menggunakan jarak tanam yang tepat, sesuai dengan jenis
tanamannnya maka akan diperoleh hasil yang maksimal. Jarak tanam yang
terlalu sempit akan menurunkan produksi karena persaingan penyerapan
unsur hara semakin ketat dan jarak tanam yang terlalu lebar juga akan
menyebabkan kerugian petani karena penggunaan lahan yang kurang efisien.

Daftar Pustaka
Anonim. 2013.Jarak Tanam
http://www.pertanianindonesia.com. Diakses pada tanggal 14 November
2015 pukul 18.20 WIB
Nasir, N. 2015. Laporan praktikum ekologi tanaman
http://ahmadnasir.blogspot.co.id. Diakses tanggal 14 November 2015
pukul 18.38 WIB

Anda mungkin juga menyukai

  • Boyolali
    Boyolali
    Dokumen7 halaman
    Boyolali
    Novita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • STOMATA TIPE
    STOMATA TIPE
    Dokumen5 halaman
    STOMATA TIPE
    Novita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Stomata
    Stomata
    Dokumen6 halaman
    Stomata
    Amelia Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Tipe
    Tipe
    Dokumen1 halaman
    Tipe
    Novita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Acara Iii
    Acara Iii
    Dokumen7 halaman
    Acara Iii
    Novita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Acara Vii
    Acara Vii
    Dokumen11 halaman
    Acara Vii
    Novita Rahayu
    Belum ada peringkat