Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan atau latihan kepemudaan merupakan
suatu

program

pendidikan

yang

diarahkan

untuk

para

pemuda dalam usia produktif. Sebagian besar penduduk kita


berada dalam usia produktif. Di mana masa ini merupakan
dasar bagi mereka untuk mengembangkan kemampuannya.
Mengingat besarnya peran para pemuda bagi perkembangan
pembangunan,

maka

pendidikan

yang

memadai

sudah

seharusnya mereka dapatkan. Pemuda merupakan modal


pokok atau salah satu sumber daya yang sangat penting
dalam perkembangan suatu daerah.
Pada kenyataannya, masih banyak pemuda yang
hanya membuang waktunya dengan percuma. Mereka hanya
berhura-hura dengan teman sebayanya. Seolah mereka tidak
tahu akan perannya dalam perkembangan pembangunan.
Bagi mereka masa muda adalah masanya, maka nikmatilah
selagi bisa.
Menyimak dan memperhatikan hal tersebut di atas,
akhirnya

penulis

bertekad

mengadakan

pelatihan

atau

bimbingan terhadap para pemuda yang berada di sekitar


lingkungan penulis. Pelatihan tentang cara memperbaiki
lampu

hemat

energi

merupakan

pilihan

yang

tepat

dikarenakan untuk menambah pengetahuan life skill dan juga


bisa membantu meminimalisir sampah karena memanfaatkan
barang bekas.
Program Pembinaan Reparasi Lampu Hemat Energi
adalah program pelatihan life skill yang berguna untuk
memberikan nilai tambah

bagi pendapatan keluarga. Hal

tersebut juga sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai


meminimalisir limbah sampah. Sejalan dengan kebijakan
pemerintah

tersebut,

penting

kiranya

memberikan

pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik-teknik pelatihan


perbaikan lampu hemat energi pada warga, khususnya warga
Desa

Mlatiharjo

Kecamatan

Gajah

Kabupaten

Demak.

Pelatihan akan dititik beratkan pada warga desa terutama


bagi para pemuda usia produktif.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Program Kegiatan Kepemudaan ini adalah:
a) Memberikan pengetahuan life skill kepada para
peserta terutama dalam bidang tehnik.
b) Memberikan lapangan pekerjaan kepada peserta.
2. Tujuan Khusus
Adapan untuk tujuan khususnya adalah:
a) Memberikan pengetahuan kepada
memanfaatkan

barang

bekas

peserta

yang

sudah

untuk
tidak

terpakai.
b) Menyumbang pemerintah dalam rangka menekan
limbah sampah.

C. Manfaat dan Hasil Kegiatan


Hasil dari Program Kegiatan Pembinaan Reparasi
Lampu Hemat Energi ini selain dapat menambah ilmu
pengetahuan

dalam

bidang

ketrampilan

juga

dapat

menghasilkan inkam bagi yang membuat. Selain itu juga


membantu pemerintah dalam usaha meminimalisir limbah
sampah.

BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Nama Kegiatan
Program

Kegiatan

Kepemudaan

ini

Penulis

beri

judul

Pembinaan Reparasi Lampu Hemat Energi. Untuk maksud


dan tujuan memilih program ini sudah Penulis jelaskan di
atas.
B. Sasaran Kegiatan
Adapun untuk sasaran dari Program Kegiatan Kepemudaan ini
adalah para pemuda usia produktif yaitu antara umur 15-64
tahun.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program
1. Tempat
Tempat Kegiatan Pembinaan Reparasi Lampu Hemat
Energi

dilaksanakan

di

rumah

Bapak

Subhan

yang

beralamat di Desa Mlatiharjo RT 01 RW 03 Kecamatan


Gajah Kabupaten Demak.
2. Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Pembinaan

Reparasi

Lampu

Hemat

Energi dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan bulan


Juni. Kegiatan dilaksanakan tiap hari Senin dan Kamis pada
jam 16.00-18.00 WIB.
D. Daftar Peserta
No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Identitas
Jenis
Usia
Kelamin
Laki-laki
17
Laki-laki
19
Laki-laki
20
Laki-laki
23
Laki-laki
25

Nama Peserta
Rizal Wijayanto
Ribut Kuswantoro
Jemi Hadi Wiratmoko
Slamet Norhadi Triyono
Sudaryono
3

6.
7.

Nur Kholis Setiawan


Ari Setiyono

Laki-laki
Laki-laki

25
29

E. Materi Pelatihan
Materi kegiatan Pembinaan Reparasi Lampu Hemat Energi
ini adalah Elektronika Dasar dan Penerapannya.
F. Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan
Terdapat

beberapa

jenis

Kepemudaan ini, yaitu:


1. Tahap Persiapan
Dalam
tahap
persiapan

kegiatan

ini

dalam

tutor

Program

(mahasiswa)

mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk


kegiatan pelatihan seperti menyiapkan materi, peralatan
latihan dan juga tempat untuk kegiatan pelatihan. Tahap
ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 1 Mei 2016.
2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Dalam tahap kegiatan tutor (mahasiswa) membagi
kegiatan menjadi beberapa pertemuan, yaitu:
No.
1.

2.

3.

4.

5.
6.

Hari/Tanggal
Pertemuan
Senin/2 Mei
2016
Kamis/5 Mei
2016
Senin/9 Mei
2016
Kamis/12 Mei
2016
Senin/23 Mei
2016
Kamis/26 Mei

Materi Kegiatan
Sosialisai
Elektronika Dasar Pengenalan
Komponen dan Peralatan
Elektronika
Elektronika Dasar Pengukuran
dan Pengetesan Komponen
Elektronika
Tehnik Soldering dan
Desoldering
Praktik Bongkar Pasang dan
Reparasi Lampu Hemat Energi
(LHE)
Pemantapan Hasil Praktik
4

2016
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
a) Pertemuan I
Tutor (mahasiswa) mengumpulkan warga belajar (WB)
untuk diberi sosialisasi/pengarahan tentang program
kegiatan

meliputi

tujuan

dan

manfaat

mengikuti

kegiatan ini.
Tutor mendata dan merekrut WB yang mempunyai
antusias

tinggi

untuk

mengikuti

kegiatan.

Tutor

merekrut 7 orang WB yang benar-benar antusias.


Adapun daftar WB sudah dilampirkan di atas.
b) Pertemuan II
Tutor memberi materi dasar kepada para peserta (WB)
yang sudah direkrut. Materi yang diberikan adalah
materi Elektronika Dasar Pengenalan Komponen dan
Peralatan Elektronika karena tutor sadar peserta yang
direkrut sebagian besar dari orang awam yang belum
mengenal elektronika. Oleh karena itu tutor mulai dari
materi yang dasar. Karena ini adalah laporan jadi
penulis
besarnya

hanya
saja.

melampirkan
Adapun

materi

materinya

secara

adalah

garis

sebagai

berikut:
Komponen Elektronika

Resistor
Resistor adalah sebuah komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengahambat atau membatasi
tegangan dan arus listrik. Hukum Ohm.

V =IR

Kondensator
Kondensator atau yang sering disebut sebagai
kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat

menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan


cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik.

Transistor
Transistor adalah komponen elektronika bersifat
semikonduktor
sebagai

yang

sirkuit

dipakai

pemutus

sebagai
dan

penguat,

penyambung

(switching), stabilitas tegangan, modulasi sinyal


atau sebagai fungsi lainnya.

Dioda
Dioda adalah komponen elektronika aktif yang
memiliki dua kutub dan bersifat semikonduktor.

Alat dan Bahan Elektronika

Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang dikenal
sebagai
mengukur

VOM

(Volt-Ohm

tegangan

meter)

(voltmeter),

yang

hambatan

(ohmmeter), maupun arus (amperemeter).

dapat

Solder
Solder atau patri adalah alat bantu dalam merakit
atau

membongkar

rangkaian

elektronika

pada

rangkaian yang terdapat pada papan PCB.

Desoldering Pump/Desoldering Tracker


Adalah alat bantu elektronika yang berfungsi untuk
menyedot atau melepas komponen dari PCB.

Tenol
Tenol atau timah adalah bahan yang digunakan
untuk

soldering

atau

merekatkan

kaki-kaki

komponen elektronika pada papan PCB.

Tang
Berfungsi untuk menjepit komponen elektronika.
Obeng

Berfungsi

untuk

membuka

atau

membongkar

casing.

c) Pertemuan III
Setelah
tutor

memberi

pengetahuan

tentang

pengenalan komponen dan peralatan elektronika pada


pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ke III ini
peserta diberi pengetahuan tentang pengetesan dan
pengukuran komponen elektronika. Adapun materinya
secara umum sebagai berikut:
Pengukuran dan Pengetesan Komponen Elektronika
Mengukur dan Mengetes Resistor
Mengukur besarnya nilai hambatan resistor bisa
menggunakan

tabel

warna

gelang

atau

menggunakan multimeter.

Dikarenakan peserta banyak yang masih awam


maka pengukuran lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan multimeter. Caranya pilih skala yang
akan digunakan dalam ohm (X1, X10, X1K, X10K).
Lakukan

kalibrasi

zero

point.

Tempelkan

kabel

merah (probe) ke salah satu kaki resistor dan kabel


hitam (com) ke kaki yang lain, lihat skala yang
ditunjuk jarum. Jika jarum tidak bergerak sama
sekali berarti resistor putus atau rusak.

Mengukur dan Mengetes Kondensator

Mengukur

kondensator

bisa

dengan

langsung

membaca nilai yang tertulis pada bodi atau bisa


dengan multimeter.
Untuk mengukur menggunakan multimeter caranya
pilih skala pada ohm (X1K), hubungkan probe pada
kaki positif dan com pada kaki negatif, jika jarum
menunjuk pada nilai tertentu kemudian kembali
ketempat semula maka kondensator masih baik,
tapi jika jarum tidak bergerak atau bergerak tidak
kembali lagi maka kondensator bocor atau rusak.
Pembacaan ini berlaku untuk kondensator polar
(elco

atau

kondensator

kondensator
non

polar

elektrolit),

(keramik,

mika)

untuk
maka

kebalikan dari elco.

Mengukur dan Mengetes Transistor

Mengukur

transistor

menggunakan

Caranya
Menentukan kaki basis

multimeter.

Gunakan pada avo meter dengan skala x1 atau x10,jangan


gunakan x1k atau x10k. Hasil pengukuran diatas adalah :
A dan B jalan, Base di kaki 1 jenis transistor NPN
C dan D jalan, Base di kaki 2 jenis transistor NPN
E dan F jalan, Base di kaki 3 jenis transistor NPN
D dan E jalan, Base di kaki 1 jenis transistor PNP
A dan F jalan, Base di kaki 2 jenis transistor PNP
B dan C jalan, Base di kaki 3 jenis transistor PNP
Selain kombinasi di atas, berarti transistor rusak(short antar
kaki-kakinya)
Mencari kaki Emitor(E) dan Colektor(C)
a. Set AVO meter pada posisi x1k atau x10k
b. Misal transistor yang kita gunakan jenis NPN
c. Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah

Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke


kanan maka kaki 1 (pada probe positif) adalah emittor dan
kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah colektor. Atau Jika
dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe
negatif pada kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 1

adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.


Mengukur dan Mengetes Dioda
Mengetes dioda menggunakan multimeter, caranya
hubungkan probe ke salah satu kaki dioda dan com
ke kaki yang lain, setelah tu dibalik. Jika pada
perlakuan pertama jarum bergerak dan perlakuan
10

kedua tidak bergerak maka dioda masih bagus,


selain itu maka dioda rusak atau short.
d) Pertemuan IV
Pada
pertemuan
keempat
ini
peserta
pengetahuan

tehnik

soldering

dan

diberi

desoldering.

Soldering adalah mematri atau menempelkan kaki-kaki


komponen pada papan PCB menggunakan alat bantu
berupa

solder

dan

timah

(tenol).

Sedangkan

desoldering adalah pengangkatan atau pelepasan kakikaki komponen pada papan PCB menggunakan alat
bantu

solder

dan

desolder

pump.

Peserta

akan

diberikan pengetahuan bagaimana cara menyolder


yang baik dan melakukan desoldering.

e) Pertemuan V
Pada pertemuan kelima ini peserta mulai praktik
bongkar pasang dan reparasi lampu hemat energi
(LHE). Sebelum melakukan praktik, tutor menyuruh
peserta untuk membawa LHE sendiri yang sudah rusak.
Tutor memberikan contoh bagaimana cara bongkar
pasang dan reparasi LHE kemudian peserta melakukan
sendiri dengan bimbingan dari tutor. Untuk tehniknya
adalah sebagai berikut:
Buka casing LHE menggunakan obeng minus bisa

juga menggunakan taspen.


Lepaskan tabung LHE dengan rangkaian ballast.
Cek tabung apakah ada yang putus. Caranya
11

a. Putar multimeter pada ohm (skala X1 atau


X10)
b. Hubungkan probe pada pin A1 dan com pada
A2.
c. Hubungkan probe pada pin B1 dan com pada
B2.
d. Jika b,c jarum bergerak maka lampu masih
baik, selain tu lampu rusak.

Cek rangkaian ballast. Apakah ada komponen yang


rusak atau putus.

Pasang kembali tabung lampu dan rangkaian ballast

ke dalam casing LHE.


f) Pertemuan VI
Pada pertemuan ini tutor mengoreksi hasil kegiatan
berupa

LHE

jadi.

Tutor

memberi

kesimpulan

dan

penguatan pemahaman tentang tehnik reparasi LHE.


12

13

BAB IV
TEMUAN DAN HASIL

A. Temuan/Hasil Evaluasi Proses


Dari proses pelaksanaan kegiatan terdapat temuan proses
yaitu ada peserta yang kurang memahami tehnik reparasi
lampu.

B. Temuan/Hasil Evaluasi Produk


Dari proses pelaksanaan kegiatan terdapat temuan produk
yaitu secara umum sudah berhasil dengan baik, dilihat dari
sebagian besar peserta berhasil melakukan reparasi lampu.

C. Pembahasan
Mengacu dari temuan proses yaitu adanya peserta
yang kurang memahami tehnik reparasi lampu, maka tutor
melakukan refleksi kepada para peserta. Setelah dianalisis
ternyata disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
Peserta kurang memperhatikan penjelasan tutor ketika
tutor menyampaikan materi elektronika dasar dan tehnik

reparasi.
Peserta asik ngobrol sendiri bersama temannya.
Kurangnya peralatan yang mengakibatkan tehambatnya

proses kegiatan.
Banyak peserta yang masih awam dengan elektronika
sehingga untuk proses solder dan desolder masih kurang
bagus.
Secara umum hasil produk sudah memuaskan dilihat

dari sebagian sebagian besar peserta berhasil melakukan


reparasi lampu meskipun ada beberapa peserta yang belum

14

berhasil. Untuk LHE bermerk terkenal (PHILIPS, SINYOKU, dll)


kerusakan rata-rata terjadi pada tabung lampunya, sehingga
peserta dengan mudah melakukan reparasi. Sedangkan untuk
LHE yang kurang bermerk (merk cina) kerusakan lebih
bervariasi, kadang rusak pada tabung lampunya kadang juga
rusak pada rangkaian ballast. Untuk LHE merk cina ini banyak
peserta yang mengalami kesulitan reparasi.
Kerusakan pada rangkaian ballast biasanya terdapat
pada kondensator elekrolit (elco), resistor fuse, transistor, dan
kondensator keramik stater. Untuk peserta yang masih awam
dengan elektronika memang kesulitan untuk reparasi LHE
yang

mengalami

kerusakan

pada

rangkaian

ballastnya.

Meskipun begitu banyak juga yang berhasil melakukan


reparasi karena mereka mempunyai antusias tinggi.

D. Gambaran Keaktifan Peserta.


1. Pertemuan I
Pada waktu sosialisai WB tidak terlalu antusias, tetapi
setelah

tutor

menjelaskan

manfaat

dan

tujuan

pelaksanaan kegiatan para WB menjadi antusias dan


banyak yang mengikuti. Tutor hanya merekrut 7 WB yang
masih muda dan punya banyak waktu senggang.
2. Pertemuan II
Peserta yang telah direkrut semuanya datang untuk
mengikuti kegiatan meski tidak semuanya datang tepat
waktu

jam

16.00

WIB.

Tutor

memberikan

contoh

komponen kepada semua peserta untuk memudahkan


memahami materi yang akan diberikan. Untuk peralatan
elektronika tutor memberikan secara bergantian karena
terbatasnya barang. Peserta dengan antusias mengikuti
dengan ditunjukannya banyak pertanyaan yang diajukan
kepada tutor.

15

3. Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga ini peserta masih sangat antusias
untuk

datang

pelaksanaan

mengikuti

kegiatan

kegiatan.

mengalami

Tetapi

sedikit

untuk

hambatan

karena terbatasnya peralatan. Tutor memberi arahan


kepada peserta untuk melanjutkan belajarnya di rumah
sendiri dengan meminjam peralatan kepada teman atau
saudara yang punya.
4. Pertemuan IV
Peserta masih begitu antusias walaupun masih ada saja
yang datang telat. Pertemuan kali ini peserta diajak untuk
melakukan tehnik soldering dan desoldering. Karena
terbatasnya peralatan peserta saling berebut, ahirnya
tutor memberi kebijakan setiap 30 menit gantian dengan
peserta lain. Banyak peserta yang masih grogi dalam
memegang solder apalagi disaat melelehkan tenol dan
menempelkannya pada papan PCB.
5. Pertemuan V
Pertemuan ini adalah pertemuan paling seru dan paling
sibuk karena pertemuan ini peserta sudah mulai praktik
reparasi. Peserta datang membawa LHE rusak dari rumah
sendiri-sendiri. tutor membimbing jalannya kegiatan. Ada
sebagian peserta malah tambah merusak LHE, tetapi
banyak juga yang berhasil mereparasinya.
6. Pertemuan VI
Pada pertemuan ini peserta diberi penguatan

dan

pemahaman reparasi LHE. Para peserta kelihatan masih


sangat antusias mengikuti kegiatan dibuktikan dengan
adanya peserta yang membawa lampu emergency rusak
untuk diajarkan bagaimana mereparasinya. Peserta juga
banyak yang bertanya untuk mengajarkan tehnik reparasi
barang-barang elektronika yang lain.
Adapun catatan keaktifan peserta sebagai berikut:

16

No Nama
1. Rizal Wijayanto

Respon Materi
Antusiasisme
Cepat menerima Aktif, kreatif,
dan

memahami

materi.
Dapat
mempraktikkan

dan

tepat

waktu.
Tekun
Terampil dan
cekatan

semua

dalam

penjelasan
tentang

cara

reparasi

dengan

melaksanaka
n tugas.

cepat.
Bisa memperoleh
hasil
2.

Ribut
Kuswantoro

yang

memuaskan.
Cepat menerima
dan

memahami

materi.
Dapat
mempraktikkan

Aktif, kreatif,
dan

tepat

waktu.
Tekun
Terampil dan
cekatan

semua

dalam

penjelasan
tentang

cara

reparasi

dengan

melaksanaka
n tugas.

cepat.
Bisa memperoleh
hasil
3.

Jemi Hadi
Wiratmoko

yang

memuaskan.
Cepat menerima
dan

memahami

materi.
Dapat
mempraktikkan
semua

17

Aktif, kreatif,
dan

tepat

waktu.
Tekun
Terampil dan
cekatan

penjelasan

dalam

tentang

cara

reparasi

dengan

melaksanaka
n tugas.

cepat.
Bisa memperoleh
hasil
4.

Slamet Norhadi
Triyono

yang

memuaskan.
Cepat menerima
dan

memahami

materi.
Dapat
mempraktikkan

Aktif, kreatif,
dan

tepat

waktu.
Tekun
Terampil dan
cekatan

semua

dalam

penjelasan
tentang

cara

reparasi

dengan

melaksanaka
n tugas.

cepat.
Bisa memperoleh
hasil
5.

Sudaryono

yang

memuaskan.
Cepat menerima
dan

memahami

materi.
Dapat
mempraktikkan

dan

tepat

waktu.
Tekun
Terampil dan
cekatan

semua

dalam

penjelasan
tentang

cara

reparasi

dengan

cepat.
Bisa memperoleh
hasil
memuaskan.
18

Aktif, kreatif,

yang

melaksanaka
n tugas.

6.

Nur Kholis
Setiawan

Kurang

cepat

menerima

dan

memahami
materi.
Kurang

dapat

cekatan

penjelasan
tentang

cara

reparasi

dengan

cepat.
Memperoleh hasil
yang

menerima

dan

memahami
materi.
Kurang

melaksanaka
n tugas.

Kurang Aktif,
dan
terlambat.
Kurang

dapat

mempraktikkan

Tekun
Kurang
Terampil dan

semua

cekatan

penjelasan
tentang

cara

reparasi

dengan

cepat.
Memperoleh hasil
kurang

memuaskan.

19

dalam

kurang

memuaskan.
Kurang
cepat

yang

Tekun
Kurang
Terampil dan

semua

Ari Setiyono

dan
terlambat.
Kurang

mempraktikkan

7.

Kurang Aktif,

dalam
melaksanaka
n tugas.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya pemuda memiliki potensi yang luar
biasa

kalau mendapat kesempatan dan motivasi serta

pembinaan yang tepat. Peran serta masyarakat luas pada


umumnya dan lembaga yang berkompeten pada khususnya
di bidang kepemudaan merupakan fasilitator dan moderator
yang bisa menjembatani kebutuhan para pemuda.
Dari hasil pelaksanaan program kepemudaan yang
telah penulis laksanakan ternyata secara umum hasilnya
sangat membanggakan, dengan dibuktikan mereka sangat
semangat dan antusias di dalam mengikuti program tersebut.

B. Saran
1. Lembaga Kepemudaan hendaknya lebih intensif turun ke
bawah untuk bisa menggali lebih dalam terhadap potensi
yang dimiliki para pemuda.
2. Pemuda hendaknya bersikap terbuka, selalu aktif dan
kreatif berfikir dinamis terhadap dinamika perkembangan
kemajuan jaman, sehingga diharapkan sikap pemuda yang
aktif, kreatif dan mandiri akan mampu bersaing dengan
demi kelangsungan masa depan yang menjadi harapan.

C. Tindak Lanjut
1. Menggalang potensi dan minat pemuda secara berkala,
sehingga program ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
2. Bagi para pemuda yang telah memiliki kemampuan dasar
hendaknya dapat meningkatkan keterampilan baik melalui
praktik lapangan maupun kursus-kursus yang lebih tinggi.

20

D. Lampiran

21

22

23

Anda mungkin juga menyukai