Wanita dan Menopause Sejak usia 45-55 tahun, jam biologis wanita akan berhenti berdetik,
menandakan berakhirnya masa subur dan berkurangnya kadar hormon estrogen serta progesterone.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh anda.
Apa saja gejala-gejala awal yang menandakan kurangnnya kadar estrogen ?
Wajah kemerahan
Keringat pada malamm hari
Rasa sakit dan nyeri
Kekeringan didaerah vagina
Masalah kandung kemih
Hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri
Kulit kering
Gangguan tidur
Emosi yang mudah berubah-rubah]Perdarahan menstrual yang tidak teratur
Konsekwensi jangka panjang yang berhubungan dengan penurunan kadar estrogen adalah peningkatan
risiko terkena penyakit jantung dan osteoporosis/rapuh tulang.
Anda dapat mengukur kadar estrogen dengan berkonsultasi pada dokter yang akan melakukan
pemeriksaan darah sederhana. Bila anda telah mengetahui penyebab timbunya gejala-gejala tersebut,
anda dapat memulai usaha untuk mengatasinya.
Mengatasi menopause Terapi penggantian hormon (TPH) bertujuan untuk mengganti hormon yang mulai
menghilang agar efek-efek menopause dapat diatasi.
Berkonsultasi pada ahli kandungan untuk membantu anda mempertimbangkan risiko TPH dan
menemukan penanganan yang paling tepat untuk anda. Walupun efek samping yang akan muncul telah
diketahui, kini anda bias mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan anda untuk
menghilangkan atau memperkecil efek samping. Ingat bahwa setiap wanita adalah berbeda.
Membantu diri sendiri Olahraga merupakan hal yang penting, tidak saja untuk kesehatan umum anda,
tetapi juga memperbaiki densitas/kepadatan tulang anda dan menghilangkan gejala-gejala menopause.
Diet tradisional Asia tampaknya memberi keuntungan yang penting. Diet Asia ini:
1. mengandung kurang dari 20% kalori yang berasal dari lemak
2. Membatasi masukan daging
3. Kaya akan berbagai macam buah, sayur serta kacang-kacangan
4. Memasukan menu dari tahu atau olahan kedelai paling tidak sekali sehari.
(Produk olahan kedelai mengandung fitoestrogen, yang merupakan sebuah tipe hormon
tanaman yang diyakini bermanfaat bagi menopause. Namun demikian, preparat tersebut
belum terbukti keuntungannya untuk mengatasi osteoporosis dan efek kardiovaskuler
akibat menopause.
Hindari factor-faktor yang memicu gejala-gejala menopause anda.kemerahan pada wajah dapat
di picu oleh makanan nyang panas atau pedas. Alkohol, kafein dan gula juga dapat memicu
kemerahan pada wajah.
Krim vagina dan jel dapat di gunakan untuk mengurangi kekeringan dan rasa gatal pada vagina..
Preparattersebut juga dapat di gunakan pada saat berhubungan seksual, untuk mengurangi rasa
sakit.
PRIA DAN KELENJAR PROSTAT Sebagian besar laki-laki tidak sadar akan adanya kelenjar prostat
sampai saat munculnya gejala hipertrofi prostat jinak (HPJ), keadaan dimana kelenjar prostat membesar.
Pembesaran kelenjar prostat merupakan fenomena universal pada laki-laki dengan bertambahnya usia
dan berubahnya keadaan hormon. Pembesaran dimulai pada usia sekitar 40-an dan terus berlangsung
sampai usia 70-an. Pada saat itu, 90% laki-laki mungkin trelah mengalami pembesaran kelenjar prostat.
Namun, gejala akibat HPJ hanya muncul pada kira-kira 50% laki-laki saja.
Apa tanda-tanda Hipertrofi Prostat Jinak (HPJ)?
- Sering buang air kecil atau merasa ingin buang air kecil
- Nokturia (buang air kecil pada malam hari)
- Sering ingin buang air kecil namun kekuatan dan kaliber alirannya berkurang
- Pada bagian akhir buang air kecil, urin keluar dengan menetes
- Rasa masih adanya sisa urin di dalam kandung kemih
- Mungkin teraba adanya pembesaran kandung kemih
- Infeksi saluran kemih yang berulang
Bila anda dating kedokter dengan gejala-gejala seperti diatas, dokter akan melakuakn pemeriksaan
melalui rectum untuk meraba ukuran serta bentuk kelenjar prostat. Pemeriksaan melalui rectum untuk
meraba ukuran serta bentuk kelenjar prostat.Pemeriksaan lain mungkin dilakuakn untuk mengetahui
apakah pembesaran yang terjadi bersifat ganas atau jinak.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengukur kadar prostate specific (PSA), yang juga membantu
ditegakkannya diagnosis, juga dapat dilakukan biopsy jarum untuk mengambil contoh jaringan prostat
guna meneliti ganas jinaknya pembesaran tersebut.
Pada kasus HPJ, mungkin diperlukan tindakan pembedahan guna memperbaiki aliran urin dari kandung
kemih atau untuk mengurangi atau mengangkat kelenjar prostat tersebut. Pengobatan yang dikenal
dengan Penyekat alfa juga digunakan untuk membantu memperbaiki aliran urin.
Kanker prostat jarang ditemukan pada laki-laki usia di bawah 50 tahun. Dengan deteksi dini, pengobatan
biasanya dapat dilakukan secara efektifdan hanya menyebabkan efek samping yang relatif sedikit.
Tindakan pembedahan, penyinaran dan pemberian preparat hormonal digunakan untuk membantu
mengobati kanker prostat. Terapi yang digunakan oleh dokter gantung pada luasnya pertumbuhan kanker
dan apakah kanker tersebut telah menyebar ke bagian yang lain dari tubuh.
Hal-hal yang dapat anda lakukan untuk mengatasi HPJ:
Latihan kegel untuk melatih otot dasar panggul. Dilakukan 5-6 kali sehari.
Pemijatan pemijatan prostat yang dilakukan setiap minggu dapat membantu sebagian
penderita HJP.
Nutrisi makan rendah lemak, rendah kolesterol dan berupa diet vegetarian.
Hindari konstipasi makanlah makanan yang mengandung banyak serat.
Kulit : Kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi. Dengan demikian fungsi
kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu.
Rambut : Rontok, warna menjadi putih, kering dan tidak mengkilat. Ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.
Otot : Jumlah sel otot berkurang, ukurannya antrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah,
volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun dan kekuatannya berkurang.
Jantung dan pembuluh darah : Pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung
berkurang. Bebagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otak mengalami
kekakuan. Lapisan intim menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar
kolesterol tinggi dan lain-lain yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosis.
Tulang : Pada proses menua kadar kapur (kalsium) dalam tulang menurun, akibatnya tulang
menjadi kropos (osteoporosis) dan mudah patah.
Seks : Produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur.
3.
Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan di atas, yaitu jalan kaki, dengan segala
bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki, misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam
dengan faktor kesulitan kecil, dan olahraga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan
otot manusia usia lanjut dapat menghambat laju perubahan degeneratif.
Lain-lain
Hal-hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan dalam menjaga kesehatan seseorang,
yaitu yang sebagai berikut :
o Kerja ringan : tidak boleh bermalas-malasan, tanpa mengurangi tidur dan istirahat yang
cukup;
o Sebaiknya tidak merokok, karena orang merokok sangat berisiko mudah terkena
serangan berbagai penyakit, seperti mempercepat menderita serangan jantung, kanker,
paru-paru, TBC, tekanan darah tinggi.
o Memeriksakan kesehatan secara teratur biarpun tidak sakit, dan cepat berobat bila
sakit. (Kartari, 1990).
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, 1991. Petunjuk Menyusun Menu bagi Usia Lanjut.
Departemen Kesehatan, Jakarta.
2. Hartono, Andry. 1991. Gizi bagi Manula, Kompas, 18 Agustus.
3. Kartari DS, 1990. Manusia usia lanjut. Disampaikan dalam Diskusi Ilmiah Badan Litbangkes Depkes
RI, Jakarta, 30 Januari.
4. Kusmana, Dede. 1992. Olahraga pada usia Lanjut. Simposium Menuju Hidup Sehat pada Usia Lanjut.
Bogor, 7 November.
DAFTAR ISI:
Pasien Lansia Berisiko Kekurangan Gizi
Pasien lanjut usia yang dirawat di rumah sakit berisiko tinggi untuk mengalami malnutrisi (kekurangan
gizi) karena para perawat tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyuapi para pasien lansia,
demikian disampaikan Age Concern, kelompok sosial Sabtu.
Tetap Fit dan Bugar di Usia Senja
Selama ini banyak orang percaya dengan mitos yang mengatakan makin senja usia seseorang, makin
berkurang mobilitasnya, alias tidak lincah lagi akibat osteoporosis. Padahal selama kita memiliki struktur
tulang yang baik dan menjaga kesehatan tubuh, Anda bisa tetap aktif bergerak meski sudah menjadi oma.
Kesuburan Pria Menurun di Usia 40
Penelitian mereka terhadap hampir dua ribu pasangan yang menjalani tes kesuburan, menemukan bahwa
usaha kehamilan gagal 70 persen pada pasangan yang prianya berumur diatas 40 tahun atau lebih
dibandingkan apabila mereka berusia kurang dari 30 tahun tanpa melibatkann usia pasangan wanitanya.
Tes Osteoporosis Kurangi Risiko Patah Tulang
Kaum wanita yang paling banyak memanfaatkan tes skrining untuk osteoporosis adalah mereka yang kemungkinan
berisiko yang paling kecil untuk menderita penyakit tersebut. Demikian hasil penelitian di Amerika Serikat.
Menabung Kalsium untuk Kesehatan Tulang
Pembahasan soal penyakit tulang kini semakin diminati oleh masyarakat. Sebab, jumlah penderitanya
terus mengalami peningkatan, terutama diderita oleh kaum perempuan yang sudah melewati masa
menopause.
Stroke dan Disfungsi Seksual
Nama stroke menimbulkan kesan yang mengerikan. Kesan stroke yang identik dengan hilangnya
kesadaran, kelumpuhan, atau hilangnya kemampuan bicara, sangat kuat melekat di benak masyarakat
banyak.
Manula Jepang di Atas 100 Tahun Capai 25.600 Orang
Jumlah orang Jepang yang berusia 100 tahun atau lebih mencatat rekor lebih dari 25.600 orang, sehingga
negara itu tetap berada di puncak dengan penduduk berumur panjang terbanyak di dunia.
mengkonsumsi teh secara teratur dua kali sehari akan menurunkan resiko kanker rahim sampai 50
persen.
Survei: Wanita Amerika Makin Tua Makin PD
Meski usia bertambah dan semakin percaya diri, menemukan celana jeans yang sempurna di tubuh
ternyata tetap perkara sulit bagi wanita Amerika.
Hidup Lebih Bermakna dan Kreatif di Usia Senja
''Pada usia saya saat ini, saya mengantisipasi agar tidak mengalami kematian psikologis dan kematian
sosial. Kematian psikologis berupa kebencian dan kemarahan terhadap diri sendiri karena merasa tidak
berguna lagi. Sedangkan kematian sosial adalah perasaan tidak dibutuhkan dan menjadi beban bagi
lingkungan sosial di sekitar saya.''
Sementara itu dalam rangka memperingati hari Lansia tersebut, ratusan orang tua berusia 60 ke atas dari
berbagai wilayah di Jakarta, Selasa (1/10), merayakannya dengan berbagai kegiatan, antara lain lomba
senam poco-poco, menyanyi karaoke dan bazar (pasar murah).
Peserta peringatan yang sebagian besar diikuti kaum wanita dari berbagai klub Lansia di kelurahan
Jakarta tampak bergembira, sehat dan ceria saat merayakan Hari Lansia Sedunia yang diadakan Depsos
itu, yang kalau untuk nasional Hari Lansia Nasional jatuh pada tanggal 29 Mei 2002.
Mensos H Bachtiar Chamsyah menyambut baik perayaan Hari Lansia Sedunia karena diisi kegiatan
positif guna memberdayakan kaum Lansia agar mereka tetap sehat, tidak stres, mampu menyumbangkan
pemikiran dan ikut membimbing anak cucu dalam satu keluarga.
"Kebijakan pemerintah dalam penanganan lansia, agar mereka tinggal dalam satu keluarga beserta anak
dan cucu sesuai budaya masyarakat Indonesia, sehingga terjamin perlindungannya dan tidak terasing,"
katanya.
Kendati demikian, katanya, jika para Lansia sudah tidak memiliki anak atau keluarga atau anak tinggal di
daerah yang jauh, dapat dititipkan ke panti wreda milik pemerintah atau swasta agar terpelihara
kesejahteraan dan kesehatannya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan telah meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut (lansia) 60 tahun
ke atas meningkat dari 6,6 juta jiwa (1980) menjadi 11,5 juta jiwa (1990) dan 22,5 juta jiwa (2000).
[***/Ant]
Sekitar 15 Persen Penduduk Usia Lanjut Menderita Dementia atau Pikun
15 May 2004
Saat ini penduduk yang berusia lanjut (diatas 60 tahun) di Indonesia terus meningkat jumlahnya bahkan
pada tahun 2005-2010 nanti diperkirakan menyamai jumlah Balita (usia bawah lima tahun) yaitu sekitar
8,5% dari jumlah seluruh penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Peningkatan itu seiring meningkatnya umur
harapan hidup (UHH) yaitu 67 tahun untuk perempuan dan 63 tahun untuk laki-laki. Hal ini mencerminkan
salah satu hasil dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Tetapi di sisi lain merupakan tantangan
bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kesehatan dan kemandirian para lanjut usia agar tidak
menjadi beban bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.
>Dari jumlah itu sekitar 15% diantaranya mengalami dementia atau pikun, disamping penyakit degeneratif
lainnya seperti penyakit kanker, jantung, reumatik, osteoporosis, katarak dan lain-lain. Dementia atau pikun
adalah salah satu penyakit yang ditandai gangguan daya pikir dan daya ingat yang bersifat progresif disertai
gangguan bahasa, perubahan kepribadian dan perilaku.
Demikian penegasan Menkes Dr. Achmad Sujudi ketika membuka Seminar "Tua Boleh, Pikun Jangan" yang
diselenggarakan Yayasan Pelita Usila dalam menyambut Hari Lanjut Usia ke-6 di Jakarta tanggal 15 Mei
2004.
Dementia atau pikun perlu dikenali dan dipahami cara pencegahannya melalui pola hidup sehat seperti
makan dengan gizi seimbang, cukup istirahat dan olah raga, tidak merokok dan lain-lain agar pada saatnya
nanti para usia lanjut tidak segera mengalami kepikunan dan masih dapat mandiri bahkan produktif.
Lebih lanjut ditegaskan semua orang akan mengalami masa tua atau usia lanjut yang secara alami tidak
dapat dihindarkan. Pada usia tersebut akan terjadi kemunduran sel-sel yang dapat mempengaruhi fungsi dan
kemampuan sistem tubuh termasuk syaraf, jantung dan pembuluh darah. Berbagai masalah yang dihadapi
usia lanjut antara lain penyakit yang biasanya bersifat kronis dan memerlukan penanganan spesialistik
sehingga membutuhkan waktu relatif lama dan biaya tinggi.
Keterbatasan gerak dan kelincahannya serta usia pensiun yang menyebabkan usia lanjut cenderung
menurun dan kemudian akan mempengaruhi mental serta kehidupan sosialnya. Karena itu para usia lanjut
membutuhkan perhatian khusus dari keluarganya dan masyarakat. Namun kondisi saat ini menyebabkan
para anggota keluarga banyak yang bekerja maupun mempunyai kegiatan di luar rumah menyebabkan para
usia lanjut merasa tersisihkan.
Sesuai dengan status kesehatannya, kondisi ekonomi, sosial, budaya, pendidikan maupun lingkungannya,
usia lanjut mempunyai pola hidup yang berbeda satu dengan lainnya. Dengan demikian kebutuhan usia
lanjut pun dapat berbeda, termasuk kebutuhan kesehatannya. Mengingat hal itu, perlu dilakukan pengkajian
kebutuhan kesehatan usia lanjut, agar sesuai dengan kebutuhannya.
Menkes mengharapkan seminar-seminar berikutnya dapat diselenggarakan dengan topik lain yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas hidup usia lanjut. Selain itu dapat dikembangkan kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia melalui pelatihan bagi keluarga, pengasuh usia lanjut,
petugas panti wredha, serta penyediaan buku-buku, leaflet, booklet ataupun poster tentang upaya
kesehatan lanjut usia.
Selain itu Menkes berharap, LSM atau organisasi masyarakat lainnya yang peduli usia lanjut seperti Pelita
Usila ini dapat mengembangkan ataupun memfasilitasi pembentukan kelompok usia lanjut binaan sebagai
suatu wadah kegiatannya sebagai model kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas hidup usia lanjut.
Di dalam kelompok, usia lanjut dapat saling berdiskusi tentang pengalaman kesehatannya, saling bertukar
pikiran, senam bersama, berdansa/berjoged atau melakukan kegiatan apa saja yang dibutuhkan. Dengan
demikian mereka tidak merasa kesepian dan akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang kesehatan di
samping menerima pelayanan kesehatan secara sederhana yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan/Puskesmas.
Para usia lanjut yang terpaksa harus tinggal di rumah karena lemah atau pasca perawatan dan
membutuhkan perawatan kesehatan dapat dibantu dengan "Perawatan Kesehatan Usia Lanjut di rumah"
yang biasa dikenal dengan Home Care melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
Sementara itu Ketua Panitia Seminar Drg. Kuswartini M. Suhel menyatakan , seminar yang diselenggarakan
Yayasan Pelita Usila mengenai kepikunan atau dementia ini merupakan ketiga kalinya. Dalam seminar ke-3
ini akan dibahas 4 topik yaitu Apa yang disebut Pikun akan disampaikan oleh Prof. Dr. Jusuf Misbach, Sp.S
(K), FAAN, Dapatkah Pikun Dicegah oleh Dr. Abdul Bar Hamid, Sp.S (K), Bagaimana Memelihara Kesehatan
Otak oleh Dr. Adre Mayza, Sp.S (K) dan Bagaimana Merawat Penderita Pikun oleh Dr. Silvia F. Lumempouw,
Sp.S (K). Pada akhir sesi akan diperagakan Gerak Latih Otak.