Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan FALTL Universitas Trisakti


Gasal 2015/2016
KELOMPOK 2
1. Siti Amira (082001300039)
2. Ulfah Anisah (082001300045)
Asisten : Nabilah

Uji Kadar Amonia (NH3) di Udara Ambien Menggunakan


Spektrofotometer dengan Metode Indofenol
I. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, kondisi atau aktivitas yang dilakukan
manusiauntukmenunjangkehidupannyabanyakyangmemilikidampak
melepaskan partikelpartikel ke udara. Dari aktivitasaktivitas manusia
tersebutlahterjadinyapencemaranudara.Salahsatuzatpencemardiudara
adalahNH3atauyangjugadikenaldengannamaamonia.
Amonia memiliki sifat basa dan apabila amonia terpapar sinar
ataupunpanasmakabaumenyengatnyaakansemakinmenyeruak.Aroma
yangtaksedapyangtimbuldariamoniamunculdikarenakanperuraian
urea sebagai komponen organik terbanyak dalma urin oleh jasad renik
menjadienergidangasamoniatersebut.
Pengukurankadaramoniadiudaraambienperludilakukankarena
amoniapunmemilikidampaknegatifterutamapadakesehatanmanusia.
Secaraumum,kadaramoniayangberlebihpadaudaradapatmenyebabkan
rasamualhinggairitasikulit.

Walaupunamoniamemilikidampaknegatif,tetapiamoniadapat
difungsikan juga menjadi hal yang positif bagi kehidupan manusia.
Contohnyasajaamoniadapatdigunakansebagaibahanpembuatanpupuk,
plastik fiber, bahan peledak, proses refrigasi, proses purifikasi dan
sebagainya.
Untuk praktikum pengukuran kadar amonia ini, pengambilan
contoh uji dilakukan dua golongan lokasi yaitu lokasi yang udara
ambiennyaberpotensibesarmengandunggasamonia(sepertitoiletdan
tempat pembuangan sampah) dan lokasi umum (seperti kantin, tempat
ibadahdandekatjalanraya) yangakandigunakansebagaipembanding.
Padalaporaniniakandibahaspraktikumpengukurankonsentrasiamonia
dikawasanplazakampusAUniversitasTrisaktidimanatergolongsebagai
lokasi yang kecil potensi untuk terkandungnya amonia di udara
amonianya.
Metodeyangdigunakanuntukmengukurkadarkonsentrasiamonia
di udara ambien pada praktikum ini adalah metode indofenol dengan
menggunakanspektrofotometer.Prinsipdasarmetodeiniadalahamonia
yangberadadiudaramabienakandijerapdenganmenggunakanH2SO4
dan akan bereaksi membentuk amonium sulfat. Penambahan fenol dan
natiumhipokloritpadasuasanabasaakanmembuatterbentuknyasenyawa
komplekindofenolyangberwarna birudankonsentrasi dapat diketahui
dengnapengukuranemnggunakanspektrofotometerpadagelombang630
nm.
1.2.

Tujuan Percobaan
Mengukur kadar atau konsentrasi amonia (NH3) di udara ambien

sesaat di kampus A Universitas Trisakti (Plaza) dengan metoda Indofenol


menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 630 nm.
II.

TINJAUAN PUSTAKA

Amonia merupakan senyawa kimia yang biasanya didapati dalma


bentukgas.Amoniamemilikibautajamyangsangatkhas.Amoniamerupakan
senyawanitrogenyangterpentingdanpalingbanyakdiproduksi.Walaupun
Amoniamemilikisumbanganpentingbagikeberadaanutrisidibumi,ammonia
sendirimerupakansenyawakausatikdandapatmerusakkesehatan.
Gas amonia juga merupakan salah satu gas pencemar udara yang dihasilkan
dari penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme seperti dalam proses
pembuatan kompos, dalam industri peternakan, dan pengolahan sampah kota. Gas
amonia itu terdiri dari hidrogen dan nitrogen yang biasanya perbandingan
molarnya 3:1, ada metan, argon, dan CO2. Amonia disintesis dengan reaksi
reversibel antara hidrogen dengan nitrogen.
Seperti reaksi reversible lainnya, reaksi pembentukan amonia juga
menghabiskan tenaga dan usaha untuk mengatur reaksi dengan jumlah amonia
pada kestimbangan pada berbagai macam temperatur dan tekanan. Pastinya hal
tersebut berhubungan dengan konstanta kesetimbangan reaksinya. Kp (konstanta
kesetimbangan) tersebut tidak hanya bergantung pada temperatur dan tekanannya
akan tetapi juga bergantung pada perbandingan komposisi nitrogen dan hidrogen.
Nitrogen biasanya bersumber dari udara dan hydrogen bersumber dari berbagai
jenis bahan mentah seperti air, hidrokarbon ringan atau berat, hasil dari pemurnian
minyak mentah, gas alam, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut dimana
didapati adanya kandungan hydrogen. Amonia juga dapat berasal dari sumber
antrophogenik (akibat aktifitas manusia) seperti industri pupuk urea, industri asam
nitrat dan dari kilang minyak (Dwipayani, 2001).
Amonia yang berada pada udara ambien dapat memiliki dampak negatif. Gas
ini pun memiliki dampak pada kesehatan manusia. Salah satu dampak buruk bagi
kesehatan yaitu menggangu pernapasan, iritasi selaput lender hidung, dan
tenggorokan. Pada konsentrasi 5000 ppm dapat menyebabkan ederma pada laryng
dan paru yang pada tahap lebih lanjut dapat menyebabkan kematian. Iritasi mata
(mata merah, pedih dan berair) yang dapat menyebabkan kebutaan total, dan
iritasi kulit yang dapat menyebabkan timbulnya luka bakar pun dapat terjadi
dikarenakakn gas ammonia (Mukono.2005).

Selain itu terdapat juga efek lain terhadap kesehatan yaitu apabila terpapar gas
ammonia dalam kadar yang cukup tinggi, paparan tersebut dapat menyebabkan
baruk dan iritasi terhadap sistem pernapasan (Meirinda. 2008). GNH3 juga dapat
menyebabkan Iritasi pada mata, saluran pernapasan dan kulit. Pada Kadar 25006500 ppm, gas ammonia melalui inhalasi menyebabkan iritasi hebat pada mata
(Keraktitis), sesak nafas (Dyspnea), Bronchospasm, nyeri dada, sembab paru,
batuk darah, Bronchitis dan Pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tak hanya maslaha kesehatan, bau ammonia dalam kehidupan sehari-hari erat
hubungannya dengan keberadaan kamar mandi. Lantai kamar mandi atau toilet
sebagian besar dibuat dari ubin. Pada konsentrasi ammonia dalam ruangan yang
mencapai 1,5 ppm (mulai timbul bau tak enak) pada waktu kurang lebih satu
minggu, gas tersebut akan meninggalkan warna kuning pada lantai kamar mandi
sehingga sulit dibersihkan dan mengurangi keindahan kamar mandi (Fujishima,
dkk. 1999).
Untuk pengendalian ammonia, bisa dilakukan untuk diri sendiri dengan
menggunakan alat pelindung diri. Untuk menjaga pernafasan dapat emnggunakan
masker atau memperbaiki sistem sirkulasi udara. Bila didapati kabut amoniak, hal
tersebut dapat dihilangkan dengna menyemprotnya menggunakan air.
III.

ALAT DAN BAHAN


3.1Alat
No
.

1.

Alat

PompaVakum

Ukuran/
Spesifikasi
Pompa:Medi
pumpmodel
1132DThomas
IndustriesInc.

Jumla
h

Gambar

No
.

Alat

2.

Ukuran/
Spesifikasi

Jumla
h

FlowMeter

3.

Impinger

250ml

4.

Bulp

Gambar

No
.

Alat

5.

Ukuran/
Spesifikasi

Jumla
h

Corong

6.

Spektrofotometer

630nm/
ShimitzuUV
1800

7.

Kuvet

8.

Labuukur

25mL/pyrex

9.

Pipetvolumetrik

10mLdan50
ml/pyrex

Gambar

No
.

Alat

10.

11.

Ukuran/
Spesifikasi

Jumla
h

PipetMohr

25ml/pyrex

Anemometer

LutronAm
4206

Gambar

Ukuran/

No
.

Alat

12.

Barometer

Aplikasi
Barometerpada
hpSamsung

13.

Hygrometer

Westgermany

14.

Kompas

Aplikasi
Kompaspada
HPSamsung

3.2Bahan

Spesifikasi

Jumla
h

Gambar

Konsentrasi/

No
.

Bahan

1.

LarutanBuffer

2ml

2.

LarutanPereaksi
Fenol

5ml

3.

LarutanNatrium
Hipoklorit

2.5ml

Spesifikasi

Jumlah

Gambar

Konsentrasi/

No
.

Bahan

4.

Kapas

5.

LarutanH2SO4

6.

AlumuniumFoil

7.

Granular

Hingga
tanda
tera

8.

AirSuling

9.

Vaseline

Spesifikasi

Jumlah

50ml

Gambar

IV.
CARA KERJA
1.1. Diagram Sampling

Masukkan
50 ml
H2SO4 ke
dalamurutan
impinger
Botol penjerap dilapisi dengan alumunium
hingga
rapat
Rangkai
perlatan
dengan
pompa vakum, pernagkap uap, impinge berisi pe

Nyalahkan pompa, atur laju alir sebesar 1 L/mnt, dan pastikan terjadi bubbling p
Lakukan pengambilan sampel selama 60 menit dan lakukan juga pengukuran meteorology. saat pengambilan sampel

1.2 Diagram Analisis

Tambahkan 2 ml larutan buffer, 5 ml Tambahkan


pereaksi fenol,
dan 2.5
ml Natrium
Hipoklorit
air suling
hingga
tanda tera,
homogenkan dan diamkan 30 menit
Pipet 10 ml larutan ke dalam labu ukur 25 ml.

Hitung konsentrasi amonia menggunakan kurva kalibrasi


Ukur menggunakan spektrofotmeter dengan panjang gelombang 630nm

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. SNI 19-7119.1. Udara ambien-bagian 1 : Cara uji kadar
Amoniak

(NH3)

spektrofotometer.

dengan

metoda

indofenol

menggunakan

Dwipayani, Ni Made Utami. 2001. Studi Penyisihan Gas Ammonia (NH3)


Menggunakan Teknik Biofiltrasi di Bawah Kondisi Anaerob. Fakultas
Teknik Lingkungan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Fujishima,S., T. Miyahara, and T. Noike. 1999. Effect of moisture content on
anaerobic digestion of sewatered sludge: Ammonia inhibition to
carbohydrate removal and methane procuction. Tokyo.
Meirinda. 2008. Faktor yang berhubungan dengan kualitas udara dalam
rumah di sekitar tempat pembuangan akhir sampah kelurahan terjin
kecamatan Medan Marelan, Tesis. Medan: FKM USU
Mukono H.J. 2005. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap
Gangguan. Saluran Pernapasan. Surabaya: Airlangga University Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai