Anda di halaman 1dari 3

Waspadalah !!!

Andaikan Anda kapan-kapan tengah berada di kafe terbuka: outdoor pada suatu mal
perbelanjaan dan berdiri berdekatan dengan sekelompok perokok yang tengah asyik duduk merokok
pada ruang smoking area , jangan dulu menganggap diri Anda aman dan terbebas dari efek negatif
perokok pasif atau second hand smoking berhubung menganggap bahwa ruang terbuka dan tata
ruangan yang terpisah telah cukup meniadakan efek negatif kepulan asap rokok. Salah besar !!!
Suatu riset kajian terkini penelitian institusi terkemuka Universitas Stanford di AS dengan
menggunakan peralatan elektronika canggih mengungkapkan, bahwa seseorang non-perokok yang
berada berdekatan dengan sejarak beberapa langkah dari perokok yang tengah merokok dengan
kepulan asap rokok yang menuju kearah sang non-perokok dalam kisaran jangka waktu tertentu untuk
menghabiskan sebatang rokok yakni sekitar 10 menit ternyata akan mengalami terpapar udara
tercemar asap rokok yang jumlahnya cukup berarti hingga dapat memicu gangguan kesehatan. Riset
penting yang berjudul : Real-Time Measurement of Outdoor Tobacco Smoke Particles, akan
dipublikasikan Neil Klepeis, dkk dari Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Stanford pada terbitan
ilmiah Journal of the Air & Waste Management Association mid Mei.
Tim peneliti melakukan penelitian di lingkungan kampus dengan menempatkan alat elektronik canggih
pendeteksi partikel udara pada 10 (sepuluh) tempat berupa; side-walk cafe, open-air pub dan r.duduk /
taman publik. Alat termaksud yakni perangkat pendeteksi airborne pollutant PM 2.5 : particulate
matter-2.5 berkemampuan mendeteksi partikel seukuran lebih kecil dari 2,5 micrometer yakni
sekitar 1/30 ukuran helai rambut PM 2.5 dirumuskan sebagai partikel udara berbahaya yang berasal
dalam kepulan asap rokok dan sehari-hari dapat pula berasal dari polutan sisa pembakaran BBM, asap
kebakaran hutan, dan sisa pembakaran alami lainnya. Dalam PM 2.5 terkandung benzo pyrene serta zat
kimiawi lainnya yang umumnya bersifat carcinogen hingga berbahaya apabila terhirup melalui paruparu
manusia.
Institusi EPA : Environmental Protection Agency di AS menetapkan ambang batas bahaya paparan PM
2.5 yakni sebesar 35 microgram per meter kubik udara dalam satuan waktu 24 jam. Bahaya terpapar
PM 2.5 dapat memicu gangguan kesehatan seperti penyakit asma, bronchitis, kelainan detak jantung,
hingga kematian mendadak pasien penderita penyakit jantung atau penyakit paru-paru. Menurut kajian
Kleipes merujuk data tahun 2006 institusi Departemen Kesehatan di AS, udara bermuatan polutan PM
2.5 dari efek 2nd hand smoke dalam paparan yang cukup minimum pun telah cukup dapat memicu
gangguan penyakit asma dan gangguan saluran pernafasan atas, khususnya bagi kalangan kanak-kanak.
Data statistik Departemen Kesehatan AS memprakirakan terdapat belasan ribu korban yang meninggal
setiap tahun sebagai korban second hand tobacco smoke dan hingga kini ternyata relatif masih amat
sedikit riset yang memfokuskan atas kajian khusus perihal : efek perokok pasif dalam kondisi ruangan
terbuka.
Riset Neil Klepeis dkk menunjukkan pula memang berlainan halnya dengan efek second hand
tobacco smoke dalam ruang tertutup : indoor-room yang efek negatif asap rokok memang dapat
bertahan selama berjam-jam lamanya, maka efek serupa dalam kondisi ruangan terbuka dengan
sirkulasi udara yang benar-benar berlangsung dengan semestinya memang paparan efek merokok akan
menghilang relatif dalam waktu cukup singkat. Lebih lanjut untuk amannya sekiranya terpaksa mesti
menghadapi situasi berada berdekatan bersama perokok yang tengah merokok dalam suatu ruangan
terbuka, maka untuk mengamankan kesehatan diri sebaiknya Anda dapat memisahkan diri sejarak
setidaknya sekitar 180 cm (=6 feet) dan berusaha menghindar dari arah terpaan langsung kepulan asap
sang perokok.
BAHAYA asap rokok memang tidak terbantahkan lagi bagi kesehatan. Ancaman bukan hanya berlaku
buat si perokok, tapi juga orang-orang di sekitarnya yang ikut menghirup asap rokok yang dikenal
istilah second hand smoke (SHS) atau perokok pasif.
Yang lebih mencemaskan, asap rokok juga ternyata menyebabkan ancaman kerugian lebih besar
kepada anak-anak. Menurut hasil sebuah penelitian terbaru para ilmuan dari Universitas Hongkong,
bayi dan anak-anak yang akrab bersama asap rokok menjadi rentan terhadap berbagai macam infeksi
dan
penyakit
serius.
Laporan riset yang dimuat dalam website Tobacco Control (http://tobaccocontrol.bmj.com) itu
menyebutkan bahwa bayi dan anak-anak yang berada di lingkungan perokok tercatat 50 persen lebih
sering berobat ke rumah sakit akibat penyakit infeksi. Riset itu juga menyatakan, satu dari tiga anak
1

yang berjarak sekitar tiga meter dari asap rokok pada awal masa-masa hidupnya kerap harus menjalani
perawatan
di
rumah
sakit.
Dalam risetnya, para peneliti melibatkan 7,402 anak-anak di Hong Kong yang lahir antara April
hingga May 1997. Para peneliti mengikuti perkembangan anak ini sejak lahir hingga usia 8 tahun.
Catatan penting lainnya dari riset ini adalah dampak asap rokok ternyata lebih berbahaya bagi anakanak yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari normal. Anak-anak perokok pasif juga 75 persen
lebih sering menjalani pengobatan penyakit seperti gangguan pernafasan dan meningitis.
Penulis riset, dari Universitas Hong Kong mengindikasikan mengihirup asap rokok atau menjadi
perokok pasif membuat kekebalan tubuh menjadi lemah dan memicu timbulny penyakitpernafasan.
"Risiko tambahan dari morbiditas yang parah dari gangguan pernafasan serta infeksi lainnya pada bayi
yang terpapar asap rokok, sebagaimana halnya adanya kontak langsung asap rokok dengan saluran
pernafasan, juga berdampak pada sistem kekebalan," peneliti menyimpulkan.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa satu batang rokok pertama yang dihisap oleh seseorang
memberikan efek pencetus ketergantungan yang menambah kerentanan sesorang selama masa kurun
waktu tiga tahun atau lebih untuk menjadi seorang perokok. "Selama ini kita mengetahui bahwa
perkembangan proses dari pengalaman menghisap satu batang rokok pertama sampai menjadi seorang
perokok dapat melalui waktu selama beberapa tahun," kata Jennifer Fidler dari University College
London. Namun untuk pertama kalinya kami menemukan bukti bahwa ada periode dimana terjadi efek
pencetus ketergantungan atau masa kerentanan terhadap ketergantungan nikotin yang dapat memakan
waktu beberapa tahun lamanya terhitung sejak seseorang menghisap rokok pertamanya hingga pada
akhirnya menjadikan dirinya seorang perokok berat. Fidler dan rekan-rekan penelitinya menganalisa
dampak dari menghisap rokok pertama terhadap lebih dari dua ribu anak dalam kisaran umur 11 hingga
16 tahun selama lima tahun berturut-turut. Dari 260 anak yang memiliki pengalaman menghisap rokok
pertama mereka pada usia 11 tahun, 18 persen diantaranya telah menjadi perokok berat pada saat
mereka mencapai usia 14. Tetapi hanya tujuh persen dari anak usia kelompok 11 tahun yang tidak
pernah mempunyai pengalaman merokok sama sekali yang menjadi perokok berat selang tiga tahun
kemudian. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman pertama menjadi faktor penentu utama
bahwa seseorang akan menjadi seorang perokok berat dikemudian hari," kata Fidler yang melaporkan
penemuannya dalam jurnal Tobacc Control yang terbit akhir pekan ini. Para ilmuwa masih belum
mendapatkan kepastian atas pertanyaan mengapa satu batang rokok pertama memiliki dampak
sedemikian rupa namun mereka mengatakan unsur nikotin dapat mengubah situasi tatanan didalam
otak yang dapat membuat anak-anak lebih rentan terhadap kondisi stres atau depresi yang dapat
membuat mereka memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengulangi pengalaman merokok. Rokok
pertama juga menghilangkan rasa takut atau cemas tertangkap basah atau ketahuan melakukan
merokok oleh orang tua atau guru mereka yang sesungguhnya dapat mencegah mereka untuk memiliki
kebiasaan buruk itu dikemudian hari. Jean King dari Lembaga peneliti Kanker di Inggris mengatakan
penemuan Fidler dan kawan-kawannya memiliki implikasi yang amat penting yang amat berguna
dalam upaya kampanye anti rokok. "Setiap penelitian yang membantu mengungkapkan proses yang
terjadi di kalangan remaja, yang kemudian menjadi kelompok perokok, adalah kunci utama untuk
mengembangkan dan membuat target yang efektif dalam upaya mencegah para remaja untuk
mempunyai keinginan memulai mencoba-coba merokok untuk pertama kalinya
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik
kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang
merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis
lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin,
karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan
50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi
kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat
yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
2

3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit
dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika
uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana
kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk
terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang
yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik
rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya,
sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih
kreatif dan mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar
merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat.
Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang
dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai
benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama
yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
Kesimpulan : Jadi dapat disimpulkan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan
manusia yang mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif, dan lain
sebagainya. Maka bersyukurlah anda jika belum merokok, karena anda adalah orang yang smart /
pandai.
Ketika seseorang menawarkan rokok maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka yang
merokok. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika tidak ikutan
ngerokok. karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras mereka ingin berhenti merokok.

Anda mungkin juga menyukai