Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomi, perusahaan adalah suatu satuan ekonomi yang memiliki
pengaruh besar dimana bertujuan untuk menyelenggarakan sebagian dari proses produksi
masyarakat guna memperoleh laba atau penghasilan. Dalam menjalankan kegiatan
usahanya terdapat berbagai persoalan yang sering muncul dalam setiap perusahaan pada
umumnya, yakni bagaimana perusahaan dapat mengatur mengenai proses manajemen
perusahaan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengimplementasian dan
pengontrolan serta bagaimana cara memperoleh bahan baku dengan mudah dan dengan
biaya yang rendah, bagaimana perusahaan dapat memasarkan hasil produksi kepada
konsumen sehingga perusahaan/toko dapat memperoleh penghasilan tertentu dengan
biaya seminimal mungkin.
Pada banyak organisasi atau perusahaan yang terdesentralisasi, output dari salah
satu divisi digunakan pada divisi lainnya. Hal ini menimbulkan suatu masalah akuntansi.
Bagaimana cara menilai barang-barang yang ditransfer, bila divisi-divisi diperlukan
sebagai pusat dipertanggungjawabkan, maka divisi tersebut dievaluasi berdasarkan laba
operasional dan pengembalian atas investasi. Jadi, nilai barang yang transfer merupakan
pendapatan bagi divisi yang mengirim (penjual) dan biaya bagi divisi yang menerima
(pembeli). Nilai ini, atau harga internal, disebut dengan harga transfer (transfer price).
Penetapan harga transfer adalah masalah yang rumit. Kita akan membahas dampak dari
harga transfer terhadap divisi-divisi dan perusahaan secara keseluruhan, serta metodemetode penetapan harga transfer.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui mengenai penetapan harga transfer
2. Untuk mengetahui tujuan, metode, masalah, dampak dari penerapan harga transfer
3. Untuk memenuhi tugas akuntansi manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Harga Transfer
2.1.1
disusun menurut pusat-pusat laba, dan antar pusat laba yang dibentuk terjadi transfer
barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan
dengan proses diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi dalam organisasi yang telah
melakukan diferensiasi bisnis.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan
Rekayasa adalah sebagai berikut: Diferensiasi adalah proses pembagian pekerjaan
menjadi tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
(2001 ; 376)
Diferensiasi dapat dilaksanakan sebagai pelaksanaan strategi diversifikasi.
Diversifikasi merupakan proses pembentukan unit-unit organisasi untuk menghadapi
berbagai lingkungan industri. Semakin berkembang usaha perusahaan, semakin
kompleks lingkungan bisnis yang dihadapi oleh manajemen. Perkembangan usaha
perusahaan seringkali didorong oleh perluasan pasar, baik perluasan dari sudut customer
yang harus dilayani maupun perluasan daerah pemasaran yang harus dijangkau oleh
perusahaan.
Dengan perluasan pasar, perusahaan perlu mengembangkan berbagai sumber
daya. Strategi diversifikasi umumnya ditempuh manajemen puncak untuk menghadapi
perkembangan tersebut. Mengapa diversifikasi dilakukan oleh manajemen? Tentunya ada
alasannya, seperti yang di kemukakan menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi
Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa adalah sebagai berikut:
Alasan dilakukannya strategi diversifikasi adalah pertama keputusan dilakukan oleh
manajer yang dekat dengan masalah yang dihadapi kedua diversifikasi dapat memotivasi
manajer tingkat bawah untuk meningkatkan kinerjanya.(2001 ; 376 377)
Diversifikasi biasanya ditempuh melalui proses divisionalisasi, yang merupakan
pembentukan divisi-divisi yang diberi peran sebagai pusat laba. Semakin luas tingkat
diversifikasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan, semakin besar kebutuhan
3
manajemen puncak akan alat untuk mengintegrasikan berbagai divisi yang telah
dibentuk. Pada dasarnya divisi-divisi yang telah dibentuk dalam proses divisionalisasi
bukan merupakan bagian dari perusahaan yang diberi wewenang besar untuk
memperoleh laba dibawah pengelolaan manajemen puncak, maka agar divisi dibentuk
tidak bercerai berai, manajemen puncak memerlukan mekanisme integrasi berbagai
divisi yang telah dibentuk. Salah satunya adalah dengan mekanisme harga transfer.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan
Rekayasa harga transfer memiliki peran ganda, diantaranya adalah sebagai berikut:
Harga transfer mempunyai peran ganda
1. Harga transfer mempertegas diversifikasi yang dilakukan oleh manajemen puncak.
Harga transfer menetapkan dengan tegas hak masing-masing manajer divisi untuk
mendapatkan laba. Dalam penentuan harga transfer, masing-masing divisi yang
terlibat merundingkan berbagai unsur yang membentuk harga transfer, karena akan
berdampak terhadap laba yang dipakai sebagai pengukur kinerja mereka
2. Harga transfer berperan sebagai salahsatu alat untuk menciptakan mekanisme
integrasi. Harga transfer mendekatkan dua atau lebih divisi yang semula melakukan
bisnis secara independent. (2001 ; 377)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga transfer memberikan solusi
yang baik bagi para manajer divisi untuk memanfaatkan kesempatan dan potensi internal
yang mereka miliki sebagai otonomi divisi untuk meningkatkan laba masing-masing
divisi, karena besar kecilnya laba tiap divisi atau unit usaha akan dapat memperlihatkan
kinerja masing-masing divisi atau unit produksi tersebut. Selain itu juga harga transfer
merupakan salah satu alat untuk menciptakan mekanisme integrasi, dimana harga
transfer memberikan cara untuk menyatukan beberapa divisi atau unit usaha untuk
bekerjasama didalam satu perusahaan.
2.1.2
digunakan sebagai pada divisi lainnya. Hal ini menimbulkan suatu masalah akuntansi.
Bagaimana cara menilai barang-barang yang ditransfer, bila divisi-divisi diperlukan
sebagai pusat pertanggungjawaban, maka divisi tersebut dievaluasi berdasarkan laba
operasional dan pengembalian atas investasi. Jadi, nilai barang yang transfer merupakan
pendapatan bagi divisi yang mengirim (penjual) dan biaya bagi divisi yang menerima
4
(pembeli). Nilai ini, atau harga internal, disebut dengan harga transfer (transfer price).
Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas
suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari
kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Dalam arti luas harga transfer meliputi harga pokok produk atau jasa yang
ditransfer antarpusat pertanggungjawaban dalam perusahaan. Harga transfer yang selaras
dengan tujuan perusahaan adalah harga yang dibuat sedemikian rupa sehingga divisi
penjualan dan divisi pembelian yang terlibat dalam transfer akan mengambil keputusan
yang sama atas harga dan kuantitas transfer yang akan dibuat sekiranya keputusan
tersebut diambil oleh manajemen pusat. Dengan demikian pengertian harga transfer ini
meliputi semua bentuk alokasi biaya dari departemen pembantu dan departemen
produksi dan harga jual produk atau jasa yang ditransfer antar pusat laba. Dalam arti
sempit harga transfer merupakan harga barang dan jasa yang dibebankan untuk semua
komponen yang ditransfer antar pusat laba oleh divisi penjual pada divisi pembeli dalam
perusahaan yang sama. Karena manajer pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba
yang diperoleh, maka setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba, selalu
diperhitungkan didalamnya unsur laba.
Harga Transfer menurut pajak, Menurut Gunadi (2006) transfer
pricing menyebabkan ketidakadilan dalam perpajakan karena perbedaan struktur
perusahaan . Perusahaan yang dipecah-pecahkan menjadi suatu grup dapat merekayasa
laba sehingga meminimalkan pajak. Sementara itu, perusahaan tunggal harus membayar
pajak seperti apa adanya. Ada dua pendekatan yang direkomendasikan dalam buku Tax
Law design and Drafting (IMF 1996) untuk menegakkan keadilan perpajakan, yaitu:
1) Merumuskan dalam ketentuan domestik, suatu negara dapat mengambil laba
global grup dan mengalokasikan sebagian laba tersebut berdasar formula tertentu
kepada sumber yang berada di negaranya dan kemudian memajaki bagian laba
dimaksud
2) Suatu negara dapat menentukan laba dari cabang usaha (bentuk usaha tetap) atau
anak perusahaan yang beroperasi di negaranya terpisah dari grup berdasar harga
yang wajar yang seharusnya terjadi apabila transaksi dilakukan dengan di luar
grupnya
yang dapat dihindari dengan menjual ke divisi terkait dalam perusahaan. Harga pasar,
jikalau memang ditentukan, merupakan harga transfer yang paling ideal.
Pada umumnya, apabila terdapat harga pasar untuk produk atau jasa yangdijual di
antara kalangan di dalam perusahaan, perusahaan akan mengadopsi harga pasar sebagai
basis harga transfernya. Harga pasar menyediakan penilaian yang independen terhadap
produk atau jasa yang ditransfer, dan bagaimana setiap pusat laba memberikan kontribusi
kepada keseluruhan laba yang dicetak oleh perusahaan. Pada umumnya, divisi pembelian
dan divisi penjualan menganggap bahwa harga pasar adil dan masuk akal. Divisi
pembelian tidak dapat mengeluhkan bahwa harga pasar terlampau tinggi karena harga
pasar tersebut menunjukkan harga yang sama yang akan dibayarnya di pasar terbuka.
Demikian pula, divisi penjualan tidak dapat memprotes harga transfer terlalu rendah
karena harga serupalah yang akan diterimanya di pasar terbuka.
Pendekatan biaya kesempatan juga mengisyaratkan bahwa harga transfer yang
sesuai adalah harga pasar. Karena divisi penjual mampu menjual produknya pada harga
pasar, maka transfer internal pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan
mengakibatkan divisi tersebut mengalami kerugian. Demikian pula dengan divisi
pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar mungkin tidak akan
bersedia membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk barang yang ditransfer secara
internal. Karena harga transfer maksimum bagi divisi pembeli adalah juga harga pasar,
maka satu-satunya harga transfer yang memungkinkan adalah harga pasar.
Dalam kenyataanya, menerapkan harga transfer yang berbeda dari harga pasar
akan mengurangi profitabilitas keseluruhan perusahaan. Prinsip ini dapat digunakan
untuk mengatasi konflik-konflik yang mungkin terjadi.
Keterbatasan harga pasar adalah harga transfer tidak dapat selalu didasarkan atas
harga pasar, karena harga pasar tidak selalu ada. Jikalau sebuah produk dibuat menurut
spesifikasi yang ditetapkan oleh divisi pembelian, produk serupa kemungkinan besar
tidak akan dijumpai di pasar, sehingga harga pasarnya tidak ada. Bahkan meskipun
produk serupa dijual dipasar, divisi pembelian mungkin membeli dalam jumlah yang
sedemikian banyaknya sehingga pasar menjadi tidak relevan. Perusahaan raksasa dalam
industri baja, otomotif, pertambangan dan peralatan listrik adalah sedemikan besarnya
sehingga apabila sebuah komponen dibeli dari pasar luar sebagai pengganti pembelian
dari dalam, maka pembelian dapat menimbulkan pergeseran permintaan pasar yang
menyebabkan harga pasar berfluktuasi.
10
c) Biaya variabel ditambah ongkos tetap. Biaya variabel ditambah ongkos tetap
merupakan pendekatan yangdapat digunakan dalam penetapan harg atransfer,
dengan tingkat ongkos tetap dapat dinegosiasikan. Metode ini memiliki satu
keunggulan dibandingkan dengan biaya penuh dengan markup, yakni apabila
divisi penjual sedang beroperasi di bawah kapasitas, maka biaya variabel adalah
kesempatannya.
Dalam ketiga kasus, untuk menghindari pemindahan ketidakefesianan dari satu
divisi ketiga divisi yang lain, biaya standar harus digunakan untuk menetapkan harga
transfer. Namun, masalah yang lebih penting adalah berkaitan dengan ketepatan
penggunaan harga transfer berdasarkan biaya.
Meskipun harga transfer berdasarkan biaya memiliki sejumlah kelemahan,
perusahaan-perusahaan secara aktif menggunakan metode ini, terutama pendekatan biaya
penuh dan pendekatan biaya pebuh ditambah markup. Tentu terdapat beberapa alasan
yang mendorong penggunaanya yang mampu melebihi manfaat dari harga transfer yang
dinegosiasi dan kelemahan metode tersebut. Metode berdasarkan biaya memiliki
keunggulan dalam hal sederhana dan objektif. Namun, kualitas-kualitas tersebut saja
tidak dapat menjustifikasi penggunaannya. Perlu ada beberapa penjelasan lebih lanjut
mengenai penggunaan metode tersebut.
Dalam banyak kasus, transfer antardivisi memberikan dampak yang kecil bagi
profitabilitas divisi. Dalam keadaan demikian, mungkin akan lebih menguntungkan dari
sisi biaya untuk menggunakan suatu alat identifikasi yang mudah, yakni rumusan
berdasarkan biaya daripada menghabiskan waktu dan sumber daya yang berharga dalam
negosiasi.
Dalam kasus-kasus lain, penggunaan biaya penuh ditambah markup mungkin
satu-satunya rumusan yang disepakati dalam negosiasi. Dengan kata lain, rumusan biaya
penuh ditambah markup adalah hasil dari suatu negosiasi, tetapi metode penetapan harga
transfer yang sedang digunakan dilaporkan sebagai biaya penuh ditambah markup.
Segera setelah ditetapkan, rumusan ini dapat digunakan sampai kondisi-kondisi awal
berubah sedemikian rupa sehingga negosiasi ulang diperlukan.
Dengan cara ini, waktu dan sumber daya yang dihabiskan untuk melakukan
negosiasi dapat diminimalkan. Sebagai contoh, barang-barang yang ditransfer dibuat
seragam, dan manajer mungkin kurang mampu mengidentifikasi harga pasar eksternal.
Dalam kasus ini, pembayaran harga berdasarkan biaya penuh ditambah tingkat
pengembalian yang wajar mungkin menjadi pengganti yang baik untuk biaya
kesempatan divisi penjual.
11
12
divisi (misalnya, ROI dan EVA), maka penetapan harga transfer sering menjadi
masalah yang ditanggapi dengan sangat emosional.
Tabel berikut akan mengilustrasikan dampak harga transfer terhadap dua divisi
ABC, Inc. Divisi A memproduksi suatu komponen dan menjualnya kepada divisi
lain di perusahaan yang sama, yakni Divisi C. Harga transfer sebesar $30 merupakan
pendapatan Divisi A; tentu saja Divisi A mengharapkan harga yang setinggi
mungkin. Sebaliknya, harga transfer $30 tersebut merupakan biaya bagi Divisi C,
seperti layaknya biaya bahan lainnya. Divisi C tentu saja mengharapkan harga
transfer yang serendah mungkin.
ABC Inc.
Divisi A
Memproduksi komponen dan
Divisi C
Membeli komponen dari A harga transfer
$ 30 per unit
produk akhir
Harga transfer =$30 per unit
Harga transfer =$30 per unit
Pendapatan bagi A
Biaya bagi C
Meningkatkan laba bersih
Menurunkan laba bersih
Meningkatkan ROI
Menurunkan ROI
Pendapatan harga transfer = Biaya harga transfer
Dampak nol bagi ABC Inc.
3
penghematan sebesar $2 per komponen ($30 harga trnsfer internal - $28 harga
transfer eksternal). Namun, apabila Divisi Atidak mampu menggantikan penjualan
intenalnya dengan penjualan eksternal, maka perusahaan secara keseluruhan akan
mengalami kerugian sebesar $4 per komponen ($28 biya pembelian - $24 biaya
produksi internal). Hasilini akan meningkatkan total biaya perusahaan.
Penetapan harga transfer juga dapat mempengaruhi pajak penghasilan perushaan
secara keseluruhan. Hal ini terutama tejadi pad perusahaan multinasional. Namun,
sebagaimana yang umunya berlaku, perusahaan mungkin berupaya mengatur harga
transfer sedemikian rupa sehingga lebih banyak pendapatan yang diberikan kepada
divis yang beroperasi di negara dengan pajak rendah dan biaya yang lebih tinggi
diberikan kepada divisi yang beroperasi di negara dengan pajak tinggi.
Dampak terhadap otonomi
Kerana keputusan penetapan harga transfer dapat mempengaruhi profitabilitas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1
3.2
Saran
Semoga dengan adanya penyajian makalah ini pembaca dapat mengetahui apa itu
harga transfer dan dapat mengaplikasikannya di dunia kerja esok.
DAFTAR PUSTAKA
Internet:
1
Buku:
1. Hansen, Mowen, dkk. Manajemen Acoounting. 2005. Salemba Empat: Jakarta.
2. Simamora, Henry. Akuntansi Manajemen. 2002. UPP AMP YK PN: Jakarta.
16