PLANT SURVEY Kelompok 7 Coy
PLANT SURVEY Kelompok 7 Coy
I. Definisi
Plant survey adalah salah satu cara awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi
bahaya-bahaya potensial yang terdapat pada lingkungan kerja, dengan cara mempelajari
alur produksi yang digunakan dan dilanjutkan dengan melihat secara langsung ke
lapangan atau tempat kerja. . Apabila dilakukan hanya pada satu kali kunjungan dan
tidak melakukan pengukuran, juga sering disebut sebagai walk through survey.
Kegiatan plant survey dilakukan dalam sebuah tim yang terdiri dari dokter dan tenaga
kesehatan terkait untuk melakukan observasi, wawancara, dan pengukuran dengan
menggunakan daftar tilik yang telah disusun sebelumnya.
Dalam bahasa Indonesia, sering digunakan istilah Kunjungan Perusahaan namun
tidak selalu tepat, karena istilah tersebut digunakan untuk semua kegiatan berkunjung ke
perusahaan, termasuk hanya melihat bagaimana suatu produk dibuat.
II.Tujuan
Tujuan kegiatan plant survey bagi dokter layanan primer adalah :
1. Tujuan umum :
Agar dokter secara langsung melihat lingkungan kerja dan proses kerja suatu
komunitas pekerja yang dapat merupakan faktor risiko gangguan kesehatan dan
kecelakaan yang mungkin terjadi, sehingga memahami pengaruh lingkungan
terhadap kesehatan.
2. Tujuan khusus :
a. Mampu mengidentifikasi bahaya potensial/faktor risiko terhadap kesehatan
dan keselamatan pekerja di suatu perusahaan/tempat kerja yang berhubungan
dengan masalah kesehatan pasien
b. Mampu mengidentifikasi gangguan kesehatan yang mungkin timbul dengan
adanya bahaya potensial tertentu di suatu tempat kerja
c. Mampu menjelaskan upaya perlindungan dan pencegahan yang telah atau
dapat dilakukan oleh perusahaan
d. Mampu memberikan rekomendasi untuk perbaikan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja bagi pekerja di suatu perusahaan, yang bersifat evidencebased (berdasarkan referensi yang mutakhir)
III.
sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang relatif singkat sehingga diperlukan
1
upaya pengumpulan data untuk kepentingan penilaian secara umum dan analisa
sederhana. Walk Through Survey dan Check list Walk through survey merupakan teknik
utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di
lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja
yang terpajan.
Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah kerahasiaan
perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja. Sebelum melakukan pemotretan
perlu dimintakan ijin terlebih dahulu kepada pimpinan perusahaan. Ada dua lasan untuk
melarang pemotretan : Pertama trade secrecy dan kedua adalah safety. Ada beberapa
sensor pemadam apai yang bekerja dengan adanya cahaya.
Keuntungan dari melakukan survey ini termasuk :
a. Memperoleh satu pandangan umum tentang seluruh operasional
b. Dapat mengidentifikasi kunci dari kebahayaan di area tempat kerja
c. Mengakses keefektifitas terhadap metode control pada tempat
Pada saat walk-through, pihak okupasi kesehatan dapat menanyakan hal-hal seperti
berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
IV.
pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan
kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang
kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga
kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,
temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja
yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmonis dan tidak serasi dalam
organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress
akibat kerja.
6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal
atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses
produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai,
kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.
V.
penentuan risiko. Penulisan laporan berdasarkan pengamatan dan klarifikasi dari pihak
manjemen
Aktivitas pengamatan ini meliputi beberapa rangkaian yaitu:
1. Opening conference
2. Walkthrough survey
3. Closing conference
Kriteria risiko dari suatu aktivitas ditetapkan berdasarkan:
1. Jenis pekerjaan yang dilakukan dan aktivitas yang berisiko.
2. Lingkungan tempat bekerja.
4
Efek
Adalah akibat yang ditimbulkan dari suatu bahaya.
Kriteria :
1. insignificant/tidak significant
2. Minor
3. Moderate
4. Mayor
5. Irreversibel
Tingkat keparahan efek bahaya akibat kecelakaan kerja :
Tingkat
Kriteria
Penjelasan
Insignificant
Minor
Moderate
Mayor
Catastropic/
bencana
Probability
Merupakan keseringan munculnya situasi tidak aman yang mengakibatkan efek yang
telah teridentifikasi.
Probability situasi tidak aman dikategorikan kedalam lima klasifikasi :
Tingkat
A
B
C
Kriteria
Penjelasan
Almost
certain/hampir pasti
Likely/cenderung
mungkin terjadi
semua kondisi
Moderate/mungkin
dapat terjadi
tertentu
6
Unlikely/kecil
D
kemungkinannya
terjadi
E
Rare/jarang sekali
terjadi
tahun
Peluan
g
I. Profil pekerja
Biodata Pekerja 1
Nama
: Nn.D
: 19 tahun
Anak ke
: 2 dari 3 bersaudara
Status
: Belum kawin
Alamat
: Pedongkelan
Pekerjaan
: Office Boy
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Biodata Pekerja 2
Nama
: Tn.S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur
: 22 tahun
Anak ke
: 1 dari 4 bersaudara
Status
: Belum kawin
Alamat
: Jati Negara Pisangan
Pekerjaan
: Office Boy
Pendidikan
: SMK
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Biodata Pekerja 3
Nama
: Nn.R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur
: 24 tahun
Anak ke
: 4 dari 6 bersaudara
Status
: Belum kawin
Alamat
: Pedongkelan RT 02/03
Pekerjaan
: Office Boy
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Biodata Pekerja 4
9
Nama
: Tn.Y
: 28 tahun
Anak ke
: 3 dari 3 bersaudara
Status
: Belum kawin
Alamat
Pekerjaan
: Office Boy
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
: Formal
: Universitas Yarsi
: Shift 1
: 06.00 12.00
Shift 2
: 12.00 08.00
: 4 pekerja
terus menerus. Alat yang digunakan selain cairan kimia adalah sapu dan kain pel
bergagang panjang. Para pekerja bekerja menggunakan APD yaitu, memakai sepatu.
Potensial bahaya yang dapat terjadi adalah terkena bahan kimia dan keracunan
inhalasi akibat paparan debu.
2. Membersihkan kaca dan lift
Kegiatan ini dilakukan dengan punggung membungkuk untuk membersihkan kaca
bagian bawah dan menjinjit untuk membersihkan kaca bagian atas. Alat yang
digunakan berupa kain lap kaca dan penyemprot cairan yang mengandung cairan
kimia pembersih. Potensial bahaya yang dapat terjadi adalah terjepit lift saat
membersihkan kaca, terkena serpihan kaca yang tidak rata dan trauma. Para pekerja
menggunakan APD, yaitu sepatu.
3. Membuang sampah yang ada di tiap lantai
Kegiatan ini dapat menyebabkan tangan menjadi kotor. Alat yang digunakan dalam
kegiatan ini adalah tempat sampah dan trash bag. Potensial bahaya yang dapat terjadi
berupa tangan menjadi tidak higienis dan dapat menyebabkan diare. Alat pelindung
diri yang digunakan para pekerja adalah menggunakan sarung tangan.
11
12
Bahaya Potensial
N Critical
o Task
Fisik
Biolo
Kimia
gi
Jatuh
saat
Membersihk
menyap
an tiap lantai
1.
u dan
Debu
di dalam
mengep
gedung
el anak
tangga
Ergonomi
Stress
kerja,
Cervical
Punggung
Syndrome
Cairan
membungk
, LBP,
Mengeja
kimia
uk tangan
Myalgia,
r Target
Pembers mengayuh
Gangguan
kerja
ih
terus
Pernapasa
menerus
n,
Dermatiti
s Kontak
Iritan
Sapu dan
Kain pel
bergagang
panjang
Kecelaka
an yang
mungkin
Terkena
Memak bahan
ai
kimia,
sepatu Keracuna
n inhalasi,
Jumla
h
Pekerj
a
34
orang
tiap
lantai
13
2 Membersihka
Terjepit
lift Identifikasi
- Cairan Faktor
Punggung
Mengeja Stress
Alat dan
Bahan
Resiko
Urutan Kerja
Akibat Bahaya
. n kaca danKerja
lift saat
kimia Pengamatan
membungkuk,terken r Target kerja,
Berdasarkan
membersihka
pembersi a serpihan kaca yang kerja,
Myalgia,
n
h
tidak rata
Dermatiti
Menyiapkan
Ember, cairan
Percikan cairan pembersih ke
s kontak
cairan
Iritasi kulit, Cedera mata
pembersih, air
mata dan kulit
iritan, ,
pembersih
Vulnus
Mengepel lantai Kain pel gagang
Luka, Patah tulang, Cedera
laceratum,
Lantai Licin
dan tangga
panjang
Kepala
trauma
okuli
Menyiapkan
Cairan pembersih
Cairan Kimia pembersih
3 Membuangkaca, semprotan,
Tangan
- Punggung
Mengeja Stress
semproten
Iritasi kulit
kaca terkena tangan
. sampah
menjadi kotor
membungkuk
r Target kerja,
pembersih
kaca yang
kain lap
ada di tiap
kerja,
Myalgia,
Menyemprot
Cairan pembersih kaca
lantai
Diare
Semprotan, kain
Cedera mata, gangguan
saluran
kaca dan pintu
terkena mata dan masuk
lap
pernapasan
lift
saluran pernapasan
Mengelap kaca
dan pintu lift
Kain lap
Membuang
sampah
Tempat sampah,
trash bag
Kain lap
E
kaca,
penyempro
t cairan
- Memaka Trauma
P
R
i sepatu
Tempat
2
sampah,
trash bag
4
3-4
orang
tiap
lantai
-C MemakaM Tidak
i sarung higenis
3-4
tangan
orang
tiap
B
E
lantai
Luka
Tidak higenis
14
Urutan Kerja
Akibat Bahaya
Menyiapkan
cairan
pembersih
Ember, cairan
pembersih, air
Mengepel
lantai dan
tangga
Kain pel
gagang
panjang
Lantai Licin
Menyiapkan
semproten
pembersih
kaca
Cairan
pembersih
kaca,
semprotan,
kain lap
Iritasi kulit
Menyemprot
kaca dan
pintu lift
Semprotan,
kain lap
Mengelap
kaca dan
pintu lift
Kain lap
Luka
Membuang
sampah
Tempat
sampah, trash
bag
Tidak higenis
15
Safety Effect
Health Effect
Menyiapkan cairan
pembersih
Ember, cairan
pembersih, air
Iritasi kulit
Dermatitis kontak
iritan
Lantai Licin
Terjatuh
Vulnus, Dislokasi,
Fraktur, Trauma
kepala
Menyiapkan
semproten
pembersih kaca
Cairan pembersih
kaca, semprotan,
kain lap
Gangguan Kulit
Dermatitis Kontak
Iritan
Menyemprot kaca
dan pintu lift
Trauma kimia,
gangguan
saluran napas
Trauma okuli
Kain lap
Pinggiran kaca yang tajam
Terluka
Membuang sampah
Tempat sampah,
trash bag
Tidak higenis
Vulnus
Diare
16
17
KESIMPULAN
1. Terdapat potensial bahaya secara fisik dan ergonomic terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerja di komunitas office boy di Universitas Yarsi pada sector formal.
2. Setiap potensial bahaya dapat menyebabkan penyakit yang dapat mengganggu kinerja
pekerja, namun upaya pencegahan dapat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan
dan pekerja agar dapat bekerja dengan baik.
18
SARAN
Pihak Pekerja :
1.
2.
3.
4.
19
DAFTAR PUSTAKA
Soemarko, D., Sulistomo, A., & Mansyur, M. (2014). Panduan Pelaksanaan Plant
Survey. In Buku Keterampilan Klinis Ilmu Kedokteran Komunitas Dept. IKK FKUI
(pp. 61-64). Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Soemarko, D. S. (2014). Keselamatan Pasien dan Pekerja. In Buku Keterampilan
Klinis Ilmu Kedokteran Komunitas Dept. IKK FKUI (pp. 65-82). Jakarta:
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
20