Anda di halaman 1dari 41

Pengantar Manajemen Stratejik

Manajemen Strategik Garuda Indonesia

Disusun Oleh :
Bintang Yosua - 1306412653
Clara Patricia - 1306453874
Naufal Zaky 1306408611
Silvia Molas Erlinda Nabut - 1306408630
Siti Halimah - 1306379611
Yovanka Gabriella Lydia Sianipar 1306453193

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan bisnis semakin pesat dan pasar semakin


diramaikan dengan berbagai produk bisnis, mulai dari barang-barang
kebutuhan dasar hingga barang-barang prestise. Pasar pun semakin
mendunia. Kini batas-batas negara semakin kabur, dan persaingan usaha
tidak terbatas antar negara atau benua lagi, melainkan dunia. Dengan
kondisi persaingan yang semakin global, pengusaha dituntut untuk semakin
kreatif dan efisien dalam menghasilkan produknya agar murah dan
berkualitas. Persaingan ini mendorong pelaku bisnis untuk semakin kreatif
dan

efisien

dalam

memformulasikan

strategi

perusahaannya

dan

mengimplementasikannya dengan baik. Tentunya formulasi strategi tidak


terlepas dari faktor-faktor yang ada di sekitar lingkungan bisnis, baik dari sisi
internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal maupun eksternal nantinya
dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan dalam bersaing dengan
kompetitornya. Faktor-faktor ini perlu di analisis oleh perusahaan agar dapat
menghasilkan formulasi strategi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dan kebutuhan pasar. Namun formulasi strategi saja tidak cukup. Perusahaan
harus mengimplementasikan strategi ini dalam tindakan nyata yang dapat
diukur tingkat keberhasilannya.
PT Garuda Indonesia, Tbk. merupakan salah satu pelaku bisnis yang
berada dalam lingkungan usaha yang ketat dan cukup homogen. Produk
yang ditawarkan antar pelaku bisnis cenderung sama, yang membedakan
hanya dari sisi pelayanan dan keramahan kepada konsumen. Oleh karena
itu, strategi memiliki peran yang penting dalam tubuh PT Garuda Indonesia,
Tbk. Atas dasar inilah penulis menganalisa dan membahas formulasi PT
Garuda Indonesia, Tbk. dan implementasinya.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan

latar

belakang

tersebut,

kami

merumuskan

beberapa

permasalahan yang dibahas, yaitu:


1.

Apa

saja

mempengaruhi strategi PT Garuda Indonesia?


2.
Bagaimana

faktor-faktor

yang

faktor-faktor

ini

mempengaruhi formulasi strategi PT Garuda Indonesia?


3.
Apa strategi yang diimplementasi
oleh PT Garuda Indonesia?
4.

Bagaimana implementasi strategi

PT Garuda Indonesia?

1.3

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui teknologi


internet, yaitu laporan tahunan PT Garuda Indonesia serta berita-berita
online. Untuk pengolahan data, data diolah secara bertahap sesuai dengan
urutan langkah-langkah dalam melakukan analisis strategi perusahaan
meliputi matriks eksternal, internal, Porters Five Force, analisis strategi yang
diterapkan perusahaan yang kemudian diolah ke dalam matriks IE.

BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2

2.1

Profil Perusahaan

PT Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda


Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan terkemuka di
Indonesia. Maskapai penerbangan ini pertama kali mengudara pada tahun
1940-an dalam era pendudukan Belanda. Pada saat itu maskapai masih
bernama Indonesian Airways sejak 26 Januari 1949 dengan pesawat
pertama-nya yang bernama Seulawah atau Gunung Emas. Pada awalnya
Garuda Indonesia merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia
dengan

Koninklijke

Luchtvaart

Maatschappij

(KLM),

yang

merupakan

maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia


pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki
27 pesawat berserta staf-staf profesional.
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, saat ini Garuda Indonesia
memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis
Perusahaan induk, yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero
Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems
Indonesia,

dan

PT

Citilink

Indonesia.

Dalam

menjalani

kegiatan

operasionalnya, Perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan, termasuk


2.010 orang siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.
Garuda Indonesia pada tanggal 5 Maret 2014 secara resmi bergabung
dengan aliansi global, SkyTeam, sebagai bagian dari program perluasan
jaringan

internasionalnya.

Dengan

bergabung

bersama

SkyTeam,

penumpang Garuda Indonesia kini dapat terbang ke 1.064 tujuan di 178


negara yang dilayani oleh semua maskapai anggota SkyTeam dengan lebih
dari 15.700 penerbangan per hari dan akses ke 564 lounge di seluruh dunia.
4

Selain itu, pada Januari 2015, mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri
dari 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat
Airbus A330-200, 5 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat
Boeing 737-800NG, 15 pesawat CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6
pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri dari 24
pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1 pesawat
Boeing 737-400.
Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel,
Garuda Indonesia saat ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan
yang terdiri dari 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional.
Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini
Garuda Indonesia juga melaksanakan perjanjian code share dengan 14
maskapai internasional.
Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan
layanan kepada pengguna jasa, Garuda Indonesia memperkenalkan layanan
khas

Garuda

Indonesia

Experience,

yang

menghadirkan

kerahmahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari Indonesia melalui


kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk
diimplementasikan dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, postflight, dan post-journey.
Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar
sebagai IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator dan menerapkan
standar

kemanan

dan

keselamatan

yang

setara

dengan

maskapai

internasional besar anggota IATA lainnya. Garuda Indonesia menerima


sertifikat IOSA pada tahun 2008 lalu.

2.2

Visi Perusahaan

Menjadi Perusahaan penerbangan yang andal dengan menawarkan


layanan

yang

berkualitas

kepada

masyarakat

dunia

menggunakan

keramahan Indonesia.
5

2.3

Misi Perusahaan

Sebagai Perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag


carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna
menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan
yang profesional.

2.4

Kondisi Makroekonomi

2.4.1 Politik
Selama beberapa bulan terakhir, secara umum keadaan politik
Indonesia mengalami gejolak naik turun, baik secara domestic maupun
bilateral. Pemberlakukan ASEAN Open Skies dan pembukaan keran lebar bagi
investasi asing dalam industri penerbangan nasional harus dipandang
sebagai

pedang

bermata

dua.

Keberadaan

Indonesia

AirAsia

telah

memperlihatkan suatu lubang besar dalam hukum nasional kita. Asas


cabotage yang bertujuan melindungi maskapai nasional berhasil dikelabui
melalui skema investasi yang didikte dari Kuala Lumpur. Selain itu, tingkat
kepercayaan investor dan pebisnis Eropa untuk berinvestasi di Indonesia,
anjlok 21%, dari 71% pada 2014 lalu, menjadi 50% pada periode survei
November 2015 hingga Januari 2016. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi
iklim permodalan di Indonesia karena dapat megurangi sumber dana bagi
industri penerbangan Indonesia. Apalagi dengan bertambahnya pesaingpesaing dari negara tetangga dapat mengancam kelangsungan hidup
industri penerbangan lokal. Selain itu, peraturan yang diterapkan di
Indonesia belum jelas dan tegas sehingga mnimbulkan celah-celah yang
dapat di eksploitasi oleh penerbangan asing.
2.4.2 Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 merupakan tingkat
pertumbuhan ekonomi terendah selama enam tahun ke belakang. Hal ini
sungguh mengkhawatirkan bagi iklim investasi di Indonesia karena dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, dengan kebijakan ASEAN
6

Open Skies membahayakan penerbangan lokal dalam hal persaingan harga.


Jika penerbangan asing memberikan harga yang lebih murah dibanding
penerbangan lokal dan memberikan pelayanan yag lebih baik, maka
konsumen dapat beralih dari penerbangan lokal ke penerbangan asing.
Apalagi dengan menurunnya kepercayaan publik mengenai keselamatan
penerbangan nasional dapat menurunkan tingkat permintaan terhadap tiket
penerbangan lokal. Selain itu, dengan menurunnya kepercayaan investor
dan pebisnis Eropa dapat menurunkan sumber endanaan bagi industry
penerbangan padahal banyak sekali biaya operasional yang ditanggung
penerbangan Indonesia.
2.4.3 Sosial
Turunnya kepercayaan publik kepada pemerintahan yang sekarang,
dapat membuat pasifnya tindakan publik dalam mendukung kebijakan
pemerintah, sehingga dapat memberi pengaruh negatif bagi pertumbuhan
ekonomi yang akan berpengaruh pada perusahaan sebagai sebuah emiten
publik.
2.4.4 Teknologi
Bisnis

aviasi

merupakan

bisnis

yang

sangat

erat

dengan

perkembangan teknologi, terutama dalam meningkatkan kualiats pelayanan


kepada

pelanggan.

perusahaan

Dengan

penerbangan

kemajuan

meiliki

tknologi

kesempatan

terutama

untuk

internet,

mengembangkan

pelayanan seperti dengan fasilitas pesan on-line yang semakin mudah dan
fasilitas check-in melalui internet sehingga dapat dilakukan dimanapun oleh
konsumen.
2.4.5 Lingkungan
Selain faktor-faktor tersebut diatas, faktor lingkungan merupakan poin
yang cukup penting untuk diperhatikan oleh setiap bisnis yang ada, terlebih
karena perhatian masyarakat saat ini sedang tertuju pada kelestarian
lingkungan. Perusahaan penerbangan dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat salah satunya dengan kampanye mendukung lingkungan,
7

seperti

tidak

membuang

limbah

pesawat

bekas

sembarangan,

atau

mengembangkan teknologi pesawat dengan bahan bakar yang eco-friendly.


Selain itu, permasalahan utama industry penerbangan adalah polusi suara.
Perusahaan dapat mengembangkan teknologi agar semakin mengurangi
polusi suara ke lingkungan sekitar bandar udara.
2.4.6 Hukum
Pemerintah

mengeluarkan

beberapa

kebijakan

terkait

dengan

penerbangan Indonesia. Yang pertama, pemerintah mengeluarkan paket


kebijakan VIII. Dalam paket kebijakan ini, khusus di industri penerbangan,
pemerintah membebaskan bea masuk atas impor komponen pesawat
terbang. Fasilitas fiskal ini diharapkan tak hanya mendukung kinerja
maskapai, tetapi juga bisa menumbuh-kembangkan industri jasa bengkel
pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO). Darmin Nasution,
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian berharap, dengan fasilitas bea
masuk ini akan permudah pemerliharaan dan perbaikan pesawat di dalam
negeri. Selain itu, pemerintah juga mengharapkan agar industri jasa
perbaikan pesawat atau MRO bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Kebijakan ini memberikan kesempatan kepada penerbangan Indonesia untuk
meningkatkan kualitas penerbangannya karena beban bea impor suku
cadang yang cukup mahal sudah ditanggung pemerintah. Selain itu,
pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan mengeluarkan beberapa
kebijakan terkait penerbangan Indonesia, diantaranya termasuk merilis
peringkat keselamatan penerbangan selama tiga bulan sekali, sertifikasi
kesehatan bagi personel maskapai, larangan penjualan tiket di bandara,
pembatasan harga tiket murah, dan pelarangan pengarahan langsung
sebelum terbang. Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung industri
penerbangan Indonesia menjadi lebih baik dan disiplin sehingga dapat
meningkatkan citranya di hadapan publik internasional.

2.5

Kondisi Industri

2.5.1 Ancaman Pendatang Baru


PT

Garuda

Indonesia

terapapr risiko ancaman pendatang baru

dikarenakan semakin terbukanya persaingan terutaman dengan perusahaan


penerbangan dari negara tetangga. Selain itu, dengan adanya kebijakan
open skies di ASEAN, akan semakin banyak perusahaan negara tetangga
yang masuk ke Indonesia dan dapat menawarkan penebangan lebih murah
dan berkualitas. Di sisi lain, dengan berkurangnya kepercayaan asing untuk
menanamkan modalnya di Indonesia dapat mengurangi ancaman pendatang
baru dari dalam negeri karena usaha penerbangan membutuhkan modal
yang besar dan memiliki akses ke distributor pesawat beserta suku
cadangnya yang berada di luar negeri, karena hingga saat ini di Indonesia
belum ada industri suku cadang, dan juga belum ada bengkel pesawat di
Indonesia menyulitkan pendatang baru di bidang industri penerbangan.
Selain itu, kualifikasi dari pemerintah yang memberikan syarat-syarat bagi
perusahaan penerbangan dapat menyulitkn pendatang baru untuk masuk ke
industri ini.
2.5.2 Daya Tawar dari Pembeli
Konsumen industri ini

memiliki daya

tawar yang cukup besar

mengingat produk yang ditawarkan antar penyedia jasa serupa, yang


membedakan hanya kualitas dan harga. Hanya sebagian kecil konsumen
yang mencari kualiats penerbangan terbaik, terutama untuk penerbangan
domestik, karena waktu tempuh yang singkat sehingga tiak berpengaruh
signifikan kepada konsumen. Selain itu, konsumen dapat dengan mudah
berpindah supplier karena tidak ada aturan yang mengikat bagi konsumen
untuk setia kepada satu supplier saja. Apalagi banyak sekali perusahaan
penerbangan lain yang menawarkan jasa yang sama di rute yang sama.
2.5.3 Daya Tawar dari Pemasok
Sedikitnya

pemasok

komponen

pesawat

terbang mengakibatkan

tingginya daya tawar dari pemasok, muali dari komponen utama, komponen
9

suku cadang, dan bengkel. Selain tu, komponen-komponen ini merupakan


komponen yang sangat penting dan sulit untuk di substitusi. Pemasok
komponen ini juga di dominasi hanya oleh beberapa pemasok saja semakin
meningkatkan daya tawar pemasok.
2.5.4 Ancaman Produk Substitusi
Ancaman produk substitusi dari perusahaan penerbangan lain cukup
tinggi karena banyaknya produk substitusi yang ditawarkan oleh perusahaan
penerbangan lain dengan harga yang lebih kompetitif dan pelayanan yang
lebih berkualitas.
2.5.5 Persaingan Antar Kompetitor
Banyak perusahaan yang menawarkan jasa serupa yang dapat menjadi
kompetitor usaha penerbangan PT Garuda Indonesia. Selain itu, antar
perusahaan menawarkan produk yang relatif homogen menyebabkan
kompetisi antar perusahaan semakin ketat. Apalagi dengan tingginya fixed
cost yang di tanggung perusahaan, perusahaan sulit untuk memberikan
harga yang sangat rendah karena akan mengurangi profit.

BAB III
ANALISA S-W-O-T
3

3.1

Faktor Internal Perusahaan

3.1.1 Kekuatan (Strengths):


1. Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia;

10

2. Garuda saat ini mengoperasikan 187 unit armada per tahun


2015, naik dari 169 unit pada tahun 2014 dan 140 unit pada tahun
2013. Per 2015, rincian pesawat yang dimiliki Garuda dan anak
perusahaan adalah sebagai berikut: dari 9 unit Boeing 777-300ER, 2
unit Boeing 747-400, 13 unit Airbus A330-300, 9 Airbus AQ330-200, 81
Boing 737-800 NG, 18 unit BOMBARDIER CRJ 1000 NextGen, 11 ATR72600 untuk Pesawat dalam brand Garuda; 36 Airbus A320-200, 5 unit
Boeing 737-300, 3 unit Boeing 737-500 untuk pesawat dalam brand
Citilink.
3. Garuda mempunyai 99 rute penerbangan domestik dan 30 rute
internasional hingga tahun 2015;
4. Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai
fokus

utama

yang

didasarkan

keramahtamahan

dan

keunikan

Indonesia yang disebut dengan Garuda Indonesia Experience yang


didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell, taste, and touch,
menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain;
5. Adanya layanan Immigration on Board yang merupakan inovasi
Garuda dan merupakan pertama di dunia, yaitu layanan pemberian
visa di atas pesawat;
6. Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal,
profesional, kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi
atas nilai-nilai FLY-HI (eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY,
Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia ;
7. Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai
27.05% dan di pasar Domestik 33.23%;
8. Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan
bisnis sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai
penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia;
9. Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti
program kemitraan dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian
dan tanggung jawab kepada masyarakat;

11

10.

Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah

diakui di pasar domestik;


11.
Garuda adalah salah satu perusahaan BUMN di Indonesia.
3.1.2 Kelemahan (Weakness):
1. Tekanan likuiditas yang mempengaruhi kemampuan PT Garuda
Indonesia memenuhi kewajiban jatuh tempo perusahaan.
2. Keterbatasan Crew Pesawat yang memenuhi kualifikasi.
3. Keberlangsungan rute-rute yang tidak menguntungkan
4. Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat
lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.

3.2

Faktor Eksternal Perusahaan

3.2.1 Peluang (Opportunities):


1. Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang
memiliki

pertumbuhan

yang

pesat.

Pertumbuhan

penumpang

transportasi udara di Indonesia tahun 2016 diproyeksikan bertumbuh


sebesar 8-9% (INACA)
2. Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai
penerbangan yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance.
3. Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.
4. Turunnya harga minyak dunia yang mempengaruhi penurunan
harga avtur.
3.2.2 Ancaman (Threats)
1. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.
2. Sifat industri penerbangan yang rentan terhadap siklus ekonomi,
politik dan sosial yang dapat secara negatif mempengaruhi kondisi
keuangan dan hasil usaha perseroan.
3. Keterbatasan kapasitas dan fasilitas bandara di Indonesia yang
tidak mendukung pertumbuhan penumpang dan jumlah armada.
4. Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia
dimonopoli oleh Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat,
persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina

12

a. Adanya

peningkatan

kapasitas,

penurunan

harga

tiket

dan

semakin

banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan


lain.
b. Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia.

3.3

Matching Stage
STRENGHTS

OPPORTUNITIES

1.

WEAKNESSES

Garuda memiliki

kemampuan

1.

Mengkapitalisasi

untuk

pertumbuhan penumpang

potensi

di Indonesia secara efisien

pertumbuhan penumpang

untuk meningkatkan daya

di

likuiditas Garuda.(W2,O1)
2.
Memanfaatkan

mengkapitalisasi
Indonesia

dengan

kenaikan jumlah maskapai


dan

rute

penerbangan

yang ia miliki. (S2, S3, O1)


2.
Untuk

penurunan harga minyak


dunia

untuk

mengefisienkan

biaya

mengkapitalisasi

operasional

pertumbuhan penumpang

(W4,O4)

internasional
SkyTeam

perusahaan.

melalui

Global

Alliance,

Airline
Garuda

memberikan

kemudahan

kepada

penumpang

melalui

penambahan

jumlah rute penerbangan


internasional dan fasilitas
immigration

on

board

(S2, S5, O2, O3)

13

THREATS

1.

Garuda

mampu

1.

Mendorong

melakukan aksi preventif

efisiensi

biaya

terhadap

mencari

bencana

dengan

alam

dan

alternatif

Teknologi

pendanaan

seperti

Informasi yang ia miliki,

penawaran

umum

misalnya

untuk

terbatar (right issue) dan

potensi

obligasi untuk mengatasi

pendeteksian
bencana (S8, T1)
2.
Garuda
mengatasi
kapasitas

risiko likuditas dan kondisi


dapat

keterbatasan
dan

bandara

di

fasilitas
Indonesia

keuangan akibat tekanan


makroekonomi. (W1, T2).
2.
Lebih
memberdayakan

SBU

dengan kualitas sumber

citilink untuk penerbangan

daya

dan

dengan

harga

yang

teknologi informasi yang

rendah

yang

telah

dimiliki (S6, S8, T3)


3.
Garuda

melayani

manusia

dan

Pertamina dapat menjalin


hubungan

baik

sama-sama

karena

perusahaan

kota

Indonesia

(Ampenan,

Banjarmasin,
Batam,

di

Balikpapan,

Jakarta,

Kupang

BUMN, sehingga Garuda

dan Makasar) (W4-T5).


3.
Berfokus
pada

dapat

strategi

didahulukan

Pertamina

dalam

penyediaan
T4).
4.
yang

oleh

avtur

(S11,

diferensiasi

produk untuk menghindari


persaingan
maskapai

Dengan
sangat

tengah

brand

baik,

ekspansi

di
oleh

dengan
lain

yang

berbasis LCC. (W4, T5)


4.
Memperbaiki
fasilitas

dan

pelayanan

maskapai, Garuda tetap

seraya memberika harga

menjadi
pelanggan

pilihan

bagi

yang

yang

loyal

bersaing

(S10, T5)
5.
Melalui
Garuda

kompetitif

maskapai
konsep
Indonesia

untuk
dengan

internasional

yang memiliki rute yang


sama

dengan

Garuda.
14

Experience,

Garuda

dapat

memberikan

pelayanan

yang

kalah

bersaing

maskapai

(W4, T6)

tidak
dengan

internasional

yang berusaha melakukan


penetrasi ke Indonesia.

15

BAB IV
ANALISA INTERNAL FACTORS EVALUATION MATRIX (IFE
MATRIX)
4

4.1

INTERNAL FACTORS EVALUATION MATRIX (IFE MATRIX)


Internal Factors Evaluation (IFE)

WEIGHTED

WEIGHT

RATING

0.09

0.36

0.07

0.28

0.08

0.32

0.08

0.32

SCORE

STRENGTHS
Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia dan telah
memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar
domestik;
Garuda saat ini mengoperasikan 187 unit armada per
tahun 2015, naik dari 169 unit pada tahun 2014 dan
140 unit pada tahun 2013. Per 2015, rincian pesawat
yang dimiliki Garudan dan subsidiari adalah sebagai
berikut: dari 9 unit Boeing 777-300ER, 2 unit Boeing
747-400, 13 unit Airbus A330-300, 9 Airbus AQ330200, 81 Boing 737-800 NG, 18 unit BOMBARDIER
CRJ 1000 NextGen, 11 ATR72-600 untuk Pesawat
dalam brand Garuda; 36 Airbus A320-200, 5 unit
Boeing 737-300, 3 unit Boeing 737-500 untuk
pesawat dalam brand Citilink.
Garuda mempunyai 99 rute penerbangan domestik
dan 30 rute internasional hingga tahun 2015;
Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan
sebagai

fokus

utama

keramahtamahan dan

yang

didasarkan

keunikan Indonesia

yang

disebut dengan Garuda Indonesia Experience yang


didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell,

16

taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia


mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan
Adanya layanan Immigration on Board yang
merupakan inovasi Garuda dan merupakan pertama di

0.07

0.28

0.06

0.18

0.09

0.27

0.08

0.32

0.06

0.18

0.18

0.07

0.14

0.06

0.06

0.04

0.08

0.09

0.18

dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat;


Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang
handal, profesional, kompeten, berdaya saing tinggi
dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI
(eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY,
Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan
Garuda Indonesia ;
Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional
mencapai 27.05% dan di pasar Domestik 33.23%;
Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam
menjalankan bisnis sehingga menempatkan Garuda
Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI
tercanggih di Indonesia;
Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR
seperti program kemitraan dan bina lingkungan
sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab
kepada masyarakat;
Garuda adalah salah satu perusahaan BUMN di
Indonesia.

0.06

WEAKNESS
Tekanan likuiditas yang mempengaruhi kemampuan
PT Garuda Indonesia memenuhi kewajiban jatuh
tempo perusahaan.
Keterbatasan Crew
kualifikasi.
Keberlangsungan

Pesawat
rute-rute

yang
yang

memenuhi
tidak

menguntungkan
Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga
tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan

17

maskapai penerbangan lainnya;


TOTAL

3.15

Analisis IFE
Matrix

Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix merupakan alat formulasi

strategi yang meringkas dan mengevaluasi faktor Strenght (S) dan Weakness
(W) dalam area fungsional bisnis. S dan W didapatkan dari berbagai sumber
informasi terkait dengan kekuatan dan kelemahan maskapai Garuda
Indonesia. Pada kolom alasan, diberikan penjelasan mengenai pemilihan
faktor S atau W. Kolom Weight menunjukkan bobot seberapa pentingnya
faktor tersebut terhadap perusahaan dengan skala 0,0 (tidak penting)
sampai dengan 1,0 (sangat penting). Dari sisi kekuatan, Maskapai Garuda
Indonesia merupakan maskapai penerbangan terbesar di Indonesia dan
sudah memiliki brand serta faktor Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar
Internasional mencapai 27.05% dan di pasar Domestik 33.23% mendapatkan
skor tertinggi yaitu sebesar 0.09 karena ini adalah salah satu keunggulan
yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Kemudian dari sisi kelemahan, bobot
tertinggi terdapat pada faktor Biaya operasional yang tinggi menyebabkan
harga

tiket

pesawat

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

maskapai

penerbangan lainnya mendapatkan skor 0.09. Selanjutnya pada kolom


Fakta terdapat berbagai fakta yang menjadi bukti kekuatan atau kelemahan
yang terdapat pada perusahaan yang kemudian digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan Rating. Rating untuk kategori Strenght
dimulai dari 3 (kekuatan yang biasa saja) dan 4 (kekuatan utama
perusahaan), dan untuk kategori Weakness dimulai dari 1 (kelemahan utama
perusahaan) dan 2 (kelemahan yang masih dapat ditoleransi). Kalkulasi akhir
didapatkan total weight score untuk perusahaan Garuda Indonesia yakni
sebesar 3.15 yang berarti perusahaan memiliki kekuatan secara internal
yang cukup baik.
18

19

BAB V
ANALISA EXTERNAL FACTORS EVALUATION MATRIX (EFE
MATRIX)
5

5.1

EXTERNAL FACTORS EVALUATION MATRIX (EFE MATRIX)


WEIGH

External Factor Evaluation (EFE)

RATING

WEIGHTE
D SCORE

OPPORTUNITY
Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan
udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat.
Pertumbuhan

penumpang

transportasi

udara

di

0.11

0.33

0.09

0.36

0.08

0.16

0.11

0.33

0.08

0.32

0.1

0.2

Indonesia yang tidak mendukung pertumbuhan

0.1

0.3

penumpang dan jumlah armada.


Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda

0.1

0.3

Indonesia tahun 2016 diproyeksikan bertumbuh


sebesar 8-9% (INACA)
Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global
maskapai penerbangan yang bernama SkyTeam
Global Airline Alliance.
Berkembangnya secara cepat industri penerbangan
Asia Pasifik.
Turunnya harga minyak dunia yang mempengaruhi
penurunan harga avtur.
THREAT
Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.
Sifat industri penerbangan yang rentan terhadap
siklus ekonomi, politik dan sosial yang dapat secara
negatif mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil
usaha perseroan.
Keterbatasan kapasitas dan fasilitas bandara di

20

Indonesia dimonopoli oleh Pertamina, sehingga harga


bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat
tergantung dengan Pertamina
Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket
dan semakin banyaknya rute penerbangan baru yang

0.12

0.36

0.11
1

0.22
2.88

dibuka oleh maskapai penerbangan lain.


Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke
Indonesia.
TOTAL

Analisis EFE
Matrix

EFE

merupakan

faktor-faktor

eksternal

yang

terkait

dengan

Opportunities (O) dan Threads (T). O dan T didapatkan dari berbagai kasus
nyata yang tersebar di media informasi. Kolom Alasan pada tabel diatas
adalah sebab akibat dari faktor eksternal O dan T. Kolom Weight
menunjukkan

bobot

seberapa

pentingnya

faktor

tersebut

terhadap

perusahaan dengan skala 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat
penting). Dari sisi O, faktor peluang yang paling penting yakni Indonesia
merupakan salah satu pasar penerbangan yang besar dan menurunnya
harga Avtur dengan weight sama masing-masing 0,11. Sedangkan dari sisi T,
peningkatan kapasitas, menurunnya harga tiket pesawat dan semakin
banyak rute yang diberikan oleh maskapai penerbangan lainnya ini menjadi
faktor ancaman terpenting dengan skor 0,12. Selanjutnya, pada kolom
Response berisikan fakta respon yang telah diambil oleh Garuda Indonesia
menanggapi faktor eksternal tersebut yang kemudian digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan Rating dengan skala diskrit 1
(respon perusahaan jelek), 2 (respon perusahaan rata-rata), 3 (respon
perusahan diatas rata-rata), dan 4 (respon perusahaan superior). Pada kolom
terakhir Weight Score merupakan hasil kali dari bobot dengan rating nya
yang berarti seberapa penting faktor tersebut dikalikan dengan seberapa
besar respon yang telah dilakukan perusahaan. Kalkulasi akhir didapatkan
21

total weight score untuk perusahaan Garuda Indonesia yakni sebesar 2.88
yang berarti perusahaan sudah memiliki respon yang bagus (diatas ratarata) baik dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman
eksternal yang ada.

22

BAB VI
ANALISA STRATEGIC POSITION AND ACTION EVALUATION
(SPACE)
6.1 SPACE MATRIX
Tabel Faktor SPACE Garuda Indonesia
FINANCIAL POSITION (FP)
Ratings STABILITY POSITION (SP)
Ratings
Tingkat pengembalian aset PT
Laju inflasi pada tahun 2015 adalah
3,35%, menurun dari tahun 2014
Garuda Indonesia tahun 2014
-1
5
sebesar 8,36%
adalah 2,36%, sedangkan tahun
sebelumnya -11,85%
Laba bersih tahun berjalan pada
Memiliki teknologi informasi yang
-1
mutakhir dalam menjalankan
2015 meningkat 121,14% dari
6
bisnis sehingga menempatkan
tahun sebelumnya US$
Garuda Indonesia sebagai
-368.911.279 menjadi US$
maskapai penerbangan dengan
77.974.161
Jumlah pendapatan usaha
Adanya peningkatan kapasitas,
-4
penurunan harga tiket dan
mengalami penurunan sebesar
2
semakin
banyaknya
rute
3,01% menjadi USD
penerbangan baru yang dibuka
3.814.989.745
oleh maskapai penerbangan lain.
Rasio lancar meningkat dari
Maskapai asing yang melakukan
penetrasi pasar ke Indonesia.
tahun sebelumnya sebesar
-5
5
66,47% menjadi 84,28% pada
tahun 2015
Total
18
Total
Average
4,5
Average
COMPETITIVE POSITION (CP)
Ratings INDUSTRY POSITION (IP)
Pangsa pasar Garuda Indonesia di
Indonesia merupakan salah satu
pasar Internasional mencapai
-2
pasar penerbangan udara yang
27.05% dan di pasar Domestik
memiliki pertumbuhan yang
33.23%;

-11
-2,75
Ratings
5

pesat.

Kualitas layanan yang baik

-2

Bergabungnya Garuda sebagai


anggota

aliansi

global

-2

Penurunan harga Avtur disebabkan


penurunan harga minyak dunia
Keterbatasan kapasitas dan fasilitas

bandara di Indonesia

maskapai penerbangan yang


bernama

SkyTeam

Global
23

Memiliki kontrol terhadap supplier (PT


GMF Aeroasia) dan distributor (PT
Abacus Distribution Systems Indonesia)
Total
Average

-1
-7
-1,75

Terjadinya bencana alam pada


1
tahun 2015 menyebabkan
penutupan bandara di Denpasar
dan Surabaya sehingga terjadi
Total
-13
Average
3,25

Y-Axis = 4,5 - 2,75 = 1,75


X-Axis = 3,25 -1,75 = 1,5

2
(1.5,
1.75)
1

-2

-1

-1

-2

-3

24

BAB VII
ANALISA COMPETITIVE PROFILE MATRIX (CPM)
1

7.1 Competitive Profil Matrix


Competitive Profile Matrix merupakan matriks yang membandingkan

faktor-faktor

kesuksesan

dengan

kompetitor

perusahaan.

PT

Garuda

Indonesia memiliki kompetitor baru yang menawarkan jasa dan pelayanan


yang hampir sama seperti PT Garuda Indonesia, yaitu Batik Air. Batik Air
meramaikan langit Tanah Air mulai 3 Mei 2013. Maskapai penerbangan baru
anak usaha Lion Group yang mengusung tema batik ini memasang target
penerbangan kelas menengah ke atas. Saat ini Batik Air telah memiliki 27
rute penerbangan dengan 34 armada yang aktif digunakan. Maskapai ini
menganut sistem full-service flight, dengan kursi yang lebih lega dan fasilitas
televisi kecil yang dilengkapi dengan film baru di setiap kursinya. Setiap
penumpang juga akan diberikan makanan dalam perjalanannya. Setiap unit
pesawat dengan desain batik di ekornya terdapat 180 kursi yang terdiri atas
168 kursi ekonomi dan 12 kursi bisnis. Dengan fasilitas-fasilitas ini, Batik Air
menawarkan harga yang sangat kompetitif, yaitu sedikit lebih tinggi diatas
harga tiket Lion Air.
Kami memilih enam Critical Success Factor yang cukup berpengaruh
pada proses bisnis industri penerbangan full-service. Untuk setiap Critical
Success Factor penulis memberikan bobot berdasarkan fakor yang paling
kompetitif. Kemudian untuk setiap faktor, penulis memberikan peringkat atas
faktor tersebut bagi masing-masing maskapai berdasarkan kesepakatan
penulis. Peringkat diberikan dengan pertimbangan poin 4 untuk kekuatan
utama, poin 3 untuk kekuatan minor, poin 2 untuk kelemahan minor, dan
poin 1 untuk kelemahan utama.
25

GARUDA INDONESIA
Critical

Weight

Success

BATIK AIR

Ratin

Score

Ratin

Score

Factor
Harga Dasar

0.217

0.43

Premium

0.87

Menengah

On-Flight

0.217

0.87

Makanan

0.65

Makanan,

Service

minuman,

minuma

TV kecil,

n, TV

film baru

kecil,
film,
headset
Customer

0.087

0.26

ada,

0.17

ada, tapi

Loyalty

sudah

masih

Program

ada

baru

sejak

(Batik

lama

Miles)

(Garuda
Miles)
Ekspansi

0.130

0.52

64

0.26

27

0.130

0.52

146

0.13

34

0.043

0.17

Lebih

0.13

Jarang

0.52

80%

Rute
Jumlah
Armada
Iklan

sering
Seat Load

0.174

0.35

74.50%

26

TOTAL

3.13

2.74

Analisa CPM
Berdasarkan tabel CPM diatas, penulis menilai bahwa PT Garuda Indonesia
masih

lebih

kompetitif

dibanding

kompetitornya.

Faktor

utama

yang

menyebabkan PT Garuda Indonesia lebih unggul adalah karena rute yang


sangat luas dan armada yang sangat banyak, baik domestik maupun
internasional. Hal inilah yang belum dimiliki oleh Batik Air, meskipun secara
harga dan seat load Batik Air lebih unggul. Selain itu, PT Garuda Indonesia
lebih gencar dalam mengiklankan maskapainya, baik di televisi maupun di
media lain. Selain itu, karena telah memiliki citra yang baik, meskipun harga
tiketnya cukup mahal, PT Garuda Indonesia tetap memiliki pelanggan setia
yang tercermin dari umur program Garuda Frequent Flyer atau Garuda Miles
tersebut. Oleh karena itulah PT Garuda Indonesia tetap lebih unggul
dibandingkan dengan kompetitornya.

27

BAB VIII
ANALISA GRAND STRATEGY MATRIX
8.1 THE GRAND STRATEGY MATRIX
1. Strong Competitive Position, dimana pada SPACE Matrix nilai rata-rata
Competitive Position Garuda Indonesia adalah sebesar -1,75. Nilai ini diatas
nilai rata-rata (-3,5) sehingga dapat dikatakan competitive position Garuda
Indonesia tergolong kuat.

2. Rapid Market Growth, karena:


a. Terjadi kenaikan market size
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah trafik
penumpang di Indonesia selama tahun 2015 mencapai 82,44
juta orang, atau meningkat 13,65% dibandingkan periode yang
sama pada tahun 2014 sebesar 72,54 juta orang. Jumlah trafik
penumpang
mencapai

angkutan
68,78

juta

udara

domestik

orang

atau

pada

tahun

meningkat

2015

16,74%

dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebanyak 58,92 juta


orang. Sementara itu, jumlah trafik penumpang internasional
pada tahun 2015 mencapai 13,66 juta orang atau naik 0,27%
dibanding periode tahun lalu yang tercatat sebanyak 13,62 juta
orang.
b. Terjadi kenaikan pangsa pasar sebagai berikut:
i. Pangsa pasar domestik Garuda Indonesia selama tahun 2015
tercatat sebesar 33,23% atau naik 3,74% dari tahun 2014.
Total penumpang Garuda Indonesia untuk rute domestik pada
tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,27% menjadi
19,41 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014
seiring

dengan

peningkatan

frekuensi

dan

kapasitas

penerbangan.
ii. Sementara itu, pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar
internasional tercatat sebesar 27,05% selama tahun 2015,
meningkat 3,66% dari tahun 2014. Pertumbuhan pasar
28

terbesar di mana Garuda Indonesia beroperasi, dinikmati oleh


wilayah Jepang Korea (+16,00%), Eropa (+10,57%), Pasifik
Barat Laut (4,61%), disusul China (5,02%). Sementara itu
pasar

Asia

mengalami

penurunan

sebesar

-8,78%

dibandingkan tahun 2014 dan pasar Timur Tengah yang


cenderung stabil. Total penumpang Garuda Indonesia di rute
internasional pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar
4,75% menjadi 4,17 juta penumpang dibandingkan tahun
2014.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, kami menggolongkan Garuda Indonesia
menjadi kedalam kuadran 1 dalam The Grand Strategy Matrix.

29

BAB IX
ANALISA MATRIKS INTERNAL-EKSTERNAL (IE MATRIX)
7.1 INTERNAL EXTERNAL FACTORS EVALUATION MATRIX (IE)

EFE Score: 2,88

IFE Score: 3,15


Berdasarkan matriks IFE yang telah dibuat, maka dapat dihasilkan bobot
tertimbang senilai 3.15 sehingga dikelompokkan dalam kolom Strong dan
matriks EFE didapatkan bobot tertimbang senilai 2.88 maka dikelompokkan
30

dalam kolom Medium/Average. Dengan demikian, posisi Garuda Indonesia


pada tahun 2015 termasuk dalam kategori IV dalam matriks IE. Hal ini
menunjukkan bahwa Garuda Indonesia harus menerapkan growth and build
strategy (vertical integration) dengan tetap meningkatkan dan membangun
secara intensif dan terintegrasi.
Pada katrgori IV, Garuda Indonesia dapat melakukan Market Penetration,
Market Development, Product Development, Forward Integration, Backward
Integration, Horizontal

Integration. Pada IFE matrix pada bagian strength,

bobot yang kelompok kami berikan semua nya di atas 0,05. bobot terbesar
memiliki nilai 0,09 yakni menyatakan bahwa Garuda Indonesia adalah
maskapai penerbangan terbesar di Indonesia dan telah memiliki brand yang
kuat dan telah diakui di pasar domestik dan Pangsa pasar Garuda Indonesia
di pasar Internasional mencapai 27.05% dan di pasar Domestik 33.23%. Jika
melihat hal berikut, maka Garuda Indonesia dengan kualitas dan mutu baik
dari pelayanan maupun kecanggilhan teknologinya, Garuda Indonesia dapat
melakukan market dan product development. Seperti yang baru-baru ini
dilakukan Garuda Indonesia yakni bergabung dalam SkyTeam Global Airline
Alliance, yang juga merupakan opportunity Garuda Indonesia. Sehingga
Garuda pun mulai membuka layanan terbang ke luar negri seperti London
Indonesia dan sebaliknya. Mengingat juga bawha proporsi threat terbesar
adalah pada adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan
semakin banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai
penerbangan lain Mungkin Garuda juga dapat melakukan penerbangan
international lebih banyak lagi dibanding dengan yang dilakukannya
sekarang ini. Misalnya dari London Jepang, etc. Sehingga market yang
dituju Garuda bukan hanya yang berkaitan dengan Indonesia, namun juga
pebisnis/wisatawan yang ingin pergi ke negara lain selain Indonesia. Namun,
dalam strategy ini Garuda Indoensia harus memperhatikan faktor-faktor
weakness seperti keberlangsungan rute-rute yang tidak menguntungkan dan

31

biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.
Melanjutkan hal diatas mengingat harga tiket pesawat Garuda yang dapat
dikatakan pada golongan high-income, Garuda Indonesia dapat melakukan
Market Penetration karena penjualan masih dapat ditingkatkan, yakni
dengan melakukan promosi yang lebih menarik. Misalnya melalui iklan,
menambah produk pendukung pada setiap kursi pesawat (seperti tv, audio
player, dan sebagainya).
Selain itu, mengingat threat yang dihadapi Garuda Indonesia yakni Sumber
utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia dimonopoli oleh
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar
sangat tergantung dengan Pertamina dan mulainya Maskapai asing yang
melakukan penetrasi pasar ke Indonesia, Garuda Indonesia dapat melakukan
integrasi baik kepada supplier maupun kepada pesaing perusahaannya.
Mengingat pula Garuda Indoensia bersaing pada industri yang berkembang
pesat dan merupakan yang terkuat saat ini. Sehingga Garuda Indonesia
adalah konusmen yang cukup signifikan dan dapat dipercaya going concern.

32

BAB X
ANALISA THE QUANTITIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX
(QSPM)
Menamb
ah
Penerba
ngan
Internasi
onal

KEY INTERNAL FACTORS


STRENGTHS
Maskapai
penerbangan
terbesar
di
Indonesia dan telah memiliki brand yang
kuat dan telah diakui di pasar domestik;
Garuda saat ini mengoperasikan 187 unit
armada per tahun 2015, naik dari 169 unit
pada tahun 2014 dan 140 unit pada tahun
2013. Per 2015, rincian pesawat yang

Melakukan
Integrasi
dengan
Kompetitor
dan Supplier
Guna
Memeperluas
Market
AS
TAS

WEIG
HT

A
S

TAS

0,09

0,36

0,36

0,07

0,21

0,28

33

dimiliki Garudan dan subsidiari adalah


sebagai berikut: dari 9 unit Boeing 777300ER, 2 unit Boeing 747-400, 13 unit
Airbus A330-300, 9 Airbus AQ330-200, 81
Boing 737-800 NG, 18 unit BOMBARDIER
CRJ 1000 NextGen, 11 ATR72-600 untuk
Pesawat dalam brand Garuda; 36 Airbus
A320-200, 5 unit Boeing 737-300, 3 unit
Boeing 737-500 untuk pesawat dalam
brand Citilink.
Garuda mempunyai 99 rute penerbangan
domestik dan 30 rute internasional hingga
tahun 2015;
Konsep layanan yang selalu menempatkan
pelanggan sebagai fokus utama yang
didasarkan keramahtamahan dan keunikan
Indonesia yang disebut dengan Garuda
Indonesia Experience yang didasarkan
pada 5 senses yaitu sight, sound, smell,
taste, and touch, menyebabkan Garuda
Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri
dibandingkan
dengan
maskapai
penerbangan lain;
Adanya layanan Immigration on Board
yang merupakan inovasi Garuda dan
merupakan pertama di dunia, yaitu layanan
pemberian visa di atas pesawat;
Memiliki tim yang terdiri dari individuindividu
yang
handal,
profesional,
kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful
serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI
(eFficient & effective, Loyalty, customer
centricitY, Honesty & openness, and
Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia ;
Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar
Internasional mencapai 27.05% dan di
pasar Domestik 33.23%;
Memiliki teknologi informasi yang mutakhir
dalam
menjalankan
bisnis
sehingga
menempatkan Garuda Indonesia sebagai
maskapai
penerbangan
dengan
TI
tercanggih di Indonesia;
Garuda Indonesia banyak melakukan
kegiatan CSR seperti program kemitraan
dan bina lingkungan sebagai bentuk
kepedulian dan tanggung jawab kepada
masyarakat;

0,08

0,32

0,32

0,08

0,24

0,16

0,07

0,28

0,07

0,06

0,24

0,12

0,09

0,27

0,27

0,08

0,24

0,24

0,06

0,12

0,12

34

Garuda adalah salah


BUMN di Indonesia.

satu

perusahaan

WEAKNESS
Tekanan likuiditas yang mempengaruhi
kemampuan
PT
Garuda
Indonesia
memenuhi
kewajiban
jatuh
tempo
perusahaan.
Keterbatasan
Crew
Pesawat
yang
memenuhi kualifikasi.
Keberlangsungan rute-rute yang tidak
menguntungkan
Biaya
operasional
yang
tinggi
menyebabkan harga tiket pesawat lebih
tinggi dibandingkan dengan maskapai
penerbangan lainnya;

0,06

0,12

0,07

0,14

0,28

0,06

0,06

0,06

0,04

0,12

0,09

0,27

0,36

TOTAL

2,87

Menambah
Penerbang
an
Internasion
al

OPPORTUNITY
Indonesia merupakan salah satu pasar
penerbangan udara yang memiliki
pertumbuhan
yang
pesat.
Pertumbuhan penumpang transportasi
udara
di
Indonesia tahun
2016
diproyeksikan bertumbuh sebesar 89% (INACA)
Bergabungnya Garuda sebagai anggota
aliansi global maskapai penerbangan
yang bernama SkyTeam Global Airline
Alliance.
Berkembangnya secara cepat industri
penerbangan Asia Pasifik.
Turunnya harga minyak dunia yang

2,76

Melakukan
Integrasi
dengan
Kompetitor
dan Supplier
Guna
Memeperluas
Market
AS
TAS

WEIG
HT

AS

TAS

0,11

0,44

0,33

0,09

0,36

0,36

0,08

0,32

0,32

0,11

0,22

0,33
35

mempengaruhi penurunan harga avtur.

THREAT
Bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia.
Sifat industri penerbangan yang rentan
terhadap siklus ekonomi, politik dan
sosial yang dapat secara negatif
mempengaruhi kondisi keuangan dan
hasil usaha perseroan.
Keterbatasan kapasitas dan fasilitas
bandara di Indonesia yang tidak
mendukung pertumbuhan penumpang
dan jumlah armada.
Sumber utama pasokan bahan bakar
pesawat Garuda Indonesia dimonopoli
oleh Pertamina, sehingga harga bahan
bakar pesawat, persediaan bahan
bakar sangat tergantung dengan
Pertamina
Adanya peningkatan kapasitas,
penurunan harga tiket dan semakin
banyaknya rute penerbangan baru
yang dibuka oleh maskapai
penerbangan lain.
Maskapai asing yang melakukan
penetrasi pasar ke Indonesia.
TOTAL

0,08
0,1

0,2

0,1

0,3

0,1

0,3

0,3

0,12

0,36

0,36

0,11

0,11

0,44

2,31

2,74

Analisa QSPM:
QSPM diatas diambil dari hasil analisis IFE dan EFE matrix dan di rangkum
dalam IE matrix. Strategy yang pertama adalah menambah Penerbangan
Internasional

yang

merupakan

market

development

dan

product

development, serta strategy yang kedua adalah melakukan Integrasi dengan


Kompetitor dan Supplier Guna Memeperluas Market yang merupakan back
and horizontal integration. Dari

kedua strategy ini, pada bagian internal

(strengths dan weakness), poin tertinggi dimiliki strategy 1 dengan nilai


2,87. Dan, pada bagian eksternal (opportunities dan threats) poin tertinggi
36

dimiliki strategy 2 dengan nilai 2,74. Namun jika dilihat dari selisih nya,
selisih pada eksternal jauh lebih besar yakni (2,74-2,31) = 0,43 sedangkan
pada internal selisihnya adalah 2,87-2,76 = 0,11. Maka dari itu kelompok
kamu memilih strategy 2 yakni melakukan Integrasi dengan Kompetitor dan
Supplier Guna Memeperluas Market. Strategy 1 sesungguhnya sangat
mungkin dilakukan oleh Garuda Indonesia, namun untuk keadaan saat ini,
Garuda Indonesia harus mengingat threats yang dia hadapi dimana
memerlukan kekuatan lebih agar lebih kuat dibanding pesaing terutama dari
luar negri. Apalagi harga tiket yang hampir selalu di atas rata-rata, membuat
market Garuda hanya pada kalangan atas. Garuda bisa mengurangi biaya
operasional serta memastikan supplier tidak memonoply dan menentukan
harga yang terlalu tinggi mengingat Garuda adalah konsumen terbesar di
industri penerbangan

37

BAB XI
ANALISA IMPLEMENTATION STRATEGI
11.1 Research and Development
Peran Research and Development berperan penting bagi strategi yang dipilih oleh
kelompok kami. Peran R&D ini tidak hanya penting jika ingin mengembangkan produk dan jasa
yang ada di dalam Garuda Indonesia. Peran R&D lebih dominan disini karena diperlukannya
pengamatan perusahaan mana yang paling memberikan keuntungan bagi Garuda Indonesia jika
diajak untuk berintegrasi. Di dalam Garuda Indonesia berbagai macam supplier bisa dianalisa
untuk menambah kualitas services yang disediakan oleh maskapai tesebut seperti berintegrasi
dengan perusahaan makanan sehingga biaya yang dikeluarkan oleh makanan yang disediakan
lebih terjangkau
Selain melakukan research untuk para supplier mengenai konsumsi, dapat melakukan
pnelitian tentang furniture yang ada dalam pesawat, terutama yang ada di dalam kelas eksekutif
karena disini penumpang sangat memperhatikan kenyamanan yang ada. Hal hal yang berkaitan
dengan R&D lebih ditujukan untuk peningkatan kenyamanan yang ada bukan ke penciptaan
produk.
Peran R&D juga dapat dilakukan untuk menganalisa trend yang ada di segmen pasar di
maskapai Garuda itu sendiri seperti apa fasilitas yang paling sering dibutuhkan oleh penumpang
saat berada di kabin pesawat apakah dari segi entertainment, makanan, dan masih banyak lagi.
Di kawasan domestik sendiri inovasi yang dilakukan oleh Garuda masih menjadi panutan
bagi inovasi yang untuk maskapai domestic lainnya. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa

38

Garuda Indonesia ada diatas dala kualitas pelayanan namun harus siap menemukan inovasi baru
apabila ide-idenya telah diikuti oleh maskapai penerbangan lainnya.

11.2 Marketing
Garuda Indonesia akan melakukan marketing yang lebih intensif untuk bisa menjaga
pertumbuhan usaha dan nama baik yang sudah dipunyai. Mengingat para pesaing dari luar negeri
yang berdatangan ke Indonesia dan juga MEA yang menerapkan Open Sky akan membawa
ancaman bagi Garuda Indonesia apabila tidak bisa bersaing di dalamnya. Apalagi dengan strategi
yang dipilih yaitu integrase baik dengan competitor dan supplier nama Garuda Indonesia harus
dikenal agar perusahaan lain melihat benefit yang dimiliki oleh Garuda. Marketing mix meliputi
4P, yaitu Product, Place, Price, dan Promotion harus dilakukan sebaik mungkin agar bisa
mendapat hasil yang maksimal.
Dari segi Product atau dalam Garuda Indonesia lebih tepat disebut Services menawarkan
services kelas tinggi dibandingkan para pesaing-pesaingnya yang ada baik nasional ataupun
internasional contohnya yaitu dari kelas pesawat yang ditawarkan memang sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh consumernya. Selain itu di penerbangan Internasional Garuda terus
menintingkatkan sesuai dengan misinya yaitu Sebagai Perusahaan penerbangan pembawa
bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna
menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
Dari Place Garuda merangkap para distributornya dengan cara yang baik, hal ini salah satu
integration yang dilakukan oleh Garuda, apalagi dengan berkembanya e-commerce membuat
pemesanan tiket Garuda mudah diakses.
Price merupakan hal yang diperhatikan dari Garuda Indonesia segmen pasar dari maskapai
penerbangan ini memang orang menengah ke atas yang mengutamakan kenyamanan. Sehingga
harga yang dipatok juga sesuai dengan kelas yang ada. Hal yang perllu diperhatikan harus selalu
39

melihat harga yang ditawarkan competitor yang memiliki kualitas services yang kurang lebih
sama dengan Garuda.
Promotion telah dilakukan oleh Garuda Indonesia yang akan dilakukan oleh Garuda sendiri
yaitu bekerja sama dengan Kementrian Pariwisata untuk penerbangan domestik, selain itu di
rancah Internasional Garuda juga mempromosikan melalui penerbangan dari luar negeri menuju
ke destinasi wisata di Indonesia.

11.3 Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen yang dilakukan garuda telah menggunakan ERP yaitu SAP.
Hal ini dilakukan agar sitim yang ada di maskapai tersebut terintegrasi dengan cepat. Apalagi
dengan semakin cepatnya berkembangnya teknologi. Dengan Sistem informasi yang mutakhir
pekerjaan antara Front Office dan Back Office akan terintegrasi satu sama lain.
Hal ini terlihat dari pemesanan via website, fasilitas booking online, e-payment yang
saling terintegrasi satu sama lain. Penggunaan kerjasama dengan menggunakan e-commerce juga
salah satu bentuk system informasi yang terintegrasi.
Dengan Customer juga dapat terintegrasi dengan cara fasilitas website yang bisa
mengetahui apa yang sebenernya customer inginkan. Program bisa langsung menganalisis apa
yang paling sering customer pesan, seperti seberapa banyak proporsi pemesanan tiket baik kelas
eksekutif, bisnis maupun ekonomi.
11.4 Finance and Accounting
input data

Number

Ammount Of Capital Need

600,000,000.00

EBIT

150,000,000.00

Interest Rate
Tax Rate
Stock Price
Shares Outstanding

7%
25%
458

25,870,000,000

40

full stock

full debt

50/50

EBIT

150,000,000.00

150,000,000.00

150,000,000.00

interest

42,000,000.00

21,000,000.00

EBT

150,000,000.00

108,000,000.00

129,000,000.00

Tax

37,500,000.00

27,000,000.00

32,250,000.00

EAT

112,500,000.00

81,000,000.00

96,750,000.00

Shares

25,871,310,043.67

25,870,000,000

25,870,655,021.83

EPS

0.004348446

0.00313104

0.003739758

Analisis EPS/EBIT adalah untuk menentukan apakah dengan 100% capital structure yang
berasal dari debt, 100% dari saham atau kombinasi anatar keduanya yang dapat meningkatkan
nilai perusahaan dari nilai EPS yang paling tinggi.

41

Anda mungkin juga menyukai